• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

4.2. Profil Informan

4.3.2. Alasan Membawa Anak Berjualan

Labeling yang diberikan oleh masyarakat terhadap kawasan jalan rupat sambu sebagai sarang manusia buas menunjukkan bahwa jalan rupat sambu merupakan kawasan yang kondisi lingkungan sosialnya sangatlah tidak baik untuk pertumbuhan anak – anak yang dibawa oleh para pedagang yang berjualan membawa anaknya karena dapat mempengaruhi anak berupa memberikan pengaruh-pengaruh buruk bagi perkembangannya, anak-anak balita yang dibawa oleh para ibu penjual pakaian bekas ke kawasan sambu ini seharusnya masih berada dalam lingkungan keluarga dan mendapatkan sosialisasi primer baik dari orangtua maupun saudara kandung, karena dalam sosialisasi primer anak yang sudah dapat berkomunikasi secara verbal dan nonverbal ini akan diberikan penanaman-penanaman nilai maupun norma yang hanya terjadi pada orangtua dan anak sehingga dengan demikian anak akan terlindungi dari pengaruh buruk dari lingkungan eksternal. Maka tahapan sosialisasi primer ini sangat membawa pengaruh yang sangat penting bagi anak balita, karena keluarga merupakan agen sosialisasi yang pertama kali mengenalkan nilai-nilai terhadap anak dan memberikan warna kepribadian terhadap anak, sehingga apa yang ditanamkan kepada anak yang masih dalam usia 0-5 tahun merupakan hal yang menentukan kepribadian anak nantinya artinya jika anak diberikan sosialisasi yang baik berupa nilai dan norma yang benar maka anak akan besar dengan mengikuti nilai dan norma yang ditanamkan keluarga tersebut dan demikian sebaliknya, Kamanto Sunarto (1993 :31) menyatakan banyak ahli berpendapat bahwa kemampaun-kemampuan tertentu hanya

dapat diajarkan pada periode tertentu saja dalam perkembangan fisik seseorang, artinya proses sosialisasi akan gagal bilamana dilaksanakan terlambat ataupun terlalu dini.

Anak-anak yang dibawa oleh ibu penjual pakaian bekas merupakan masuk ke dalam kategori terlalu dini dalam melakukan sosialisasi sekunder karena normalanya anak-anak usia dibawah lima tahun masih harus mendapatkan sosialisasi primer dari keluarga. Anak-anak yang dibawa oleh ibu penjual pakaian bekas ini sudah memasuki kawasan eksternal diluar sosialisasi primer yakni kawasan jalan rupat sambu kota medan, selain anak-anak balita ini sudah terlalu cepat memasuki tahapan sosialisasi sekunder, mereka juga harus berinteraksi dan bersosialisasi di tengah lingkungan yang dilabelkan masyarakat sebagai kawasan sarang manusia buas yang terkenal memilki lingkungan yang keras dan kasar serta tidak memilki control social yang baik.

Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang yaitu factor keturunan, lingkungan fisik dan lingkungan budaya. Lingkungan social yang baik akan memberikan dampak yang baik bagi perkembangan kepribadian seseorang anak dan jika lingkungan sosialnya buruk maka akan dapat memberikan pengaruh yang buruk bagi perkembangan anak. Jalan rupat sambu kota medan merupakan sebuah lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh buruk karena jalan rupat merupakan lingkungan yang kurang memilki control social yang baik.

