• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALTERNATIF PEMBUATAN GRANULA DEBU TEH MENGGUNAKAN FLUIDIZED BED GRANULATOR

3 B. KEGIATAN MAGANG

7. ALTERNATIF PEMBUATAN GRANULA DEBU TEH MENGGUNAKAN FLUIDIZED BED GRANULATOR

Pembuatan granula menggunakan kombinasi mesin ekstruder dan fluidized bed dryer

menghasilkan hasil granulasi debu teh yang tidak efektif, hal ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti diperlukan adanya proses pencampuran antara debu dan air yang cukup memakan waktu, diperlukannya sistem pemindahan bahan secara manual dari ekstruder menuju fluidized bed dryer yang memiliki potensi kontaminasi silang, alat ekstruder dan fluidized bed dryer yang terpisah akan memerlukan ruang yang lebih banyak serta biaya yang lebih tinggi untuk penerapannya. Selain itu, granula yang dihasilkan oleh ekstruder juga tidak memiliki bentuk yang seragam.

Alat yang disarankan untuk menggantikan kombinasi mesin ekstruder dan fluidized bed dryer

yang dapat menghilangkan berbagai kelemahan pada kombinasi kedua mesin tersebut dinamakan

fluidized bed granulator. Fluidized bed granulator merupakan alat yang dapat membentuk atau memproduksi granula dari bahan baku bubuk atau partikel halus lainnya. Prinsip dari fluid bed adalah mempertahankan partikel pada keadaan melayang dalam area tertutup menggunakan hembusan udara yang dilewatkan dari dasar partikel. Pembentukan granula pada sistem ini terjadi saat penyemprotan cairan pengikat pada material bubuk yang dikondisikan dalam kondisi fluidized. Kombinasi antara gaya agitasi yang diberikan udara kepada bahan dan semprotan cairan pengikat akan menghasilkan tubrukan secara terus menerus antara partikel yang basah, akan menyebabkan proses granulasi terjadi. Pengeringan pada mesin ini dapat dilakukan dengan melakukan agitasi terhadap granula yang telah terbentuk dari proses sebelumnya menggunakan udara panas yang dihembuskan namun tanpa adanya penambahan cairan pengikat. Titik akhir pengeringan dapat dideteksi dari peningkatan suhu udara

36

yang keluar dari mesin secara tiba – tiba. Prinsip mekanisme proses fluid bed granulator secara umum dapat dilihat pada gambar dibawah :

Gambar 25. Fluidized bed granulator

Pada mesin fluid bed granulator umumnya menggunakan tipe Top Sprayer atau semprotan dari atas. Top Spray merupakan teknik yang paling simple dengan alat pemercik cairan dipasang di atas ruang dan udara menghembus dari bawah. Granula yang dihasilkan dari tipe ini akan memiliki ciri –

ciri granula yang memiliki struktur yang longgar dan poros dibandingkan dengan tipe spray lainnya. Untuk meningkatkan frequensi tumbukan antara partikel halus atau bubuk dengan tetesan cairan pengikat dapat digunakan tipe Bottom Sprayer. Cairan yang disemprotkan dari bawah akan memperpendek jarak antara material dengan alat pemercik cairan, pemendekan jarak ini berguna untuk mengurangi pengeringan prematur dari cairan pengikat sebelum tumbukan antar granula terjadi yang selanjutnya akan meningkatkan efisiensi pembentukan granula. Namun terdapat resiko akan terjadinya aglomerasi antar granula yang terlalu besar yang tidak diinginkan saat proses granulasi karena konsentrasi granula basah yang tinggi.

Proses fluid bed memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan alat pembuat granula dan pengeringan biasa. Semua proses granulasi termasuk pencampuran, aglomerasi, dan pengeringan yang membutuhkan alat yang berbeda dalam pembuatan granula tradisional dapat dilakukan menggunakan satu alat yang dapat menghemat waktu, kehilangan massa dalam pemindahan bahan, dan perpindahan massa dan panas yang cepat. Keseragaman ukuran diperlukan dalam pembentukan granula dan selalu dikaitkan dengan adanya ayakan atau grinder untuk menyeragamkan ukuran pada granula yang terbentuk. Granula yang tidak seragam harus dilanjutkan dengan proses pengerjaan kembali atau

recycling. Fluidized bed granulator memuliki rasio pengerjaan kembali yang rendah (<5%) dibandingkan dengan alat lainnya karena ukuran granula yang dihasilkan oleh alat ini sudah cukup seragam.

