• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. SIKAP/ TINDAKAN ORANG-ORANG TERDEKAT DAN MASYARAKAT SEKITAR TENTANG PERILAKU IBU-IBU

JUDI IBU-IBU DI DESA SEI BELUTU KECAMATAN SEI BAMBAN

3.3. Alasan Ibu-Ibu Bermain Judi

Adapun alasan-alasan yang disampaikan oleh ibu-ibu kepada saya mengenai tujuan mereka melakukan tindakan perjudian seperti permainan judi kartu remi adalah sebagai berikut:

•Menurut Ibu E. Sinaga

Ibu E. Sinaga adalah seorang bidan di Desa Sei Belutu Kecamatan Sei Bamban. Ibu ini di kenal sebagai seorang bidan yang baik dan mudah bergaul dengan orang lain. Dahulu sebelum ibu E. Sinaga mengenal judi keluarga mereka adalah keluarga yang bahagia tetapi setelah ibu ini mengenal yang namanya judi keluarga mereka kurang harmonis. Awalnya Ibu E. Sinaga mengenal judi disaat dia menikahkan anaknya yang pertama kepada puteriIto

nya yang satu marga dengan Ibu E. Sinaga. Setelah sikap yang tidak mengenakkan/ menyenangkan diperoleh dari keluarga Ito nya kepada Ibu E, dia mengalami banyak pikiran sehingga mengakibatkan rasa stress dengan adanya kejadian tersebut Ibu E. Sinaga mulai mengenal judi, karena bagi Ibu E. Sinaga bermain judi adalah suatu obat untuk menghilangkan rasa stres yang ada dalam pikirannya. Sambil menghisap rokok ibu ini menceritakan alasannya bermain judi. Adapun alasannya adalah sebagai berikut:

“Inanguda terus marjudi alani stres dohot suntuk dobah Inang, godang sipikkiron Inanguda, dulu Inanguda ndang hauma lagi sega diallangi akka keong dohot godang ni akka duhut, gelleng pe mambahen susah pikiran/ suntuk. Asa di boto hamunang Inang anakkon ni Inanguda na parjolo ndaong hea malean kabar paling 2x sabulan baru adong kabarna alai pe satokkin do molo martelepon, anakkon na paduaon nagodang hutangna tu CU ndang tarboto tu dia hepeng na dipinjam nai, parcuma Kepala Manajer alai godang hutang, boru ku na patoluhon nunga cukup umur 28 tahun alai dang olo dope muli, sonnari boru ku na paopatton on baru na bulan desember na lalu wisuda, lao mangaratto tu Jakarta baru saminggu disi nunga naeng mangido hepeng naeng manuor laptop so huboto tudia pikiranna dibahen. Alanai do Inanguda

marjudi stress dobah mamikiri I sude naeng pullak simajujung on alana so tarpikkiri be. Nunga songoni si sampudan nami pe na bandalan sehera si Gayus Tambunan mangoto-otoi, manjalo hepeng alasan manuor buku alai naeng mar bilyard do molo ndaong mar internet. Bapa Udam pe dijabu holang na modom molo mulak sian parsikolahanna ndang olo mangurupi Inanguda molo tu balian, holang na mangukkori do karejona. Baru pippit simalolong nai 5 menit nunga tor renges, alani I do bah boru molo marjudi iba, tor lumayan mago do saotik suntuk ni pikiran ni ibaon, lagian molo dohot akka dongan-dongan on do iba boi mangalu-alu.”

