• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 11. Alur Pengadaan Barang Teknik dari Gudang

SPP Teknik yang dibuat oleh user dilanjutkan Permintaan barang teknik ke bagian Gudang teknik (SPBT)

Gudang Teknik

(membuat Surat Permintaan Pesanan Barang Teknik/SPPBT) Surat Permintaan ke Gudang teknik yang disetujui

oleh Bag. Teknik dan Pemeliharaan

Permohonan pesanan barang teknik disetujui oleh Plant Manager Ka. Bag Pembelian meminta penawaran ke supplier

Evaluasi harga Penentuan supplier

Ka bag pembelian mengeluarkan SP yang disahkan Plant Manager SP asli diserahkan supplier

Barang dikirim dan dimasukkan gudang

TUGAS KHUSUS

PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI

KINA SULFAT DAN SINKONIDIN

Disusun oleh :

Beby Amelia Rangkuti, S. Farm. 083202005

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman kina (Cinchona spp.) dari famili Rubiaceae terdiri atas 15-40 spesies yang tersebar dari Pegunungan Andes hingga Amerika Selatan. Dari jumlah tersebut yang memiliki nilai ekonomis dan paling banyak dibudidayakan ialah Chinchona

succirubra dan Chinchona ledgeriana dengan kandungan total alkaloid berturut-turut 3-

10% dan 0,5-5% (Hunter, 1988). Chinchona ledgeriana mengandung 12,00 kinin, 0,44% kinidin, 0,25% sinkonin dan 0,36% sinkonidin sedangkan Chinchona ledgeriana mengandung 1,14% kinin, 1,73% sinkonin dan 1,43% sinkonidin (Mardiningsih, 2005). Komoditi utama dari kulit kayu Cinchona ini adalah kina sulfat, kina dihidroklorida, sinkonin dan sinkonidin.

Untuk menghasilkan produk jadi kina sulfat dan sinkonidin yang berkualitas tinggi maka diperlukan evaluasi di berbagai faktor yang terdiri dari perbandingan monografi produk jadi, pengujian parameter spesifikasi produk jadi, proses pemurnian, jadwal proses produksi, proses pembersihan (cleaning) dan perbandingan persyaratan GMP vs Existing. Metode yang dipakai untuk melakukan perbandingan monografi produk jadi ialah studi literatur dari beberapa monografi meliput i British Pharmacopoeia 2003 dan 2009, European Pharmacopoeia 2008, Farmakope Indonesia 1995 serta United States Pharmacopeia 30 dan 31. Untuk pengujian parameter spesifikasi produk jadi, penulis langsung mengamati pengujian yang dilakukan di laboratorium pengujian pemeriksaan kina. Untuk mengetahui proses pemurnian, penulis mengikuti alur proses produksi mulai dari penimbangan bahan baku hingga menghasilkan produk jadi di

gedung pemurnian kina. Jadwal proses produksi disusun berdasarkan pengamatan langsung penulis pada setiap tahapan produksi. Metode yang dipakai untuk mengetahui proses cleaning ialah dengan membandingkan antara prosedur tetap pembersihan ruangan dan alat pada setiap tahapan produksi dengan kegiatan pembersihan yang dilakukan di pemurnian kina. Sedangkan untuk mengetahui perbandingan persyaratan GMP dengan existing di pemurnian kina, penulis mengamati aspek personalia dan design/konstruksi bangunan pemurnian kina lalu membandingkannya dengan persyaratan GMP manufacture oleh Pharmaceutical Inspecion Convention (PIC’s).

Penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan khusunya dapat meningkatkan kualitas produksi jadi kina sulfat dan sinkonidin di PT. Kimia Farma Plant Bandung.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui perbandingan monografi produk jadi kina sulfat dan sinkonidin.