Namun kekurangan dari alat fluidized bed granulator ini adalah alat ini cukup mahal dan untuk optimasi proses dan parameter produk yang optimal dibutuhkan eksperimen yang cukup banyak. Tidak hanya saat proses awal, namun pada saat proses scale-up dari pengembangan menuju proses produksi.

37

Banyak parameter peralatan, proses, dan formulasi yang dapat mempengaruhi kualitas akhir dari granula yang dihasilkan. Beberapa parameter dasar ditampilkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 9. Parameter proses fluidized bed granulator

Parameter Peralatan Parameter Proses Parameter

Formulasi

Tipe fluid bed spray

(top/bottom/Wurster/side spray)

Kecepatan, suhu, dan kelembapan hembusan udara

Sebaran ukuran partikel material Tipe Batch atau continuous Tekanan nozzle dan kecepatan

penyemprotan

Jenis partikel material Dimensi ruang fluid bed Tipe nozzle Jenis material

cairan pengikat Dimensi piringan distribusi udara Sudut semprotan Konsentrasi cairan

pengikat Posisi dan jarak nozzle dari material Ukuran percikan cairan pengikat

Scale up / down

Berikut adalah contoh berbagai parameter – parameter yang dimiliki oleh sebuah mesin

fludizied bed granulator :

38

8. ANALISIS EKONOMI PROSES GRANULASI DEBU TEH

Diadakannya kegiatan magang mengenai granulasi debu teh ini diawalai dari dialaminya kerugian yang dialami oleh pabrik TBB yang disebabkan oleh debu teh. Seperti yang telah dituliskan pada tabel 1, rata – rata debu teh yang dihasilkan oleh pabrik teh setiap minggunya mencapai 583 kg. Harga bubuk teh jenis Harmoni yang didapatkan dari perkebunan adalah Rp 13.500. Debu teh yang telah dikumpulkan ini dibuang ke tempat pembuangan akhir karena tidak dapat digunakan kembali, maka setiap minggunya pabrik TBB mengalami potensi kerugian sebanyak Rp 7.870.500. Setiap tahunnya, potensi kerugian yang dialami pabrik TBB mencapai 377 juta rupiah.

Kerugian ini dapat diatasi dengan teknik granulasi yang memanfaatkan kembali debu teh didalam proses produksi, namun melakukan teknik granulasi menggunakan mesin fluidized bed granulator

membutuhkan biaya. Berdasarkan informasi yang telah didapatkan dari produsen mesin fluidized bed granulator, harga mesin yang memillki kapasitas produksi 90 kg per jam adalah 300 juta rupiah , sedangkan harga mesin yang memiliki kapasitas produksi 45 kg per jam adalah 150 juta rupiah. Apabila kerugian yang dialami pabrik TBB mencapai 377 juta rupiah per tahun, maka dengan harga mesin 300 juta rupiah maka kerugian dapat ditutup dalam waktu dua tahun. Namun biaya yang disebutkan diatas belum termasuk biaya listrik, biaya personel, maupun biaya perawatan mesin.

39

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

PT. Unilever Indonesia adalah salah satu perusahaan manufaktur terbesar di dunia yang bergerak di bidang kebutuhan dasar dengan pasaran utama adalah deterjen, pangan, dan barang kosmetik. PT. Unilever Indonesia masih merupakan bagian dari Unilever global yang dipimpin oleh dewan pengurus untuk menjalankan perusahaan. Perusahaan ini mempunyai visi “menjadi pilihan

pertama bagi pelanggan dan konsumen”, dan misi yang diusung salah satunya adalah “menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam menemukan kebutuhan dan aspirasi dari konsumen.”

PT Unilever Indonesia memiliki prinsip untuk terus berusaha meningkatkan diri dan salah satu usahanya untuk meningkatkan diri tersbut adalah dengan menyelenggarakan kegiatan magang. Kegiatan magang yang diselenggarakan oleh PT Unilever Indonesia mendatangkan keuntungan dari berbagai pihak, baik pihak Unilever sebagai pihak penyelenggara, peserta magang, maupun instusi pendidikan. Kegiatan magang yang dilakukan dapat dijadikan acuan bagi pihak Unilever untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan maupun optimasi proses produksi yang dilakukan. Tujuan kegiatan magang yang dilakukan penulis berhasil dicapai dengan banyaknya informasi dan pengetahuan penulis mengenai seluk beluk Unilever maupun proses produksi teh celup di pabrik TBB. Namun penulis mengamati masih cukup banyak pelanggaran SOP yang dilakukan oleh anggota Unilever terutama berkaitan dengan personal hygiene para anggota pabrik Unilever.