“Inanguda terus main judi karena stres dan suntuk Inang, banyak yang Inanguda pikirkan, sawah nantulang yang lagi rusak karena dimakan keong dan banyak tumbuh rumput-rumput, anak pun ikut membuat banyak pikiran/suntuk. Anak Inanguda yang pertama tidak pernah kasih kabar paling sedikit hanya 2 x dalam sebulan baru ada kabar itupun hanya sebentar saja kalau sedang menelepon, anak yang nomor dua (2) banyak hutangnya di CU tidak tahu kemana dibuat uang yang dipinjamkannya itu percuma dia Kapala Manager di CU tapi hutang banyak sekali, anak perempuan yang nomor tiga (3) sudah cukup umur 28 tahun tapi masih tetap saja tidak mau menikah, sekarang anak perempuanku yang nomor empat (4) baru yang bulan Desember kemarin baru wisuda, pergi merantau ke Jakarta dan masih baru seminggu disana sudah meminta uang untuk membeli laptop. Karena itu Inanguda berjudi stress memikirkan itu semua seperti pecah kepala ini. Sudah begitu si sampudan kami ini lagi bandalnya seperti si Gayus Tambunan suka berbohong, minta uang alasannya beli buku tapi ternyata uang itu untuk main billyard atau tidak untuk bermain internet. Sedangkan Bapa Udamu ini dirumah hanya tidur saja kerjaannya kalau sudah pulang dari sekolahya tidak mau membantu Inang Uda kerja di sawah. Karena itu boru kalau berjudi sayanya, lumayan hilang sedikit suntuk pikiran ini dibuat, lagian kalau dengan teman-teman yang lain kita bisa berkeluh kesah tentang masalah kita.”

Dari perkataan Ibu E. Sinaga terlihat bahwa dia bermain judi disebabkan karena banyaknya beban pikiran, dimana beban pikiran yang dirasakan tersebut diakibatkan karena keputus asaan dengan sikap anak-anaknya yang kurang baik dan memahami keadaan keluarga, juga kurang membahagiakan kedua orang tuanya serta

hasil pertanian yang mereka kelola kurang memuaskan tidak seperti yang di harapkan. Jadi menurut Ibu E. Sinaga bermain judi merupakan obat penghilang stres yang mujarab karena dapat menghilangkan stres tersebut dengan berkumpul bersama-sama teman-temannya yang lain untuk berkeluh kesah.

•Menurut Ibu G. Gultom

Ibu G. Gultom adalah seorang pensiunan PNS, setelah pensiun dia bekerja sebagai petani. Dia mengelola sawahnya sendiri tanpa menggaji orang untuk menyelesaikan sawahnya. Sambil merokok dan meminum segelas tuak yang, Ibu G. Gultom bercerita mengenai alasannya suka bermain judi. Adapun alasan ibu ini bermain judi adalah sebagai berikut:

“Alasan ni Nantulang marlabas sama do dohot na didokni Inangudami boru Sinaga on alani stres, suntuk, godang na sipikkiron. Alani molo dohot Tulangmu do iba marcerita-cerita tentang sude nadi pikkiran nibaon, ndang adong satonga jom nunga mangondok-ondok simalolongna, alani do malas iba mamereng Tulangmon holang na modom do karejona. Molo Nantulang modom torus assit badan, jadi ndang diboto Nantulang naeng marua be molo so marlabas. Holang I ma na boi mambahen ngalini otak-otak on. Molo mamak-mamak na dison ndang peduli habis hepeng na penting pikiranon do, boi

gabe tenang”

“Alasannya Nantulang bermain kartu sama dengan yang

dikatakan Inanguda kamu si Sinaga itu karena stres, banyak yang dipikirkan. Kalau dengan Tulang kamu ini saya bercerita tentang semua yang dipikiran Inanguda ini, tidak ada setengah jam sudah mengantuk, karena itu malas Nantulang melihat perilaku Tulang kamu ini kerjaannya hanya tidur saja. Kalau Nantulang kerjaannya tidur terus badan terasa sakit semua, jadi karena Nantulang tidak tahu lagi mau ngapain jadinya Nantulang bermain kartu saja. Kalau ibu-ibu

yang disini tidak peduli itu dengan uang yang penting pikiran

itu bisa tenang itu yang paling utama”.

Dari perkataan Ibu G. Gultom terlihat bahwa dia bermain judi karena stress, suntuk, banyaknya beban pikiran yang dipikirkannya serta sikap suaminya yang suka tidur sehingga dia tidak bisa berbagi masalah dengan suaminya. Jadi, Ibu G. Gultom ikut bergabung dalam perjudian tersebut agar dapat berkumpul dengan ibu-ibu yang lainnya agar dapat berkeluh-kesah mengenai masalah yang dihadapinya.

