• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendugaan parameter biologi hanya digunakan untuk melihat nilai CMSY

dan EMSY, sehingga belum bisa menentukan tingkat pemanfaatan maksimum secara

Schaefer dengan cara memasukkan harga ikan per kg (p) yang dikalikan dengan produksi hasil tangkapan kemudian dikurangi biaya keseluruhan (total cost). Aspek ini bertujuan untuk melihat berapa keuntungan maksimum yang bisa dihasilkan dari usaha penangkapan ikan pelagis kecil.

Hasil tangkapan purse seine menunjukkan produksi ikan pelagis pada tingkat upaya tertentu. Pada saat produksi dalam keadaan rendah/menurun, tentu para nelayan akan berusaha menambah jumlah upaya sehingga akan menimbulkan jumlah penerimaan yang bertambah pula. Perlu diketahui bahwa penambahan tingkat upaya akan menyebabkan terjadinya penambahan biaya juga. Untuk dapat mengetahui berapa jumlah biaya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan purse seine per trip dan per tahun dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Pembiayaan operasional nelayan purse seine per trip dan per tahun di Sibolga

No. Uraian Satuan Nilai Nilai Akhir

1 Biaya Operasional Nelayan Per trip

Solar Rp./trip 800.000 800.000

Oli Rp./trip 100.000 100.000

Minyak tanah Rp./trip 100.000 100.000

Ransum Rp./trip 1.000.000 1.000.000

Es Rp./trip 250.000 250.000

Sub Total Rp./trip 2.250.000

2 Biaya Operasional Tahunan

Biaya Operasional Rp./tahun 112.500.000

Biaya Retribusi Rp./tahun 7.256.250

Total Biaya Operasional Rp./tahun 119.756.250 Sumber : Data primer (2004)

Untuk memprediksi keuntungan maksimum yang bisa diperoleh haruslah diketahui harga ikan pelagis hasil tangkapan purse seine. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada nelayan dapat diketahui bahwa harga ikan berbeda, tergantung pada permintaan konsumen dan musim ikan. Harga ikan di Sibolga dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu, harga ikan pada musim puncak yaitu sebesar Rp 5000 per kg, harga pada saat musim sedang sebesar Rp 6000 per kg dan harga ikan pada musim paceklik sebesar Rp 7000 per kg. Harga ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga ikan rata-rata yaitu Rp 6.000. Harga ikan pada musim puncak lebih rendah dari pada musim sedang dan paceklik, hal ini disebabkan karena produksi pada saat musim ini tinggi.

Jumlah produksi, trip (effort), penerimaan, biaya dan keuntungan dari gabungan alat tangkap pada kondisi aktual, MSY, MEY dan open acces dapat dilihat Lampiran 7, sedangkan untuk alat angkap purse seine dapat dilihat pada Lampiran 8. Kondisi aktual adalah kondisi yang menggambarkan tentang keadaan pengelolaan perikanan yang terjadi pada saat sekarang , yaitu yang terjadi lima tahun terakhir. Kondisi MSY adalah kondisi yang menggambarkan tentang jumlah produksi maksimum yang boleh ditangkap secara berkelanjutan tanpa merusak kelestarian sumberdaya yang ada. Kondisi MEY adalah kondisi yang menggambarkan tentang keadaan yang dapat memberikan keuntungan optimum tanpa merusak kelestarian sumberdaya yang ada. Sedangkan kondisi open acces menjelaskan tentang keadaan perikanan, dimana setiap orang bebas melakukan kegiatan penangkapan (terbuka bagi siapa saja yang ingin melakukan kegiatan penangkapan). Pada kondisi inilah jumlah keuntungan yang diperoleh hanya mampu meutupi biaya operasional (break even point). Jumlah produksi dari gabungan seluruh alat tangkap dan alat tangkap purse seine dapat dilihat pada Gambar 13 dan Lampiran 7 dan 8.

25180.84 13471 70200.36 37555 63418.97 33927 60149.28 32178 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 P r o d u k s i ( t o

AKTUAL MSY MEY Open

Acces

Kondisi

Total Purse seine

Gambar 13. Jumlah produksi dari gabungan alat tangkap dan alat tangkap purse seine pada masing-masing kondisi di perairan Sibolga.

Hasil tangkapan yang diperoleh pada kondisi MSY di kota Sibolga tahun 2000-2004 sebesar 70.200 ton. Hasil tangkapan tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan hasil tangkapan pada saat konsisi pengelolaan aktual, MEY dan open acces. Hasil tangkapan ikan pada kondisi MSY merupakan hasil tangkapan maksimum lestari. Pengelolaan sumberdaya ikan dari ketiga kondisi di

atas tidak boleh melewati produksi maksimum lestari karena akan mengakibatkan sumberdaya ikan pelagis menjadi tidak berkelanjutan untuk pengelolaan di masa yang akan datang (sustainable)

Jika dilihat dari jumlah produksi alat tangkap purse seine pada masing- masing kondisi dapat diketahui bahwa jumlah tersebut masih jauh dari nilai MSY ikan pelagis kecil di Sibolga. Oleh karena itu harus dicari bagaimana cara mengoptimalkan jumlah produksi tersebut. Pada masing-masing kondisi (MEY, MSY dan open acces) purse seine memberikan kontribusi yang cukup besar untuk dapat meningkatkan produksi agar sesuai dengan yang diharapkan yaitu sebesar 53,50 %, bagan perahu sebesar 35,05 %, alat tangkap jaring insang hanyut sebesar 0,99 % dan jaring insang tetap sebesar 10,46 %.