Permasalahan mengenai debu teh yang merupakan limbah padat dapat diproses ulang menjadi granula debu teh sehingga dapat dimanfaatkan kembali melalui proses produksi. Komposisi untuk pembuatan granula debu teh yang optimal yaitu rasio antara debu teh dan air adalah 1:2. Dengan rasio seperti ini, maka didapatkan granula yang padat dan kompak. Peralatan yang dapat digunakan untuk memproduksi granula dalam skala besar dapat digunakan alat yang memakai prinsip ekstrusi dalam kerjanya seperti ekstruder atau meat grinder dan menggunakan fluidized bed dryer sebagai alat pengering.

Namun pembuatan granula menggunakan kombinasi mesin ekstruder dan fluidized bed dryer

menghasilkan hasil granulasi debu teh yang tidak efektif, hal ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti diperlukannya sistem pemindahan bahan secara manual dari ekstruder menuju fluidized bed dryer yang menghabiskan waktu dan memiliki potensi kontaminasi silang, alat ekstruder dan fluidized bed dryer

yang terpisah akan memerlukan ruang yang lebih banyak serta biaya yang lebih tinggi untuk penerapannya. Selain itu, granula yang dihasilkan oleh ekstruder juga tidak memiliki bentuk yang tidak seragam. Alternatif yang diajukan adalah menggunakan fluidized bed granulator sebagai alat untuk memproduksi granula debu teh yang menurut studi lebih efektif baik dari segi waktu, biaya dan menghasilkan kualitas granula yang lebih tinggi.

Penambahan granula debu teh pada teh celup tidak mempengaruhi baik dari sisi proses produksi maupun kualitas teh celup itu sendiri. Berdasarkan uji mikrobiologi, uji kadar debu, uji kadar air, maupun uji organoleptik, semua hasil uji tersebut masih menunjukkan bahwa teh celup campuran antara granula debu teh dan bubuk teh jenis harmoni masih masuk standar teh celup jenis harmoni standar. Granula debu teh dapat ditambahkan ke dalam teh celup harmoni dengan komposisi 0.5% granula debu teh dan 95.5% daun teh Harmoni tanpa mempengaruhi kualitas rasa dan aroma dari teh jenis Harmoni.

40

B. SARAN

1. Penggunaan debu teh sebagai bahan baku pembuatan granula harus lebih dikaji lagi mengenai kebersihan dari segi kimia, ditakutkan terdapat benda – benda asing maupun logam berat yang dapat masuk di dalam debu teh, oleh karena itu sebaiknya diadakan sebuah pengujian mengenai kandungan kimia yang terdapat di dalam debu teh tersebut agar nantinya tidak terdapat masalah yang dapat ditimbukan dari adanya kontaminasi kimiawi yang dialami oleh debu teh.

2. Penanganan saat pengambilan debu teh dari dust collector harus diusahakan sehigienis mungkin sehingga potensi kontaminasi silang baik kimia maupun biologis dapat diminamlisir.

3. Diperlukan studi lebih lanjut mengenai teknik pencampuran antara granula debu teh dan bubuk teh agar derajat pencampuran yang dihasilkan lebih merata.

4. Diperlukan studi lebih lanjut mengenai efek kekeruhan yang dihasilkan oleh granula debu teh terhadap produk teh celup campuran granula debu teh dan bubuk teh standar

5. Diperlukan adanya studi mengenai umur simpan untuk produk teh celup campuran granula debu teh, sebab granula debu teh yang dihasilkan dapat mempengaruhi umur simpan teh celup standar.

6. Diperlukan risk assesment, risk analysis, dan risk management mengenai granula debu teh yang digunakan

7. Diperlukan adanya pengujian mengenai consumer satisfaction untuk memastikan produk teh celup dengan campuran granula debu teh dapat diterima oleh konsumen

TEKNIK GRANULASI DALAM PEMANFAATAN DEBU TEH

Dokumen terkait