• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agar kelestarian sumberdaya ikan tetap lestari, maka perlu dilakukan suatu pengelolaan agar pemanfaatan sumberdaya ikan bisa mencapai titik optimum. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kontrol terhadap upaya penangkapan, jumlah produksi serta penentuan daerah penangkapan yang tepat. Analisis jumlah purse seine yang optimum dilakukan untuk dapat mengetahui jumlah alat tangkap yang optimum yang sesuai dengan jumlah sumberdaya yang ada.

Untuk mengetahui alokasi jumlah optimum alat tangkap terutama purse seine dalam memanfaatkan sumberdaya ikan pelagis tanpa harus merusak kelestarian sumberdaya yang ada, dilakukan optimisasi dengan menggunakan program linear goal programming. Adapun tujuan-tujuan yang akan dicapai dalam proses optimasi ini adalah sebagai berikut :

(1) Memanfaatkan sumberdaya ikan pelagis kecil hingga mencapai nilai yang optimum sesuai dengan jumlah produksi pada kondisi MEY. Formulasi matematikanya adalah : da1 + 62672,94 X1 + 68350,76 X2 + 25180,38 X3 + 43527,38 X4 >= 6341897

(2) Meminimalkan kendala (constraint) yang ada dalam mengoptimalkan produksi sesuai dengan CMSY, jumlah trip sesuai dengan EMSY, BBM dan es

sesuai dengan stok yang tersedia dan mengoptimalkan pendapatan yang berpatokan pada BEP.

Berdasarkan tujuan yang akan dicapai serta serta kendala yang ada, maka pertidaksamaan dibangun untuk menyelesaikan masalah ini. Dalam rangka menentukan alokasi unit penangkapan dalam memanfaatkan ikan pelagis kecil

keuntungan. Bentuk persamaan tersebut adalah sebagai berikut : Minimumkan Z = da1 + da2 + da3 + da4 + db5

Dengan faktor kendala sebagai berikut :

da1 + 62672.94 X1 + 68350.76 X2 + 25180.38 X3 + 43527.38 X4 <= 63.418.970 da2 + 11276X1 + 5130X2 + 4674X3 + 6511X4 <= 5.012.397 da3 + 54X1 + 171X2 + 234X3 + 326 X4 <= 801.999 da4 + 1532X1 + 0X2 + 0X3 + 0X4 <= 469.786 db5 + 236698X1 + 3483 X2 + 6016 X3 + 7992 X4 >= 200.066.000,04 Keterangan :

da1 = simpangan terhadap jumlah produksi da2 = simpangan terhadap jumlah BBM da3 = simpangan terhadap jumlah trip da4 = simpangan terhadadap jumlah es

db5 = simpangan terhadap jumlah pendapatan x1 = jumlah alat tangkap purse seine

x2 = jumlah alat tangkap bagan perahu

x3 = jumlah alat tangkap jaring insang hanyut x4 = jumlah alat tangkap jaring insang tetap a11 = jumlah produksi purse seine

a12 = jumlah produksi bagan perahu

a13 = Jumlah produksi jaring insang hanyut a14 = Jumlah produksi jaring insang tetap

a21 = jumlah BBM yang dibutuhkan oleh purse seine a22 = jumlah BBM yang dibutuhkan oleh bagan perahu

a23 = jumlah BBM yang dibutuhkan oleh jaring insang hanyut a24 = jumlah BBM yang dibutuhkan oleh jaring insang tetap a31 = jumlah trip yang dilakukan oleh purse seine

a32 = jumlah trip yang dilakukan oleh bagan perahu a33 = jumlah trip yang dilakukan oleh jaring insang hanyut a34 = jumlah trip yang dilakukan oleh jaring insang tetap a41 = jumlah es yang dibutuhkan oleh purse seine

a42 = jumlah es yang dibutuhkan oleh bagan perahu

a43 = jumlah es yang dibutuhkan oleh jaring insang hanyut a44 = jumlah es yang dibutuhkan oleh jaring insang tetap a51 = Nilai BEP purse seine

a53 = Nilai BEP jaring insang hanyut a54 = Nilai BEP jaring insang tetap

Hasil perhitungan sebagaimana disajikan pada Lampiran 12 dan Lampiran 13 maka diperoleh jumlah unit purse seine, bagan perahu, jaring insang hanyut dan jaring insang tetap sebagimana disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Perbandingan nilai optimal beberapa parameter yang dioptimasi berikut rencana perubahan dan pengurangannya.

No Alat tangkap Nilai optimal Aktual Rencana (unit) (unit) Penambaha

n (unit) Pengurangan (unit) 1. Purse seine 307 253 54 0 2. Bagan perahu 80 80 0 0 3. J.Insang hanyut 141 7 134 0 4. J. insang tetap 52 52 0 0

Untuk mengoptimumkan kegiatan penangkapan ikan pelagis kecil di perairan laut Sibolga sebaiknya dilakukan penambahan jumlah armada dimana untuk nilai X1 (purse seine) mengalami pertambahan dari jumlah awalnya yaitu sebanyak 54 unit menjadi 307 unit.. Untuk nilai X2 (bagan perahu) tidak mengalami pertambahan jumlah yakni masih tetap dengan jumlah jumlah 80 unit. Tetapi untuk nilai X3 (jaring insang hanyut) mengalami pertambahan jumlah dengan nilai optimal 141 unit. Sedangkan nilai X4 (jaring insang tetap) tidak mengalami pertambahan, dimana jumlahnya masih tetap 52 unit.

