• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PELAKSANAAN DAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Tujuan Pembelajaran

1. Amati dan cermati beberapa soal di bawah ini!

2. Jawablah pertanyaan tersebut dengan singkat dan tepat bersama teman kelompokmu!

Pertanyaan

1. Sebutkan apa yang dimaksud hutan hujan, hutan musim, dan lahan hutan savana? (25)

2. Sebutkan 2 flora yang hidup pada hutan hujan tropis, hutan musim dan hutan lahan savana? (15)

3. Bunga Rafflesia Arnoldi dan pohon jati biasanya hidup pada habitat hutan seperti apa? (10)

Rubrik Penilaian Lembar Kerja Peserta Didik 2 wilayah sekitar garis khatulistiwa. biasanya terdapat pada daerah yang memiliki suhu udarahcukup tinggi dan mempunyai perbedaan antara musim hujan dan musimyang cukup jelas.

- Hutan lahan savana adalah kawasan hutan berupa padang rumput yang ditumbuhi oleh semak atau perdu yang

Peserta didik

menjelaskan pengertian hutan hujan tropis, hutan musim, dan hutan lahan savana dengan musim, dan hutan lahan savana namun kurang

diselingi sebaran Flora : palem dan rotan - Hutan musim menyebutkan 2 contoh flora pada tiap hutan dengan tepat

15 15

Peserta didik dapat menyebutkan semuanya namun kurang tepat

10

Rafflesia Arnoldi dan pohon jati. Bunga Rafflesia hidup di hutan hujan tropis sementara pohon jati hidup di hutan musim.

Peserta didik

menyebutkan 2 tempat hidup dengan tepat

10 10

Peserta didik salah menyebutkan 1 tempat hidup dengan tepat

Lembar Kerja Peserta Didik 3

Kelompok/ Kelas : Nama Anggota : 1.

2.

3.

4.

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat memahami pemanfaatakan keanekaragaman hayati dalam kehidupan sehari-hari

B. Cara Kerja

1. Cermati artikel yang telah dibagikan!

2. Jawablah pertanyaan tersebut dengan singkat dan tepat bersama teman kelompokmu!

3. Jawaban dituliskan menggunaan bahasa sendiri.

Pertanyaan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan noken bebi? (5)

2. Jelaskan manfaat noken dalam kehidupan sehari-hari pada suku Mee? (10) 3. Sebutkan nama-nama pohon beserta habitat hidupnya yang biasanya

digunakan untuk membuat noken bebi pada suku Mee? (15)

4. Bagaimana ketersediaan pohon dialama dalam membuat noken bebi? (5) 5. Jelaskan kaitan antara noken dan keanekaragaman hayati? (15)

6. Pada usia berapakah pohon melinjo dapat diambil serat kulit kayunya untuk dibuat gaa? (5)

7. Anatomi batang pohon bagian mana yang digunakan untuk membuat noken pada suku Mee? (5)

8. Jelaskan teknik pengambilan kulit kayu yang akan digunakan dalam pembuatan noken bebi dari batang pohon asalnya? (15)

9. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kualitas dari gaa yang dihasilkan agar memiliki kekuatan Tarik dan mulur yang baik? (25)

Rubrik Penilaian Lembar Kerja Peserta Didik 3 Nomor

soal

Jawaban Indikator Penilaian Skor Bob

ot 1 Pengertian noken bebi

Noken bebi merupakan Noken merupakan hasil kerajinan tangan yang memanfaatkan lingkungan alam sebagai acuan bahan input-nya dan hasil ouput-nya untuk berbagai keperluan hidup manusia.

Peserta didik menjelaskan pengertian dengan tepat

5 5

Peserta didik menjelaskan pengertian namun kurang tepat mengangkut hasil kebun seperti: ubi, singkong, keladi, pisang, sayur, kayu bakar dan lain-lain. Selain itu noken juga biasa digunakan sebagai tempat untuk menidurkan bayi.

Peserta didik dapat menyebutkan maaf dari Noken dalam artikel dengan tepat

10 10

Peserta didik kurang tepat menyebutkan manfaat noken dalam kehidupan masyarakat suku Mee dengan letak ketingian berada sekitar 1.100 mdpl; 2) puma tumbuh di daerah dingin dengan ketinggian 1.300 mdpl; 3) tokeipo tumbuh pada daerah tumbuh didaerah dingin

Peserta didik menyebutkan dan menjelaskan pohon yang digunakan beserta habitat hidupnya dengan tepat.

