Petugas pelayanan kesehatan setiap hari dihadapkan kepada tugas yang berat untuk bekerja dengan aman dalam lingkungan yang membahayakan. Kini, resiko pekerjaan yang umum dihadapi oleh petugas pelayanan kesehatan adalah kontak dengan darah dan tubuh sewaktu perawatan rutin pasien.
2.3.1. Pengertian
Alat Pelindung Diri adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga
kerja dari bahaya di tempat kerja. Alat pelindung diri dipakai setelah usaha rekayasa (engineering) dan cara kerja yang aman telah maximum (Depnakertrans RI, 2004).
Menurut Suma`mur (1992), alat pelindung diri adalah suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja.
Menurut Habsari (2003) langkah-langkah dalam pemilihan alat pelindung diri terdiri dari:
1. Mengumpulkan data tentang potensi bahaya yang dapat terjadi, sebagai langkah awal agar alat pelindung diri yang digunakan sesuai kebutuhan.
2. Menentukan jumlah alat pelindung diri yang akan disediakan. Dalam menentukan jumlah tergantung pada jenis alat pelindung diri yang dapat digunakan secara bergantian.
3. Memilih kualitas/mutu dari alat pelindung diri yang akan digunakan.
Alat Pelindung Diri yang telah dipilih hendaknya memenuhi ketentuan- ketentuan sebagai berikut:
1. Dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya. 2. Berbobot ringan.
3. Dapat dipakai secara fleksibel (tidak membedakan jenis kelamin). 4. Tidak menimbulkan bahaya tambahan.
6. Memenuhi ketentuan dari standar yang ada. 7. Pemeliharaan mudah.
8. Penggantian suku cadang mudah. 9. Tidak membatasi gerak.
10. Rasa “tidak nyaman” tidak berlebihan. 11. Bentuknya cukup menarik.
Menurut Suardi (2005) keberhasilan penggunaan alat pelindung diri tergantung jika peralatan pelindungnya:
1. Tepat pemilihannya. 2. Digunakan secara benar.
3. Sesuai dengan situasi dan kondisi bahaya. 4. Senantiasa dipelihara.
Santosa (2004) menyatakan masalah umum alat pelindung diri terdiri atas: 1. Tidak semua alat pelindung diri melalui pengujian laboratories, sehingga tidak
diketahui derajad perlindungannya.
2. Tidak nyaman dan kadang-kadang membuat si pemakai sulit bekerja. 3. Alat pelindung diri dapat menciptakan bahaya baru.
4. Perlindungan yang diberikan alat pelindung diri sulit untuk dimonitor.
5. Kewajiban pemeliharaan alat pelindung diri dialihkan dari pihak manajemen kepekerja.
7. Kepercayaan pada alat pelindung diri akan menghambat pengembangan kontrol teknologi yang baru.
Menurut Suardi (2005) masalah pemakaian alat pelindung diri dibagi atas: 1. Sisi pekerja tidak mau memakai dengan alasan:
1. Tidak sadar/tidak mengerti, 2. Panas,
3. Sesak,
4. Tidak enak dipakai, 5. Tidak enak dipandang, 6. Berat,
7. Mengganggu pekerjaan,
8. Tidak sesuai dengan bahan yang ada,
9. Tidak ada sanksi jika tidak menggunakannya, 10.Atasan juga tidak memakai.
2. Sisi instansi
1. Ketidak mengertian dari instansi tentang alat pelindung diri yang sesuai dengan jenis resiko yang ada,
2. Sikap dari instansi yang mengabaikan alat pelindung diri, 3. Dianggap sia-sia (karena pekerja tidak mau memakai), 4. Pengadaan alat pelindung diri yang asal beli.
2.3.2. Alat Perlindungan Pernafasan/Masker
Menurut Habsari (2003) alat pelindung diri pernafasan/masker berguna untuk melindungi pernafasan terhadap gas, uap, debu atau udara yang terkontaminasi di tempat kerja yang dapat bersifat racun, korosi, ataupun rangsangan.
Masker terbuat dari berbagai bahan antara kain: katun ringan, kasa, kertas sampai bahan sintesis, yang beberapa diantaranya tahan cairan. Masker yang tebuat dari katun atau kertas sangat nyaman tapi sebagai filter tidak tahan cairan dan tidak efektif.
Masker yang terbuat dari bahan sintetik dapat memberikan sedikit perlindungan dari tetesan partikel besar (> 5um) yang disebarkan lewat batuk dan bersin dari petugas pelayanan kesehatan yang berada dekat (kurang dari 1 meter) dengan pasien. Namun mereka, merasa kurang nyaman untuk memakainya karena bahan ini sukar dipakai untuk bernafas. Santoso (2004) menyatakan masalah alat pelindung diri pernafasan terdiri atas:
1. Penutup muka yang buruk dapat menimbulkan jerawat, dapat membuat rambut jadi terjepit, tidak sesuai dengan ukuran wajah, menimbulkan iritasi pada bekas luka.
