RPINDAHAN PANAS KONDUKSI DAN KONDUKTIVITAS PANAS SIR
B. Alat dan Bahan
agung, Kett Moisture untuk ar air jagung, oven, desikator, timbangan digital Mettler timbangan analitik, tempat kedap udara untuk menyimpan berond
2.
muru, Srikandi, Arjuna, dan Bisma serta jagung impor dari 19 April – 19 Juni 2009.
1. Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain hybrid recorder yokogawa tipe DXA 120 MV1000/MV2000 untuk merekam dan menyimpan data suhu, kabel termokopel tipe J, Rheometer model CR-300 untuk mengukur kerenyahan berondong j
mengukur kad 4800 dan
ong jagung, kompor gas, gelas ukur untuk mengukur volume spesifik berondong jagung, cawan, plastik, toples untuk tempat menyimpan jagung, kacamata pelindung untuk melindungi mata dari pasir bersuhu tinggi yang ikut loncat bersama berondong jagung saat meledak, penjepit aki untuk menjepit kabel termokopel agar tidak bergerak, penggorengan dan pasir kasar berukuran 3-4 mm yang sudah disaring dan dicuci berkali-kali dengan air hingga airnya jernih.
Bahan
Jagung yang digunakan dalam penelitian ini adalah jagung pipilan dari Balai Pasca Panen Pertanian dan Balai Besar Bioteknologi dan Sumberdaya Genetika Pertanian di Cimanggu, Bogor dan jagung impor jenis Pop corn yang terdapat di supermarket Bogor. Jagung yang digunakan adalah 4 varietas jagung lokal yaitu La
jenis P
Gambar 6. Bentuk Fisik Biji Jagung Setiap Varietas
C. Metode Penelitian 1. Persiapan Bahan
a. Pemilihan Biji Jagung
Pem rtujuan untuk
memisahkan biji jagung yang akan digunakan dalam penelitian dari enda-benda lain yang ikut bercampur dengan biji jagung.
bercampur dengan biji jagung saat panen, yaitu rambut serangga. Biji jagung yang dipilih adalah biji jagung
b.
an dilakukan pengadukan hingga air tercampur merata dengan isimpan dalam tempat kedap udara selama 24 op corn sebagai pembanding dalam penelitian. Bentuk fisik biji jagung dari masing-masing varietas jagung diperlihatkan pada gambar 9.
ilihan biji jagung yang berkualitas baik be
kotoran dan b Benda-benda yang jagung, batu-batuan dan
yang memiliki warna yang cerah, berukuran normal, dan tidak cacat.
Pengkondisian Biji Jagung
Pengkondisian dilakukan agar jagung dapat mencapai kadar air yang diinginkan, yaitu 12%,14%, 16%, dan 18%. Peningkatan kadar air dilakukan dengan mencampurkan jagung dengan air sebanyak 3-5 ml air kemudi
jam. P
c.
halus karena akan menempel pada permukaan mbut. Pasir dibersihkan dengan cara direnda
2. Pr
sa dim
berondong jagung lalu dilakukan pengadukan yang bertujuan agar biji jagung yang merata dari pasir dan menghindari kegosongan pada biji jagung.
at diukur saat proses puffing berjalan dan termokopel tipe J dipasang pada ti
e diukur setiap detik.
pada Gambar 10.
enurunan kadar air dilakukan dengan penjemuran secara alami dengan panas matahari.