15

Peserta didik menyebutkan dan menjelaskan pohon yang digunkan beserta habitat tumbuhnya namun

11

dengan ketingin tempat tumbuh sebesar 1.200 mdpl; 4)epiho tumbuh pada daerah tumbuh didaerah dingin dengan ketingin tempat tumbuh sebesar 1.200 mdpl; 5)wogge tumbuh pada daerah tumbuh didaerah dingin dengan ketingin tempat tumbuh sebesar 1.150 mdpl; 6) timmu tumbuh pada daerah tumbuh didaerah dingin dengan ketingin tempat tumbuh sebesar 1.200 mdpl;

7)damiho tumbuh pada daerah tumbuh didaerah dingin dengan ketingin tempat tumbuh sebesar 10-500 mdpl 8)ogii tokeipo tumbuh pada daerah tumbuh didaerah dingin dengan ketingin tempat tumbuh sebesar 10-500 mdpl.

kurang tepat.

Peserta didik hanya menjelaskan salah satu (menyebutkan nama-nama atau habitat hidupnya) dengan tepat

7

Peserta didik hanya menjelaskan salah satu (nama pohon atau habitat hidupnya) namun kurang tepat.

4 Ketersedian bahan baku pembuatan noken bebi

Secara keseluruhan ketersedian bahan dialam masih melimpah hanya saja keersedian bahan di alam ini hanya terbatas pada serat pohon wogge dan pumma yang saat ini sudah sulit ditemukan. Sementara untuk ke 6 jenis lain seperti epiho, timu, damiho, ogi, tokeipo, dan bottu masih mudah didapatkan.

Perserta didik tidak menjawab pertanyaan

0

5 Kaitan noken dan keanekaragaman hayati

Noken terbuat dari serat batang pohon yang digunakan sebagai bahan pembuatan noken bebi sementara keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis dan ekosistem pada suatu daerah. Sehingga kaitan antara keanekaragaman hayati dan noken adalah ketersediaan bahan sumber daya alam sangatlah membantu dalam menunjang keberadaan dari noken bebi sebagai tas tradisional suku Mee

Peserta didik dapat mengaitan anatara noken dan keanekaragaman hayati dengan tepat

15 15

Peserta didik mengaitkan

noken dan

keanekaragaman hayati namun kurang tepat

10

Peserta didik hanya menjelaskan sala satu

(noken atau

6 Usia pohon melinjo yang tepat untuk diambil seratnya yakni pada usia 3-6 tahun dalam menyebutkan usia dalam artikel sekunder. Kemudian yang dipakai untuk dibuat untaian gaa yakni hanya floem primer dan sekunder saja.

Peserta didik menyebutkan anatomi batang pohon yang digunakan dengan tepat

5 5

Peserta didik kurang tepat menyebutkan anatomi

3

batang bagian mana yang

8 Teknik pengambilan kulit kayu Pada tahapan awal para pengrajin akan memilih pohon yang akan digunakan untuk mengambil serat kulit kayunya. Setelah itu pohon yang telah dipilih tersebut dikuliti menggunakan parang atau sabit untuk mendapkatkan lapisan gabus dan floemnya. Kemudian setelah didapatkan lapisan gabus dan floem, berikutnya yaitu pemisahan lapisan gabus dan lapisan floem menggunakan pisau. Setelah kedua serat sudah terpisah buang lapisan gabus dan lapisan floem inilah yang akan digunakan pada tahap selanjutnya.

Peserta didik dapat menjelaskan tekni pengambilan serat kulit kayu dengan tepat

15 15

Peserta didik menjelaskan teknik pengulitan serat batang pohon namun

9 Faktor yang mempengaruhi tingkat kualiatas gaa yang dihasilkan memiliki kekuatan Tarik dan mulur yang baik yaitu terdiri dari 3 bagian yakni:

 Ukuran gaa

Agar menciptakan hasil yang

Peserta didik menyebutkan dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi kualitas gaa dengan tepat

25 25

Peserta didik menyebutkan dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi kekuatan gaa pada artikel

20

baik gaa yang dibentuk haruslah seragam (sama besar agar beban yang diterima dapat dapat ditopang oleh gaa yang diberikan

 Kematangan (umur)

Umur batang pohon yang akan diambil seratnya mesti diperhatikan umur dari pohon tersebut hal ini dibuat agar serat yang diambil memiliki tingkat serat yang mudah dipintal serta tidak mudah putus

 Metode/ proses yang digunakan untuk mengektrak serat

Dalam proses penjemuran sebaiknya dijemur hingga kering.