2. Untuk mengetahui pengujian parameter spesifikasi produk jadi kina sulfat dan sinkonidin.

3. Untuk mengetahuiproses pemurnian kina sulfat dan sinkonidin. 4. Untuk mengetahui jadwal proses produksi kina sulfat dan sinkonidin

5. Untuk mengetahui proses pembersihan (cleaning) pada setiap tahapan proses pemurnian kina sulfat dan sinkonidin.

6. Untuk mengetahui perbandingan persyaratan GMP vs Existing di pemurnian kina.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Singkat

Menurut Baillon, genus kina memiliki dua puluh spesies yang semuanya berasal dari Amerika Selatan merupakan di sepanjang pegunungan Andes yang meliputi wilayah Venezuela, Colombia, Equador, Peru sampai Bolivia. Daerah tersebut meliputi hutan-hutan pada ketinggian 5000-7000 kaki. Pada ketinggian ini iklimnya lembab dan hangat. Pohon-pohon kina umumnya tumbuh tunggal dan tidak berkelompok membentuk hutan. Mereka tumbuh sebagai semak belukar yang hijau dengan ketinggian mencapai 100 kaki. Kina masuk ke Eropa melalui Jesuit, seorang yang memperkenalkan obat-obat baru. Sejak itu kina dikenal dengan Countess bark, Jesuit's bark atau Peruvian bark. Pada tahun 1736, Akademi Ilmu Paris mengirim ekspedisi ke khatulistiwa dan menemukan tiga spesies pohon kina yaitu Cinchona ledgeriana oleh Mutis (1760), Cinchona calisaya oleh Ruiz dan Pavon (1778-1788) , Cinchona

succirubra oleh Weddell (1845-1848). Ketiga spesies ini kaya akan kinin

ke Indonesia tahun 1852 berasal dari Bolivia, tetapi tanaman kina yang tumbuh dari biji tersebut akhirnya mati. Pada tahun 1854 sebanyak 500 bibit kina dari Bolivia ditanam di Cibodas dan tumbuh 75 pohon yang terdiri atas 10 klo akses 27 April 2009).

Kulit kina mengandung rata-rata 7% - 12% dari total alkaloid, merupakan campuran dari 30 senyawa atau lebih. Dari alkaloid ini, jumlah kinin sekitar 70% - 90%, sinkonidin 1% - 3% dan kinidin sekitar 1%. Jumlah rata-rata kinin yang terdapat dalam

kulit kayu kina dari penghasil yang berbeda ialah 3% - 7%. Pada negara tertentu seperti Kenya, kulit kina mengandung kinin sampai 10% (Hunter, 1988).

2.2 Kina Sulfat

2.2.1 Sifat Fisika Kimia Kina Sulfat

Kina sulfat ialah garam sulfat yang mengandung alkaloid yang ditemukan dari kulit kayu tanaman Cinchona. Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% dari garam alkaloid total, dihitung sebagai (C20H24N2O2)2. H2SO4 terhadap zat yang telah dikeringkan (USP 31 NF 26, 2008;Farmakope Indonesia, 1995). Menurut British Pharmacopoeia (2003) dan European Pharmacopoeia (2008), kina sulfat mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% alkaloid monosulfat, dihitung sebagai bis [(R)-[(2S,4S,5R)-5-ethenyl-1-azabiccyclo [2.2.2] oct-2-yl] (6- methoxyquinolin-4-yl)methanol] sulfat terhadap zat yang dikeringkan. Struktur molekul kina sulfat dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini.

Gambar 4. Struktur Molekul Kina Sulfat

2.2.2 Identifikasi

A. Dalam larutan asam sulfat encer (1:350) menimbulkan fluoresensi biru terang yang hilang pada penambahan beberapa tetes asam klorida P.

B. Larutan (1:50) dengan penambahan beberapa tetes asam klorida akan menunjukkan reaksi sulfat.

C. Pada uji kemurnian kromatografi, harga Rf bercak utama Larutan uji sesuai dengan harga Rf bercak utama Larutan baku.

D. Susut pengeringan : 3,0% - 5,0%, dihitung dengan menggunakan 1,000 g dengan mengeringkan zat dalam oven pada suhu 105°C.

E. Abu sulfat : maksimal 0,1 %, dihitung dengan menggunakan 1,0 g zat.

F. Kromatografi Lapis Tipis, kromatogram yang dihasilkan memiliki letak, warna dan ukuran yang sama seperti yang dihasilkan Larutan baku.

