• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Alasan Pemohonan dalam Mengajukan Kasasi terhadap

4. Alasan Permohonan Pra Peradilan

Alasan pemohon mengajukan permohonan pra peradilan di muka persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada pokoknya atas dalil- dalil:

Bahwa Pemohon adalah pemilik sah kayu olahan yang terdiri dari :

a. Kayu olahan dengan volume sejumlah 500,3596 M3 (lima ratus koma tiga ribu lima ratus sembilan puluh enam meter kubik) yang diangkut oleh Kapal Layar Motor (KLM) Citra Indah yang bersandar di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara yang terdiri dari kel jenis Meranti sejumlah 6.060 (enam ribu enam puluh) keping dengan volume/berat 75,3249 M3 (tujuh puluh lima koma tiga ribu dua ratus empat puluh sembilan meter kubik) dan Kel. Jenis Rimba Campuran sejumlah 30.686 (tiga puluh ribu enam ratus delapan puluh enam) keping dengan volume/berat 425,0347 M3 (empat ratus dua lima koma tiga ratus empat pouluh tujuh meter kubik), sesuai dengan Dokumen

commit to user

Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan (SKSHH) dengan nomor Seri D.E.0771907 yang dikeluarkan oleh Departemen Kehutanan Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah Kabupaten/Kota Sukamara, tertanggal 7 Mei 2005 sampai dengan 16 Mei 2005…….(bukti P-1);

b. Kayu olehan dengan volume sejumlah 300.0298 M3 (tiga ratus koma dua ratus sembilan puluh delapan meter kubik) yang diangkut oleh kapal Layar Motor (KLM) Indra A yang bersandar di pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara yang terdiri dari Kel. Jenis Meranti sejumlah 3.551 (tiga ribu lima puluh satu) keping dengan volume/berat 40,0126 M3 (empat puluh koma seratus dua puluh enam meter kubik) dan kel. Jenis Rimba Campuran sejumlaah 19.787 (sembilan belas ribu tujuh ratus delapan puluh tujuh) keping dengan volume /berat 260,0172 m3 (dua ratus enam puluh koma seratus tujuh puluh dua puluh enam koma seratus tujuh puluh dua meter kubik), sesuai dengan dokumen surat keterangan sahnya hasil hutan (SKSHH) dengan nomor Seri D.E.0771908 yang dikeluarkan oleh Departemen Kehutanan Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah Kabupaten/Kota Sukamara, tertanggal 7 Mei 2005 sampai dengan 16 Mei 2005……(bukti P-2);

Bahwa kedua Kapal Layar Motor (KLM) yang mengangkut kayu olahan milik pemohon tersebut adalah sah berdasarkan Dokumen sesuai dengan surat keterangan sahnya hasil hutan (SKSHH) yang dikeluarkan oleh Departemen Kehutanan, Dirjen Bina Produksi Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah Kabupoaten/Kota Sukamara, tertanggal 7 Mei 2005.

Bahwa kedua kapal layer motor (KLM) yang mengangkut kayu olahan milik pemohon sebagaimana yang diuraikan pada butir 1 dan 2 tersebut diatas berangkat dari Kalimantan Tengah tujuan Jakarta dan tiba serta bersandar di Pelabuhan Sunda kelapa pada tanggal 10 Mei 2005.

Bahwa petugas pengawas Penguji kayu dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang

commit to user

ditunjuk oleh kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta berdasarkan Surat Tugas No.832/-082.74 tertanggal 27 Mei 2005 telah melakukan pengukuran ulang 100% terhadap kayu gergajian eks. KLM Citra Indah dan eks. KLM. Indra A sesuai dengan Berita Acara Pengukuran Kayu Gergajian eks.KM.Citra Indah dan Berita Acara Pengukuran Kayu Gergjian eks. KLM. Indra A tertanggal 7 Juni 2005….(bukti P-3 dan bukti P-4);

Bahwa hasil pengukuran ulang terhadap kayu olahan milik pemohon yang dilakukan oleh Petugas Pemeriksa Pengawas Penguji Kayu dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta sesuai Berita Acara Pengukuran tertanggal 7 Juni 2005 tersebut, jumlah volume eks.KLM.Citra Indah dan eks. KLM.Indra A tersebut ternyata berkurang dari jumlah volume sebelumnya dilakukan pengukuran ulang.

