• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

DATA-DATA PENELITIAN

3.4 Skenario Sinema Para Pencari Tuhan .1 Tema Sentral Sinema Para Pencari Tuhan .1 Tema Sentral Sinema Para Pencari Tuhan

3.4.2 Alur dan Penokohan .1 Alur .1 Alur

Dalam skenario sinetron Para Pencari Tuhan, yang digunakan adalah alur campuran, di mana sinopsis bercerita mengenai kisah hidup tiga mantan narapidana,

39

yaitu: Barong, Juki, dan Chelsea. Mereka tidak lagi dapat diterima oleh masyarakat dilingkungan tempat mereka bersosialisasi dikarenakan mantan napi.

Setelah keluar dari penjara, Barong diusir dari komplotan curamnor lantaran sering menyanyi di pengadilan. Dengan kasus yang hampir sama, Juki yang mantan copet, ditolak mentah-mentah saat kembali ke rumah ibunya. Nasib Chelsea sedikit menyedihkan. Ketika akan mengajak rujuk kembali dengan mantan istri, ternyata sang istri sudah menikah dengan polisi yang menjebloskannya ke penjara.

Akhirnya mereka bertiga secara tak sengaja bertemu dan luntang lantung menyusuri Jakarta yang tak lagi ramah. Seharian mereka menjumpai warung tutup. Hati mereka makin sakit, merasa dunia sudah benar-benar menutup diri bagi mereka. Mereka baru tersadar saat ada yang memberitahu bahwa hari ini adalah hari pertama bulan puasa, sehingga tak ada orang makan di warung.

Ketiganya kemudian terdampar di musala. Di sana ada Bang Jack, penjaga musala yang fanatik dengan bedug. Dia tak mau adzan jika belum menabuh bedug. Mantan tukang jagal ini akhirnya tak hanya menerima ketiga narapidana, tapi sekaligus sudi membimbingnya ke jalan yang benar. Sebenarnya Bang Jack sendiri ilmu agamanya pas-pasan, sehingga dalam penerapan agama sering keliru. Untunglah ada Aya yang membantunya. Gadis cantik penjual kolak dan pengelola taman bacaan itu paham soal agama. Ada pula Ustad Ferry sang ketua pengurus musala, yang pamornya tengah menanjak setelah menjadi komentator di sebuah televisi.

Insyaf bukanlah hal mudah bagi ketiganya. Pun ketika mereka harus berpuasa di Ramadan, apalagi Bang Jack mencanangkan "Bulan Berburu Rezeki Halal". 40

40

Sebenarnya sinetron ini diangkat dari keresahan Deddy Mizwar sebagai penggagas seni. Ia merasa selama bulan ramadhan acara yang ditampilkan kebanyakan lebih bersifat hura-hura dan saling ejek fisik. Sedangkan nasihat atau inti sari agama yang disampaikan tidak tercapai. Karena itu Deddy mengangkat sinetron ini untuk menyalurkan segala keresahannya dan menjadikan sinetron ini sebagai salah satu tanggung jawab moral kepada masyarakat di Indonesia yang membutuhkan tontonan yang mendidik.

3.4.2.2 Penokohan

Dalam hal penokohan, Wahyu berujar bahwa dirinya menggunakan pendekatan psikologis yang realistis untuk membedah karakter psikologis setiap karakter atau tokoh hingga detail-detailnya dengan pendekatan realistis. Tokoh atau karakter yang dimunculkan disesuaikan dengan kebutuhan cerita, karena setiap tokoh/karakter harus mampu mendukung alur cerita atau plot. Tentunya karakter ini dapat semakin terasah dengan bantuan sang sutradara.

Dalam sinetron PPT, pembangunan karakter sangat sempurna bahkan boleh dikatakan cukup revolusioner bila dibandingkan dengan berbagai sinetron kurang mendidik yang masih saja ditayangkan, dengan orang-orang Bollywood sebagai tokoh utama konspiratornya. Sinteron-sinetron kita saat ini bukan saja rendah pembentukan karakternya tapi memang tidak diperhatikan. Namun dalam sinetron PPT tidak, dalam sinema Para Pencari Tuhan, sutradaranya mampu membentuk karakter masing-masing orang bahkan dengan memperkuat karakter kepribadian orang itu. Deddy adalah jenis sutradara yang tidak menjadikan aktornya tersiksa dalam karakter orang lain. Contoh

yang bisa dilihat, seperti karakter Udin, si Udin Nganga, kemungkinan dalam kesehariannya memang berkarakter asal bicara, cerewet dan kritis. Di tangan Deddy Mizwar aktor Udin ini diperkuat, dari seluruh pemeran PPT karakter Udinlah yang terbaik, dia menjadi penterjemah pikiran Deddy Mizwar tentang pembumian Al-Qur’an, penghubungan relasi-relasi antara mistifikasi agama dengan realitas kemasyarakatan. Karakter Udin adalah tendensi sekuler dalam masyarakat.

Sedikit dibawah Udin adalah karakter Asrul Dahlan yang berperan sebagai Asrul, karakter Asrul dengan logat Medannya yang khas diperkuat Deddy dengan sikap idealis. Disini sesungguhnya Asrul dikurung oleh Idealismenya, Asrul adalah perwakilan terbaik dalam cerminan sikap Nabi Ayub dalam melihat kemiskinan, walaupun ia berteriak dengan kemiskinannya, ia masih berpegang pada idealismenya, karakter ini dipasangkan pada Udin yang realistis kemudian bukan melahirkan kontra tapi sebuah gabungan di mana Idealisme atau Realitas semuanya berujung pada satu kepentingan, `bagaimana gua

bisa makan hari ini'. Duet Asrul dan Udin merupakan duet menarik yang

menggambarkan kebimbangan kaum proletar. Mereka berupaya keras untuk bergantung pada orang kaya tapi dalam hati mereka memusuhi. Ketidakberdayaan kaum proletar ini semakin dipaksa ke dalam susunan masyarakat yang sudah ada dimana memang secara ekonomis kaum kapitalislah yang memegang kekuasaan dan pendorong supaya Udin dan Asrul ini dapat menerima takdir kemiskinan mereka secara fatalistis.