2. Pemeliharaan yang tidak baik. 3. Tali pengikat longgar/lepas.
4. Tidak nyaman dalam menghirup udara. 5. Menimbulkan sesak nafas.
7. Meningkatkan beban kerja pada jantung dan hati. 8. Menghirup kembali udara yang dihembuskan. 9. Kesulitan berkomunikasi.
2.3.3. Respirator
Respirator adalah masker jenis khusus, disebut respirator partikel, yang dianjurkan dalam situasi menyaring udara yang ditarik nafas dianggap sangat penting (umpamanya, dalam perawatan orang dengan tuberkulosis paru). Terdiri dari berlapis-lapis bahan filter yang terpasang pada muka dengan ketat.
Lebih sulit untuk bernafas melaluinya dan lebih mahal dari pada masker bedah. Efektivitas pemakaian masker khusus ternyata belum terbukti (Teitjen et.al, 1997).
Di samping terbatasnya kesuksesan program pendidikan yang ditujukan kepada perubahan perilaku pelayanan kesehatan dalam menggunakan alat pelindung diri lainnya, perlindungan utama harus terus berlanjut menjadi fokus kegiatan dimasa depan. Untuk lebih sukses, usaha untuk membuat lingkungan kerja lebih aman harus diarahkan kepada semua kader petugas pelayanan kesehatan bukan hanya dokter atau perawat.
Memperbaiki kepatuhan setelah usaha pendidikan dan perubahan perilaku dapat ditingkatkan kalau:
1. Ada dukungan konsisten dari administrator rumah sakit dalam usaha-usaha keamanan yang dianjurkan (umpamanya, kekurangan yang ditemukan segera
diperbaiki, pratik-pratik yang berbahaya segera dilenyapkan, dan para petugas secara aktif didorong untuk mencari solusi-solusi yang mudah dan murah.
2. Para penyelia secara teratur memberikan umpan balik dan menghargai perilaku yang tepat (umpamanya, cuci tangan jika kontak di antara pasien ke pasien). 3. Contoh teladan, khususnya dokter dan staf senior fakultas lainnya, secara aktif
mendukung pencegahan infeksi yang dianjurkan dan menjadi contoh/model perilaku yang tepat (Lipscomb dan Rosenstock, 1997).
Dengan membuat rekomendasi yang tepat, mudah digunakan dan dipantau akan meningkatkan kepatuhan petugas dan keamanan kerja petugas kesehatan lebih baik.
Akhirnya, karena perawat kesehatan merupakan profesi yang penting dan berguna, merupakan tanggung jawab dari semua profesi perawat kesehatan untuk membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman untuk pasien dan para pekerjanya.
2.3.4. Tujuan dan Manfaat Penggunaan APD
Pemakaian APD bertujuan untuk melindungi tenaga kerja dan juga merupakan salah satu upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja oleh bahaya potensial pada suatu perusahaan yang tidak dapat dihilangkan atau dikendalikan (Suma`mur, 1986).
Keuntungan penggunaan APD dapat dirasakan oleh tiga pihak yaitu: perusahaan, tenaga kerja, masyarakat dan pemerintah
1. Perusahaan
1. Meningkatkan keuntungan karena hasil produksi dapat terjamin baik jumlah maupun mutunya.
2. Penghematan biaya pengobatan serta pemeliharaan kesehatan para tenaga kerja.
3. Menghindari terbuangnya jam kerja akibat absentisme tenaga kerja, sehingga dapat tercapai produktivitas yang tinggi dengan efisiensi yang optimal.
2. Tenaga Kerja
1. Menghindari diri dari resiko pekerjaan seperti kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
2. Memberi perbaikan kesejahteraan pada tenaga kerja sebagai akibat adanya keuntungan perusahaan.
3. Masyarakat dan Pemerintah
1. Meningkatkan hasil produksi dan menguntungkan perekonomian negara dan jaminan yang memuaskan bagi masyarakat.
2. Menjamin kesejahteraan masyarakat tenaga kerja, berarti melindungi sebagian penduduk Indonesia dan membantu usaha-usaha kesehatan Pemerintah.
3. Kesejahteraan tenaga kerja, berarti dapat menjamin kesejahteraan keluarga secara langsung.
4. Merupakan suatu usaha kesehatan masyarakat yang akan membantu kearah pembentukan masyarakat sejahtera.
5. Kebiasaan hidup sehat diperusahaan akan membantu penerapannya dalam pembinaan kesehatan keluarga yang akan membawa hasil bagi usaha kesehatan masyarakat.
2.4. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemakaian APD