G. Larutkan 5 mg dalam 5 ml air P. tambahkan 0,2 ml air brom P dan 1 ml ammonia encer P. Terbentuk warna hijau.

H. pH : 5,7 – 6,6 untuk 10 g/l suspensi dalam air P.

Identifikasi yang dilakukan menurut,

a) Farmakope Indonesia (1995) ialah A, B dan C. b) Menurut USP 31 (2008) ialah A, B dan C.

c) European Pharmacopoeia (2008) ialah B, F, G dan H d) British Pharmacopoeia (2003) ialah A, F, G dan H.

2.3 Sinkonidin

2.3.1 Sifat Fisika Kimia Sinkonidin

Gambar 6. Struktur Molekul Sinkonidin

2.3.2 Identifikasi

Menurut European Pharmacopoeia (2008), yaitu dengan Kromatografi Lapis Tipis; dengan penyemprotan pereaksi iodoplatinat terbentuk daerah berwarna biru tua intensif.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Perbandingan Spesifikasi Kina Sulfat dan Sinkonidin dari Beberapa Monografi

3.1.1.1 Perbandingan Spesifikasi Kina Sulfat dari Beberapa Monografi

Spesifikasi kina sulfat dari berbagai monografi dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Perbandingan Spesifikasi Kina Sulfat dari Beberapa Monografi

FINISHED PRODUCT SPECIFICATION OF QUININE SULPHATE

No Parameter British Pharmacopoeia 2003 British Pharmacopoeia 2009 European Pharmacopoeia 6.0 2008 Farmakope Indonesia 1995

USP 31 Kimia Farma Refers to 1. Molecullar formula (C20H24N2O2)2 .H2SO4 . 2H2O (C20H24N2O2)2 .H2SO4 . 2H2O C40H50N4O8S.2 H2O (C20H24N2O2)2 .H2SO4 . 2H2O (C20H24N2O2)2 .H2SO4 . 2H2O BP 2003 and EP 2008

2. Molecullar weight 783 783 783 782,95 782,94 BP 2003 and EP 2008 3. Appearance White or almost white, crystalline powder or fine, colourless needles White or almost white or colourless, fine, silky needles, often in clusters White or almost white, crystalline powder or fine, colourless needles Hablur putih, berbentuk jarum halus, biasanya tidak bercahaya, massa ringan dan mudah memadat; tidak berbau dan mempunyai rasa pahit yang lama. Menjadi berwarna bila terpapar cahaya. Larutan jenuh bersifat netral atau basa terhadap lakmus. - BP 2003 and EP 2008 4. Solubility Slightly soluble in water, sparingly soluble in boiling water and in alcohol Soluble in water, freely soluble in ethanol (96 per cent) Slightly soluble in water, sparingly soluble in boiling water and in ethanol (96 per cent) Sukar larut dalam air, dalam etanol, dalam kloroform, dan dalam eter; mudah larut dalam etanol pada suhu 80°, dalam - BP 2003 and EP 2008

campuraan kloroform- etanol mutlak (2:1); agak sukar larut dalam air pada suhu 100°

5. Identification Test Method by :

a. Chromatogram TLC The principal spot in the chromatogram obtained with the test solution is similar in position, colour and size to the principal spot in the chromatogram obtained with the reference solution The principal spot in the chromatogram obtained with the test solution is similar in position, colour and size to the principal spot in the chromatogram obtained with the reference solution The principal spot in the chromatogram obtained with the test solution is similar in position, colour and size to the principal spot in the chromatogram obtained with the reference solution Harga Rf bercak utama Larutan uji sesuai dengan harga Rf bercak utama Larutan baku. Bercak larutan uji tidak lebih besar atau lebih intensif dari bercak larutan senyawa sejenis pada harga Rf yang sama - The Rf value of the principal spot obtained from the Test

preparation correspondens to that from the Standard Preparation - BP 2003 and EP 2008

b. Bromine and Ammonia c. Fluorescens d. Characteristics of Sulphates − BaCl2 − Pb(NO3)2 − HCl A green colour develops An intense blue fluorescence appears which disappears almost completely on the addition of HCl White White

Not form white precipitate A green colour develops An intense blue fluorescence appears which disappears almost completely on the addition of HCl White White

Not form white precipitate A green colour develops An intense blue fluorescence appears which disappears almost completely on the addition of HCl White White