George Herbert Mead dalam buku Mind, Self dan Society (1972) menyatakan bahwa pengembangan diri manusia berlangsung melalui beberapa tahap yaitu play stage, game stage dan generalize other. Anak balita yang seharusnya berada dalam

tahapan play stage kini sudah melompati tahap tersebut dan langsung memasuki tahap selanjutnya yakni tahap gam stage dan generalize other, hal ini dapat memberikan pengaruh buruk bagi perkembangan kepribadian anak karena anak yang harusnya masih mulai belajar untuk mengambil peran sekelilingnya berupa peran – peran yang ada dalam keluarga kini sudah masuk ke dalam tahapan dimana seseorang sudah harus siap bersosialisasi dengan baik, sedangkan anak yang masih balita belum siap untuk masuk ke dalam tahapan tersebut

Keadaan tersebut diatas telah diketahui dan disadari oleh Ibu yang berjualan sambil menjaga anak, pernyataan ini didapatkan dalam hasil wawancara dengan ibu Maya berikut ini:

“…nantulang tau kalau sambu ini keras dan tidak memiliki kontrol sosial yang baik, namun saya yakin dek kalau anak saya nanti tidak akan terpengaruh menjadi nakal karena saya selalu memberikan nasehat-nasehat dan memberikan teguran, apalagi mereka saya bawa ke sambu ini memang karena mereka tidak ada yang menjaga di rumah jadi lebih baik saya bawa aja bersama saya…”

Kemudian demikian juga seperti yang diucaapkan oleh Ibu Nila dibawah ini

“saya memang mengetahui bahwa sambu ini adalah sarang manusia buas dan dapat memberikan pengaruh yang tidak baik kepada anak saya, namun saya tetap mebawa anak karena saya lebih takut anak saya ditinggal di rumah gak ada yang jaga, disini walaupun lingkungaannya memang keras namun saya dapat mengontrol secara langsung…”

Sedangkan Ibu Eva menyatakan bahwa tetap mebawa anak karena alas an lain yaitu:

“…memang sambu ini seperti yang dibilang orang adalah sarang manusia buas, kalau udah dibilang sarang manusia buas berarti yang buas-buas ada disini, kalau buas pasti bisa membuat anak saya nanti jadi buas juga kan?, tapi karena anak saya ini merupakan anak yang siapudan (anak bungsu) maka anak saya ini masih mau nempel sama saya terus, jadinya ikutlah dia terus, karena kalau ditnggal nanti

biasanya dia nangis terus dan tak ada orang dirumah yang bisa mengelek (membujuk) makanya dia ikut saya ke sini(sambu)..”

Menurut hasil temuan diatas tampak bahwa para ibu penjual pakaian bekas menyadari akan pengaruh buruk dari lingkungan social pat sambu diakibatkan oleh beberapa factor yaitu:

1. Tidak ada yang menjaga anak di rumah 2. Kuatir jika meninggalkan anak di rumah 3. Dapat mengontrol anak secara langsung 4. Anak yang masih mau bersama ibunya.

5. Tidak ada Uang untuk mrmbayar orang untuk menjaga anak 6. Memperkenalkan anak pada kehidupan yang menuntut kerja keras Alasan-alasan di ataslah yang membuat para ibu ini membawa anaknya berjualan ke jalan rupat sambu kota medan yang terkenal dengan lingkungan yang keras dan tidak memiliki control social yang baik yang dapat memberikan pengaruh yang tidak baik bagi perkembangan anak.

Para ibu yang membawa anaknya untuk berjualan mengakui telah siap dengan segala resiko yang ada di kawasan sambu dan mereka menyatakan diusahakan merasa nyaman dengan lingkungan sosial yang demikian keras karena walaupun memberatkan misalnya seperti iuran-iuran yang banyak perhari dan begitu banyaknya bentuk-bentuk penyimpangan social yang terjadi, semua itu harus dijalankan dan dimaklumi agar mereka dapat mencari nafkah dan melanjutkan perekonomian keluarga, karena dari lingkungan yang seperti inilah mereka dapat memperoleh rejeki. Namun mereka menyatakan bahwa walaupun mereka mencari nafkah di lingkungan

social yang keras seperti itu mereka tetap selalu megnutamakan sosialisasi yang terbaik bagi anak baik melalui segala bentuk nasehat, hukuman maupun imbalan jika melakukan hal yang baik, hal tersebut dikatakan agar anak-anak yang mereka bawa tetap memiliki kepribadian yang baik nantinya.

Dokumen terkait