• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

E. Metode Harga Pokok Produksi

2. Aliran Proses Produksi

Aliran kegiatan produksi dalam perusahaan yang menerapkan kalkulasi biaya pesanan terdiri dari sembilan tahap yang meliputi:

a. Pembelian bahan baku b. Penggunaan bahan baku c. Penggunaan biaya pekerja d. Pendistribusian biaya pekerja

e. Penggunaan biaya overhead aktual yang terjadi f. Perhitungan tarif biaya overhead pabrik

g. Pembebanan biaya overhead pabrik

h. Penyerahan pesanan yang sudah selesai ke gudang i. Penyerahan pesanan ke pelanggan

3. Prosedur Akuntansi Biaya pada Metode Harga Pokok Pesanan

Menurut Supriyono (2015: 61) Prosedur akuntansi biaya pada metode harga pokok pesanan meliputi organisasi formulir, catatan-catatan dan laporan-laporan yang terkoordinasi dalam rangka melekasanakan kegiatan untuk melayani pesanan dan menyajikan informasi biaya bagi manajemen. Dalam hal ini prosedur akuntansi biaya dikelompokan sebagai berikut:

a. Prosedur akuntansi biaya bahan dan suplies b. Prosedur akuntansi biaya tenaga kerja c. Prosedur akuntansi biaya overhead pabrik

d. Prosedur akuntansi produk selesai dan produk dalam proses akhir periode

e. Prosedur akuntansi penjualan dan penyerahan produk kepada pemesan

Berikut ini akan dibahas setiap prosedur tersebut:

a. Prosedur Akuntansi Biaya Bahan dan Suplies

Prosedur akuntansi biaya bahan dan supplies meliputi prosedur pembelian sampai dengan pemakaian bahan dan supplies di dalam pabrik. Agar supaya jumlah persediaan bahan dapat diketahui setiap saat umumnya perusahaan manufaktur menggunakan metode persediaan perpetual (perpetual inventory method). Tahap-tahap prosedur akuntansinya sebagai berikut:

1) Pembelian Bahan dan Supplies

Pembelian bahan baku dan supplies diulai dari pembuatan pesanan pembelian (purchase order) oleh bagian pembelian dan mengirimkannya kepada supplier. Apabila bahan dan supplies yang dipesan datang, oleh Seksi Gudang Bahan dibuatkan dokumen berupa bukti penerimaan barang setelah diperiksa kecocokan jumlah dan kualitas baraang yang dibeli. Faktur pembelian dari suplier bersama pesanan pembelian dan bukti penerimaan barang diberikan pada Depertemen Akuntansi untuk dibuat jurnal dan memasukkan ke dalam rekening buku besar pembantu yaitu Kartu Persediaan.

2) Pengembalian (Return) Bahan dan supplies yang dibeli kepada supplier

Apabila bahan dan suplies yang dibeli tidak sesuai dengan yang dipesan, maka perusahaan dapat mengembalikan kepada suplier dengan dibuatkan dokumen yang disebut note debet (debet memorandum) atau laporan pengiriman pengembalian pemebelian.

3) Potongan Pembelian (Tunai) atau Pembelian Bahan dan Suplies Seringkali dalam pembelian bahan dan suplies diperoleh potongan pembelian, apabila praktis potongan tunai mengurangi harga perolehan bahan dan suplies, oleh karena itu dari bukti as

keluar akan dibuat jurnal dan dimasukan kedalam kartu persediaan.

4) Pemakaian Bahan dan Supplies

Atas dasar perintah produksi, departemen produksi yang memerlukan mengisi dokumen Bon Permintaan Bahan kepada seksi gudag bahan untuk meminta bahan baku, bahan penolong, suplies pabrik, dan barang lainya diperlukan untuk mengolah produk yang dipesan pembeli.

