• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alat Bantu Pembelajaran Senam

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh: APRILIA AYU KUSUMA WARDANI K (Halaman 42-51)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

4. Alat Bantu Pembelajaran Senam

Prasarana dan sarana pendidikan jasmani merupakan faktor penting yang dapat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Tersedianya prasarana dan sarana yang memadai, baik dari segi kualitas dan jumlahnya terhadap kebutuhan siswa akan memberikan kesempatan siswa untuk memperagakan tugas ajar secara berulang-ulang, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Prasarana dan sarana olahraga merupakan daya pendukung yang terdiri dari tempat berbentuk bangunan dan segala bentuk jenis peralatan yang digunakan dalam memenuhi prasyaratan yang di tetapkan untuk pelaksanaan program olahraga. Fungsi prasarana dan sarana olahraga yaitu sebagai pendukung pelaksanan suatu kegiatan terutama dalam pengajaran olahraga. Untuk menunjang kelancaran pembelajaran senam lantai, maka prasarana dan sarana harus memadai. Dalam penelitian Ilmizizah (2009) 01 Agustus 2012 dijelaskan dalam membuat perencanan penyediaan prasarana dan sarana pembelajaran senam harus memperhatikan 3 faktor penting di antaranya:

(1) Kuantitas prasarana olahraga. Untuk menampung kegiatan perlu dibutuhkan prasarana olahraga sesuai kebutuhan. Di dalam gegiatan senam lantai di perlukan gedung atau gor olahraga yang luas.

(2) Kualitas sarana olahraga. Guna menampung kegiatan olahraga berprestasi maka diperlukan kualitas yang sesuai

commit to user

dengan syarat dan ketentuan masing-masing cabang olahraga. Dalam cabang olahraga senam lantai diperlukan matras yang luasnya 12 x 12 m dan dikelilingi matras selebar 1 m untuk keamanan pesenam. Memenuhi standart internasional dan ualitas bahan dan material harus memenuhi syarat internasional.

(3) Pendanaan prasarana dan sarana olahraga. Untuk menujang faktor di atas perlukan dana yang cukup besar sehingga dapat disiapkan prasarana dan sarana yang mencukupi. Minimnya dana akan menyebabkan kurangnya kemampuan unit kerja terkait untuk mefasilitasi kegiatan olahraga

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prasarana dan sarana pembelajaran senam membutuhkan pendanaan yang besar. Karena prasarana dan sarana pembelajaran senam membutuhkan dana yang besar

dan dari phak sekolah tidak dapat menyediakan, maka

dalammembelajarkan senam lantai dapat menggunakan alat bantu.

b. Alat Bantu

Keluhan umum para guru Penjasorkes dalam melaksanakan pembelajaran Penjasorkes karena keterbatasan alat. Untuk mengtasi keterbatasan alat pembelajaran Penjasorkes, maka dapat menggunakan alat bantu. Berkaitan dengan alat bantu Sriyono Brotosuryo, Sunardi & M. Furqon H. (1994: 294) menyatakan, “Alat bantu yaitu alat-alat yang digunakan oleh guru sebagai sarana untuk membantu pelaksanaan kegiatan mengajar”. Menurut H.J. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto & Sutijan (1998: 37) bahwa, “Alat bantu belajar atau pembelajaran adalah semua alat yang digunakan dalam dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (siswa)”.

Berdasarkan pengertian alat bant yang dikemukakan dua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, alat bantu yaitu, semua alat dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

kegiatan pembelajaran yang berfyngsi untuk membantu menyampaikan materi pelajaran. Alat bantu ini dapat menggunakan berbagai benda yang berkaitan dengan materi pelajaran yang disampaikan. Sriyono Brotosuryo, Sunardi & M. Furqon H. (1994: 294) menyatakan:

Jenis dan alat bantu mengajar yang dikembangkan di Indonesia antara lain:

(1) Bahan-bahan cetakan atau bacaan (2) Alat bantu mengajar/audio (dengar) (3) Alat bantu tanpa proyeksi

