• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alasan – Alasan Penolakan a. Hutan Adat

Dalam dokumen T2 752015003 BAB III (Halaman 28-34)

Hutan ulayat orang Watmuri adalah hutan adat masyarakat yang sejak dahulu digunakan dan dimanfaatkan demi kepentingan bersama. Di dalamnya terdapat unsur-unsur budaya yang melekat pada masyarakat lokal yakni tentang sakralnya lokasi-lokasi hutan yang menyimpan sejarah kediaman orang Watmuri yang dahulu pernah terbentuk di situ. Segalanya terpelihara sebagai bagian yang tidak terpisahkan bagi orang-orang Watmuri sebagai masyarakat adat. Atas dasar itu, bagaimana mungkin perusahaan dengan mudah menggeserkan sistem tersebut? Sebagai masyarakat adat memperjuangkan milik bersama menjadi yang utama, terlebih perusahaan tidak mendapatkan ijin resmi masyarakat pemilik petuanan. Jikalau HPH mensejahterakan seharusnya persetujuan itu diperoleh dari seluruh elemen masyarakat Watmuri, akan tetapi jika hanya keputusan sepihak sudah tentu hasilnya akan mengenyangkan

sepihak.38 Sebagai hutan adat maka pengelolaan dan hasil hutan harus dirasakan

secara merata oleh masyarakat bukan menimbulkan berbagai keresahan. Pengrusakan pada hutan sakral telah meresahkan warga sehingga menimbulkan perlawanan. Orang Watmuri diaspora merasa perlu untuk memperjuangkan hak masyarakat atas hutan

61

serta perlindungan pada situs-situs budaya masyarakat sebab merusaknya sama dengan menghancurkan adat istiadat masyarakat Watmuri.

b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Diabaikan

Perusahaan tidak pernah melakukan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) untuk mengukur apakah struktur tanah memperbolehkan eksploitasi atau tidak. Sudah sepatutnya perusahaan ijin eksploitasi sebelum beroperasi pada suatu wilayah wajib melakukan AMDAL sebagaimana peraturan pemerintah RI tahun 2002 tentang Tata Hutan Dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan Dan Penggunaan Kawasan Hutan pasal 45, agar aktifitas kerja tidak berdampak negatif bagi masyarakat sekitar hutan. Atas kerjasama Watmuri diaspora dan fakultas Pertanian Unpatti Ambon penelitian terkait AMDAL berlangsung di hutan Watmuri. Hasilnya, struktur tanah di hutan Watmuri tidak diperbolehkan melakukan penebangan secara berlebihan karena akan merusak penyimpanan air dalam tanah. Implikasinya ialah tanah-tanah perladangan akan kering dan tandus.

Lebih dari itu, dapat berpotensi tenggelamnya pulau.39 Mengapa Amdal harus

dilakukan? Karena Undang-Undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian. Apabila pemilik atau pemrakarsa proyek tidak melakukannya, maka akan melanggar undang-undang dan tentu ijin proyek tidak akan didapat atau akan

62

menghadapi pengadilan yang memberikan sanksi-sanksi hukum. Amdal dibutuhkan

agar kualitas lingkungan tidak rusak karena adanya proyek-proyek pembangunan. 40

c. Pengembangan Sumber Daya Dan Infrastruktur Ekonomi Maupun Sosial Tidak Terpenuhi.

Perusahaan PT Karya Jaya Berdikari pernah berjanji akan menyiapkan pengadaan air bersih dan listrik di desa Watmuri sebagai jaminan sosial kepada

masyarakat, faktanya tidak terealisasi.41 Mempekerjakan orang Watmuri di

perusahaan adalah golongan dari orang-orang yang sejak awal menerima HPH begitu pula dengan pemberian beasiswa. Akan tetapi, perusahaan wacanakan bahwa telah memenuhi kewajiban bagi masyarakat Watmuri. Hal ini tidak diterima oleh Watmuri diaspora-Ambon karena pemberian untuk segelintir orang membesar-besarkan kalau perusahaan telah memenuhi kewajiban pada masyarakat.

d. Standar Pemberian Kompensasi Tidak Sesuai

Berdasarkan peraturan gubernur Maluku No: 01 tahun 2012 tentang standar pemberian kompensasi kepada masyarakat terhadap kayu yang dipungut pada areal hutan ulayat di provinsi Maluku. Pasal 10 menyatakan pembayaran kompensasi untuk masyarakat disesuaikan dengan besarnya kubisasi berdasarkan penerbitan Laporan Hasil Penebangan Kayu Bulat (LHP-KB) yang diperhitungkan secara terbuka dan dibayarkan setiap tiga bulan sekali. Selama penebangan sejak 2012-2014 perusahaan tidak pernah membayar kompensasi. Kompensasi baru diberikan tahun 2015 dan

