BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Pertimbangan Hakim dalam Memeriksa dan Memutus
1. Pertimbangan Hakim terhadap Pengajuan Kasasi
Pengajuan kasasi atas kasus pra peradilan mengenai penyitaan yang dilakukan oleh PPNS Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI. Oleh majelis hakim dengan ;
Menimbang, bahwa terlepas dari alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat, bahwa berdasarkan pasal 45 A ayat 2 Undang-undang No.5 yahun 2004 tentang Mahkamah Agung, putusan tentang praperadilan tidak dapat diajukan kasasi;
Menimbang, bahwa dengan pertimbangan tersebut diatas, permohonan kasasi dari Pemohon kasasi : ASHARI tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari pemohon kasasi tidak dapat diterima, maka biaya perkara dalam tingkat kasasi ini dibebankan kepada Pemohon kasasi;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-undang No.4 tahun 2004, Undang-undang No.8 tahun 1981 dan Undang-undang No. 14 tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 5 tahun 2004 dan peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;
MENGADILI
Menyatakan tidak dapat diterima permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : ASHARI tersebut;
commit to user
Membebankan Pemohonan Kasasi tersebut untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp.2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Senin tanggal 6 Maret 2006 oleh Artidjo Alkotsar, SH.LLM Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai ketua Majelis, H.Mansur Kartayasa, SH.MH dan R.Imam Harjadi, SH Hakim-hakim Agung sebagai anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim- hakim anggota, dan dibantu oleh Tuty Haryati, SH Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak.
Oleh karena itu permohonan kasasi praperadilan yang diajukan oleh Ashari tidak dikabulkan oleh Mahkamah agung dengan pertimbangan yang kuat sehingga pra peradilan kasus penyitaan yang dilakukan oleh PPNS Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI memang telah sesuai dengan ketentuan dan itu juga diperkuat dengan pra peradilan yang dimenangkan oleh majelis hakim.
2. Pembahasan
Kasasi menjadi upaya terakhir bagi semua lingkungan peradilan atau dengan kata lain Mahkamah Agung (MA) adalah peradilan kasasi bagi semua lingkungan peradilan. Upaya kasasi merupaka hak yang diberikan kepada terdakwa maupun penuntut umum, tergantung pada mereka untuk mempergunakan hak tersebut atau tidak. Seandainya mereka dapat menerima putusan yang dijatuhkan, dapat mengesampingkan hak itu, tetapi apabila keberatan atas keputusan yang dipergunakan dapat mempergunakan hak untuk mengajukan permintaan kasasi kepada Mahkamah agung.
Permohonan kasasi yang diajukan bukan menjadi wewenang dari Pengadilan lagi namun sudah menjadi wewenag Mahkamah Agung oleh karena itu yang berwenang sepenuhnya untuk menilai sah tidaknya permohonan kasasi hanyalah Mahkamah Agung. Kasasi seperti diketahui
commit to user
dilakukan dengan tujuan melakukan koreksi terhadap kesalahan putusan pengadilan bawahan, menciptakan dan membentuk hukum baru dan pengawasan terciptanya keseragaman penerapan hukum.
Pada kasus ini dimana Ashari mengajukan permohonan kasasi terhadap kasus putusan praperadilan yang dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang tidak menerima permohonan praperadilan penyitaan yang dilakukan oleh PPNS Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI. Dimana dalam amar putusan itu Ashari merasa bahwa tidak ada perlindungan hak asasinya serta penegakan hukum untuknya.
Permohonan kasasi praperadilan yang diajukan oleh Ashari ini sendiri alasannya adalah :
a. Bahwa majelis Hakim Pengadilan Negeri jelas-jelas mengetahui bahwa Termohon dalam keterangannya dipersidangan telah mengatakan bahwa Termohon tidak melakukan penyitaan terhadap kayu olahan milik Pemohon, kemudian Pemohon mengajukan bukti-bukti bahwa Termohon telah melakukan penyitaan terhadap kayu olahan milik Pemohon, Termohon telah melakukan kebohongan publik karena tidak mengakui melakukan penyitaan terhadap kayu olahan milik Pemohon, dengan demikian Termohon telah terbukti melakukan Penahanan dan Penyitaan tanpa melalui prosedur hukum yang berlaku;
b. Bahwa Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri sangat bertentangan dengan apa yang telah dibuktikan dalam persidangan karena mengandung pertimbangan-pertimbangan yang kontradiksi, oleh karena:
- Majelis Hakim memberikan putusan dalam perkara apa yang tidak dimintakan, yaitu Majelis Hakim menyatakan Penyitaan tidaklah termasuk wewenang Pra Peradilan padahal Termohon tidak pernah menolak atau meminta hal tersebut dalam jawabannya;
- Majelis hakim dalam memberikan pertimbangan terkesan ragu- ragu dan tidak konsekuen dalam putusannya, karena di satu pihak mengakui bahwa permohonan Pemohon termasuk dalam ruang
commit to user
lingkup yang diatur KUHAP sebagaimana Majelis menyebutkan pasal 82 KUHAP, akan tetapi dilain pihak menyangkalnya;
- Majelis hakim dalam memutuskan perkara Aquo dengan tidak memeprtimbangkan bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon baik, bukti-bukti surat maupun bukti saksi-saksi adalah putusan dengan pertimbangan hukum yang keliru, karena bukti-bukti dan saksi- saksi adalah fakta-fakta hukum yang harus digunakan Hakim sebagai pertimbangan hukum dalam memberikan keputusan.