Not form white precipitate biru intensif, yang hilang pada penambahan beberapa tetes HCl P endapan putih endapan putih tidak terjadi endapan putih A vivid blue fluorescence. On the addition of a few drops of HCl, the fluorescence disappears -

6. Appearance of solution Solution S is clear and not more intensely coloured than reference solution GY6

Solution S is clear and not more intensely coloured than reference solution Y6

Solution S is clear and not more intensely coloured than reference solution GY6 - - BP 2003 and EP 2008 7. pH 5,7 – 6,6 6,0 - 6,8 5,7 – 6,6 - - BP 2003 and EP

2008 8. Specific optical rotation -237° to -245° -245° to -258° -237° to -245° Antara -235°

dan -244° Between -235° and -245° BP 2003 and EP 2008 9. Chloroform-alcohol- insoluble substance

- - - Tidak lebih dari

2 mg (0,1%)

Does not exceed 2 mg (0.1%)

USP 30

10. Heavy metals - - - Tidak lebih dari

10 bpj

0,001%

USP 30 11. Other cinchona alkaloids :

− Dihydroquinine

− Any impurity eluted before quinine (Cinchonidine)

− Any other related substances Not greater than 10% Not greater than 5% Not greater than 2.5% Maximum 10% Maximum 5% Maximum 2.5% Maximum 10% Maximum 5% Maximum 2.5%

Tidak lebih dari 10% - - Not greater than 10% - - BP 2003 and EP 2008

12. Loss on drying 3 % to 5% 3 % to 5% 3 % to 5% - - BP 2003 and EP

2008 13. Sulphated ash Not more than

0.1% Maximum 0.1% Maximum 0.1% - - BP 2003 and EP 2008

14. Residue on ignition - - - Tidak lebih dari

0,1%

Not more than

0.1% USP 30

15. Water - - - Antara 4,0% dan

5,5%

Between 4.0%

and 5.5% ?

16. Organic volatile impurities - - - - Meets the requirements ? 17. Assay 99,0% - 101,0% 99,0% - 101,0% 99,0% - 101,0% 99,0% - 101,0% 99,0% - 101,0% BP 2003 and EP 2008 18. Storage Store protected

from light Protected from light Protected from light Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya Preserve in well-closed, light resistant containers ?

Keterangan : - = tidak tercantum padamonografi

? = Kimia Farma belum mengacu terhadap monografi tertentu Larutan Y6 = 5 ml larutan standar Y + 95 ml HCl 1%

Larutan GY6 = 1,5 ml larutan standar GY + 98,5 ml HCl 1% Larutan Y = 24 ml FeCl3 + 6 ml CoCl2 + 70 ml HCl 1% Larutan GY = 96 ml FeCl3 + 2 ml CoCl2 + 2 ml CuSO4

3.1.1.2 Perbandingan Spesifikasi Sinkonidin dari Beberapa Monografi

Spesifikasi sinkonidin dari berbagai monografi dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Perbandingan Spesifikasi Sinkonidin dari Beberapa Monografi

FINISHED PRODUCT SPECIFICATION OF CINCHONIDINE

No Parameter European

Pharmacopoeia USP 30 USP 31

Kimia Farma Refers to

1. Molecullar formula C19H22N2O C19H22N2O C19H22N2O USP 31

2. Molecullar weight 294,4 294,39 294,39 USP 31

3. Appearance A White or almost white, crystalline powder White crystals, crystalline or granular powder White crystals, crystalline or granular powder USP 30, PT Kimia Farma 4. Solubility Very slightly soluble

in water and in light petroleum, soluble in alcohol Soluble in alcohol and in chloroform; practically insoluble in water

Soluble in alcohol and in chloroform;

practically insoluble in water

?

5. Specific optical rotation Between -105° to -110°

Between -105° to

- 115° - USP 30

6. Melting point About 208°C

- Between 200° to -205°

USP 31, PT Kimia Farma

7. Melting range - 200° - 205°C 200° - 205°C ?

8. Sulphated ash - - - PT Kimia Farma

9. Purity − Dihydrocinchonidine − Quinine − Other cinchona alkaloids - - - PT Kimia Farma

Farma 11. Assay

- Not less than 99,0% Not less than 99,0% USP 30, PT Kimia Farma

12. Storage Protected from light - - ?

Keterangan : - = tidak tercantum pada monografi

? = Kimia Farma belum memiliki acuan terhadap monografi tertentu

3.1.2 Pengujian Parameter Spesifikasi Produk Jadi Kina Sulfat dan Sinkonidin 3.1.2.1 Flow Process Pemeriksaan Produk Jadi Kina Sulfat

1. Pemerian

1.1Syarat : serbuk kristal warna putih atau hampir putih, bentuk jarum tidak berwarna.