40 Suratmo, Analisis Mengenai Dampak, 7.

63

2016 dan itu diberikan satu tahun sekali. Terbukti tidak sesuai keputusan dalam

peraturan Gubenur.42

e. Perusahaan Berjalan Di luar Ketentuan Yang Berlaku

Dalam surat keputusan menteri kehutanan RI nomor 117/MENHUT-II/2009 butir keempat bahwa PT Karya Jaya Berdikari sebagai pemegang ijin HPH/IUPHHK-HA (Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam) harus memenuhi kewajiban: a) menyusun rencana kerja. b) melaksanakan kegiatan nyata di lapangan paling lambat 1 tahun sejak diberikan ijin mengelola. c) melaksanakan perlindungan hutan di areal kerja. d) melaksanakan sistem silvikultur sesuai kondisi areal hutan. Tahapan ini tidak pernah dilakukan oleh perusahaan sehingga masyarakat

menyatakan HPH tidak berjalan sesuai prosedur.43 Lalu, kesejahteraan macam apa

yang akan diperoleh masyarakat hasil pengelolaan hutan milik mereka?

f. Rekomendasi Gubernur Mendahului Rekomendasi Bupati

Terdapat keganjalan atas pemberian ijin eksploitasi di hutan pulau Yamdena. Surat rekomendasi Gubernur dikeluarkan mendahului rekomendasi Bupati. Bukan suatu kekeliruan, dalam protokoler kepemimpinan tentu mengetahui jalur yang tepat bahwa rekomendasi Gubernur tidak bisa mendahului rekomendasi Bupati karena pulau Yamdena secara umum dan Watmuri secara khusus ada dalam kawasan

42Wawancara dengan Bpk. J Lakafin tanggal 18 September 2016 di Ambon

43Wawancara dengan Bpk E. Bembuain 12 Oktober 2016 di Jakarta. Beliau adalah Pembina Persatuan Masyarakat Nirunmas Watmuri yang disingkat PEMANTRI yang merupakan salah satu organisasi Watmuri diaspora yang berada di Jakarta.

64

pemerintah kabupaten yang tahu areal dan tata ruang yang tepat dalam pengelolaan dan pemanfaatan hasil hutan di wilayah kepemimpinannya. Mengapa pemerintah provinsi begitu antusias memberikan ijin pengelolaan hutan di Yamdena? Sedangkan

sejak tahun 1991-2007 telah terjadi deforestasi di sebagian hutan pulau Yamdena.44

Bila ijin pengelolaan hutan menjadi aset pendapatan daerah mestinya pembangunan tidak menghilangkan dasar budaya masyarakat. Hidup dan mengelola alam menjadi matarantai kebutuhan masyarakat pedesaan sebagai pemilik petuanan. Pembangunan mesti mengkesampingkan kepentingan mengambil keuntungan sehingga benar-benar untuk kesejahteraan masyarakat. Kondisi yang terjadi pada wilayah-wilayah di kepulauan Yamdena dan Watmuri lebih khusus ialah perampasan hak dan pekerjaan perusahaan yang tidak sesuai prosedur.

Dampak yang timbul dari pengelolaan hutan oleh PT Karya Jaya Berdikari di Watmuri saat ini antara lain, kerusakan hutan yang berimplikasi pada deforestasi (pengundulan) oleh sebab, pihak pengelola tidak melakukan upaya rehabilitasi hutan

bahwa PT KJB sebagai pemegang ijin mesti membuat “kebun bibit seluas 100 ha per

lima tahun disesuaikan dengan tanaman unggulan/andalan setempat, serta perlu

mengadakan kebun pangkas” sebagaimana surat keputusan menteri kehutanan

sehingga memperluas kerusakan hutan di Watmuri.45 Masyarakat lokal mulai

kesulitan untuk membuka lahan pertanian, terbatas dalam mengambil kayu untuk pembangunan serta menghancurkan hutan sakral warga. Warga semakin tidak setuju

44Wawancara dengan Sdra J. Melmambessy 3 September 2016 Di Ambon

65

karena hutan yang diekploitasi hanya berjarak 2km dari bibir pantai. Tahun 2013 dan 2014 ketika intensitas hujan meningkat, terjadi banjir besar yang mengalirkan ranting-ranting pohon ke laut akibatnya air laut menjadi tercemar sehingga

membunuh ikan-ikan dan merusak terumbu karang di sekitarnya.46 Sampai di tahun

2016 sudah sekitar 2000-an hektar kawasan hutan Watmuri yang ditebang.

Foto: salah satu warga

Kondisi hutan sebagaiamana keterangan gambar semakin meresahkan warga bahkan mereka tidak mengetahui seberapa luas perusahaan akan melakukan penebangan karena tidak ada peta batas areal hutan yang diberikan kepada orang Watmuri. Mestinya disetiap pengembangan sumber daya alam untuk pertumbuhan ekonomi disertai pula pengawasan dan evaluasi untuk menghindari keresahan dan keluhan masyarakat lokal. Selama wawancara terkait tujuan penolakan yang dilakukan oleh orang Watmuri diaspora Ambon jawabannya yakni memperjuangkan hak masyarakat

adat atas hutan ulayat.47 Jika hak masyarakat adat tidak terpenuhi ditengah kehadiran

HPH maka sudah sepatutnya ijin perusahaan dicabut karena berjalan di luar ketentuan yang berlaku yang menimbulkan berbagai keresahan warga.

46Wawancara dengan Bpk Lambiombir 23 Desember 2016 di Watmuri

66

Dalam dokumen T2 752015003 BAB III (Halaman 28-34)

Dokumen terkait