Persiapan Media Sangrai (Pasir)
Media penyangraian yang digunakan adalah pasir kasar yang diperoleh dari 2 kali penyaringan yaitu dengan ukuran saringan 4 mm dan 2 mm sehingga diperoleh pasir dengan ukuran 3-4 mm. Ukuran pasir diusahakan tidak terlalu
berondong jagung yang sangat le
m dalam air dengan menggunakan sedikit detergen agar kotoran yang menempel pada pasir mudah dibersihkan, kemudian pasir dibilas dengan air hingga warna air jernih, kemudian pasir ditiriskan dan dijemur hingga kering.
oses Puffing
Proses puffing berondong jagung diawali dengan pemanasan media ngrai yaitu pasir kasar hingga memiliki suhu 200 oC. Kemudian biji jagung asukkan ke dalam pasir, hingga terdengar suara pop pertama dari
mendapat panas
Selama proses pembuatan berondong jagung diharuskan menggunakan kaca mata pelindung untuk menghindari pasir yang ikut loncat, karena pasir tersebut bersuhu sangat tinggi yaitu 200-350 oC.
Perangkat untuk merekam proses puffing dirancang agar perjalanan suhu dap
ap titik (Gambar 10). Termokopel dari tiap zone dihubungkan ke hybrid recorder yokogawa tipe DXA 120 MV1000/MV2000.
Hybrid recorder dinyalakan dan suhu dari tiap zon
Rata-rata suhu dari tiap zone dirata-ratakan. Lokasi pemasangan termokopel dan gambar detail lokasi pemasangan termokopel diperlihatkan
Keterangan
1 : Termokopel dipasang di pusat penggorengan 2 : Termokopel dipasang di tengah pasir
3 : Termokopel dipasang di pasir bagian pinggir
4 : Termokopel dipasang di jagung, diletakkan di tengah pasir 5 : Termokopel dipasang di jagung, diletakkan di pinggir pasir 6 : Termokopel dipasang di ruang antara tutup panci dengan pasir 7 : Termokopel dipasang di tutup panci
8 : Penggorengan 8
Lokasi Pemasangan Termokopel:
4
1 : Pasir kasar berukuran 3‐4 mm
Gambar 8. Gambar Detail Lokasi Pemasangan Termokopel
1 2 3
Keterangan :
Gambar 7. Lokasi Pemasangan Termokopel
2 : Penggorengan diameter 12 inci
3 : Termokopel type J
Biji Jagung Termokopel Keterangan : 3.
gung yang sudah jadi harus disimpan pada ruangan kedap udara. Untuk mendapatkan kondisi yang kedap udara, berondong
jagung tempat kedap
udara. Penyimpanan berondong jagung dan gambar detail kondisi penyimpanan empat kedap udara ditunjukkan pada Gambar 11.
n = kedalaman termokopel
p = panjang biji
n = ¼ p
Hybrid
Gambar 9. Pemasangan Termokopel pada Biji Jagung
Penyimpanan Berondong Jagung
Berondong ja
dimasukkan ke dalam plastik, lalu disimpan di dalam
di dalam t
Perlakuan
Keterangan :
a. Tempat kadap udara
b. Gambar detail kondisi di dalam tempat kedap udara (tupperware) Gambar 10. Penyimpanan Berondong Jagung
Perlakuan penelitian ini terdiri atas dua faktor, yaitu: A = Varietas
A1 = Varietas lokal jenis Srikandi A2 = Varietas lokal jenis Lamuru A3 = Varietas lokal jenis Arjuna A4 = Varietas lokal jenis Bisma
A5 = Jagung Pop corn Impor sebagai pembanding B = Kadar air B1 = kadar air 12% B2 = kadar air 14% B3 = kadar air 16% B4 = kadar air 18% Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial 2 faktor dengan 3 kali ulangan.