1.2Cara kerja

diamati secara visual

2. Kelarutan

2.1Syarat : sukar larut dalam air, agak sukar larut dalam air mendidih dan dalam alkohol.

2.2 Cara kerja a.

Dilarutkan dalam 100 – 1000 ml aqua DM dalam gelas kimia 1000 ml

Diamati pemerian larutan

Referensi : Prosedur Tetap Pemeriksaan Produk Jadi Quinine Sulphate b.

Dilarutkan dalam 30 – 100 ml aqua DM mendidih dan alkohol

Diamati pemerian larutan Serbuk kina sulfat

serbuk kristal warna putih atau hampir putih, bentuk jarum tidak berwarna

Larutan jernih 1 g Serbuk kina sulfat

Larutan jernih 1 g Serbuk kina sulfat

3. Identifikasi

3.1 Syarat : positif terhadap quinine dan sulfat 3.2 Cara Kerja

3.2.1 KLT

Ditotolkan di atas plat silika gel G Dielusi hingga jarak elusi 15 cm dari tempat penotolan sampel

Dikeluarkan plat dari chamber

Diamkan plat hasil elusi di udara kering (± 15 menit)

Dielusi kembali dengan eluent yang sama hingga eluent naik 15 cm dari tempat penotolan sampel

Dikeringkan plat elusi ± 10 menit

Dipanaskan dalam oven pada temperatur 105°C selama 30 menit

Diamati noda yang diperoleh di bawah sinar UV

Dibandingkan letak, warna dan ukuran noda zat uji dengan noda baku pembanding 5 µL Larutan baku dan 5 µL larutan uji

Kromatogram lar. uji sama dengan kromatogram lar. baku

3.2.2

Dilarutkan dalam 5 ml aqua DM Ditambahkan 0,2 ml air brom Ditambahkan 1 ml NH4OH Diamati pemerian larutan

3.2.3

Dilarutkan dalam 3 ml H2SO4 dalam gelas kimia 250 ml

Ditambahkan aqua DM hingga 100 ml Dilihat di bawah sinar UV 366 nm

ditambah 1 ml HCl pekat

3.2.4

Dilarutkan dalam 5 ml HCl 2 M Ditambahkan 1 ml BaCl2 25% 5 mg serbuk kina sulfat

Larutan hijau

0,1 g serbuk kina sulfat

Larutan berfluoresensi biru

Fluoresensi hilang

45 mg serbuk kina sulfat

33

4. Pemerian Larutan

4.1Syarat : larutan jernih dan intensitas warna kurang dari larutan baku GY6 4.2Cara Kerja :

Dilarutkan dengan 25 ml HCl 0,1 M dalam tabung Nessler

Diamati kejernihan larutan

Dibandingkan warna larutan dengan larutan baku GY6

5. pH

5.1Syarat : 5,7 – 6,6 5.2Cara Kerja :

Dibilas dengan aquadest Dikeringkan dengan tissu Dicelupkan ke dalam larutan uji

Dibaca nilai pH yang tertera pada display setelah muncul tanda x

Diangkat dari larutan uji Dibilas dengan aquadest Dikeringkan dengan tissu

Direndam dalam larutan KCl 3,5 M Dimatikan alat pH meter

500 mg serbuk kina sulfat

larutan jernih dan intensitas warna kurang dari larutan baku

GY6

Elektroda pH

Nilai pH

Nilai pH larutan

6. Rotasi Optik

6.1Syarat : -237°C s/d -245°C 6.2Cara Kerja :

Dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml Ditambahkan 15 ml HCl 0,1 N