Bahwa berdasarkan fakta hukum sebagaimana yang diuraikan Pemohon tersebut diatas, terbukti jelas dan nyata Pemohon tidak melakukan pelanggaran hukum, baik itu mengenai ketidaklengkapan dokumen maupun kelebihan muatan sebagaimana dugaan termohon kepada pemohon;

Bahwa Termohon telah melakukan penahanan dan penyitaan terhadap kayu olahan milik Pemohon tanpa melalui prosedur hukum yang berlaku dan telah memindahkan kayu olahan milik Pemohon tersebut dari Pelabuhan Sunda Kelapa ke tempat Penimbunan kayu yang berlokasi di ujung Menteng. Jalan Raya Cakung Ujung Menteng, Jakarta Timur dengan alasan keamanan barang bukti, hal tersebut diketahui Pemohon setelah kurang lebih satu setengah bulan melalui Surat Undangan Termohon kepada Pemohon pada tanggal 29 Juni 2005 prihal Undangan Pengujian Ulang Barang Bukti eks.KLM. Citra Indah dan eks. KLM Indra A dimana undangan tersebut meminta Pemohon untuk memenuhinya pada tanggl 30 Juni 2005. hal tersebut tidak dapat dihadri Pemohon berhubung tanggal dan waktu yang diminta dalam undangan tersebut sangat sempit yang

commit to user

mana Pemohon baru menerim undangan tanggal 29 Juni 2005 sesuai dengan tanggalSurat Undangan tersebut, juga pada tanggal yang sama dan diminta untuk memenuhinya tanggal 30 Juni 2005, hal tersebut sangatlah tidak lazim dan terkesan dipaksakan, padahal sesuatu kebiasaan apabila suatu instansi pemerintah baik itu BUMN maupun perusahaan-perusahaan swasta yang hendak mengundang pasti memberikan tenggang waktu yang pantas didalam undangan tersebut agar memudahkan para penerima undangan dapat mengatur waktu untuk menghadiri undangan tersebut;

Bahwa setelah Pemohon mengetahui lokasi tempat kayu olahan milik Pemohon berada di Ujung Menteng, Jakarta Timur dimana tempat penimbunan kayu yang dimaksud Termohon sebagai tempat yang aman untuk menimbun kayu, ternyata dalam lokasi penimbunan kayu tersebut ada Perusahaan yang bergerak dibidang perkayuan yang aktif melakukan aktifitasnya dan pemohon melihat tidak dapat membedakan mana kayu- kayu sitaan dan mana kayu-kayu milik Perusahaan yang beroperasi di lokasi tersebut, karena memang tidak ada terlihat batas maupun pembatas serta tanda-tanda yang menunjukkan kayu-kayu tersebut milik Perusahaan atau kayu-kayu sitaan, justru tampak jelas dan nyata apabila kita melihat lokasi tersebut terlihat dan terkesan bahwa kayu-kayu yang berada di lokasi tersebut milik Perusahaan yang beroperasi di lokasi penimbunan kayu yang dimaksud oleh termohon;

Bahwa ada dugaan yang kuat Termohon ada maksud lain untuk mementingkan kepentingan sendiri maupun kelompoknya yang menjalankan tugas tidak sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, tindakan yang dilakukan Termohon tersebut adalah perbuatan melanggar hukum yang mengenyampingkan kepentingan hukum dalam melaksanakan tugasnya;

Bahwa penyitaan dan pemindahan kayu olahan milik Pemohon tersebut dari sejak dilakukan penyitaan dan pemindahan sampai permohonan Praperadilan ini dimajukan, Termohon tidak pernh memberitahukannya kepada Pemohon;

commit to user

Bahwa tindakan Termohon sebagai penyidik Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugasnya bertentangan dengan ketentuan dan Undang-undang yang berlaku yaitu:

- Melakukan penyitaan terhadap kayu olahan (barang) milik Pemohon tanpa terlebih dahulu mendapat ijin penyitaan dari Ketua Pengadilan yang berwenang untuk itu;