(4) Alat bantu dengan proyeksi

(5) Lingkungan dan sumber-sumber masyarakat (6) Kumpulan benda-benda.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, alat bantu pembelajaran mencakup enam macam yaitu, bahan-bahan cetakan atau bacaan, alat bantu audio (dengar), alat bantu tanpa proyeksi, alat bantu dengan proyeksi, lingkungan dan sumber-sumber masyarakat dan kumpulan benda-benda. Dari enam macam alat bantu tersebut, seorang guru dapat memilihnya sesuai dengan kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran.

c. Alat Bantu Pembelajaran

Alat bantu pembelajaran sangat berperan penting untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut Sriyanto (2010) dalam blog sport-nya dikatakan, “Yang dimaksud alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran”. Sedangkan M. Sobry Sutikno (2009: 106-107) menyatakan:

commit to user

Ada beberapa fungsi penggunaan alat dalam proses pembelajaran di antaranya:

(1) Menarik perhatian siswa

(2) Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran.

(3) Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalitis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan)

(4) Mengatasi keterbatasan ruang

(5) Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif (6) Waktu pembelajaran bisa dikondisikan

(7) Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar

(8) Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu atau menimbulkan gairah belajar

(9) Melayani gaya belajar siswa beraneka ragam.

(10) Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Alat bantu pembelajaran memiliki fungsi yang sangat luas dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan alat bantu pembelajaran yang baik dan tepat, maka akan mendukung pencapaian hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu, seorang guru penjas harus mampu memanfaatkan berbagai macam alat bantu pembelajaran, agar materi pembelajaran dapat diterima oleh siswa secara optimal. Rusli Lutan & Adang Suherman (2000: 46) menyatakan, “Terbuka kesempatan guru pendidikan jasmani untuk membuat sendiri alat-alat sesuai dengan kebutuhan guna menyampaikan bahan pelajaran”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, tidak ada ketentuan khusus bahwa alat bantu yang digunakan harus alat yang lazim digunakan dalam kegiatan olahraga sebenarnya. Oleh karena itu, seorang guru Penjasorkes dituntut inovasi dan kreativitasnya untuk menciptakan atau menggunakan alat bantu karena keterbatasan sarana pembelajaran Penjasorkes.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

d. Modifikasi Alat Pembelajaran Senam Lantai Roll Depan

Ditinjau dari aspek-aspek modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani, modifikasi alat pembelajaran pendidikan jasmani dapat dilakukan dari beberapa aspek, salah satunya modifikasi lingkungan pembelajaran. Yoyo Bahagia & Adang Suherman (2000: 7) menyatakan, “Modifikasi kondisi lingkungan pembelajaran meliputi: (1) peralatan, (2) penataan ruang gerak dalam berlatih, (3) jumlah siswa yang terlibat dan, (4) organisasi atau formasi berlatih”.

Pendapat tersebut menunjukkan, modifikasi lingkungan

pembelajaran pendidikan jasmani mencakup: peralatan, penataan ruang gerak dalam berlatih, jumlah siswa yang terlibat dan, organisasi atau formasi berlatih. Penggunakan bidang miring dalam pembelajaran roll depan termasuk modifikasi peralatan dan penataan ruang gerak dalam berlatih. Pemanfaat bidang miring dalam pembelajran roll depan berarti mengurangi tingkat kesulitan dalam gerakan roll depan, sehingga siswa lebih mudah melakukan roll depan. Pemanfaatan bidang miring perlu dilakukan, jika penggunaan bidang datar siswa mengalami kesulitan untuk melakukan roll depan. Lebih lanjut Rusli Lutan & Adang Suherman (2000: 75) menyatakan:

Lakukan modifikasi peralatan, apabila peralatan diduga sebagai penghambat keberhasilan Manakala kondisi sebenarnya menjadi penghambat belajar keterampilan tertutup, rubahlah kondisi latihan itu pada tingkat yang bisa dilakukan siswa selama perubahan kondisi tersebut tidak merusak integritas skill yang dipelajarinya.