Perbandingan upaya penangkapan antara seluruh alat tangkap dengan alat tangkap purse seine pada kondisi aktual, MSY, MEY dan Open acces dapat dilihat pada Gambar 14 dan Lampiran 7 dan 8. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa jumlah upaya penangkapan yang dilakukan oleh seluruh alat tangkap di kota Sibolga pada kondisi pengelolaan open acces sebesar 160.398 trip per tahun. Jumlah upaya (trip) pada kondisi ini lebih besar daripada ketiga kondisi aktual, MEY dan MSY karena siapa saja bebas untuk melakukan kegiatan usaha penangkapan ikan. Kemudian kondisi yang paling tinggi setelah open acces adalah pada kondisi pengelolaan MSY dimana jumlah tripnya adalah sebesar 116.366 trip per tahun. Nilai ini lebih besar daripada jumlah trip pada saat MEY dan aktual dimana jumlah trip pada saat MEY adalah sebesar 80.199 trip dan pada saat aktual sebanyak 23.370 trip

23370 12502 116366 62254 80199 42905 160398 85810 0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000 180000 E ff o r t (t r ip /t

AKTUAL MSY MEY Open

Acces

Kondisi

Total Purse seine

Gambar 14. Jumlah effort dari gabungan alat tangkap dan alat tangkap purse seine pada masing-masing kondisi di Sibolga.

Jumlah trip (upaya) dari alat tangkap purse seine pada kondisi aktual adalah sebanyak 12.502 trip per tahun. Jumlah ini masih jauh dari jumlah trip pada saat MSY dimana jumlah trip purse seine pada kondisi ini adalah sebanyak 62.254 trip/tahun. Oleh karena itu masih terbuka peluang untuk penambahan upaya penangkapan. Pada kondisi open access jumlah trip purse seine adalah sebanyak 85.810. Apabila kegiatan usaha penangkapan ikan masih terus dilakukan hingga melewati nilai ini, maka kegiatan usaha tersebut akan mengalami kerugian.

Keuntungan usaha perikanan pelagis pada saat kondisi aktual, MSY, MEY dan Open Acces dapat dilihat pada Gambar 15 dan Lampiran 7 dan 8. Gambar tersebut menunjukkan bahwa keuntungan tertinggi yang diperoleh dari ikan pelagis kecil yang ditangkap oleh seluruh alat tangkap adalah pada tingkat MEY yaitu sebesar Rp 200.066,04 juta. Nilai ini menunjukkan bahwa tingkat keuntungan optimum diperoleh pada kondisi tersebut tanpa merusak kelestarian sumberdaya yang ada. Nilai keuntungan ini akan terus berkurang sampai mencapai nilai titik pulang modal (break even point) yaitu pada kondisi pengelolaan open acces. Apabila upaya penangkapan ikan terus menerus dilakukan sehingga melewati nilai titik pulang modal maka akan mengakibatkan kerugian bagi nelayan.

98502.08 52697 159378.65 85259 200066.04 107026 0 0 0 50000 100000 150000 200000 250000 K e u n tu n g a (j u ta r u p ia

AKTUAL MSY MEY Open Acces

Kondisi Total Purse seine

Gambar 15. Jumlah keuntungan dari gabungan seluruh alat tangkap dengan alat tangkap purse seine pada masing-masing kondisi di Sibolga.

Untuk alat tangkap purse seine jumlah keuntungan tertinggi diperoleh pada kondisi MEY juga, dimana jumlah keuntungan yang dapat diperoleh adalah sebesar Rp 107.025,75 juta. Selanjutnya pada saat open acces, nelayan tidak memperoleh keuntungan lagi.

Untuk melihat hubungan antara total penerimaan dan biaya penangkapan dari keseluruhan alat tangkap untuk menangkap ikan pelagis kecil dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar tersebut menunjukkan bahwa jumlah produksi ikan pelagis kecil pada kondisi saat ini masih berada di bawah kondisi MEY dan MSY. Hal yang sama juga terjadi pada tingkat upaya penangkapan (effort) yang masih berada di bawah kondisi MEY dan MSY. Ini menunjukkan bahwa pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis kecil di Sibolga masih belum optimum. Oleh karena itu masih terbuka peluang untuk memanfaatkan sumberdaya ikan tersebut.

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 0 25000 50000 75000 100000 125000 150000 175000 200000 225000 Effort (Trip/thn) P ro d u k s i (T o n /t h n )

Gambar 16. Keseimbangan Bio-ekonomi Gordon – Schaefer untuk pengelolaan ikan pelagis kecil dari gabungan alat tangkap di kota Sibolga.

Untuk mendapatkan keuntungan yang optimum, maka pemanfaatan sumberdaya ikan perlu dibatasi pada kondisi maximum economic yield. Hal ini disebabkan karena tingkat pengupayaan pada keadaan ini akan memberikan keuntungan yang optimum dan efisien serta tidak akan menyebabkan terjadinya kepunahan sumberdaya ikan akibat adanya upaya penangkapan yang berlebihan. Jumlah effort pada kondisi aktual, yaitu sebesar 23.370 trip/tahun masih jauh di bawah jumlah effort pada kondisi MSY (116.366 trip/tahun dan MEY (80.199 trip/tahun).

Dokumen terkait