• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

E. Hasil Penelitian Relevan

1. Dalam jurnal penelitian yang telah dilakukan oleh Duldjaman, dkk (2006) yang membahas tentang Daya Pintal dan Kekuatan Benang Bulu Domba Priangan dan Peranakan Marino. Hasil dari penelitian ini menyarakan

13

bahwa bulu domba yang baik adalah bulu domba peranakan merino karena tekstur pintalan yang dihasilkan lebih lembut dibandingkan pintalan bulu domba priangan. Selain itu waktu yang baik dalam melakukan perlakuan yaitu selama 45 menit perendaman dengan larutan H2O2 20 ml/liter karena hasil yang didapatkan yaitu memiliki warna yang cerah, kekuatan yang baik, serta lebih lembut.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Chandrebakty mengenai Sifat Mampu Basah (Wettabilty) Serat Batang Melinjo (Gnetum gnemon L.) Sebagai Penguat Komposit Matriks Epoxy-Resin (2010). Hasilnya bahwa sifat mampu basah (Wettability) antara serat matriks yang paling optimum didapatkan dengan media perlakuan NaOH sebanyak 5% pada sudut kontak rata-rata 33,80o dengan tingkat komposit yang baik sedangkan yang paling rendah yaitu pada media yang tidak dilakukan perlakuan sehingga sudut kontak rata-rata yang didapatkan yaitu 42,37o.

3. Penelitian yang telah dilakukan oleh Arsyad (2016) mengenai penelitian tentang Efek Perendaman Serat Sabut Kelapa Dalam Larutan Alkali Terhadap Daya Serat Sabut Kelapa Pada Matriks Poliester. Dari hasil penelittian ini, peneliti menyatakan bahwa perendaman dengan menggunakan larutan NaOH 20% sangatlah mempengaruhi sudut Wettability karena dapat menurunkan daya serat.

4. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Pramono & Widodo (2012) mengenai pengaruh perlakuan alkali kadar 5% dengan lama perendaman 0 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam terhadap sifat tarik serat pelepah pisang kepok.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kadar alkali 5% mempengaruhi tingkat elongasi dan kekuatan Tarik. Hal ini dibuktikan dengan semakin lama pemberian alkali (NaOH) 5% pada pelepah pisang kepok dapat meningkatkan nilai elongasi namun pada pengukuran kekuatan tarik ditemukan waktu terbaik yaitu pada perlakuan alkali 2 jam sebesar 35.404 MPa.

14

Berikut ini merupakan bagan hasil penelitian yang relevan yang didapatkan dari beberbagai hasil sumber referensi yang ada. Gambar 2.3 Bagan Penelitian yang Relevan

15 Duldjaman, dkk., 2006

Tujuan penelitian ini adalah memperlajari produksi dan kekuatan benang yang telah mengalami proses kimia dari bulu domba priangan dan benang dari bulu domba peranakan merino.

 Perbedaan jenis domba peranakan merino dan priangan

dibandingkan dengan bulu domba priangan. Sementara untuk kekuatan yang dimiliki keduanya relatif sama.

Chandrabakty, 2010 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh material bio-komposit baru yang berbahan dasar dari alam dengan mengetahui pengaruh perlakuan awal terhadap sifat mampu basa (Wettability) melalui uji sudut kontak.

 Perebusan serat batang melinjo menggunakan NaOH 5%

 Perbandingan sudut kontak Hasil yang didapatkan dari sedangkan yang paling rendah pada serat tanpa perlakuan dengan sudut kontak rata-rata 42,37o.

Arsyad, 2016

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah menentukan efek lama waktu perendaman serat sabut kelapa terhadap daya serap sabut kelapa pada matriks polyester.

 Perendaman serat sabut kelapa dalam larutan NaOH 20%

 Perbandingan lama waktu perendaman 1:3:5:7:9:11 jam Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah bahwa perendaman serat sabut kelapa dalam larutan NaOH 20% mempengaruhi sudut wettability serat setelah perendaman menurun dibandingkan dengan serat sebelum perendaman sudut wetabiliti yang terbentuk kecil.