Hal ini dibuat agar daya rekat antar serat baik dan tidak mudah purus

menggunakan kalimat yang disusun sendiri namun kurang tepat

Peserta didik menyebutkan dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi kekuatan dan kemuluran gaa dalam artikel tetapi hanya menyalin dari artikel

15

Peserta didik menyebutkan dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi kekuatan dan kemuluran gaa dalam artikel tetapi menyebutkan faktor yang mempengaruhi kekuatan

Artikel

Noken Bebi Sebagai Simbol Kehidupan pada Suku Mee Oleh Elisabeth Kegiye

Noken adalah cipta, rasa, dan karsa yang dimiliki manusia berbudaya dan beradat. Noken merupakan hasil kerajinan tangan yang memanfaatkan lingkungan alam sebagai acuan bahan input-nya dan hasil ouput-nya untuk berbagai keperluan hidup manusia. Masyarakat Papua juga mengenal noken sebagai tempat mengisi, menyimpan, dan membawa barang. Noken ini merupakan hasil kerajinan tangan masyarakat Papua (Pekei, 2011). Noken yang dibuat oleh suku Mee berasal dari serat pohon, pemilihan serat pohon ini tidak sembarang dan tidak semua pohon dapat digunakan dalam pembuatan noken (Mote, 2016). Noken yang dibuat dari serat pohon dinamakan noken bebi (bebi agiha).

Pembuatan noken bebi (agiha) ini didapatkan dari serat kulit batang pohon yang masih berumur 3-6 tahun. Dalam pembuatan noken bebi dibutuhkan bahan mendasar yakni serat kulit kayu untuk dibuat gaa yang kemudian nantinya akan dibuat noken bebi. Ada 8 jenis pohon yang dapat digunakan dalam pembuatan noken bebi pada suku Mee diantaranya: bottu, puma, tokeipo, epiho, wogge, timmu, damiho (melinjo), dan ogii (sukun). Kedelapan jenis serat kayu tersebut memiliki warna yang berbeda dengan tingkat kekuatan yang berbeda pula. Selain itu, habitat hidup ke delapan jenis pohon ini berbeda-beda seperti: 1) bottu hidup pada daerah yang dingin dengan letak ketingian berada sekitar 1.100 mdpl; 2) puma tumbuh di daerah dingin dengan ketinggian 1.300 mdpl; 3) tokeipo tumbuh pada daerah tumbuh didaerah dingin dengan ketingin tempat tumbuh sebesar 1.200 mdpl; 4)epiho tumbuh pada daerah tumbuh didaerah dingin dengan ketingin tempat tumbuh sebesar 1.200 mdpl; 5)wogge tumbuh pada daerah tumbuh didaerah dingin dengan ketingin tempat tumbuh sebesar 1.150 mdpl; 6) timmu tumbuh pada daerah tumbuh didaerah dingin dengan ketingin tempat tumbuh sebesar 1.200 mdpl; 7)damiho tumbuh pada daerah tumbuh didaerah dingin dengan ketingin tempat tumbuh sebesar 10-500 mdpl 8)ogii tokeipo tumbuh pada daerah tumbuh didaerah dingin dengan ketingin tempat tumbuh sebesar 10-500 mdpl. Kedelapana jenis pohon tersebut ada beberapa yang saat ini sudah sulit

ditemui seperti pohon wogge dan puma yang keberadaanya sudah sangat sulit ditemui. Sementara untuk jenis pohon lain seperti epiho, timmu, damiho, tokeipo, ogi, dan bottu sementara mudah ditemui dialam.

Pada suku Mee noken yang terbuat dari serat batang pohon biasanya disebut noken bebi (agiha). Ada 2 jenis noken bebi yang dibuat berdasarkan bentuknya yakni anyaman yang rapat seperti jaring terbuka yang disebut tikine agiha dan anyaman longgar seperti jaring terbuka dengan membentuk angka 888 yang disebut gohake agiha (Mote, 2014).