•Menurut Ibu D. Sihombing :

Ibu D. Sihombing adalah seorang ibu rumah tangga dan bekerja sebagai petani. Dia memiliki sawah sebanyak 1 Ha dan semua sawahnya Ibu D. Sihombing kerjakan sendiri tanpa dia sewakan kepada orang lain. Ibu D. Sihombing juga membuka sebuah warung minuman seperti tuak, kopi, the manis dan lain-lainnya. Sambil menghisap sebatang rokok ibu ini menceritakan alasannya bermain judi. Adapun alasan ibu ini bermain judi adalah sebagai berikut:

“Alasan ni Nantulang marlabas sama do dohot na didokni Inangudami alani stres, suntuk, godang na sipikkiron. Molo marcerita-cerita Nantulang dohot Tulangmu lak gabe mambahen parbadaan do, Tulangmu I nahatopan naik darah tinggi na molo makkatai Nantulang naso pas dirohanai tor bollang do simalolong ni Tulangmi hera naeng mangaltup

jolma, jadi daripada marbadai hami humagon ma dipasip.” “Alasan Nantulang bermain kartu sama dengan yang

dikatakan Inanguda kamu itu karena stres, suntuk, banyaknya pikiran ini. Kalau bercerita Nantulang sama Tulang kamu ini jadi buat perkelahian saja, Tulang kamu itu cepat naik darah

tingginya kalau ngomong tidak sesuai dengan yang dihatinya langsung besarnya matanya Tulang kamu ini ibaratkan ingin makan orang, jadi daripada berantam kami lebih bagus

didiamin saja.”

Dari perkataan Ibu D. Sihombing terlihat bahwa dia suka bermain judi karena stress, dimana suami ibu ini tidak bisa berbagi keluh kesah karena sikap suaminya yang tempramental, tidak bisa menahan emosi sehingga dengan begitu Ibu D. Sihombing lebih suka bercerita dengan ibu-ibu yang ikut bermain judi daripada dengan suaminya sendiri.

• Menurut Ibu S. Situmorang

Ibu S. Situmorang adalah seorang guru SD di Desa Sei Belutu, dia mengajar pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 5 (Lima) dan 6(Enam). Sepulang dari mengajar Ibu S. Situmorang tidak pernah ketinggalan pergi bermain judi bersama ibu-ibu yang lainnya. Adapun alasan Ibu S. Situmorang bermain judi adalah sebagai berikut:

“Molo Nantulang do alani stres mamikiri akka gellengon, sai mangido terus nunga idokkon dang adong dope hepeng sai mangidoi. Nunga di patorang molo nunga panen tor dikirim pe, tong jugul sai mangidoi, dang adong hubereng pikiranna parcuma do I pasikkolahan timbo-timbo alai dang mengerti bahasa. Dang dope gelleng, hauma pe margosongan tinggal lapung alani panasni arion. Molo disuru amang-amang ni baon mambereng hauma marepet do alasan loja nakarejoi. Sude do loja na karejoi modom pe loja do alai molo didokkon tu Tulangmi gabe parbadaon do, suntuk do Nantulang molo mamikkiri I sude, stres jadina. Alani do dobah boru hasian marlabas karejo ni Nantulang molo markartu Iba gabe mago do stress niba I. Apalagikan sambil markartu boi iba marlawak dohot kawan-kawan nibaon apalagi Inanguda mon boru

Sinaga on parlawak do holang na mekkel do karejo ibahen, alani do bah taboni marlabas boi sambil mekkel-mekkel.Mago

suntuk nibai”.

“Kalau Nantulang karena stress memikirkan semua anak-anak Nantulang, kerjaannya cuman minta terus da dibilangin belum ada uang terus minta-minta. Sudah dijelaskan kalau panen padi langsung dikirim, tetapi tetap saja bandal minta-minta, tidak ada pikiranmu percuma di sekolahkan tinggi-tinggi tapi tidak tahu bahasa. Bukan hanya anak, sawahpum gosong tinggal lapungnya yang tinggal karena panasnya matahari ini. Kalau disuruh Tulang kamu ini melihat sawah langsung merepet alasan sudah capek kerja. Semuanya capek yang kerja ini tidur saja capek tapi kalau dibilangin sama Tulang kamu ini jadi berantam saja, suntuk Nantulang kalau memikiri itu semua, jadinya stress. Karena itulah boruku sayang Nantulang suka bermain kartu karena bisa menghilangkan stress. Apalagi sambil berkartu bisa kita berlelucon dengan kawan-kawan kita ini apalagi Nanguda kami ini boru Sinaga suka kali buat lelucon jadinya hanya ketawa-katawa saja kerjaan Nantulang, karena itulah sambil bermain kartu bisa

ketawa-ketawa. Jadi hilang rasa suntuk itu”.