Hal ini dapat dilihat pada pada perendaman selama 5 jam yaitu 15,327o.

Kebaruan Penelitian Penelitian menggunakan gaa damiho bebi (Gnetum gnemon L.)

Perendaman dalam larutan NaOH 5% dengan perbandingan lama waktu 20:40:60:80:100 menit

Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh lama waktu perendaman terhadap kekuatan dan kemuluran gaa sebagai bahan utama pembuatan noken.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui perngaruh alkali kadar 5% dengan lama waktu perendaman terhadap elongasi dan kekuatan Tarik.

 Perendaman pelepah pisang kapok dalam larutan alkali (NaOH) 5%

 Perbandingan lama waktu perendaman 0 jam, 2 jam, 4 jam dan 6 jam.

Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah semakin lama waktu perendaman pelepah pisang kapok dapat meningkatkan elogasi namun kurang meningkatkan kekuatan.

16 F. Kerangka Berpikir

Noken merupakan suatu wadah yang bentuknya menyerupai tas modern tetapi bukan tas. Bagi masyarakat suku Mee, Papua, noken biasanya digunakan untuk membawa hasil kebun, membawa kayu bakar, sebagai pengganti plastik dalam mengangkut bahan pangan yang dibeli di pasar, dan sebagai tempat menidurkan balita. Noken yang terbuat dari serat kulit kayu dalam bahasa lokal (daerah) disebut agiha.

Noken dibuat dari kulit kayu pohon yang diambil serat kulitnya biasanya didapatkan secara liar di hutan. Semua pohon yang tumbuh di alam tidak dapat digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan noken bebi, hanya ada delapan jenis pohon yang biasa digunakan serat kulit kayunya yaitu bottu, puma, tokeipo, epiho, wogge, timmu, damiho (melinjo), dan ogii (sukun).

Namun, dari kedelapan jenis pohon tersebut masyarakat suku Mee lebih sering menggunakan salah satu jenis pohon yakni pohon damiho dan ogii karena mudah didapatkan di alam dibandingkan dengan enam jenis pohon lainnya.

Proses pembuatan noken ini diawali dengan pemilihan pohon, pengulitan batang, pembersihan, perendaman, penjemuran, pembilasan, pemisahan serat kulit kayu menjadi bagian kecil dan pengeringan dengan cara diangin-anginkan. Tahap yang paling penting adalah tahap pembilasan karena tahap ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang masih tertinggal pada serat kulit pohon serta melunakkan kulit pohon sehingga lebih mudah untuk dibentuk menjadi gaa dan memiliki kualitas yang bagus. Dalam penelitian ini tahap pembilasan diganti dengan perendaman serat namun seratnya setelah sudah berbentuk gaa. Perlakuan perendaman kulit pohon damiho dalam larutan NaOH 5% dengan perbandingan lama waktu perendaman yakni selama 20, 40, 60, 80 dan 100 menit. Setelah itu akan dilakukan uji kekuatan dan kemuluran gaa untuk mengetahui pengaruh lama waktu perendaman terhadap kekuatan dan kemuluran gaa tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka berpikir dapat diuraikan dalam diagram alir di bawah ini:

17

Gambar 2.4. Bagan Kerangka Berpikir

G. Hipotesis

1. Waktu perendaman gaa damiho bebi (Gnetum gnemon L.) dalam NaOH 5% berpengaruh terhadap kekuatan dan kemuluran.

2. Perlakuan waktu perendaman yang menghasilkan gaa dengan kekuatan dan kemuluran yang paling baik adalah perlakuan perendaman selama 20 menit.

Noken bebi merupakan wadah berbentuk menyerupai tas yang biasa

digunakan oleh

serat kulit kayu menjadi bagian kecil. Selanjutnya 5% dengan lama waktu

perendaman yang berbeda setelah didapatkan gaa

Pengaruh Waktu Perendaman Gaa Damiho Bebi (Gnetum

gnemon L.) Pada Larutan NaOH 5% Terhadap Kekuatan

dan Kemuluran Gaa Sebagai Bahan Pembuatan Noken bebi

(Agiha) Pada Suku Mee

18 BAB III

Dokumen terkait