Berdasarkan observasi di masyarakat suku Mee, cara pembuatan noken terbagi menjadi 2 tahapan, tahap pertama pembuatan gaa dari serat kulit kayu dan kedua pembuatan noken bebi dari hasil gaa yang telah dibuat. Pada tahapan awal para pengrajin akan memilih pohon yang akan digunakan untuk mengambil serat kulit kayunya. Setelah itu pohon yang telah dipilih tersebut dikuliti menggunakan parang atau sabit untuk mendapkatkan lapisan gabus dan floemnya. Kemudian setelah didapatkan lapisan gabus dan floem, berikutnya yaitu pemisahan lapisan gabus dan lapisan floem menggunakan pisau. Setelah kedua serat sudah terpisah buang lapisan gabus dan lapisan floem inilah yang akan digunakan pada tahap selanjutnya. Pada tahapan selanjutnya, lapisan floem yang telah diambil ini, dipukul-pukul (diketok-ketok) menggunakan kayu besar yang bersih hingga serat kulit kayu memar dan lunak. Kemudian serat kulit kayu tersebut dicuci menggunakan air mengalir hingga bersih untuk membersihkan getah dan lignin yang meempel pada serat tersebut, lalu serat tersebut diramas hingga tidak air tidak keluar lagi dari serat kulit kayunya. Selanjutnya, kulit kayu dijemur dibawa sinar matahari hingga kering lalu diangkat dan diletakan pada pelepah pisang atau dalam daun keladi dan dibungkus. Kemudian disimpan pada tempat yang sejuk yang terhindar dari kondisi lembab dan panas. Selanjutnya, hasil dari serat tersebut akan dibuat gaa. Proses pembuatan gaa ini biasa disebut gonai. Pada proses pembuatan gaa ini, diambil kulit kayu yang telah ada lalu dibasahi dengan sedikit air agar seluruh permukaannya lembab. Kemudian serat kulit pohon dipisah-pisahkan hingga menjadi bagian-bagian kecil. Hasil serat kulit pohon yang berukuran kecil tersebut dibagi menjadi dua bagian (tergantung kebutuhan

ingin dibuat gaa berukuran besar, sedang atau kecil) dan diletakan di tanggan kiri/

kanan (sesuai para pembuatnya) diantara jari jempol dan jari telunjuk dengan posisi ujung bersentuhan. Kemudian serat kulit pohon tersebut diletakkan di atas pangkal paha (dekat lutut), lalu ujung kedua serat yang tidak bersentuhan dililit menggunakan tangan yang berlawanan dengan yang dipegang. Selanjutnya telapak tangan kanan diletakkan di atas ujung tangan kiri yang memegang ujung kedua serat kulit kayu dan digeser ke arah depan sejauh 5-7 cm dan digeser kembali sejauh 3 meter. Lalu tanggan kanan membuka hasil lilitan yang belum terbentuk sempurna dari hasil lilitan yang telah terbentuk sempurna dan memisahkan kedua bagian ke arah yang berlawanan. Jika serat kulit pohon sudah semakin menipis maka harus ditambahkan lagi serat kulit pohon agar terbentuk lilitan yang besarnya seragam mulai dari awal hingga pada akhir. Proses pembuatan lilitan inilah yang disebut gonai. Setelah itu ulangi kembali langkah pelilitan tersebut hingga mendapatkan ukuran gaa yang diinginkan. Hasil dari lilitan yang telah terbentuk inilah yang disebut gaa dan bentuknya hampir sama seperti benang Cerry.

Faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kualitas dari suatu gaa yang dihasilkan ialah kematangan (serta kulit kayu), ukuran dari gaa yang dihasilkan, dan proses/metode yang digunakan untuk mengekstrak serat.

Lembar Kerja Peserta Didik 4

Kelompok/ Kelas : Nama Anggota : 1.

2.

3.

4.