Bon Permintaan Bahan untuk meminta bahan baku akan menunjukan bagian yang meminta, elemen, dan jumlah satuan bahan baku yang diminta, serta pesan yang memerlukan bahan baku tersebut. Dokumen ini akan diberikan pada Departemen Akuntansi dan oleh Seksi akuntansi biaya dokumen Bon Permintaan Bahan tersebut akan diisi harga perolehan satuan dan jumlah totalnya untuk dasar pembuatan jurnal dan memasukan ke dalam kartu perseiaan bahan baku dan kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik dibebankan pada pesanan atas dasar tarip yang ditentukan dimuka.

5) Pengembalian Bahan Baku dari Pabrik ke Gudang bahan

Dapat pula timbul pembelian bahan baku dari pabrik ke gudang bahan. Misalnya terjadi kelebihan bahan baku yang diminta dengan bahan baku yang terpakai sesungguhnya oleh

pesanan tertentu, agar bahan baku tidak rusak di pabrik maka bahan baku tersebut dikembalikan kegudang bahan. Atas bahan baku yang dikembalikan tersebut dibuatkan dokumen yang disebut laporan pengembalian bahan oleh departemen produksi dikirim ke seksi gudang bahan dan tembusanya depertemen akuntansi untuk membuat jurnal dan memasukan ke kartu persediaan bahan baku dan kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.

b. Prosedur Akuntansi Biaya Tenaga Kerja

Prosedur akuntansi biaya tenaga kerja meliputi prosedur terjainya gaji dan upah, pembayaran gaji dan upah, dan distribusi gaji dan upah untuk semua karyawan perusahaan baik produksi maupun non produksi, baik karyawan yang gajinya tetap perbulan maupun yang ditentukan jam kerjanya.

1) Penentuan Besarnya Gaji dan Upah

Cara penentuan besarnya gaji dan upah karyawan dapat dikelompkan menjadi dua yaitu:

a) Gaji dan Upah karyawan besarnya tergantung pada lamanya waktu kerja (jam Kerja) atau jumlah produk yang dihasilkan. Apabila karyawa dibayar atas dasar lamanya waktu kerja, umumnya sistem ini untuk tenaga kerja, untuk menentukan besarnya upah ditentukan diperlukan dokumen daftar hadir yang menunjukan data jumlah jam kerja karyawan setiap

hari dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan jangka waktu pembayaran upah.

b) Gaji dan Upah karyawan tetap per bulan

Untuk karyawan tetap per bulan funsi Daftar Hadir untuk mengetahui kedisiplinan karyawan apakah sering datan terlambat dan pulang lebih cepat atau datang dan pulang pada waktu yang tepat. Umumnya sistem ini dipakai untuk pimpinan, staf, karyawan perusahaan yang tidak termasuk tenaga kerja langsung dala berproduksi.

2) Pembayaran atas Gaji dan Upah

Menjelang tanggal pembayaran gaji dan upah, kasir membayarkan gaji dan upah kepada juru bayar gaji dengan menggunakan dokumen bukti kas ke luar. Pada saat gaji dibayarkan, juru bayar gaji meminta karyawan untuk menghitung kesesuaian gaji dan upahnya serta menandatangani daftar gaji dan upah.

3) Distribusi biaya Gaji dan Upah

Biaya gaji dan upah untuk dikelompokan ke dalam biaya tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang merupakan elemen biaya overead pabrik yang sesungguhnya. 4) Beban atas Gaji dan Upah yang ditanggung perusahaan

Pada perusahaan tertentu seringkali perusahaan ikut menanggung sebagian beban atas gaji dan upah yang berupa

pajak pendapatan, dana pensiun, simpanan hari tua, atau asuransi tenaga kerja karyawa. Beban yang ditanggung perusahaan merupakan elemen biaya, beban yang berhubungan denga karyawan pabrik diperlakukan sebagai elemen biaya overhead pabrik yang sesungguhnya karena sifat biaya ini tidak dapat diidentifikasi pada produk tertentu, beban yang berhubungan dengan karyawan pemasaran masuk pada beban pemasaran, beban yang berhubungan dengan karyawan administrasi dan umum masuk elemen biaya administrasi dan umum.