Memodifikasi peralatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada prinsipnya sebagai solusi jika dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani mengalami hambatan atau kesulitan. Ditinjau dari

prinsip-prinsip pembelajaran keterampilan, modifikasi peralatan

commit to user

atau sederhana, yang selanjutnya secara bertahap ditingkatkan ke tingkat yang lebih sulit atau kompleks. Seperti dikemukakan Sugiyanto (1996: 64) bahwa:

Berdasarkan pertimbangan tingkat kesulitan dan tingkat

kompleksitas, penyusunan materi pelajaran hendaknya mengikuti prinsip-prinsip:

(1) Dimulai dari materi belajar yang mudah dan ditingkatkan secara berangsur-angsur ke materi yang lebih sukar.

(2) Dimulai dari materi belajar yang sederhana dan ditingkatkan secara berangsur-angsur ke materi yang semakin kompleks.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan, memodifikasi alat pembelajaran pendidikan sangat penting dilakukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Jika sarana atau peralatan sebenarnya siswa mengalami kesulitan, maka sarana tersebut dapat dimodifikasi dengan menggunakan sarana atau alat yang lebih sederhana atau menata alat tersebut sedemikian rupa agar siswa mudah melakukan keterampilan yang dipelajari.

5. Pembelajaran Roll Depan dengan Alat Bantu Bidang Miring

a. Hakikat Pembelajaran Roll Depan dengan Alat Bantu Bidang Miring Pembelajaran roll depan dengan alat bantu bidang miring pada dasarnya bertujuan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran roll depan. Karena dengan matras mendatar siswa tidak mampu berguling dengan baik dan benar. Dengan alat bantu yang ditata miring akan memberi kemudahan siswa untuk melakukan gerakan roll depan atau berguling.

Pembelajaran roll depan dengan alat bantu bidang miring merupakan prinsip penataan lingkungan belajar. Rusli Lutan & Adang Suherman (2000: 42) menyatakan:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Penataan lingkungan pada prinsipnya adalah penataan

pembelajaran yang berhubungan dengan manusia, waktu, peralatan dan lahan yang tersedia. Kadang-kadang penataan ini tercermin secara eksplisit dalam tugas gerak dan kadang-kadang tidak. Namun demikian penataan tersebut harus secara sengaja direncanakan serta mempunyai tujuan yang jelas untuk memperlancar proses belajar.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, penataan lingkungan belajar sangat penting dan bagian yang harus direncanakan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Melalui alat bantu bidang miring, maka siswa akan merasa mampu melakukan gerakan roll depan, siswa lebih aktif berpartisipasi mengikuti tugas ajar dan memperbesar gerakan roll depan dapat dilakukan dengan baik dan benar. Rusli Lutan (1988) yang dikutip Agus Kristiyanto, Hanik Liskustyawati & Budhi Satyawan dalam Modul PLPG (2011: 20) dijelaskan, “Tujuan modifikasi dalam pembelajaran Penjasorkes antara lain (1) siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pembelajaran, (2) meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan (3) siswa dapat melakukan pola gerak secara benar”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, modifikasi sarana pembelajaran banyak manfaat yang diperoleh di antaranya siswa menjadi puas setelah mengikuti proses pembelajaran, akan mendukung keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran dan siswa memiliki pola gerak yang benar sesuai yang diharapkan. Hal ini artinya, modifikasi pembelajaran Penjasorkes harus didasarkan beberapa pertimbangan. Aussie (1996) yang dikutip Agus Kristiyanto dkk., (2011: 21) menyatakan:

Pentingnya modifikasi pembelajaran Penjasorkes didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

(1) Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa.

commit to user

(2) Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan mengurangi terjadinya cedera pada anak.

(3) Olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan anak lebih cepat dibandingkan dengan peralatan yang standar untuk orang dewasa.