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat memahami ancaman dan usaha pelestarian keanekaragaman hayati

B. Cara Kerja

1. Cermati video yang telah ditayangkan!

2. Jawablah pertanyaan tersebut dengan singkat dan tepat bersama teman kelompokmu!

Pertanyaan

1. Sebutkan dan jelaskan secara singkat faktor ancaman yang mempengaruhi kepunahan suatu spesies flora dan fauna? (20)

2. Sebutkan dan jelaskan usaha yang dilakukan untuk pelestarian keanekaragaman hayati? (15)

3. Sebutkan 3 langkah usaha pelestarian? (5)

4. Apa yang dimaksud dengan perlindu gan sistem penyanggan kehidupan?

(10)

Rubrik Penilaian Lembar Kerja Peserta Didik 4 Nomor

Soal

Jawaban Indikator Skor Bobot

1 Faktor ancaman yang

mempengaruhi kepunahan suatu spesies flora dan fauna

 Perubahan habitat: proses yang menyebabkan habitat alami tidak jadi berfungsi untuk menyokong kehidupan spesies asli. Hal ini membuat organisme yang tadinya mendiami tempat tersebut berpindah atau musnah sehingga mengurangi keanekaragaman hayati.

 Perubahan iklim: perubahan yang terjadi secara sigifikan mengenai pola cuaca yang dihitung berdasarkan angka statistik dalam rentang waktu tertentu atau dapat diartikan sebagai perubahan suhu drastis, curah hujan, pola angin, dan lain sebagainya.

 Ekploitasi berlebihan:

pemanfaatan keanekaragaman hayati secara sewenang-wenangan/ terlalu berlebihan terhadap subjek exploitasi

Peserta didik

menyebutkan dan menjelaskan faktor

ancaman yang

mempengaruhi

kepunahan suatu spesies flora dan fauna dengan

kepunahan suatu spesies flora dan fauna namun kurang tepat.

15

Peserta didik hanya menyebutkan dan menjelaskan 3 dengan tepat

hanya untuk kepentingan ekonomi semata-mata tanpa mempertimbangkan rasa kepatutan, keadilan serta kompensasi kesejahteraan.

 Kompetisi oleh spesies eksotik:

merupakan spesies baru yang datang dari luar kawasan pada suatu kawan tertentu yang berjuang bertahan hidup dengan spesies asal.

 Pencemaran: perubahan yang tidak dikehendaki dari lingkungan yang sebagian besar timbul akibat dari kegiatan manusia

2 Usaha pelestarian keanekaragaman hayati ada 2 yaitu In-Situ dan Ex-Situ.

 Pelestarian In-Situ

Pelestarian ini adalah pelesatarian keanekaragaman hayati yang dilakukan di tempat hidup aslinya (habitatnya). Pelesatarian ini dilakukan pada makhluk hidup yang memerlukan habitat khusus atau makhluk hidup yang dapat menyebabkan bahaya pada kehidupan makhluk hidup lainnya jika dipindahkan ke tempat

Peserta didik dapat menyebutkan dan menjelaskan usaha pelestarian In-Situ dan Ex-Situ dengan tepat

15 15

Peserta didik

menyebutkan dan menjelaskan usaha pelestarian In-Situ dan Ex-Situ dnamun kurang tepat

11

Peserta didik hanya dapat menyebutkan salah satu usaha pelestarian dengan

7

lain. Contoh: Taman Nasional dan Cagar Alam.

 Pelestarian Ex-Situ

Pelestarian ini adalah pelestarian keanekaragaman hayati (Tumbuhan dan Hewan) dengan cara dikeluarkan dari habitatnya dan dipelihara di tempat lain. Pelestarian secara ex-situ dapat dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut:

- perlindungan sitem penyangga kehidupan

- Perlindungan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa benar 3 usaha pelestarian

5 5

Peserta didik

menyebutkan dengan benar 2 usaha pelestarian

3

Peserta didik tidak menjawab

0

4 Pengertian perlindungan sistem penyangga kehidupan adalah suatu sistem yang terdiri dari proses yang berkait satu dengan lainnya dan saling mempengaruhi yang apabila

Peserta didik menjelaskan pengertin perlindungan sistem penyangga kehidupan dengan benar

10 10

Peserta didik menjelaskan 5

terputus akan mempengaruhi kehidupan.

pengertian perlindungan sistem penyangga kehidupan namun kurang tepat

Peserta didik tidak menjawab pertanyaan

0

Perhitungan Nilai Total

Nilai

=

X 100

Lampiran 5. Instrumen Penilaian

Dokumen terkait