Namun dalam kasus ini permohonan kasasi ke Mahkamah Agung juga tidak diterima pertimbangannya sesuai dengan pasal 45 A ayat 2 Undang-undang No.5 tahun 2004 tentang Mahkamah Agung, putusan tentang praperadilan tidak dapat diajukan kasasi. Sehingga praperadilan yang diajukan oleh Ashari akan terhenti hingga Pengadilan Negeri Saja tidak ada lagi penyelesaian hukum yang sesuai lebih tinggi lagi untuk penyelesaiannya. Hal ini memungkinkan bahwa praperadilan penyitaan yang dialami oleh Ashari tidak menjadi wilayah hukum Mahkamah Agung karena ada batasan jelas bahwa Mahkamah Agung memiliki keterbatasan penanganan putusan pengadilan negeri namun tidak termasuk putusan praperadilan.
Hakim di Mahkamah Agung yang memeriksa dan memutus kasasi praperadilan penyitaan yang dilakukan oleh PPNS Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI ini pertimbangannya sangat jelas yaitu Undang-undang No.5 tahun 2004 tentang Mahkamah Agung terutama pada pasal 45 A ayat 2 mengenai putusan tentang praperadilan tidak dapat diajukan kasasi dan itu membuat kasasi praperadilan yang diajukan Ashari akhirnya tidak diterima karena dasar hukumnya jelas sekali.
commit to user BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
Pada bab sebelumnya telah diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan, maka berikutnya akan diberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Alasan Pemohonan dalam Mengajukan Kasasi terhadap Putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Utara dalam Perkara Pra Peradilan tentang Keabsahan Penyitaan oleh PPNS Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI adalah :
a. Pemohon mengajukan bukti-bukti bahwa Termohon telah melakukan penyitaan terhadap kayu olahan milik Pemohon, Termohon telah melakukan kebohongan publik karena tidak mengakui melakukan penyitaan terhadap kayu olahan milik Pemohon, dengan demikian Termohon telah terbukti melakukan Penahanan dan Penyitaan tanpa melalui prosedur hukum yang berlaku dan itu diketahui oleh majelis hakim;
b. Bahwa Putusan Majelis Hukum Pengadilan Negeri sangat bertentangan dengan apa yang telah dibuktikan dalam persidangan karena mengandung pertimbangan-pertimbangan yang kontradiksi, oleh karena:
- Majelis Hakim memberikan putusan dalam perkara apa yang tidak dimintakan, yaitu Majelis Hakim menyatakan Penyitaan tidaklah termasuk wewenang Pra Peradilan padahal Termohon tidak pernah menolak atau meminta hal tersebut dalam jawabannya;
- Majelis hakim dalam memberikan pertimbangan terkesan ragu- ragu dan tidak konsekuen dalam putusannya, karena di satu pihak mengakui bahwa permohonan Pemohon termasuk dalam ruang lingkup yang diatur KUHAP sebagaimana Majelis menyebutkan pasal 82 KUHAP, akan tetapi dilain pihak menyangkalnya;
commit to user
- Majelis hakim dalam memutuskan perkara Aquo dengan tidak memprtimbangkan bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon baik, bukti-bukti surat maupun bukti saksi-saksi adalah putusan dengan pertimbangan hukum yang keliru, karena bukti-bukti dan saksi- saksi adalah fakta-fakta hukum yang harus digunakan Hakim sebagai pertimbangan hukum dalam memberikan keputusan.
2. Pertimbangan Hakim dalam Memeriksa dan Memutus Permohonan Kasasi terhadap Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara dalam Perkara Pra Peradilan tentang Keabsahan Penyitaan oleh PPNS Dinas Pertanian dan Kehutanan Undang-undang No.5 tahun 2004 tentang Mahkamah Agung terutama pada pasal 45 A ayat 2 mengenai putusan tentang praperadilan tidak dapat diajukan kasasi dan itu membuat permohonan kasasi praperadilan kasus keabsahan penyitaan oleh PPNS Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI tidak diterima.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah setelah diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengadilan Negeri perlu untuk lebih bisa memperhatikan barang bukti yang ada serta fakta yang ada, sehingga tidak membuat keputusan yang berkesan tidak adil.
2. Hendaknya pemohon dan kuasa hukumnya memahami akan ketentuan undang-undang pengajuan permohonan kasasi praperadilan sehingga tidak membuat langkah yang sia-sia karena sangat jelas bagaimana di dalam Pasal 45 A ayat 2 Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 Tentang Mahkamah Agung terhadap putusan praperadilan tidak dapat dimohonkan kasasi.
commit to user DAFTAR PUSTAKA
Buku
Andi Hamzah. 2008. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: CV. Sapta Artha Jaya.
Johnny Ibrahim. 2006. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang: Bayumedia Publising.
Lexy J. Moleong. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Mandar Maju.
M. Yahya Harahap. 2000. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP (Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali). Jakarta: Sinar Grafika.
2002. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP (Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali). Jakarta: Sinar Grafika.
2008. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP (Penyidikan dan Penuntutan). Jakarta: Sinar Grafika.
Peter Mahmud Marzuki. 2006. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Romli Atmasasmita. 1996. Sistem Peradilan Pidana. Bandung Bina Cipta.
Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Putusan Mahkamah Agung No. 1762 K/PID/2005.
Internet
Desita Sari dan Hesti Setyowaty, Pengawasan Horisontal terhadap Upaya Paksa dalam Proses Peradilan Pidana, www.pemantauperadilan.com. diakses tanggal 28 Pebruari 2010, Pukul 10.45 WIB.