• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Alur Pemasaran Pinang (pola D)

Pola D menunjukkan petani pinang menjual pinang langsung kepada konsumen tanpa ada perantaraan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Kegiatan ini dilakukan petani di pasar-pasar tradisional yang ada di kecamatan Sibolangit.

Gambar 9. Alur pemasaran pinang pola D Tabel 12. Analisis Margin Keuntungan (profit margin) pada Pola D

Pelaku Pasar Distribusi Harga Harga per Kg (Rp) Persen (%) Petani pinang Harga Jual 5000 Biaya Produksi 1500 Margin Keuntungan 3500

Persen Margin keuntungan 70,00

Konsumen Harga Beli 5000

Total Margin Keuntungan 3500

Peneliti melakukan pengamatan dan wawancara terhadap responden ditingkat petani pinang dalam pengusahaan tanaman pinang disebutkan adanya biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani pinang. Adapun biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani pinang di kecamatan Sibolangit dapat diklasifikasikan menjadi biaya pengadaan alat, biaya pemanenan dan biaya transportasi, yaitu sebesar Rp. 1.500/kg pada Tabel 12.

Tabel 13. Analisis Margin Pemasaran (marketing margin) Pola D

Pelaku Pasar Jenis Harga Harga per Kg (Rp) Persen (%)

Petani pinang Harga Produksi 1500 15,00

Konsumen Harga Beli 5000 100,00

Margin Pemasaran 3500

Persentase marjin pemasaran ditingkat petani pinang berdasarkan Tabel 13. diketahui bahwa sebesar 15%. Marjin Pemasaran untuk pinang mentah pada Tabel 13. ini sebesar Rp. 5.000 – Rp. 1.500 = Rp. 3500/kg tapi tidak semua petani dapat menikmati harga pinang sebesar itu karena jarak yang jauh petani harus mengeluarkan biaya produksi yang tinggi.

Analisis SWOT

Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal. Secara lebih jelas analisis pengembangan dan pemasaran pinang di Kecamatan Sibolangit dilakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT). Bedasarkan hasil wawancara dan pengisian oleh masyarakat dapat dirumuskan beberapa pokok aspek baik internal maupun eksternal sebagai berikut:

Aspek internal

Aspek internal berupa kekuatan (strength) yang dimiliki pengaruh terhadapat pengembangan dan pemasaran pinang adalah:

1. Tanaman pinang dapat di usahakan secara tumpangsari/polikultur 2. Pinang merupakan jenis komoditi ekspor di Sumatera Utara

4. Tanaman pinang merupakan tanaman yang semua bagiannya bisa digunakan

Sementara aspek internal berupa kelemahan (weakness) yang memiliki pengaruh terhadap pengembangan dan pemasaran pinang adalah:

1. Kurangnya informasi pasar yang diterima oleh petani pinang 2. Harga pinang yang tidak stabil

3. Pengelolahan pinang belum disertai dengan upaya budidaya Aspek Eksternal

Aspek esternal berupa peluang (opportunity) yang memiliki pengaruh terhadap pengembangan dan pemasaran pinang adalah:

1. Permintaan pasar yang terus meningkat baik dari konsumen lokal maupun luar negeri

2. Perkembangan IPTEKS memungkinkan untuk meningkatkan produksi pinang Sementara aspek eksternal berupa ancaman (threath) yang memiliki pengaruh terhadap pengembangan dan pemasaran pinang adalah:

1. Petani pinang tidak intensif pada pemeliharaan dan perawatan 2. Manajemen pascapanen pinang yang kurang baik

3. Panjangnya rantai perdagangan pinang

Hasil scoring yang diperoleh, dilakukan analisis menentukan strategi pemasaran pinang yang disajikan pada tabel 14:

Tabel 14. Analisis SWOT Pemasaran dan Pengembangan Pinang di Kecamatan Sibolangit