Dari perkataan Ibu S. Situmorang terlihat bahwa dia suka bermain judi karena stres melihat tingkah anak dan pertanian yang dikelola tidak bagus, oleh karena itu dengan bermain judi bisa menghilangkan rasa stres karena ibu-ibu yang ikut bermain judi ini juga orangnya lucu-lucu suka membuat lelucon sehingga beban pikiran yang menumpuk bisa hilang seketika.

•Menurut Ibu H. Pandiangan:

Ibu H. Pandiangan adalah seorang PNS dia bekerja sebagai guru SLTP di Desa Sei Belutu. Ibu H. Pandiangan mengajar pelajaran Matematika di kelas 7(tujuh)dan 8 (delapan). Sepulang sekolah Ibu H. Pandingan

langsung pergi ketempat perjudiannya yaitu kerumah Ibu D. Sihombing. Adapun alasan Ibu H.Pandingan bermain judi adalah sebagai berikut:

“Nantulang marjudi alani stress mamikiri hauma nami, godang

rabba-rabba I hauma nunga disemprot pake putas gulma alai tong dang marmatean gabe eme nai do marmasakkan. Di gaji jolma mambabo tong do martubuan, stress iba mamikiri I sude, alai molo I pasobbu dang adong na siallangon. Jadi dang diboto be aha sibahenon, suntuk do ibahen mamikkiri I sude.. Amang-amang niba pe dang adong gunana, holang na hundul-hundul do molo daong holang

na peak I podoman I”.

“Nantulang bermain judi karena stress berpikir tentang sawah ini,

banyak rumput-rumput di sawah disemprot dengan racun tapi tetap saja tidak bermatian jadi padinya yang rusak. Di gaji orang ngerjainnya tetap saja bertumbuhan, stress Nantulang memikiri semuanya, tapi kalau di diamin saja tidak ada lagi yang mau dimakan. Jadi tidak tahu apa yang mau dilakukan, suntuk memikiri semuanya itu. Kalau. Suami Nantulang ini pun tidak ada gunanya, hanya duduk-duduk saja kerjaannya kalau tidak tidur-tiduran saja di tempat tidur”.

Dari perkataan Ibu H. Pandiangan terlihat bahwa yang mendorong dia bermain judi karena stres memikirkan pertanian yang dikelolanya tidak bagus atau tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan dan suaminya pun tidak mau membantu mengurus pertanian.

•Menurut Ibu S. Sinaga

Ibu S. Sinaga adalah seorang PNS dia bekerja sebagai guru SD di Desa Sei Belutu, Ibu S. Sinaga mengajar dibidang mata pelajaran Muatan Lokal di seluruh kelas dari kelas I s/d kelas VI. Sambil menghisap sebatang rokok Ibu S. Sinaga menceritakan alasannya bermain judi. Adapun alasan ibu tersebut adalah sebagai berikut:

“Molo Nantulangahama si dohonokku Inang, sama do songon na didok halakkon, alani stress godang na sipikkiron, alani do namambahen Nantulang stress, alani anakkon ku on do sai mangidoi kareta inna, ndang alani dangadong hepeng ni Nantulang manuor alai Alana na mabiar do Nantulang molo hutuor kareta na ganjang annonan patna, nunga hea tabrakan ibana sappe tu RS (Rumah Sakit) ponggol patna alani I do Nantulang mabiar manuor karetanai. Alai dakkea I botoi aha maksud ni Nantulang torus mengkatai songoni sai torus ma manjaloi kareta. Stress do iba dibahen adekmi dang iboto hata. Alai salahni Bapak na doi tahe sai di pamanja ma anakkon nai gabe bertingkah ma. Boi do dipamanja alai ikkon botohon do songon dia kondisi. Alai molo dipatorang do gabe parbadaan dihami nadua do humagon ma dipasip.”