aan adalah sebagai berikut : Yijk = µ
Yijk = respon dari ar air awal bahan
, ulangan ke-k. µ =
Model rancangan percob
+ Ai + Bj + ABij + €ijk, i = 1, 2,3,4,5, j = 1, 2,3,4 k = 1,2,3
faktor varietas jagung ke-i, dan faktor kad ke-j rataan umum b Berondong Jagung Plastik Tupperwar
uh faktor varietas jagung pada taraf ke-i n pada taraf ke-j
€ijk =
Statistical Analysis nggunakan Tabel sidik ragam ng perlakuan dan interaksi antar
(DMRT). Berikut ini
Gambar 11. Diagram alir prosedur penelitian Ai = pengar
Bj = pengaruh faktor kadar air awal baha
ABij = pengaruh interaksi faktor varietas jagung ke-i dan faktor kadar air awal bahan ke-j
Pengaruh atas galat percobaan
Data pengamatan diolah dengan program SAS ( System). Data pengamatan dianalisis dengan me
h masing-masi
Duncan Mean Range Test penelitian :
untuk mengetahui pengaru perlakuan serta uji lanjut merupakan diagram alir proses
Berondong jagung Pengkondisian biji jagung hingga mencapai kadar air 12%, 14%, 16%, dan 18%
Pengukuran kadar air awal tiap varietas
jagung
Penyangraian jagung Pipilan Jagung dibersihkan dan disortasi
1. Pengamatan suhu dan waktu popping
2.Pengamatan berondong jagung yaitu rendemem, volume spesifik, tekstur, kadar air, dan uji organoleptik
4. Peng
Pengukuran yang dilakukan adalah: 1. Rendemen
Pengukuran rendemen dilakukan dengan menghitung jumlah pipilan jagung sebelum mengalami proses puffing (bo) dan berondong jagung yang dapat mengembang dengan baik setelah akhir proses puffing (bt). Selanjutnya besar rendemen didapatkan dengan membandingkan jumlah pipilan jagung yang sukses di puffin dengan jagung pipil awal. Rendemen dinyatakan dalam persen. Pengukuran rendemen dilakukan sebanyak 3 kali ulangan.
Rumus lengkap untuk menghitung rendemen adalah sebagai berikut:
Dimana : bo (biji) = jumlah pipilan jagung sebelum mengalami proses puffing
(biji) = berondong jagung yang dapat mengembang dengan baik setelah akhir proses puffing
2. Suhu Puffin
ggunakan termokopel tipe J dan dihubungkan tipe DXA 120 MV1000/MV2000 .
amatan dan pengukuran
g
%
100
x
b
b
o t bt g Pengukuran mendengan hybrid recorder yokogawa (Gambar 13)
3. Volume Spesifik
Berondong jagung sebanyak 15 buah ditimbang beratnya dengan m nggunakan timbangan Mettler PM-4800 (Gambar 14) dan dimasukkan k
digunakan untuk mengisi rongga-rongga yang belum terisi berondong jagu
volumenya. Volume berondong jagung adalah selisih antara volume ng jagung dengan volume pasir. Volume spesifik berondong jagung
PM-4800 Gambar 14. Gelas ukur 4. Tekstur
fik Graphtec servo150 (Gambar 17) dengan terlihat adanya puncak grafik
e
e dalam gelas ukur (Gambar 15). Pasir berukuran kurang dari 0.5 mm
ng hingga pasir rata dengan berondong jagung, kemudian dicatat
pasir+berondo
dihitung dengan membagi volume berondong jagung (mL) dengan berat berondong jagung (gram) dan dilakukan sebanyak 3 kali ulangan.
Gambar 13. Timbangan Digital Mettler
Pengukuran kerenyahan berondong jagung dilakukan menggunakan rheometer tipe CR-300 (Gambar 16). Pengukuran kerenyahan dari setiap perlakuan dilakukan sebanyak 10 kali untuk mendapatkan banyak data karena tekstur dari berondong jagung bervariasi. Alat ini diset dengan mode 20, beban maksimal 10 kg, kedalaman penekanan 5 mm, dan kecepatan penurunan beban 60 mm/menit. Uji kerenyahan diukur berdasarkan tingkat ketahanan berondong jagung terhadap jarum penusuk rheometer nomor 12. Hasil tekstur diperlihatkan pada kertas gra
sebagai beban yang diterima oleh berondong jagung. Tekstur dihitung berdasarkan perbandingan antara beban dengan kedalam
(kg/mm). Gam oleptik 6. er (metode oven) .