Adalah Ustadz Ferry yang diperankan secara parodikal oleh Akri. Deddy Mizwar tidak salah menarik Akri sebagai parodi Ustadz yang senang akan uang dan selebritas sebuah tendensi dakwah jaman kita. Mungkin Deddy mengamati secara serius karakterisasi Akri ketika melawak dengan Patrio, dan harus diakui Deddy adalah orang

paling pintar dalam mengambil aktor dengan kesesuaian karakter, ini bisa dilihat dalam Nagabonar 2 bagaimana Karakter Lukman Sardi yang sopir bajaj tanpa banyak bicara bisa terbangun sebagai bagian dari masyarakat marginal ibukota yang juga dirugikan oleh sejarah (suatu saat Nagabonar tua melihat foto orang tua karakter Lukman Sardi yang berseragam perwira AURI, pada jaman Orde Baru AURI mengalami korban sejarah akibat Gestapu), begitu juga saat Deddy memasukkan karakter Jaja Mihardja yang tanpa bicara bisa mengundang tawa penonton, karakter Jaja sebagai seorang Gay Tua.

Akri yang sering memparodikan dalam lawakannya sebagai orang Arab bisa dijadikan oleh Deddy sebagai gambaran elite agama yang lidahnya ke Arab-Araban namun perilakunya tetap Indonesia asli. Lidah ke Arab-Araban dalam konteks keberagamaan di Indonesia dalam ruang bahasa sudah bisa masuk ke dalam masyarakat elite, ini sama saja dengan lidah ke Perancis-Perancisan bagi orang Jerman dan Rusia pada abad 17, dimana bahasa Perancis adalah bahasa Dewa sementara bahasa Jerman dan Rusia cukup buat bicara dengan kuda.

Kecemerlangan Deddy juga membawa karakter Akri ke dalam komoditifikasi Dakwah. Dakwah dalam pikiran Ustadz Ferry bukan lagi media perjuangan sebagai pewaris Ilmu Nabi, tapi merupakan sebuah industri. Ini bisa terlihat bagaimana Ustadz kecewa pada isterinya yang lebih dipilih oleh industri sinetron daripada dirinya, kekecewaan ini menunjukkan bahwa konsepsi dakwah Ustadz Ferry adalah industrialis bukan idealis.

Zascia Mecca yang memainkan karakter Ayya. Ini merupakan sebuah kecemerlangan Deddy yang secara diam-diam melihat Zascia sebagai etalase perempuan berpenampilan muslim, tapi cukup sampai pada batasan etalase belum substansial

kemuslimannya. Ini diperlihatkan bagaimana Ayya menjadi wanita pendendam hanya karena dikatakan `bodoh' oleh pacarnya. Karakterisasi Ayya ini merupakan sindiran pada kaum muslimah bahwa dengan baju berpenampilan Muslim apa sudah bisa melakukan substansi keIslamannya. Atau sekedar

menjadi etalase.

Pelawak Jarwo yang memainkan peran sebagai Pak Djalal, lelaki kaya yang sinis menjadi semacam klise bahwa menjadi kaya adalah kurang baik dan cenderung kikir. Ini merupakan karakter biasa dimanapun, baik di Amerika maupun di Indonesia. Kekayaan dalam sinema-sinema selalu digambarkan sebagai orang yang culas dan mencuri dari keringat orang lain. Hanya saja Jarwo disini selalu merasa menang ketika bisa menghina orang lain dengan bandingan kekayaan.

Puncak dari karakter sinetron Para Pencari Tuhan adalah Bang Jack sendiri yakni Deddy Mizwar, dia lucu, cerdas, namun na'if. Puncak kelucuannya saat dia berkhutbah di rumah Pak Djalal tapi tidak fokus pada apa yang dibicarakannya dan membuat malu teman-temannya. Hal ini mengingatkan saya pada sinetron Bajaj Badjuri saat itu Si Said kedatangan pamannya dari Arab yang tidak bisa bahasa Indonesia, dia hanya bisa bahasa Arab. Sang paman dan si Said diundang ke acara selamatan Mpok Minah. Saat paman si Said bicara pada Said dalam bahasa Arab, tetangga-tetangga si Said termasuk Pak RT, Ucup, Emak, Badjuri, berkata "Amien...Amien" menganggap yang dikatakan pamannya si Said adalah doa. Ini merupakan sindiran bahwa orang kita tidak pernah paham substansi sebuah makna. Apalagi makna beragama.

Susunan masyarakat dalam sinetron Para Pencari Tuhan digambarkan dengan apik oleh Deddy. Dalam sinetron Kiamat Sudah Dekat susunan masyarakat ini tidak

terlalu terlihat relasi-relasinya, namun oleh Deddy di sinetron Para Pencari Tuhan diperlihatkan relasi-relasinya termasuk penindasan terselubung si kaya dengan si miskin yang dengan baik digambarkan pada negosiasi kerja antara Pak Djalal dengan Asrul Dahlan dan saat Pak Djalal membayar uang dengan membuang uang bukan memberikan baik-baik, inilah kekerasan struktural masyarakat. Dari semua penggambaran susunan struktural

masyarakat pesannya singkat, bahwa kita harus menerima susunan masyarakat tanpa harus mengkritisinya dan mungkin bila stres larinya ke doa-doa serta dzikir.41

Dokumen terkait