BAB II DASAR TEORI
3.1 Alat Bantu Kerja 1. Jangka Sorong
Gambar 3.1 Jangka Sorong
Jangka sorong ( vernier caliper ) adalah alat ukur Teknik yang bisa digunakan mengukur 3 jenis pengukuran sekaligus dalam satu alat menggunakan metode geser. Alat ini memiliki fungsi yang sama dengan mikrometer, namun mikrometer menggunakan prinsip ulir sementara jangka sorong menggunakan metode geser. Oleh sebab itu banyak menyebutnya mistar geser.
2. Kunci Shock 12 mm
Kunci shock atau socket wrench adalah perkakas bengkel yang paling umum dan sering digunakan. Jika dibandingkan dengan kunci pas atau kunci ring, kunci satu ini tergolong yang paling leluasa digunakan sekaligus cenderung lebih aman. Umumnya, kunci shock berbentuk tabung dengan bagian tengah berongga atau berlubang. Lalu, pada salah satu ujungnya terdapat lubang berbentuk segi enam atau segi dua belas.
30 3.2 Langkah-langkah Praktikum
3.2.1 Proses pada Benda Kerja
1. Sebelum melakukan praktikum CNC bubut (Lathe) untuk proses pengerjaan benda kerja kayu, Langkah pertama adalah menyiapkan benda kerja dengan bahan kayu seperti gambar dibawah ini.
Gambar 3.2 Benda Kerja Kayu
2. Langkah selanjutnya adalah mengukur Panjang benda kerja dan diameter benda kerja menggunakan jangka sorong untuk mengetahui Panjang dan diameter benda kerja tersebut, hasil dari pengukuran, Panjang benda kerja 110 mm dan diameter benda kerja 27 mm.
Gambar 3.3 Pengukuran Benda Kerja
3.2.2 Pembuatan Desain Benda Kerja
1. Membuka aplikasi software Mastercam X5 pada perangkat laptop untuk membuat desain gambar terlebih dahulu yang ingin dibuat
31 sesuai keinginan kita. Dan ini tampilan awal software Mastercam X5.
Gambar 3.4 MasterCAM X5
2. Klik icon tools screen info pada toolbar untuk menampilkan koordinat atau titik sumbu yang digunakan pada bidang gambar.
3. Maka tampilan akan seperti ini.
Gambar 3.5 Tools Bar MasterCAM X5
4. Langkah selanjutnya adalah mengatur desain gambar yang diinginkan, klik tools lalu setting klik pilihan configuration pada toolbar, lalu pada pilihan ukuran gambar klik pilihan milimeter dan pada software MACH3 harus sama menggunakan satuan milimeter juga agar program yang dikirimkan dari software Mastercam X5 ke software MACH3 terbaca.
32 Gambar 3.6 Configuration ToolBars
5. Kemudian mulai membuat sketsa desain gambar dengan menggambar sketsa gambar dari benda kerja yang diingkan.
6. Lalu klik menu tools line untuk membuat garis vertikal / horizontal
7. Kemudian masukkan angka dengan Panjang 110 mm dan untuk membuat gambar sesuai benda kerja yang diinginkan. Dan garis vertikal 14 mm karena setengah dari diameter benda kerja kayu tersebut.
33 Gambar 3.7 Masukkan Ukuran Benda Kerja
8. Kemudian membuat sketsa desain gambar yang memiliki 1 tingkat pada benda kerja
9. Maka hasil pembuatan sketsa akan seperti ini
Gambar 3.8 Hasil Sketsa
3.2.3 Mengatur Proses Pemakanan Benda Kerja
1. Klik tools machine type pada toolbar, lalu klik pilihan lathe karena menggunakan mesin bubut, kemudian klik pilihan default.
34 2. Klik tools icon properties pada toolbar yang baru muncul,
kemudian klik Setup.
Gambar 3.9 Icon Properties
3. Kemudian klik pengaturan stock Setup, lalu klik pilihan properties pada pilihan yang paling atas
4. Kemudian masukkan angka ukuran diameter benda kerja yaitu 27 mm dan Panjang pemakanan benda kerja 100 mm dan ukuran Z nya lalu klik OK / Ceklis
Gambar 3.10 Ukuran Benda Kerja
5. Maka tampilan sketsa nya akan terlihat seperti pada gambar berikut.
35 Gambar 3.11 Sketsa Benda Kerja
6. Kemudian klik toolpath pada toolbar, lalu klik pilihan Rough
Gambar 3.12 Toolpath Rough
7. Masukkan nama program yang diinginkan, kemudian klik OK/
Ceklis
Gambar 3.13 Nama File
36 8. Lalu klik icon Chains
Gambar 3.14 Icon Chains
9. Kemudian tentukan titik poin pertama dan titik point terakhir pada saat proses pemakanan benda kerja, lalu klik Ceklis.
10. Dan akan muncul tampilan pengaturan Letter Rough Properties seperti pada gambar dibawah ini, klik pilihan Toolpath Parameters.
11. Langkah selanjutnya memilih mata pisau yang diinginkan.
Gambar 3.15 Pemilihan Mata Pisau
12. Atur pengaturan pengerjaan proses pemakanan pada benda kerja seperti menginput angka 500 pada Feed Rate.
13. Pada tampilan Letter Rough Properties klik pilihan Rough Parameters.
37 14. Lalu atur kedalaman pemakanannya 0.1 mm, klik Ceklis.