Dikocok menggunakan ultrasonic bath hingga larut

Ditambahkan HCl 0,1 N hingga tanda batas volume

Dikocok

Dibilas tabung polarimeter dengan larutan uji sebanyak 3 kali

Diatur suhu larutan hingga 20°C dengan es Diisi tabung polarimeter dengan larutan uji Dihilangkan gelembung udara dalam tabung polarimeter

Dimasukkan dalam polarimeter

Diatur skala hingga jarum tepat berada di tengah

Dibaca nilai pembacaan polarisasi

Referensi : Prosedur Tetap Pemeriksaan Produk Jadi Quinine Sulphate 0,5 g serbuk kina sulfat

larutan uji

7. Zat yang Tidak Larut dalam Chloroform-Alkohol (2:1) 7.1Syarat : tidak lebih dari 0,1%

7.2Cara Kerja

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi Ditambahkan 15 ml larutan chloroform- alkohol (2:1)

Dipanaskan di waterbath pada temperatur 50°C atau dipanaskan dalam gelas kimia berisi air dengan temperatur 50°C Dikocok hingga larut

Disaring menggunakan cawan saring yang telah ditara

Dicuci cawan saring dengan 10 ml larutan chloroform-alkohol (2:1)

Dipanaskan cawan saring dalam oven pada suhu 105°C selama 1 jam

Didinginkan dalam desikator Ditimbang

Referensi : Prosedur Tetap Pemeriksaan Produk Jadi Quinine Sulphate 2 g serbuk kina sulfat

Nilai Zat yang Tidak Larut dalam Chloroform-Alkohol

8. Logam Berat

8.1Syarat : tidak lebih dari 0,001% 8.2Cara Kerja

Dimasukkan ke dalam cawan pijar yang telah ditara

Dibasahkan dengan ± 2 ml H2SO4 pekat Dipanaskan perlahan hingga mengarang sempurna

Didinginkan

Ditambahkan 2 ml HNO3 pekat dan 5 tetes H2SO4 pekat

Dipanaskan hingga uap putih hilang

Dipijarkan dalam furnace pada suhu 600°C hingga karbonnya habis

Didinginkan

Ditambahkan 4 ml HCl 6 N Ditutup

Dipanaskan di atas penangas air selama 15 menit

Dibuka tutupnya

Dikeringkan di atas penangas air

Ditambahkan 1 tetes HCl pekat dan 10 ml air panas

Dipanaskan di atas penangas air selama 2 menit

Ditambahkan beberapa tetes NH4OH 6 N hingga larutan basa terhadap kertas indikator universal

Ditambahkan air hingga 25 ml Diatur pH antara 3,0 – 4,0 dengan penambahan asam asetat 1 N

menggunakan kertas indikator universal Disaring dengan kertas saring halus Dicuci cawan saring dan kertas saring dengan 10 ml air

Dimasukkan hasil saring ke dalam tabung nessler

Ditambahkan air hingga 40 ml Dikocok

Ditambahkan 2 ml larutan dapar pH 3,5 Ditambahkan 1,2 ml thioacetamide- glyserin base

Ditambahkan air hingga 50 ml Dikocok

Dibiarkan selama 2 menit

Dibandingkan warna larutan uji dengan larutan baku

Referensi : Prosedur Tetap Pemeriksaan Produk Jadi Quinine Sulphate Larutan uji

Nilai logam berat

9. Alkaloid Kina Lain

9.1 Syarat : Dihidroquinine tidak lebih dari 10,0% Cinchonidine tidak lebih dari 5,0% Zat lainnya tidak lebih dari 2,5% 9.2 Cara Kerja

Dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml Ditambahkan 25 ml HCl 0,5 N

Dikocok menggunakan ultrasonic bath hingga larut

Diencerkan dengan fasa gerak hingga tanda batas volume

Dikocok hingga homogen

Dipipet 1 ml larutan, dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml

Diencerkan dengan fasa gerak hingga tanda batas volume

Dikocok hingga homogen

Dicuci kolom dengan aqua DM (flow rate 1 ml/menit) selama 30 menit, dilanjutkan dengan fasa gerak

Diinjekkan standar dengan selang waktu 15 menit tiap standar (flow rate 1,5 ml/menit)