“Kalau Nantulang apalah yang mau saya bilang, samanya

dengan yang dikatakan dengan ibu-ibu ini, karena stress banyaknya pikiran, Nantulang stress karena anak Nantulang ini selalu maminta dibelikan sepeda motor, buka karenan Nantulang tidak ada uang belikannya tapi karena Nantulang takut kalau saya beli sepeda motornya nanti dia jadi panjang kaki, dulu pernah dia kecelakaan sampai-sampai dibawa ke RS (Rumah Sakit) kakinya patah karena itu Nantulang takut belikan sepeda motornya. Tapi tidak pernah mengerti maksud Nantulang itu teruslah minta-minta belikan sepeda motor. Stressnya Nantulang melihat adik kamu ini tidak mengerti kata Nantulang. Tapi semuanya ini salahnya Tulang kamu inilah itu anaknya ini selalu dimanja jadinya bertingkahlah adik kamu ini. Bisanya memanjakan anak tapi harus tahu bagaimana kondisinya. Tapi kalau dijelaskan jadi perkelahian nantinya

jadi ya lebih bagus didiamin sajalah.”

Dari perkataan Ibu S. Situmorang dapat terlihat bahwa adapun alasan ibu tersebut bermain judi sama dengan alasan ibu-ibu yang lainnya yaitu karena banyaknya beban pikiran yang diakibatkan karena hubungan rumah tangganya yang kurang baik atau kurang harmonis.

•Menurut Ibu E. Manurung

Ibu E. Sinaga adalah adalah seorang PNS, dia bekerja sebagai guru SMA Negeri di Desa Gempolan. Ibu E. Manurung mengajar mata pelajaran Sejarah di kelas X(sepuluh),XI(sebelas) dan XII (dua belas). Sambil memegang kartu ibu E. Manurung bercerita-cerita kepada saya mengenai alasannya bermain judi. Adapun alasan ibu E. Manurung bermain judi adalah sebagai berikut:

“Stres alani hauma, sega sude hauma Inang diallangi akka keong, akka duhut pe nagodangan, di suru parbabo alai tong godang dang adong diboto parbaboon holang na manjalo gaji do diboto halakki. Dang hauma na dijabu pe mambahen suntuk, dang boi iba makkatai holan na hatana do boi dibege hatani donganna dang dibege. Gajian alai dakkea tarida gajina, idokkon mambayar hutang tu CU alai dakkea lunas hutangna nunga 6 tahun. Alani dobah Inang, Nantulang sering marlabas dison mambuang suntuk jo asa gabe tenang jo pikkiran on. Daripada lak gabe rittik iba dibaheni umagon ma markartu dison”.

“Stres karena sawah, rusak semuanya padi karena dimakani sama keong, rumput pun yang banyakan, disuruh tukang cabutin rumput tetap saja banyak entah apa kerjaannya orang ini hanya minta gaji saja tahu. Bukan hanya sawah yang di rumah pun membuat suntuk, tidak bisa Nantulang berbicara hanya cakapnya saja bisa di dengar cakap yang lain tidak pernah di dengar. Kalau sudah gajian tidak pernah kelihatan, dibilang bayar hutang ke CU tapi tidak pernah lunas hutangnya itu sampai 6 tahun ini. Karena itulah Inang Nantulang sering bermain kartu disini membuang suntuk sampai pikiran tenang, daripada gila dibuatnya lebih bagus

bermain kartu disini.”

Dari perkataan Ibu E. Manurung dapat terlihat bahwa ibu ini bermain judi disebabkan karena pikiran yang stress melihat tingkah laku suaminya yang tidak mau jujur dengan ibu tersebut.

•Menurut Ibu M. Sinaga

Ibu M. Sinaga adalah seorang ibu rumahtangga dan bekerja sebagai petani. Ibu M. Sinaga memiliki banyak lahan dan sebahagian lahannya disewakan kepada keluarga terdekatnya. Sambil minum tuak Ibu M. Sinaga berbincang-bincang kepada saya mengenai alasannya bermain judi. Adapun alasan Ibu M. Sinaga bermain judi adalah sebagai berikut:

“Molo Inang uda do marjudi alani suntuk di jabu, ndang adong sikarejoon, mulak sian balian ndang adong be sikarejoon, dungi muse bosan Inang uda dijabu ndang adong dongan makkai. Molo disonkan sambil markartu sambil adong dongan makkai jadinakan ndang bosan Inang uda. Holang na mekkel do iba dison, alana akka parlawak do akka dongan-dongan dison apalagi Op. Tiur boru on holang na marlawaki do karejona, ndang hea so makakai sai adong do sibahenon na

asa boi akka donganna mekkel.”

