• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

2. Belajar

a. Hakikat Belajar

Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok. Sebgaian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar. Hal ini artinya, belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar dan tidak pernah berhenti.

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Berkaitan dengan belajar, Slameto (2003: 2) menyatakan bahwa, “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menurut Muhammad Ali (2004: 14) bahwa, “Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi dengan lingkungan”. Menurut Abdul Kodir (2011: 21) bahwa, “Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan”.

Berdasarkan batasan belajar yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, kegiatan belajar merupakan suatu proses yang terjadi di dalam diri masing-masing individu. Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu, apabila terdapat perubahan-perubahan yang bersifat lebih

commit to user

baik daripada sebelumnya. Perubahan tersebut antara lain keterampilan, pengetahuan, kecakapan, kebiasaan dan sikap. Hasil belajar ini bersifat permanen, sehingga tidak akan mudah hilang. Untuk mencapai hasil

belajar yang maksimal, maka perlu diterapkan prinsip-prinsip

pembelajaran yang tepat.

b. Prinsip-prinsip Belajar

Belajar merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan kontinyu untuk mendapatkan pengetahuan atau keterampilan. Agar belajar dapat dilakukan dengan baik, maka harus didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang tepat. Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) menyatakan, “Prinsip-prinsip belajar meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual”. Pendapat lain dikemukakan Nanang Hanafiah & Cucu Suhana (2010: 18-19) bahwa:

Belajar sebagai kegiatan sistematis dan kontinyu memiliki prisnip-prinsip sebagai berikut:

(1) Belajar berlangsung seumur hidup.

(2) Proses belajar adalah kompleks, tetapai teroganisir.

(3) Belajar berlangsung dari yang sederhana menuju ke yang kompleks.

(4) Belajar dimulai dari yang faktual menuju konseptual. (5) Belajar mulai dari yang kongkret menuju abstrak. (6) Belajar merupakan bagian dari perkembangan.

(7) Keberhasilan belajar diengaruhi oleh faktor bawaan (heredity), lingkungan (environment), kematangan (time or maturation), serta usaha keras peserta didik sendiri (endeavor).

(8) Belajar mencakup semua aspek kehidupan yang penuh makna, baik dari sisi agama, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan ketahanan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

(9) Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu, baik dalam lingkungan keluarga (hme schooling), sebagai pendidikan awal (tarbiyatul ula), bagi lingkungan masyarakat (non formal education) dan lingkungan sekolahnya (formal education).

(10) Belajar berlangsung dengan guru atau pun tanpa guru. (11) Belajar yang berencana dan disengaja menuntut motivasi

yang tinggi.

(12) Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan lingkungan

internal dan eksternal.

(13) Kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bimbingan dari orang lain, mengingat tidak semua bahan ajar dapat dipelajari sendiri.

Berdasarkan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan dua ahli tersebut menunjukkan bahwa, kedua ahli tersebut mempunyai pandangan yang berbeda tentang prinsip-prinsip belajar. Namun pada hakikatnya, prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan dua ahli tersebut menekankan pada diri peserta didik. Dari kedua pendapat tentang prinsip-prinsip belajar tersebut harus dipahami dan dimengerti oeh seorang guru agar diperoleh hasil belajar yang optimal.

c. Ciri-ciri dan Tujuan Belajar

Belajar merupakan poses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses belajar yang internal pada diri siswa tidak dapat diamati, tetapi dapat dipahami oleh guru. Proses belajar tersebut tampak pada perilaku siswa dalam mempelajari bahan belajar. Perilaku belajar tersebut merupakan respon siswa terhadap tindakan mengajar atau tindakan pembelajaran dari guru. Perilaku belajar tersebut ada hubungannya dengan desain instruksiona lguru, karena di dalamnya

commit to user

desain instruksional guru mebuat tujuan instruksional khusus atau sasaran belajar.

Siswa yang belajar bertiar menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Bloom, Krathwol & Simpson yang dikutip Aunurrahman (2012: 48-49) menggolongkan atau tingkatan jenis perilaku belajar terdiri dari tiga ranah atau kawasan yaitu:

(1) Kognitif terdiri enam jenis perilaku yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

(2) Ranah afektif terdiri lima perilaku yaitu: penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan pembentukan.