Diinjekkan larutan uji dengan selang waktu 15 menit tiap larutan uji

Ditunggu hasil kromatogram

Dihitung kadar alkaloid kina lain yang terkandung dalam larutan uji

2,5 g serbuk kina sulfat

Larutan uji HPLC

Kadar alkaloid kina lain kromatogram

10. Susut Pengeringan

10.1 Syarat : 3,0% - 5,0% 10.2 Cara Kerja

Dibuka piringan sampel menggunakan tanda

Ditekan tombol O/T sehingga pintu menutup kembali dan penunjukan timbangan = 0

Dimasukkan identitas zat uji

Dimasukkan 2,5 g serbuk kina sulfat yang akan diperiksa

Ditekan tombol start

Dibaca hasil print out setelah analisis selesai, ditunjukkan dengan bunyi alarm

11. Kadar Abu Sulfat/abu

11.1 Syarat : tidak lebih dari 0,1% 11.2 Cara Kerja

Dimasukkan ke dalam cawan pijar yang telah ditara

Diarangkan Nilai susut

pengeringan Moisture Analyzer

1,0 g serbuk kina sulfat

Didinginkan

Ditambah 3 tetes H2SO4 pekat

Dipanaskan lagi hingga uap putih hilang Dipijarkan dalam furnace pada suhu 800°C selama 1 jam

Didinginkan dalam desikator Ditimbang

Referensi : Prosedur Tetap Pemeriksaan Produk Jadi Quinine Sulphate Nilai kadar abu

12. Kadar

12.1 Syarat : 99,0% - 101%

A. Metode Potensiometry/ Autotitrator

Dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer Ditambahkan 30 ml asam asetat anhidirida Dihangatkan di atas hot plate hingga larut Didinginkan

Ditambahkan 10 ml CHCl3 Dititrasi dengan HClO4 0,1 N

menggunakan Autotitrator Mettler DL 25

B. Secara Manual

Dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer Ditambahkan 30 ml asam asetat anhidirida Dihangatkan di atas hot plate hingga larut ditambahkan 4 tetes indicator p-

naphtolbenzein

Dititrasi dengan HClO4 0,1 N hingga terjadi perubahan warna kuning menjadi hijau

0,3 g serbuk kina sulfat

Kadar kina sulfat

0,3 g serbuk kina sulfat

Kadar kina sulfat

3.1.2.2Flow Process Pemeriksaan Produk Jadi Sinkonidin

1 Pemerian

1.1Syarat : powder berwarna putih sampai putih kecoklatan 1.2 Cara kerja

Diamati secara visual

2. Identifikasi Melting Point 2.1Syarat : 200° - 205°C 2.2Cara kerja

Ditekan power untuk menghidupkan alat Ditekan clear

Dimasukkan syarat titik leleh zat uji, dikurangi 2°C dari syarat minimal dengan menekan tombol dan

Dimasukkan pipa kapiler yang telah diisi zat uji

Ditekan tombol , setelah terdengar bunyi beep 3 kali, tekan

Ditekan jika zat uji terlihat mulai meleleh

Ditekan clear sampai didapat angka 000 Ditekan power jika telah selesai

Serbuk Cinchonidine

powder berwarna putih sampai putih kecoklatan

Nilai Melting Point Melting Point Electrothermal

3. Susut Pengeringan

3.1 Syarat : tidak lebih dari 1,0% 3.2 Cara Kerja

Dibuka piringan sampel menggunakan tanda

Ditekan tombol O/T sehingga pintu menutup kembali dan penunjukan timbangan = 0

Dimasukkan identitas zat uji

Dimasukkan 2,5 g cinchonidine yang akan diperiksa

Ditekan tombol start

Dibaca hasil print out setelah analisis selesai, ditunjukkan dengan bunyi alarm

Referensi : Prosedur Tetap Pemeriksaan Produk Jadi Cinchonidine Base Nilai susut

pengeringan Moisture Analyzer

4. Purity

4.1 Syarat : Dihidrocinchonidine tidak lebih dari 10,0% Quinine tidak lebih dari 5,0% Zat lainnya tidak lebih dari 1,0% 4.2 Cara Kerja

Dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml Ditambahkan 25 ml HCl 0,5 N

Dikocok menggunakan ultrasonic bath hingga larut

Diencerkan dengan fasa gerak hingga tanda batas volume

Dikocok hingga homogen

Dokumen terkait