“Kalau Inang uda bermain judi karena suntuk dirumah saja

karena tidak ada lagi yang ingin dikerjakan, habis pulang dari bersawah tidak ada lagi kerjaan, sudah begitu dirumahpun tidak ada teman berbincang-bincang jadinyakan Inang uda bosa dirumah saja. Kalau disinikan kerjaan hanya ketawa-ketawa saja karena kawan-kawan yang disini kerjaannya melawak saja apalagi Op. Tiur boru, dia itu orangnya tidak bisa diamin kerjaannya selalu berbicara banyak sekalilah yang dilakukannya biar kawan-kawannya bisa

ketawa-ketawa.”

Dari perkataan Ibu M. Sinaga dapat terlihat bahwa ibu ini bermain judi disebabkan karena pikiran yang stres, sehingga dengan bermain judi dapat mengurangi stres yang ada dalam pikiran Ibu M. Sinaga.

Sebelum bermain mereka pun memesan minuman, ada yang memesan teh manis, kopi dan ada juga yang pesan tuak. Ibu-ibu ini juga adalah para perokok dimana selama permainan mereka selalu menghisap rokok. Peraturan yang mereka buat dalam permainan ini adalah setiap kartu yang tidak ada pasangannya atau mereka sebut dengan“pass/ lewat” mereka harus membayar Rp. 5.000,00 dan setiap yang kalah membayar Rp. 10.000,00. Giliran ibu E. Sinaga yang mengocok kartu dan membagi-bagikan kartu pada ibu-ibu yang lain. Dengan sangat serius dan mata yang tajam menatap kartu yang mereka pegang mereka mulai bermain dengan sangat serius. Ibu E. Sinaga pun meletakkan kartu ke lantai dan Ibu H. Pandiangan pun meletakkan kartunya juga ke lantai, Ibu S. sinaga pun pas/ lewat karena kartunya tidak memilki pasangan, dia pun membayar Rp. 5000,00 ke ibu H. Pandiangan. Ibu E. Manurung meletakan kartunya juga ke lantai dan dilanjutkan juga dengan ibu D. Gultom dan ibu S. Situmorang. Sambil bermain kartu para ibu ini juga bercerita-cerita tentang masalah yang sedang mereka hadapi. Seperti yang diungkapkan oleh ibu S. Situmorang bahwa padinya banyak sekali dimakani keong dan banyak tumbuh rumput disekitar padinya walaupun padinya sudah disemprot dengan racun pembasmi hama dan gulma. Ibu-ibu yang lainnya pun ada yang mendengarkan saja dari cerita ibu S. Situmorang tetapi ada juga yang memberi saran bagaimana seharusnya membasmi hama dan gulma untuk padinya. Adapun saya melihat ekspresi atau raut wajah masing-masing ibu-ibu kalau meraka sedang bermain kartu pada saat suasana kalah maupun menang, seperti ibu H. Pandiangan kalau dia sedang mengalami kemenangan dalam permainan kartu tersebut ibu ini tertawa kuat-kuat dan

sebaliknya kalau kalah ibu ini diam saja sedangkan kalau ibu E. Sinaga kalah menang ekspresi yang dia tunjukkannya adalah memberi senyuman saja.

Ibu S. Situmorang memiliki ekspresi wajah kalau menang yaitu selalu tepuk-tepuk tangan dan kalau sebaliknya kalau kalah hanya memberi senyuman saja. Sebaliknya ibu-ibu yang lainnya kalau kalah maupun menang mereka tidak memiliki ekspresi wajah yang datar saja. Akhirnya selama permainan ini Ibu H. Pandiangan menang 4 kali, pas/ lewat sebanyak 5 kali sedangka Ibu E. Sinaga menang 5 kali dan

Dokumen terkait