Gambar 17. Timbangan analitik Gambar 18. Oven
an penekanan
bar 15. Rheometer tipe CR-300 Gambar 16. Graphtec servo 150 5. Uji Organ
Uji organoleptik kesukaan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana konsumen menerima berondong jagung dari jagung varietas lokal. Uji organoleptik berondong jagung dilakukan terhadap warna, aroma, kerenyahan, dan rasa. Jumlah panelis yang digunakan adalah 15 orang. Uji yang dilakukan adalah uji hedonik dengan lima skala hedonik, yaitu 1 = sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = netral, 4 = suka, 5 = sangat suka.
Pengujian dilakukan setelah pipilan jagung menjadi berondong jagung dengan menggunakan segmen mahasiswa sebagai panelis.
Kadar Air (Apriyantono et al., 1989)
Pengukuran kadar air menggunakan metode sekunder dengan kett moisture tester, sehingga data kadar air tersebut harus dikalibrasikan dengan metode prim
air agung kadar air rendah. Biji jagung masing-masing sebany
kan dari ov
)/(berat awal)}× 100% atau Pengkalibrasian diawali dengan menyiapkan biji jagung kadar tinggi dan biji j
ak 5-10 gram dimasukkan ke dalam cawan. Namun terlebih dahulu cawan diberi label dengan jelas, dan cawan ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik (Gambar 18) sebagai berat A gram. Jagung dimasukkan ke dalam cawan tersebut dan timbang sebagai berat B gram, dan dimasukkan ke dalam oven (Gambar 19) selama 72 jam pada suhu 100°C sampai berat bahan konstan. Kemudian bahan di keluar
en dan kemudian ditimbang sebagai berat C gram. Perubahan kadar air bahan dihitung dengan persamaan:
%bb = {(berat awal – berat akhir =
( ) ( )
( )
×100% − − − − A B A C A B dan%bk = {(berat awal – berat akhir)/(berat akhir)}× 100% atau =
( ) ( )
(
C A)
100% A C A B × − − − − Di mana :A = Berat Cawan (gram)
B = Berat jagung + Berat cawan (gram) sebelum di oven oven
b = nilai kadar air bahan pada kondisi garis regresi berpotongan sumbu y. C = Berat jagung + Berat cawan (gram) sesudah di
Tingkat ketepatan dan ketelitian ditunjukkan dengan melihat nilai korelasi garis regresi (kecendrungan data). Nilai pengukuran yang baik jika nilai korelasinya lebih dari 95%, analisisnya dilakukan dengan perhitungan berikut:
y = ax + b dengan nilai r2 >= 0.95 x = kadar air bahan dengan oven dryer y = kadar air bahan dengan Grainer a = slope garis regresi
iji jagung sebanyak 140 gram ke
dala set untuk
mengukur kadar air biji jagung, yaitu
alat Kett Moisture Tester, setelah 10 detik display menunjukkan besar kadar air dari jagung.
7.
m QTM-D3. Cara pengukuran yaitu:
ro n dituggu hingga 2 menit e
. e a layar 1 menunjukkan detik 0-60, a ukkan perubahan suhu pada detik ke-0, jika
T d. Se
Pengukuran kadar air menggunakan Kett Moisture Tester (Gambar 20) dilakukan dengan memasukkan b
m tabung silinder kett moisture tester kemudian alat di
dengan menggunakan kode 22 pada
Gambar 19. Kett Moisture Tester Pengukuran Konduktivitas Panas Pasir
Pengukuran konduktivitas panas pasir dilakukan menggunakan alat Kemther
a. P be diletakkan di atas sampel da b. T kan tombol “start”
c P rhatikan layar 1 dan layar 2, pad p da layar 2 menunj
∆ <10 maka perbesar heater, jika ∆T>30 perkecil heater tiap selesai penentuan arus, tekan “reset”
e. Setiap perubahan hetaer tunggu 15 menit
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN