• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Data primer.

Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode wawancara dengan menggunakan alat bantu kuesioner yang telah disusun sebelumnya tentang identitas responden, data balita, pola pemberian MP-ASI, dan status gizi pada balita 6-24 bulan di wilayah Puskesmas Pijorkoling Kota

Padangsidimpuan.

2. Data sekunder.

Data sekunder diperlukan untuk melihat jumlah balita 6-24 bulan yang ada di wilayah kerja puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan.

Metode Pengukuran

Pola pemberian MP-ASI. Pengukuran pola pemberian makanan

pendamping ASI terdiri dari usia pertama pemberian, frekuensi, porsi, danbentuk makanan dan cara pemberian.

a. Usia pertama pemberian MP-ASI : Tepat : > 6 bulan

Tidak tepat :< 6 bulan

b. Frekuensi pemberian MP-ASI berdasarkan buku pedoman KIA (2016) : Tepat :-Usia 6-8 bulan diberikan 2-3 kali sehari

-Usia 9-12 bulan diberikan 3-4 kali sehari

Tidak tepat :Selain ketentuan diatas.

c. Bentuk MP-ASI berdasarkan buku pedoman KIA (2016) :

Tepat :-Jenis makanan lumat diberikan pada balita usia 6-8 bulan.

- Jenis makanan lunak diberikan pada balita usia lebih dari 9-12 bulan.

- Jenis makanan padat diberikan pada balita usia lebih dari 13-24 bulan.

Tidak tepat : Memberikan jenis makanan yang tidak sesuai dengan usia balita.

d. Porsi pemberianmenurut buku pedoman KIA (2016) :

Tepat : - Usia 6-8 bulan diberi 2-3 sendok makan penuh setiap kali makan dan tingkatkan secara perlahan sampai ½ dari cangkir mangkuk ukuran 250 ml tiap kali makan.

- Usia 9-12 bulan diberi ½ mangkuk ukuran 250 ml.

-Usia 13-24 bulan ¾ ukuran 250 ml.

Tidak tepat : Jumlah takaran sendok makan yang diberikan tidak sesuai dengan usia balita.

e. Cara pemberian

Memenuhi syarat kesehatan : Jika ibu melakukan cara pemberian makanan berdasarkan Depkes RI (2007) Tidak memenuhi syarat kesehatan : Jika ibu melakukan cara pemberian makanan tidak sesuai dengan standar Depkes RI 2007.

Partisipasi ibu hadir di posyandu. Partisipasi ibu dibedakan menjadi dua kategori yaitu aktif dan tidak aktif.

Aktif : Jika catatan pemantauan penimbangan dan catatan ASI eksklusif lengkap dalam KMS balita.

Tidak Aktif : Jika terdapat catatan pemantauan penimbangan dan catatan ASI eksklusif dalam KMS balita.

Untuk mengetahui partisipasi ibu hadir di posyandu, maka peneliti akan melihat KMS balita yang menjadi sampel.

Status gizi. Status gizi balita dilakukan dengan menggunakan pengukuran antropometri, berat badan menurut umur (BB/U), panjang badan menurut umur (PB/U), dan berat badan menurut panjang badan (BB/PB) dengan menggunakan standar WHO 2005 dalam skor simpangan baku (standar deviation score = Z-Score) dengan rumus sebagai berikut :

Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR a. Kategori berdasarkan indeks BB/U:

1. Normal : ≥ - 2 SD s/d < 1 SD

2. Kurang : ≥ - 3 SD s/d < - 2 SD

3. Sangat Kurang : < - 3 SD

b. Kategori berdasarkan indeks PB/U :

1. Sangat Tinggi : > 3 SD

2. Normal : ≥ - 2 SD s/d ≤ 3 SD

3. Pendek : ≥ - 3 SD s/d < - 2 SD

4. Sangat Pendek : < - 3 SD c. Kategori berdasarkan PB/BB

1. Sangat Gemuk : > 3 SD 2. Gemuk : > 2 SD s/d ≤ 3 SD

3. Resiko Gemuk : > 1 SD s/d ≤ 2 SD 4. Normal : ≥ - 2 SD s/d ≤ 1 SD 5. Kurus : ≥ - 3 SD s/d < - 2 SD 6. Sangat Kurus : < - 3 SD Metode Analisis Data

Pengolahan data. Setelah data terkumpul, selanjutnya data diolah dengan tahap sebagai berikut:

1. Pemeriksaan Data (Editing)

Pengeditan dilakukan dengan memeriksa kelengkapan isi kuesioner dengan tujuan agar data masuk dan dapat diolah secara benar, sehingga pengolahan data memberikan hasil yang menggambarkan masalah yang diteliti.

2. Pengkodean (coding)

Data yang sudah diperoleh dan telah dilakukan pengeditan maka peneliti melakukan pengkodean pada setiap jawaban responden untuk

mempermudah analisis data yang telah dikumpulkan.

Kegiatan memasukkan data dalam bentuk kode kedalam program SPSS.

4. Membersihkan Data (Cleaning)

Cleaning dilakukan pada semua lembar kerja untuk membersihkan kesalahan yang mungkin terjadi selama proses input data. Proses ini dilakukan melalui analisis frekuensi pada variabel. Adapun data missing dibersihkan dengan menginput data yang benar.

Analisis data. Setelah data semua terkumpul maka dilakukan analisis data univariat. Analisis dilakukan pada setiap variabel dari hasil penelitian dengan mendeskripsikan setiap variabel penelitian. Kemudian data diolah dengan program komputer dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian data dianalisa secara deskriptif.

Hasil Penelitian

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Pijorkoling terletak di Jl Teuku Rizal Nurdin Km 7 Palopat Pijorkoling, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan.Di wilayah kerja Puskesmas Pijorkoling terdiri dari 16 posyandu. Adapun

posyandu tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5

Posyandu dan Jumlah Balita 6-24 Bulan di Setiap Posyandu

Posyandu Jumlah Balita 6-24 Bulan= 777 Mawar 1

Melati Manunggang Julu 48

Delima 30

Kamboja 20

Melati Hutakoje 48

Cemara 10

Kenanga 31

Anggrek 14

Puskesmas Pijorkoling memiliki wilayah kerja yang terdiri dari 13 desa dan setiap desa memiliki posyandu. Dua diantara 13 desa tersebut memiliki 2 posyandu, sehingga total posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pijorkoling sebanyak 16 posyandu dengan strata masing-masing adalah posyandu mandiri.

Wilayah kerja Puskesmas Pijorkoling memiliki 80 kader dalam 16 posyandu (lima kader dalam satu posyandu) dan 1 tenaga gizi yang ikut berperan dalam kegiatan

Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Pijorkoling adalah sebanyak

±33.495 jiwa.

Karakteristik Ibu Balita

Deskripsi karakteristik responden dalam penelitian ini mencakup usia, pendidikan, dan pekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok umur terbanyak adalah kelompok umur 21-25 tahun yaitu sebanyak 32 (36,4%) dan kelompok umur 26-30 tahun yaitu sebanyak 32 (36,4%). Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh ibu adalah tamat SMA dengan jumlah 61 orang (69,3%). Sebagian besar ibu balita mempunyai pekerjaan sebagai Ibu rumah tangga yaitu sebanyak 59 (67%).

Tabel 6

Distribusi Karakteristik Ibu Balita Berdasarkan Umur, Pendidikan, dan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Karakteristik n=88 Persentase (%)

Umur

Karakteristik Balita

Deskripsi karakteristik balita dalam penelitian ini mencakup usia dan jenis kelamin.

Usia dan jenis kelamin. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa balita berjenis kelamin laki-laki sebanyak 36 (40,9%) dan balita berjenis kelamin perempuan sebanyak 52 (59,1%). Pada balita laki-laki, kelompok usia 6-8 bulan sebanyak 3 (25%), kelompok usia 9-12 sebanyak 12 (44,4%), kelompok usia 13-24 bulan sebanyak 21 (42,9%). Pada balita perempuan, kelompok usia 6-8 bulan sebanyak 9 (75%), kelompok usia 9-12 sebanyak 15 (55,6%), dan pada usia 13-24 bulan sebanyak 28 (57,1%), Distribusi balita berdasarkan kategori usia dan jenis kelamin disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 7

Distribusi Balita Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Usia Balita (bulan)

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

n % n % N % Pola Pemberian MP-ASI

Pola pemberian MP-ASI pada balita dilihat dari usia pertama pemberian MP-ASI, porsi, bentuk MP-ASI yang diberikan, frekuensi pemberian MP-ASI, dan cara pemberian MP-ASI.

Usia pertama pemberian MP-ASI. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa sebanyak 46(52,3%) balita sudah diberi makanan pendamping

ASI pada usia <6 bulan. Distribusi balita berdasarkan usia pertama pemberian MP-ASI disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 8

Distribusi Usia Pertama Pemberian MP-ASI pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Usia Pertama Pemberian MP-ASI n = 88 Persentase (%)

< 6 Bulan 46 52,3

> 6 bulan 42 47,7

Bentuk MP-ASI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada kesalahan dalam pemberian MP-ASI, yaitu dalam bentuk yang tidak sesuai dengan usia balita. Terjadi pada balita usia 6-8 bulan, balita diberikanmakanan lunak yaitu sebanyak 6 balita (50,0%). Balitausia 9-12 bulan diberikan makanan lumat sebanyak 1 balita (3,7) dan telah diberikan makanan padat yaitu sebanyak 8 balita (29,6%). Sedangkan 13-24 bulan sudah tepat dalam dalam hal bentuk MP-ASInya.

Tabel 9

Distribusi Bentuk Pemberian MP-ASI Berdasarkan Usia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Usia Balita

Frekuensi pemberian MP-ASI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi pemberian MP-ASI masih ada yang tidak tepat. Usia 6-8 bulan terdapat 2 balita (16,7%) diberi makan lebih dari 3 kali. Pada usia 9-12 bulan ada 3 balita (11,1%) yang diberikan makan 2-3 kali artinya di bawah frekuensi pemberian

usia 13-24 bulan terdapat 12 balita (24,5%) yang diberikan makan lebih dari 4 kali.

Tabel 10

Distribusi Frekuensi Pemberian MP-ASI Berdasarkan Usia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Usia Balita (bulan)

Frekuensi Pemberian

MP-ASI Jumlah

2-3 Kali 3-4 Kali ≥4 Kali

n % n % n % N %

6-8 10 83,3 2 16,7 0 0 12 100,0

9-12 3 11,1 21 77,8 3 11,1 27 100,0

13-24 0 0 37 75,5 12 24,5 49 100,0

Porsi pemberian MP-ASI. Dari hasil penelitian yang didapat bahwa masih terjadi kesalahan dalam porsi MP-ASI. Pada usia 6-8 bulan terdapat 3 balita (25%) yang diberikan porsi lebih dari ½ mangkuk ukuran 250 ml yang seharusnya balita pada usia 6-8 bulan diberikan 2-3 sendok makan perlahan hingga ½

mangkuk. Usia 9-12 bulan juga ditemukan kesalahan dalam pemberian MP-ASI, yaitu sebanyak12 balita (44,4%) diberikan lebih dari ½ mangkuk ukuran 250 ml yang seharusnya diberikan hanya ½ mangkuk saja. Sedangkan pada usia 13-24 bulan terdapat 15 balita (30,6%) yang diberikan lebih dari ¾ mangkuk ukuran 250 ml, Sebanyak 34 (69,4%) balita 13-24 bulan sudah tepat dalam porsi pemberian MP-ASInya.

Distribusi balita berdasarkan porsi pemberian MP-ASI dapat disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 11

Distribusi Porsi Pemberian MP-ASI Berdasarkan Usia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Usia

Cara pemberian MP-ASI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara pemberian MP-ASI sebagian besar sudah memenuhi syarat (76,1%), hanya terdapat 21 balita (23,9%) yang cara pemberian MP-ASInya tidak memenuhi syarat. Distribusi cara pemberian MP-ASI disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 12

Distribusi Cara Pemberian MP-ASI pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Cara Pemberian MP-ASI n= 88 Persentase (%)

Memenuhi Syarat 67 76,1

Tidak Memenuhi Syarat 21 23,9

Pola Pemberian MP-ASI Tepat dan Tidak Tepat Berdasarkan Usia

Usia pemberian pertama MP-ASI tepat dan tidak tepat berdasarkan usia. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa sebanyak 46 (52,3%) tidak tepat usia pertama pemberian ASInya. Distribusi usia pertama pembeian MP-ASI tepat dan tidak tepat disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 13

Distribusi Usia Pertama Pemberian MP-ASI Tepat dan Tidak Tepat Berdasarkan Usia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Usia Pertama Pemberian MP-ASI n = 88 Persentase (%)

Tepat 42 47,7

Tidak Tepat 46 52,3

Bentuk MP-ASI tepat dan tidak tepat terdasarkan usia. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa masih ada kesalahan dalam pemberian MP-ASI, yaitu dalam bentuk yang tidak sesuai dengan usia balita. Terjadi pada balita usia 6-8 bulan, balita diberikan makanan tidak tepat yaitu sebanyak 6 balita (50,0%).

Balita usia 9-12 bulan diberikan makanan tidak tepat sebanyak 10 balita (37%) . Tabel 14

Distribusi Bentuk MP-ASI Tepat dan Tidak Tepat Berdasarkan Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Usia Balita (bulan)

Bentuk

MP-ASI Jumlah

Tepat Tidak Tepat

n % n % N %

6-8 6 50,0 6 50,0 12 100,0

9-12 17 63,0 10 37,0 27 100,0

13-24 0 0 49 100,0 49 100,0

Frekuensi pemberian MP-ASI tepat dan tidak tepat berdasarkan usia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi pemberian MP-ASI masih ada yang tidak tepat. Usia 6-8 bulan terdapat 2 balita (16,7%) diberi makandengan frekuensi yang tidak tepat. Pada usia 9-12 bulan ada 6 balita (22,2%). Sedangkan pada usia 13-24 bulan terdapat 13 balita (26,5%) yang diberikan makan lebih dari 4 kali. Distribusi balita berdasarkan bentuk pemberian MP-ASI dapat disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 15

Distribusi Frekuensi MP-ASI Tepat dan Tidak Tepat Berdasarkan Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Usia Balita (bulan)

Frekuensi

MP-ASI Jumlah

Tepat Tidak Tepat

n % N % N %

6-8 10 83,3 2 16,7 12 100,0

9-12 21 77,8 6 22,2 27 100,0

13-24 36 73,5 13 26,5 49 100,0

Porsi pemberian MP-ASI tepat dan tidak tepat berdasarkan usia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa porsi pemberian MP-ASI masih ada yang tidak tepat. Usia 6-8 bulan terdapat 2 balita (16,7%) diberi makan dengan frekuensi yang tidak tepat. Pada usia 9-12 bulan ada 14 balita (44,4%) yang diberikan makan tidak tepatdan pada usia 13-24 bulan terdapat 14 balita (28,6%) yang diberikan makan tidak tepat.

Tabel 16

Distribusi Porsi MP-ASI Tepat dan Tidak Tepat Berdasarkan Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Usia Balita (bulan)

Porsi

MP-ASI Jumlah

Tepat Tidak Tepat

n % N % N %

6-8 10 83,3 2 16,7 12 100,0

9-12 15 55,6 14 44,4 27 100,0

13-24 35 71,4 14 28,6 49 100,0

Cara pemberian MP-ASI tepat dan tidak tepat berdasarkan usia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara pemberian MP-ASI masih ada yang tidak tepat. Usia 6-8 bulan terdapat 4 balita (33,3%) diberi makan dengan frekuensi yang tidak tepat. Pada usia 9-12 bulan ada 14 balita (25,9%) yang

diberikan makan tidak tepatdan pada usia 13-24 bulan terdapat 10 balita (20,4%) yang diberikan makan tidak tepat.

Tabel 17

Distribusi Cara Pemberian MP-ASI Tepat dan Tidak Tepat Berdasarkan Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Usia Balita (bulan)

Cara Pemberian Jumlah

Tepat Tidak Tepat

n % N % N %

6-8 8 66,7 4 33,3 12 100,0

9-12 20 74,1 7 25,9 27 100,0

13-24 39 79,6 10 20,4 49 100,0

Partisipasi Ibu Hadir di Posyandu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi ibu hadir di posyandu sebanyak 32 (36,4%) ibu balita aktif hadir di posyandu dan 56 (63,65%) ibu balita tidak aktif hadir di posyandu. Distribusi partisipasi ibu hadir di posyandu

disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 18

Distribusi Partisipasi Ibu Hadir di Posyandu pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Partisipasi Ibu Hadir di Posyandu n= 88 Persentase (%)

Aktif 32 36,4

Tidak Aktif 56 63,6

Partisipasi ibu hadir di posyandu berdasarkan usia balita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi ibu hadir di posyandu pada usia balita 6-8 bulan sebanyak 7 (58,3%) aktif dan sebanyak 5 (41,7%) tidak aktif .Partisipasi ibu hadir di posyandu pada usia balita 9-12 bulan sebanyak 11 (40,7%) aktif dan sebanyak 16 (59,3%) tidak aktif. Sedangkan pada balita usia 13-24 bulan, sebanyak 56 (63,3%) ibu tidak aktif hadir di posyandu, hanya sebanyak 14

(36,4%) ibu balita yang aktif hadir di posyandu. Distribusi partisipasi ibu hadir di posyandu berdasarkan usia disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 19

Distribusi Partisipasi Ibu Hadir di Posyandu Berdasarkan Usia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Usia Balita (bulan)

Partisipasi Ibu Hadir di Posyandu Jumlah

Aktif Tidak Aktif

n % n % N %

Status Gizi Balita

Status gizi balita 6-24 bulan berdasarkan indeks berat badan menurut umur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa balita yang berstatus gizi baik

sebanyak 79 (89,8%), dan balita berstatus gizi kurang sebanyak 9 (10,2%).

Distribusi status gizi balita berdasarkan berat badan menurut umur disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 20

Distribusi Status Gizi Balita 6-24 Bulan Berdasarkan Indeks Berat Badan

Menurut Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Status Gizi (BB/U) n=88 Persentase (%)

Gizi baik 79 89,8

Gizi Kurang 9 10,2

Status gizi balita 6-24 bulan berdasarkan indeks panjang badan menurut umur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 75 balita (85,2%) yang memiliki status gizi normal, dan balita yang mengalami status gizi pendek terdapat 13 balita (14,8%). Distribusi status gizi balita berdasarkan panjang badan menurur umur disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 21

Distribusi Status Gizi Balita 6-24 Bulan Berdasarkan Indeks Panjang Badan Menurut Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Status Gizi (PB/U) n = 88 Persentase (%)

Pendek 13 14,8

Normal 75 85,2

Status gizi balita 6-24 bulan berdasarkan indeks berat badan menurut panjang badan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 79 balita (89,8%) yang memiliki status gizi normal, balita yang mengalami status gizikurus terdapat 8balita (9,1%), dan 1 balita gemuk (1,1%). Distribusi status gizi berdasarkan berat badan menurut panjang badan disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 22

Distribusi Status Gizi Balita 6-24 Bulan Berdasarkan Berat Badan Menurut Panjang Badan pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Status Gizi (BB/PB) n = 88 Persentase (%)

Kurus 8 9,1

Normal 79 89,8

Gemuk 1 1,1

Status gizi balita 6-24 bulan berdasarkan usia. Berdasarkan tabel 23 menunjukkan bahwa rata-rata balita usia 6-24 bulan berstatus gizi baik

berdasarkan indeks berat badan menurut umur. Pada usia 6-8 bulan tidak ada balita berstatus gizi kurang, sedangkan pada usia 9-12 bulan terdapat 3 balita (33,3%) berstatus gizi kurang dan 6 balita (66,7%) pada usia 13-24 bulan

berstatus gizi kurang. Tabel22 menunjukkan bahwa status gizi berdasarkan indeks panjang badan menurut umur terdapat 1 (7,7%) balita 6-8 bulan berstatus gizi pendek,7 (53,8 %) balita pendek pada usia 9-12 bulan, dan 5(38,5%) balita 13-24 bulan berstatus gizi pendek. Selain pendek, ditemukan juga 1 balita gemuk

berdasarkan indeks berat badan menurut panjang badan yaitu pada usia 13-24 bulan. Tabel 23 juga menunjukkan bahwa sebanyak 2 balita kurus (25%) pada usia 9-12 bulan , dan 6 balita kurus (75%) pada usia 13-24 bulan, selebihnya berstatus gizi normal.

Tabel 23

Distribusi Status Gizi Balita 6-24 Bulan Berdasarkan Usia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Status Gizi Balita

Usia Balita Jumlah

6-8 bulan 9-12 bulan 13-24 bulan

n % n % n % N %

Status gizi balita (BB/U)

Gizi baik 12 15,2 24 30,4 43 54,4 79 100

Gizi kurang 0 0,0 3 33,3 6 66,7 9 100

Status gizi balita (PB/U)

Pendek 1 7,7 7 53,8 5 38,5 13 100

Normal 11 14,7 20 26,7 44 58,7 75 100

Status gizi balita (BB/PB)

Kurus 0 0,00 2 25,0 6 75,0 8 100

Normal 12 15,2 25 31,6 42 85,7 79

Gemuk 0 0,0 0 0,0 1 100,0 78 100

Status Gizi Balita (BB/U) Berdasarkan Pola Pemberian MP-ASI

Gambaran hasil antara pola pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi balita (BB/U) dapat dilihat pada tabel 24. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada balita dengan usia pemberian MP-ASI yang tidak tepat, (82,6%) balita yang berstatus gizi baik, sebanyak (17,4%) berstatus gizi kurang.

Pada pemberian bentuk MP-ASI yang tidak tepat (82,4%) balitayang berstatus gizi baik dan (17,6%) berstatus gizi kurang. Sedangkan pada porsi pemberian MP-ASI yang tidak tepat, (72,4%) balita yang berstatus gizi baik dan (27,6%)

berstatus gizi kurang. Pada frekuensi MP-ASI yang tidak tepat, (66,7%) balita yang berstatus gizi baik dan (33,3%) berstatus gizi kurang. Lalu dalam cara pembeian MP-ASI yang tidak memenuhi syarat, (81,0%) anak yang berstatus gizi baik dan (19,0%) berstatus gizi kurang.

Tabel 24

Status Gizi (BB/U) pada Balita Usia 6-24 Bulan Berdasarkan Pola Pemberian MP-ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI

Status Gizi (BB/U)

Gizi Baik Gizi Kurang Jumlah

n % n % n %

Status Gizi Balita (PB/U) Berdasarkan Pola Pemberian MP-ASI

Gambaran hasil antara pola pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi balita (PB/U) dapat dilihat pada tabel 25. Hasil penelitian diketahui bahwa pada balita dengan usia pemberian MP-ASI yang tidak tepat, terdapat

pendek. Pada pemberian bentuk MP-ASI yang tidak tepat, terdapat (76,5%) balita yang memiliki status gizi normal dan (23,5%) memiliki status gizi pendek.. Dalam porsi pemberian MP-ASI yang tidak tepat, terdapat (58,0%) balita yang memiliki status gizi normal,dan terdapat (41,4%) status gizi pendek. Pada frekuensi MP-ASI yang tidak tepat, (61,9%) balita yang memiliki status gizi normal dan (38,1%) memiliki status gizi tinggi. Lalu dalam cara pembeian MP-ASI yang tidak memenuhi syarat, (76,2%) balita yang memiliki status gizi normal, (4,8%) memiliki status gizi pendek.

Tabel 25

Status Gizi (PB/U) pada Balita Usia 6-24 Bulan Berdasarkan Pola Pemberian MP-ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI

Status Gizi (PB/U)

Normal Pendek Jumlah

n % n % N %

Status gizi balita (BB/PB) berdasarkan pola pemberian MP-ASI

Gambaran hasil antara pola pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi balita (BB/PB) dapat dilihat pada tabel 26. Dari hasil penelitian

diketahui bahwa pada balita dengan usia pemberian MP-ASI yang tidak tepat, terdapat (82,6%) balita yang memiliki status gizi normal, (15,2%) memiliki status gizi kurus, dan (2,2%) berstatus gizi gemuk.. Pada pemberian bentuk MP-ASI yang tidak tepat, (17,2%) balita memiliki status gizi kurus. Dalam porsi

pemberian MP-ASI yang tidak tepat, terdapat (24,1%) memiliki status gizi kurus dan (3,4%) gemuk.. Pada frekuensi MP-ASI yang tidak tepat, (28,6%) balita kurus dan (4,8%) balita gemuk. Lalu dalam cara pembeian MP-ASI yang tidak

memenuhi syarat, (84,6%) balita yang memiliki status gizi normal, (7,7%) kurus, dan (7,7%) berstatus gizi gemuk.

Tabel 26

Status Gizi (BB/PB) pada Balita Usia 6-24 Bulan Berdasarkan Pola Pemberian MP-ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Pola Pemberian

Tabel 26

Status Gizi (BB/PB) Pada Balita Usia 6-24 Bulan Berdasarkan Pola Pemberian MP-ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Pola Pemberian

Status gizi balita (BB/U) pada balita 6-24 bulan berdasarkan ketepatan pola pemberian MP-ASI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 8 (13,1%) balita yang berstatus gizi kurang berdasarkan pola pemberian MP-ASI yang tidak tepat dan terdapat 26 (96,3%) balita berstatus gizi baik berdasarkan pola pemberian MP-ASI yang tepat.

Tabel 27

Distribusi Status Gizi Balita (BB/U) Pada Balita 6-24 Bulan Berdasarkan Ketepatan Pola Pemberian MP-ASI

Pola Pemberian MP-ASI

Status Gizi (BB/U) Jumlah

Gizi Baik Gizi Kurang

n % n % n %

Tepat 26 96,3 1 3,7 27 100,0

Tidak Tepat 53 86,9 8 13,1 61 100,0

Status gizi balita (PB/U) pada balita 6-24 bulan berdasarkan ketepatan pola pemberian MP-ASI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 13 (21,3%) balita yang berstatus gizi pendek berdasarkan pola

pemberian MP-ASI yang tidak tepat dan terdapat 27 (100,0%) balita berstatus gizi normal berdasarkan pola pemberian MP-ASI yang tepat.

Tabel 28

Distribusi Status Gizi Balita (PB/U) pada Balita 6-24 Bulan Berdasarkan Ketepatan Pola Pemberian MP-ASI

Pola Pemberian MP-ASI

Status Gizi (PB/U) Jumlah

Pendek Normal

n % n % n %

Tepat 0 0,00 27 100,0 27 100,0

Tidak Tepat 13 21,3 48 78,7 61 100,0

Status gizi balita (BB/PB) pada balita 6-24 bulan berdasarkan ketepatan pola pemberian MP-ASI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat7 (11,5%) balita yang berstatus gizi kurus berdasarkan pola pemberian MP-ASI yang tidak tepat, 1 (1,6%) balita berstatus gizi gemuk berdasarkan pola pemberian MP-ASI yang tidak tepat, dan terdapat 26 (96,3%) balita berstatus gizi normal berdasarkan pola pemberian MP-ASI yang tepat.

Tabel 29

Distribusi Status Gizi Balita (BB/PB) Pada Balita 6-24 Bulan Berdasarkan Ketepatan Pola Pemberian MP-ASI

Pola Pemberian MP-ASI

Status Gizi (BB/PB) Jumlah Kurus Normal Gemuk

n % n % n % n %

Tepat 1 3,7 26 96,3 0 0,0 27 100,0

Tidak Tepat 7 11,5 53 86,9 1 1,6 61 100,0 Status gizi (BB/U) berdasarkan partisipasi ibu hadir di posyandu.

Gambaran hasil partisipasi ibu hadir di posyandu dengan status gizi balita (BB/U) dapat dilihat pada tabel 30. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

partisipasi ibu hadir di posyandu tidak aktif berstatus gizikurang sebanyak (712,5%). Distribusi partisipasi ibu hadir di posyandu disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 30

Distribusi Status Gizi (BB/U) pada Balita Usia 6-24 Bulan Berdasarkan

Partisipasi Ibu Hadir di Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Partisipasi Ibu Hadir di Posyandu

Status gizi (PB/U) berdasarkan partisipasi ibu hadir di posyandu.

Gambaran hasil partisipasi ibu hadir di posyandu dengan status gizi balita (BB/U) dapat dilihat pada tabel 31. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

partisipasi ibu hadir di posyandutidak aktif sebanyak 12 (21,4%) balita berstatus gizi pendek.

Tabel 31

Distribusi Status Gizi (PB/U) pada Balita Usia 6-24 Bulan Berdasarkan

Partisipasi Ibu Hadir di Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Partisipasi Ibu Hadir di

Partisipasi Ibu Hadir di

Dokumen terkait