- Melakukan pnyitaan tanpa ada berita acara dan tanda terima barang sitaan serta tidak ada pemberitahuan kepada Pemohon baik secara lisan atau tertulis;

- Tidak membuat berita acara penyitaan barang (benda);

- Tidak membuat berita acara pemeriksaan dan penyitaan surat- surat;

- Memindahkan kayu (barang) tanpa memberitahukan kepada Pemohon;

- Tidak memberitahukan dimulainya penyidikn kepada penyidik POLRI;

Bahwa pasal 77 Kutab Undang-undang Hukum Acara Pidana menyatakan Pengadilan Negeri berwenang memeriksa dan memutuskan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undangini tentang;

a. Sah dan tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan;

b. Ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkara pidananya dihentikan pada tingkat penyelidikan atau penuntutan; Bahwa berdasarkan bunyi Pasal 77 butir a Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana dan dengan memperhatikan tindakan Termohon sebagaimana yang diuraikan pada butir 7,8,9 dan 10 tersebut diatas, maka cukup beralasan Pemohon mengajukan permohonan agar perkara ini diperiksa dan diputus melalui Pengadilan dengan proses hukum acara Praperadilan;

commit to user

Bahwa kewenangan Termohon sebagai Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan;

Pasal 77 ayat 2 huruf d menyatakan : “melakukan penggeledahan dan penyitaan barang bukti tindak pidana yang menyangkut hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang- undangan;

Pasal 77 ayat 3 menyatakan : “Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyerahkan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum sesuai Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana”.

Bahwa Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana:

Pasal 7 ayat 2menyatakan : “Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b mempunyai wewenang sesuai dengan Undang-undang yang menjadi dasar hukumnya”;

Pasal 8 ayat 1 menyebutkan : “Penyidik membuat berita acara tentang pelaksanaan tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Undang-undang ini”;

Pasal 75 ayat 1 menyatakan : “Berita acara dibuat untuk setiap tindakan tentang: a. Pemeriksaan tersangka; b. Penangkapan; c. Penahanan; d. Penggeledahan; e. Pemasukan rumah; f. Penyitaan benda; g. Pemeriksaan surat; h. Pemeriksaan saksi;

i. Pemeriksaan di tempat kejadian;

j. Pelaksanaan penetapan dan putusan pengadilan; k. Pelaksanaan dan seterusnya;

commit to user

Bahwa tindaakan yang dilakukan oleh Termohon selaku Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebgaimana yang telah disebutkan diatas adalah bertentangan dengan ketentuan Hukum dan Peraturan Perundang- undangan khususnya yang diatur dalam Pasal 77 ayat 2 huruf d, pasal 77 ayat 3 Undang-undang Republik Indonesia No.41 Tahun 1999 tentang kehiutanan, Pasal 8 ayat 1, Pasal 75 ayat 1 huruf (f) dan huruf (g) kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana;

Bahwa berdasarkan uraian diatas telah terbukti jelas dan nyata bahwa tindakan Termohon yang melakukan penyitaan terhadap dokumen asli kepemilikan kayu olehan milik Pemohon adalah sangat bertentangan dengan ketenhtuan hukum karena tidak sesuai dengan prosedur hukum serta bertentangan dengan Undang-undang yang berlaku;

Bahwa oleh karena penyitaan yang dilakukan Termohon terhadap kayu olahan berikut dokumen asli kepemilikan kayu olahan milik Pemohon tersebut bertentangan dengan ketentuan hukum maupun bertentangan dengan Undang-undang yang berlaku, karena tidak sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku, maka penyitaan tersebut harus dinyatakan batal demi hukum karena tidak mempunyai kekuatan hukum;

Bahwa oleh karena penyitaan yang dilakukan Termohon tersebut tidak sah dan cacat hukum karena bertentangan dengan Undang-undang, maka kayu olehan serta dokumen asli kepemilikan kayu olehan milik Pemohon yang telah disita oleh Termohon secara melawan hukum tersebut harus segera dikembalikan kepada pemohon sebagai pemilik yang sah, secara utuh sesuai dengan data yang tersurat dalam dokumen asli kayu olahan tersebut;

Dokumen terkait