(3) Ranah psikomotor, terdiri tujuh perilaku yaitu: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, ketiga ranah tersebut bukan merupakan bagian-bagian yang terpisah, tetapi merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan. Untuk mencapai perubahan yang diharapkan, baik perubahan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, maka belajar hendaknya memperhatikan secara sungguh-sungguh beberapa prinsip belajar yang dapat mendukung terwujudnya hasil belajar yang optimal.

d. Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang pada akhirnya akan diperoleh hasil belajar. Menurut Angkowo & Kosasih (2007:51) bahwa, “Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh lima faktor yaitu: bakat belajar, waktu yang tersedia untuk belajar, kemampuan individu, kualitas pengajaran, dan lingkungan” (Harminingsih, 25 Nopember 2012). Menurut Agus Suprijono (2009: 7) bahwa, “Hasil belajar perubahan perilaku secara keseluruhan baik kognitif, afektif dan psikomotorik bukan hanya salah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

satu aspek potensi kemampuan saja”. Sedangkan Slameto (2003: 54) menyatakan:

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:

(1) Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang disebut faktor individu (Intern), yang meliputi: (1). Faktor biologis, meliputi: kesehatan, gizi, pendengaran dan penglihatan. Jika salah satu dari faktor biologis terganggu akan mempengaruhi hasil prestasi belajar. (2). Faktor Psikologis, meliputi: intelegensi, minat dan motivasi serta perhatian ingatan berfikir. (3). Faktor kelelahan, meliputi: kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani nampak dengan adanya lemah tubuh, lapar dan haus serta mengantuk. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk mengahsilkan sesuatu akan hilang.

(2) Faktor yang ada pada luar individu yang di sebut dengan faktor (Ekstern), yang meliputi: (1). Faktor keluarga. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan terutama. Merupakan lembaga pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar. (2). Faktor Sekolah, meliputi : metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan berdisiplin di sekolah. (3). Faktor Masyarakat, meliputi : bentuk kehidupan masyarakat sekitar dapat mempengaruhi prsetasi belajar siswa. Jika lingkungan siswa adalah lingkungan terpelajar maka siswa akan terpengaruh dan mendorong untuk lebih giat belajar.

Berdasarkan pengertian belajar dan faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan baik aspek kognitif, afektif dan

commit to user

psikomotorik yang lebih baik. Hasil belajar akan menjadi lebih baik apabila faktor internal dan eksternal dapat terpenuhi dengan baik pula. Untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar yang dicapai peserta didik, maka perlu dilakukan penilaian. Munawar (2009) 25 Nopember 2012 menyatakan,

Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

Sedangkan pengertian penilaian menurut Nana Sudjana (2005: 111) yaitu: Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar dan mengajar adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki peserta didik setelah menyelesaikan pengalaman belajar. Hasil yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, penilaian merupakan suatu bentuk hasil belajar yang didasarkan pada kriteria tertentu. Melalui penilaian tersebut akan diketahui sejauh mana hasil belajar yang dicapai peserta didik. Lebih lanjut Nana Sudjana (2005: 111) menyatakan, “Penilaian yang dilakukan terhadap proses belajar mengajar memiliki fungsi yaitu: (1) untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran, (2) untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan guru”.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik menggambarkan cerminan dari guru dan peserta didik. Hal ini maksudnya, hasil belajar yang dicapai peserta didik menandakan peserta didik dapat menguasai materi yang diterimanya. Sedangkan bagi guru, hasil belajar yang dicapai peserta didik dapat diketahui tujuan pengajaran tercapai atau tidak atau efektif tidaknya pengajaran yang telah dilakukan. Untuk itu penilaian sangat penting dalam proses belajar mengajar.

3. Pembelajaran Senam Lantai Roll Depan

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh: APRILIA AYU KUSUMA WARDANI K (Halaman 28-34)

Dokumen terkait