Gambar 3.16 Mengatur Kedalaman Pemakanan
15. Setelah itu akan menampilkan sketsa benda kerja yang akan melalui proses pengerjaan pemakanan benda kerja
16. Lalu klik Verify untuk melihat simulasi dari sketsa gambar yang disudah dibuat
Gambar 3.17 Masil Benda Kerja 3D
3.2.4 Mengubah Desain Gambar ke G-Code 1. Klik icon G Code pada toolbar
2. Lalu akan muncul tampilan seperti pada gambar dibawah ini
38 Gambar 3.18 Tampilan Icon G Code
3. Kemudian tentukan letak file G Code di Save, kemudian klik Ceklis untuk menyimpannya.
Gambar 3.19 Menyimpan G Code
39 4. Setelah itu akan muncul tampilan yang berisi G Code dari desain
gambar benda kerja yang sudah dibuat.
Gambar 3.20 Tampilan G Code
3.2.5 Mengirimkan G Code ke mesin Lathe (bubut)
1. Tahap pertama membuka aplikasi MACH3 sebelum G Code ditransfer ke mesin CNC Lathe yang bertujuan agar G Code terbaca di aplikasi MACH3 supaya tidak terjadi abnormal pada mesin
2. Setelah aplikasi MACH 3 dibuka, maka akan muncul tampilan Session Profile pada pilihan Current Profiles, lalu klik pilihan MACH3 Turn, kemudian klik OK
3. Kemudian akan muncul tampilan pengaturan Motion Control Hardware Plugin Sensed
Gambar 3.21 Tampilan Mach3
40 4. Lalu pada pilihan Select From One Of The Following Options,
lalu klik pilihan Auto
5. Klik file load G Code untuk memasukkan file program G Code dari sketsa desain gambar yang sudah dibuat pada aplikasi Mastercam X5
Gambar 3.22 Load G-Code
6. Pasang Benda Kerja pada mesin CNC Bubut
Gambar 3.23 Pemasangan Benda Kerja
7. Kemudian gerakkan mata pisau mesin bubut secara manual melalu cursor panah pada mouse laptop, untuk mencari titik Nol 8. Lalu klik Zero pada Axis Position X dan Y
41 9. Setelah itu klik Cycle untuk menampilkan program G Code dari
desain yang sudah dibuat
Gambar 3.24 Tampilan G Code
10. Kemudian atur Axis Position dengan memasukkan angka X 27 mm untuk diameter benda kerja dan Z 110 mm untuk Panjang benda kerja.
Gambar 3.25 Masukkan Ukuran pada Axis Position
11. Setelah itu, nyalakan mesin CNC Lathe sebelum melakukan proses pemakanan pada benda kerja
42 Gambar 3.26 Menyalakan Mesin Bubut
12. Lalu klik Cycle Start untuk memulai proses pengerjaan pemakanan benda kerja.
Gambar 3.27 Pemulaian Proses Pembubutan
43 13. Tunggu hingga proses pengerjaan benda kerja sampai selesai yang sesuai dengan sketsa gambar pemakanan benda kerja yang dibuat
Gambar 3.28 Proses Bubut
3.2.6 Hasil Benda Kerja
Setelah proses pengerjaan pemakanan benda kerja di mesin bubut selesai, tahap terakhir ialah pengamplasan, agar hasil benda kerja hasil dan kualitas bagus seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.29 Hasil Benda Kerja
44
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan praktikum CNC Lathe yang dilakukan di Laboratorium CNC. Dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Mesin CNC (Computer Numerical Control) ditemukan pertama kalinya pada tahun 1952 oleh John Pearson. Mesin CNC merupakan sebuah mesin otomasi yang mampu bekerja dengan membaca program yang dibuat oleh seorang programmer. Program tersebut sering disebut dengan G-CodeI.
2. Secara garis besar, mesin bubut cnc lathe ada dua macam, yaitu:
a. Mesin Bubut CNC Training Unit (CNC TU)
Mesin Bubut CNC TU digunakan untuk pelatihan dasar dan pemrograman CNC. Mesin ini dilengkapi dengan EPS (External Programing System). Hanya mampu digunakan untuk pekerjaan ringan dengan bahan benda kerja yang relatif lunak.
b. Mesin Bubut CNC Production Unit (CNC PU)
Mesin Bubut CNC PU dapat digunakan untuk produksi dalam skala besar. Mesin ini dilengkapi dengan beberapa aksesoris tambahan seperti sistem pembuka otomatis yang menerapkan sistem hidrolis.
Dan juga pembuang tatal atau sekrap.
3. Software yang digunakan dalam praktikum CNC Lathe, yaitu:
· MasterCAM X5
· Mach 3
4. Pada praktikum CNC Lathe yang telah dilakukan terdapat kendala pada mulanya, karena benda kerja yang melengkung atau tidak lurus, pemasangan baut pengencang kurang kencang dan akibatnya benda kerja tidak simetris pada titik 0 (nol) pemegang benda kerja di mesin.
45 4.2 Saran
Dari pelaksanaan praktikum CNC Lathe yang dilakukan di Laboratorium CNC. Praktikan dapat memberikan beberapa saran, yaitu:
1. Sebelum praktikum dimulai, hendaknya praktikan terlebih dahulu memahami program software dan cara kerja mesin bubut agar praktikum berjalan dengan lancar.
2. Diperlukan ketelitian dalam penentuan nilai kordinat dalam setting pahat, dan start point tool karena dilakukan secara manual.
DAFTAR PUSTAKA
A. Zubaidi, I. Darmanto. 2012. Analisis Pengaruh Kecepatan putar dan kecepatan pemakanan terhadap permukaan material FCD 40 pada mesin bubut CNC. Jakarta.
Hwacheon. 2020. Pengenalan Pada Mesin CNC. Hwacheon Asia.
Tim Penyusun. 2018. Modul Praktikum NC/CNC. Jakarta: Universitas Krisnadwipayana.
Wijanarka, Sentot. 2018. Pengoprasian dan Pemrograman Mesin Bubut CNC GSK 928 TE. Yogyakarta: Universitas Negri Yogyakarta.