(4) Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada anak-anak dalam situasi kompetetif.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, melalui modifikasi pembelajaran dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran Penjasorkes. Dengan memodifikasi pembelajaran mempertimbangkan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, karakteristik peserta didik, sehingga berdampak pada peningkatan motivasi keikutsertaaan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Roll Depan dengan Alat Bantu Bidang Miring

Pembalajaran roll depan dengan pemanfaat alat bantu bidang miring merupakan salah satu cara untuk memberi kemudahan siswa dalam melakukan gerakan roll depan. Hampir sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk membuat gerakan roll depan pada matras mendatar. Dengan pemanfaatan alat bantu bidang miring akan memberi kemudahan untuk melakukan gerakan roll depan. Soedarminto (1993: 79) menyatakan, “Kecepatan gerak dan gesekan suatu benda dipengaruhi oleh bidang permukaan”. Hal ini artinya, bidang matras yang diletakkan secara miring akan dapat menjadikan gerakan roll depan lebih mudah dan cepat menggelinding (berguling) ke bawah karena adanya tarikan gravitasi bumi.

Alat bantu bidang miring penelitian ini dengan menggunakan

papan dari kayu. Biasworo Adisuryanto Aka (2009: 72)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

bidang 75 cm, panjang 1,5 – 2 meter dan lebar 1 meter dengan sudut kemiringan 40 derajat”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka pembelajaran roll depan dengan bidang miring yaitu, bidang miring dibuat dari papan kayu yang telah dibuat sedemikian rupa diberi alas matras. Tinggi bidang miring 75 cm, lebar 1 meter dan panjang 2 meter. Pelaksanaan pembelajaran roll depan dengan alat bantu bidang miring yaitu, guru menjelaskan teknik gerakan roll depan dari sikap permulaan, gerakan berguling dan sikap akhir. Selanjutnya guru memberikan contoh gerakan roll depan alat bantu bidang miring. Untuk menjaga keamanan, di samping kanan dan kiri bawah ditata matras/busa agar siswa tidak takut dan aman jika gerakan roll depan tidak benar (jatuh ke samping kanan atau kiri).

Dari ketinggian 75 cm tersebut, selanjutnya ketinggiannya dikurangi atau diturunkan menjadi 35 cm. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat beradaptasi terhadap gerakan roll depan pada bidang datar. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi pembelajaran roll depan dengan alat bantu bidang miring sebagai berikut:

1 m

75 cm Sudut 40 derajat 1,5 – 2 meter

Gambar 2.3. Ilustrasi Pembelajaran Roll Depan dengan Alat Bantu Bidang Miring (Sumber: Biasworo Adisuryanto Aka, 2009: 72)

commit to user

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Roll Depan dengan Alat Bantu Bidang Miring

Berdasarkan panataan matras yang diletakkan secara miring, pembelajaran ini bertujuan untuk memberikan kemudahan siswa untuk melakukan gerakan roll depan. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran roll depan dengan alat bantu bidang miring dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran roll depan dengan alat bantu bidang miring antara lain:

1) Siswa menjadi lebih senang dan motivasi belajar meningkat. 2) Kesulitan-kesulitan siswa untuk berguling dapat teratasi.

3) Siswa merasa mampu dan mudah melakukan gerakan roll depan.

4) Dapat memberi dampak yang positif untuk beradaptasi pada gerakan roll depan dengan matras mendatar.

Selain kelebihan seperti disebutkan di atas, pembelajaran roll depan dengan pemanfaatan bidang miring juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pembelajaran roll depan dengan pemanfaatan bidang miring antara lain:

1) Siswa dapat terjatuh ke samping kiri atau kanan dari bidang miring, sehingga dapat menimbulkan trauma dan cidera.

2) Siswa tidak mau melakukan pengulangan gerakan roll depan jika telah mengalami jatuh.

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh: APRILIA AYU KUSUMA WARDANI K (Halaman 42-51)

Dokumen terkait