6.1 Aspek Teknis Perikanan Purse Seine

Jumlah produksi ikan pelagis kecil dari alat tangkap purse seine, bagan perahu, jaring insang hanyut dan jaring insang tetap pada tahun2000-2004 terlihat cenderung menurun. Terjadinya penurunan jumlah produksi ini disebabkan oleh adanya penurunan jumlah upaya penangkapan dari ke empat alat tangkap tersebut. Selain penurunan jumlah upaya, penurunan jumlah produksi juga disebabkan oleh :

(1) Adanya penurunan jumlah upaya penangkapan selama tahun 2002-2004 disebabkan oleh karena pada tahun tersebut terjadi penjualan kapal yang memiliki ukuran kecil secara besar-besaran untuk digantikan dengan kapal yang memiliki Gross Tonage (GT) yang lebih besar.

(2) Lokasi tempat keberadaan ikan (fishing ground) yang semakin jauh ke tengah perairan.

(3) Biaya operasional penangkapan yang semakin tinggi . (4) Biaya tenaga kerja yang semakin meningkat.

(5) Adanya kegiatan illegal fishing yang dilakukan oleh kapal-kapal asing terutama yang berasal dari negara Thailand yang memiliki perlengkapan (instrumentasi) yang lebih lengkap.

Kegiatan illegal fishing yang dilakukan oleh nelayan-nelayan asing seperti negara Thailand akan sangat merugikan para nelayan lokal. Hal ini disebabkan karena secara teknologi kapal-kapal tersebut lebih canggih daripada kapal nelayan yang ada di Sibolga. Selain itu kapal-kapal dari negara luar tersebut mampu melakukan penangkapan ikan yang berada jauh dari daerah pesisir pantai. Sebagai akibatnya, peluang nelayan Thailand lebih tinggi untuk memproleh hasil tangkapan yang lebih banyak. Untuk menanggulangi hal tersebut perlu dilakukan suatu kerjasama antara Dinas Perikanan dan Kelautan dengan Angkatan Laut agar lebih berhati-hati dalam melakukan pengawasan serta memberikan tindakan tegas terhadap nelayan-nelayan asing yang melakukan kegiatan eksploitasi sumberdaya hayati laut di perairan laut Sibola.

Penurunan jumlah upaya penangkapan yang terjadi sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2004, telah memberikan dampak yang besar terhadap penurunan jumlah hasil tangkapan. Kurangnya upaya untuk melakukan penangkapan ikan pada tahun tersebut disebabkan karena pada tahun 2002-2004 terjadi krisis ekonomi di negara kita yang dicirikan dengan semakin meningkatnya harga-harga kebutuhan bahan pokok, biaya tenaga kerja serta biaya operasional untuk melakukan penangkapan ikan. Berhubung karena biaya operasional yang tinggi tentu para nelayan mengurangi jumlah upaya penangkapan, akibatnya hasil tangkapan menurun.

Menurunnya jumlah hasil tangkapan (catch), mungkin juga disebabkan karena tidak optimumnya penggunaan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan. Faktor-faktor produksi tersebut meliputi panjang jaring, kekuatan mesin, jumlah lampu dan lain-lain. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian lanjutan tentang hubungan antara faktor-faktor produksi terhadap jumlah hasil tangkapan.

6.2 Aspek Biologi

Jumlah produksi purse seine pada kondisi aktual adalah sebesar 13.471 ton/tahun. Jumlah produksi tersebut belum mencapai tingkat yang optimal. Jumlah produksi tersebut masih jauh di bawah jumlah produksi purse seine pada tingkat MSY yaitu sebesar 37.555 ton/tahun. Untuk meningkatkan jumlah produksi tersebut sebaiknya dilakukan penambahan jumlah armada yang diikuti dengan peningkatan faktor-faktor produksi. Cara lain yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan mengoptimumkan kegiatan penangkapan ikan pada saat musim puncak serta mencari daerah-daerah yang potensial untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan.

Jumlah upaya (effort) optimum dalam memanfaatkan sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan laut Sibolga adalah sebanyak 116.366 trip/tahun. Jumlah effort tersebut merupakan jumlah upaya dari keseluruhan alat tangkap. Dari jumlah tersebut alat tangkap purse seine memiliki kuota sebanyak 62.254 trip/tahun (sekitar 53,50 %). Sedangkan sisanya merupakan kuota untuk alat tangkap bagan perahu (35,05 %), jaring insang hanyut (0,99 %) dan jaring insang

12.502 trip/tahun, oleh karena itu masih terbuka peluang untuk memanfaatkan potensi laut Sibolga dengan melakukan penambahan jumlah alat serta upaya untuk mencapai nilai tersebut. Penambahan jumlah armada harus diatur dan dikelola dengan baik agar tidak menyebabkan terjadinya over fishing.

Dokumen terkait