5) Penyetoran Potongan dan Beban atas Gaji dan Upah kepada badan-badan yang berhak

Dokumen bukti kas keluar digunakan untuk menyetorkan potongan dan beban atas gaji dan upah pada badan-badan yang berhak.

c. Prosedur Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling kompleks, untuk keadilan dan ketelitian pembebanan harus menggunakan tarip biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka. Alasan pemakaian tarip pembebannan adalah sebagai berikut:

1) Adanya biaya overhead yang timbul setelah aktivitas berlalu. Misalnya reparasi aktiva tetap disebabkan pemakaian masa lalau, maka apabila pembebanan pada pesanan dilakukan saat terjadinya biaya, akibatnya menjadi tidak teliti dan adil

2) Adanya biaya yang baru dapat dihitung pada akhir periode. Misalnya penyusutan, biaya listrik PLN. Biaya ini apabila dibebankan pada pesanan saat dapat dihitung berakibat menjadi tidak teliti dan adil.

3) Adanya biaya yang terjadi pada interval waktu tertentu misalnya Ipedea, setahun dibayar sekali atau dicicil dua kali. Biaya ini apabila dibebankan pada pesanan saat terjadinya, berakibat menjadi tidak teliti dan adil karena manfaat Ipeda dinikmati selama setahun.

Dari uraian tersebut jelas bahwa biaya overhead yang sesungguhnya baru dapat dihitung pada akhir periode, padahal harga pokok pesanan harus dihitung saat pesanan selesai tanpa menunggu akhir periode, jadi untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada pesanan harus digunakan tarif yang ditentukan dimuka. Rumus perhitungan tarip biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:

� =

Di mana:

T = Tarif biaya overhead pabrik

B = Budged Biaya overhead pabrik periode tertentu

K = Budged kapasitas pembebanan untuk periode yang bersangkutan

Carter (2009: 441-445) Dalam perhitungan rumus tersebut kita juga harus menentukan dasar alokasi terlebih dahulu. Pemilihan dari dasar ini adalah penting jika suatu sistem biaya ingin menyediakan data yang berarti. Tujuan utama dalam pemilihan dasar adalah untuk memastikan pembebanan overhead dalam proporsi yang wajar terhadap sumber daya pabrik tidak langsung yang digunakan oleh pesanan, produk, atau pekerjaan yang dilakukan. Biasanya dasar tersebut sebaiknya berkaitan erat dengan fungsi yang diwakili oleh biaya overhead yang akan dibebankan.

Berikut adalah dasar-dasar yang bisa digunakan dalam penentuan biaya overhead pabrik:

1) Output Fisik

Output fisik atau unit produksi adalah dasar yang paling sederhana untuk membebankan overhead pabrik. Penggunaanya adalah sebagai berikut:

Estimasi �� �ℎ � Pabrik

2) Dasar Biaya Bahan Baku Langsung

Pengukuran ini biasanya digunakan di perusahaan yang sebagian besar pekerjaan produksi terdiri atas penerimaan, inspeksi, penyimpanan, pengambilan, dan penanganan dari banyak lot bahan baku yang mahal. Penggunaanya adalah sebagai berikut:

Estimasi �� �ℎ � Pabrik

Estimasi Biaya Bahan Baku x % = �� �ℎ � Pabrik

3) Dasar Biaya Tenaga Kerja Langsung

Menggunakan dasar biaya tenaga kerja langsung untuk membebankan overhead pabrik kepesanan atau produk. Dasar biaya tenaga kerja langsung relatif lebih mudah untuk digunakan, karena informasi yang dibutuhkan untuk biaya tenaga kerja langsung biasanya sudah tersedia. Penggunaanya adalah sebagai berikut:

Estimasi �� �ℎ � Pabrik

Estimasi Biaya Tenaga Kerja Langsung x % = �� �ℎ �

4) Dasar Jam Tenaga Kerja Langsung

Dasar jam tenaga kerja langsung didesain untuk mengatasi kelemahan dari biaya tenaga kerja langsung. Penggunaanya adalah sebagai berikut:

Estimasi �� �ℎ � Pabrik

5) Dasar Jam Mesin

Ketika mesin digunakan sebagai ekstensif maka jam mesin mungkin mrupakan dasar yang paling sesuai untuk pembebanan overhead. Penggunaanya adalah sebagai berikut:

Estimasi �� �ℎ � Pabrik

Estimasi Jam Mesin = �� �ℎ � Pabrik

6) Dasar Transaksi

Sekolompok biaya mungkin dapat diasosiasikan dengan suatu aktivitas tertentu yang tidak terwakili oleh dasar manapun. Semakin besar perbedaan dan kompleksitas lini produk, semakin besar jumlah transaksi. Transaksi semacam ini sering kali merupakan presentase yang besar dari biaya overhead, dan kunci untuk mengelola overhead adalah dengan mengendalikan transaksi yang memicunya.

Apabila tarip biaya overhead pabrik sudah ditentukan, prosedur akuntansi biaya overhead pabrik selanjutnya sebagai berikut:

1) Prosedur pembebanan biaya overhead pabrik pada pesanan Suatu pesanan akan dibebani biaya overhead pabrik sesuai dengan kapasitas yang dinikmati oleh pesanan yang bersangkutan dikalikan dengan tarip biaya overhead pabrik yang telah ditentukan di muka (taksiran).

2) Prosedur akuntansi pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya

Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam periode yang bersangkutan akan ditampung dalam rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya dan dimasukan kedalam kartu pembantu biaya overhead pabrik. Berikut elemen-elemen biaya overhead pabrik (Mulyadi: 2012)

a) Biaya bahan penolong

Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetap nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut.

b) Biaya tenaga kerja tidak langsung

Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat di perhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan, dan biaya kesejahterahan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut.

c) Biaya reparasi dan pemeliharaan

Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa suku cadang, biaya habis pakai dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan.

d) Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap.

Biaya-biaya yang timbul dalam kelompok ini adalah biaya depresiasi emplasemen pabrik, mesin dan equipmen, perkakas laboratorium, alat kerja dan aktiva lain yang digunakan dalam pabrik.

e) Biaya yang timbul akibat berlalunya waktu

Dalam kelompok ini seperti biaya asuransi mesin, kendaraan, kecelakaan, dan lain-lain.

f) Biaya overhead pabrik yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai.

Biaya overhead pabrik yang masuk dalam kelompok ini antara lain biaya reparasi dari pihak luar, air, listrik dan sebagainya.

3) Prosedur Akuntansi perhitungan dan perlakukan selisih biaya overhead pabrik

Pada akhir periode akuntansi akan dihitung besarnya selisih biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dengan yang dibebankan kepada pesanan.

a) Menutup biaya overhead pabrik dibebankan ke biaya overhead pabrik sesungguhnya

b) Menutup biaya overhead pabrik sesungguhnya dan menghitung selisihnya

c) Salah satu perlakuan selisih yaiutu masuk rekening Rugi Laba

d. Produk akuntansi Produk Selesai dan Produk Dalam Proses Akhir Periode

Pada metode harga pokok pesanan setiap ada pesanan yang selesai dipindahkan dari departemen produksi ke seksi gudang produk selesai dan harus dihitung harga pokoknya, jumlah harga pokok pesanan yang selesai dapat dihitung dengan merekam kartu harga pokok pesanan dan selanjutnya memindahkan kartu tersebut dari fugsi sebagai rekening pembantu barang dalam proses ke fungsi yang baru sebagai pembantu rekening persediaan produk selesai.

Sedangkan apabila pada akhir periode masih ada pesanan dalam proses maka kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan fungsinya berubah dari rekening pembantu barang dalam proses menjadi rekening pembantu persediaan produk dalam proses.

e. Prosedur Akuntansi Penjualan atau Penyerahan Produk kepada Pemesan

Setiap pesanan diserahkan, maka kartu harga pokok pesanan semula berfungsi sebagai rekening pembantu persediaan produk selesai dipindahkan fungsinya sebagai rekening pembantu harga pokok penjualan.

Dokumen terkait