EKSTERNAL

INTERNAL

Opportunity/peluang Treaths/ancaman

1. Permintaan pasar yang terus

meningkat baik dari konsumen lokal

2. Perkembangan IPTEKS

memungkinkan untuk meningkatkan produksi pinang

3. Memiliki pelanggan pengumpul

1. Petani pinang tidak intensif pada pemeliharaan dan perawatan

2. Banyaknya petani yang

menanam pinang

3. Panjangnya rantai

Bedasarkan unsur kekuatan dan kelemahan yang dimiliki serta menggabungkan dengan unsur peluang dan ancaman, maka ada beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan dan pemasaran pinang kedepan. Strategi ini tentunya berupaya untuk mereduksi kelemahan-kelemahan internal untuk merebut, memanfaatkan dan mengoptimalkan peluang yang ada. Strategi-strategi pengembangan prioritas (WO) yang dapat dilakukan, antara lain:

a. Membentuk kelompok tani dan koperasi di tingkat desa untuk menghindari spekulasi harga yang dilakukan oleh para pengumpul. Kelompok tani dan koperasi ini difasilitasi oleh pemerintah daerah.

b. Pengawasan terhadap sistem pemasaran pinang. Pengawasan ini dilakukan oleh pemerintah daerah agar tidak terjadinya monopoli dan spekulasi para pengumpul yang dapat merugikan para petani.

Strength/kekuatan Strategi SO Strategi ST

1. Tanaman pinang dapat di

usahakan secara tumpangsari/polikultur

2. Pinang termasuk jenis komoditi unggulan

3. Belum terindikasi serangan hama dan penyakit pada tanaman pinang

4. Tanaman pinang merupakan

tanaman yang semua bagiannya bisa di kelola

1. Meningkatkan kuantitas dan

kualitas pinang

2. Melakukan kajian-kajian dan

penelitian-penelitian terhadap aspek-aspek sosial dan ekonomi

3. Meningkatkan nilai jual pinang

4. Budidaya pinang agar dapat menggunakan bibit unggul

1. Memperbaiki manajemen pascapanen agar kualitas pinang terjaga

2. Pemberian penyuluhan kepada petani-petani tentang

pemeliharaan dan perawatan pinang

Weakness/kelemahan Strategi WO Strategi WT

1. Kurangnya informasi pasar yang diterima oleh petani pinang 2. Harga pinang yang tidak stabil

3. Pengelolahan pinang belum

disertai dengan upaya budidaya

1. Membentuk kelompok tani dan koperasi desa

2. Pengawasan terhadap sistem pemasaran pinang

3. Peningkatan SDM

1. Membina hubungan baik antar petani dan pengumpul

2. Pengelolahan pinang dilakukan dengan sistem budidaya intensif

c. Peningkatan SDM, pemberian penyuluhan dan bimbingan kepada petani yang dicampurtangani oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas petani.

Selain strategi prioritas (WO) sesuai diagram SWOT, strategi-strategi alternatif lain (SO,ST dan WT) juga harus dilakukan. Strategi-strategi alternatif ini dilakukan bersama-sama dengan strategi. Strategi yang dilakukan, antara lain:

a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pinang, jumlah dan mutu pinang harus saling bereratan.

b. Melakukan kajian-kajian dan penelitian-penelitian terhadap aspek-aspek sosial, ekonomi yang bermanfaat dalam pengembangan tanaman pinang. Strategi ini dapat dilakukan dengan menyediakan dana dan mengandeng peneliti-peneliti.

c. Meningkatkan nilai jual pinang dengan cara melakukan kerjasama antara petani dan pemerintah daerah.

d. Melakukan budidaya pinang agar dapat menggunakan bibit unggul, dimana selama ini petani hanya menggunakan bibit yang sudah ada dengan menggunakan bibit unggul maka kualitas dari pinang tersebut akan mempunyai mutu yang bagus.

e. Memperbaiki manajemen pascapanen agar kualitas pinang terjaga. Peranan pemerintah daerah pada hal ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan kepada petani tentang pascapanen yang dapat membuat kualitas pinang tetap terjaga.

f. Pemberian penyuluhan terhadap petani tentang pemeliharaan dan perawatan pinang, dimana diantaranya penyuluhan tentang pemberian pupuk dan pemberian peptisida apabila ada penyakit atau hama yang dapat merusak pinang tersebut.

g. Pembinaan hubungan baik antara petani dan pengumpul. Kegiatan ini dilakukan karena kurangnya informasi pasar yang diterima petani, makan dilakukan kegiatan

pembinaan hubungan baik antara petani dan pengumpul sehingga petani dapat menjual pinangnya ke pengepul dengan harga yang sesuai.

Dokumen terkait