• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KONDISI LINGKUNGAN HIDUP

D.1. Udara Ambient

Udara ambient menurut PP no. 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada didalam wilayah yuridiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan memengaruhi kesehatan manusia, mahluk hidup, dan unsur lingkungan hidup lainnya. Berdasarkan hal tersebut kualitas udara suatu wilayah dapat memengaruhi kesehatan dimana kualitas udara yang baik menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat karena udara sangat dibutuhkan makhluk hidup untuk bernafas. Untuk menjaga agar kualitas udara tidak menurun perlu dilakukan pemantauan secara rutin dan berkelanjutan.Pemantauan udara ambient dilakukan di 6 (enam) titik pantau/lokasi yang tersebar di wilayah Kabupaten Bantul, khususnya di tempat-tempat yang padat lalu lintas dan berdekatan dengan industri. Pemantauan kualitas udara dilaksanakan secara periodik dalam satu tahun dengan parameter-parameter yang dipantau meliputi :Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), Karbon Monooksida (CO), Ozon (O3), TSP, PM 10, PM 2,5 dan Timbal (Pb). Pemantauan kualitas udara ambient yang dilakukan BLH Bantul seperti terlihat pada gambar 56.

Hasil analisis parameter-parameter tersebut di atas dibandingkan dengan standar baku mutu udara ambient daerah yang tertuang didalam Lampiran Keputusan Gubernur daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 153 tahun 2002.

Kualitas udara ambient untuk parameter yang diuji (tabel SD-18) di kabupaten Bantul masih dibawah baku mutu.

D.1.1. Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambient

Hasil pemantauan kualitas udara yang dilaksanakan pada tahun 2013di 6 (enam) titik pemantauan (tabel SD-16) untuk masing-masing parameter adalah sebagai berikut :

a. Sulfur Dioksida (SO2)

Konsentrasi Sulfur Dioksida (SO2) di udara dapat menyebabkan hujan asam.Hujan asam terbentuk dari senyawa SO2yang bereaksi dengan Oksigen (O2) membentuk SO3 yang merupakan senyawa yang reaktif. Senyawa SO3akan bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfit (H2SO3). Asam sulfit inilah jika hujan turun akan ikut terbawa air yang menyebabkan hujan asam.

Hujan asam sangat merugikan karena dapat merusak tanaman maupun kesuburan tanah, juga benda-benda yang terbuat dari logam akan mengalami peristiwa perkaratan (oksidasi). Adapun hasil pengukuran SO2 di udara dapat dilihat pada gambar 57.

Gambar 57. Grafik Konsentrasi SO2

Berdasarkan pengukuran SO2 yang terlihat pada grafik tersebut diatas, besarnya konsentrasi di 6 (enam) lokasi titik pemantauan masih di bawah baku mutu udara ambient. Namun konsentrasi SO2 di udara relatif rendah tidak dapat diabaikan begitu saja, karena proses akumulasi akan tetap terjadi untuk emisi yang terus menerus. Kadar SO2 tertinggi mencapai 16,40 µg/Nm3 di titik pemantauan perempatan depan Brimob, sedangkan yang terendah berada di titik pemantauan perempatan Jejeran dengan konsentrasi 4,13 µg/Nm3. Tingginya konsentrasi SO2 tersebut diindikasikan adanya kepadatan kendaraan bermotor, industri yang menggunakan bahan bakar fosil.

b. Karbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwana, tidak berbau dan tidak berasa yang merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna dari senyawa karbon. Gas tersebut terdiri dari satu atom karbon yang mempunyai ikatan kovalen dengan satu atom oksigen. Adapun hasil pengukuran CO diudara dapat dilihat pada gambar 58. 4,13 11,60 16,40 3,52 8,00 10,50 900 0,00 100,00 200,00 300,00 400,00 500,00 600,00 700,00 800,00 900,00 1000,00 Perempatan

Jejeran PertigaanPasar Piyungan

Perempatan

ketandan Perempatandepan BRIMOB

Perempatan

Klodran PerempatanMadukismo

µg /N m 3 Lokasi Sampel Parameter SO2 SO2 Baku Mutu SO2

Gambar 58. Grafik Konsentrasi CO

Berdasarkan gambar tersebut diatas dapat diketahui bahwa kandungan CO untuk semua titik pemantauan berada di bawah baku mutu. Konsentrasi tertinggi sebesar 9,72 µg/Nm3di lokasi titik pantau perempatan Jejeran sedangkan konsentrasi terendah sebesar 4,16 µg/Nm3 di titik pantau perempatan Madukismo. Tingginya konsentrasi CO di perempatan Jejeranmengindikasikan adanya polusi dari pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna.

Tingginya konsentrasi CO diatas baku mutu dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Gas CO yang terhirup kedalam tubuh menyebabkan pusing, rasa tidak enak pada mata, sakit kepala, dan mual. Hal tesebut diakibatkan oleh gas CO yang terhirup kedalam tubuh masuk kesaluran darah sehingga berikatan dengan hemoglobin dan menggantikan oksigen dalam darah.

c. Nitrogen Dioksida (NO2)

Gas Nitrogen Oksida (NOx) ada dua macam, yaitu gas Nitrogen Monooksida (NO) dan Nitrogen Dioksida (NO2), yang keduanya mempunyai sifat yang sangat berbeda serta sama-sama sangat berbahaya bagi kesehatan.Gas NO2 bila mencemari udara mudah di rasakan baunya yang sangat menyengat dan warnanya coklat

9,72 7,22 8,33 8,05 2,22 4,16 30.000 0,00 5000,00 10000,00 15000,00 20000,00 25000,00 30000,00 35000,00 Perempatan

Jejeran PertigaanPasar Piyungan

Perempatan

ketandan Perempatandepan BRIMOB

Perempatan

Klodran PerempatanMadukismo

µg /N m 3 Lokasi Sampel Parameter CO CO Baku Mutu CO

kemerahan. Wilayah perkotaan yang padat penduduknya biasanya kadar NOx cenderung tinggi. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam kegiatan/usaha yang menunjang kehidupan seperti transportasi, penggunaan generator pembangkit liatrik, pembuangan sampah dan sebagainya.

Nitrogen Dioksida (NO2) yang ada di udara ambient yang terhirup manusia, dapat menyebabkan kerusakan paru-paru.Setelah bereaksi dengan atmospher, zat ini membentuk partikel-partikel nitrat yang sangat halus yang dapat menembus bagian dalam paru-paru. Selain itu, zat ini jika bereaksi dengan asap bensin yang tidak terbakar dengan sempurna ataupun hidro karbon lain, akan membentuk Ozon rendah atau Smog kabut berwarna coklat kemerahan yang menyelimuti sebagian besar kota di dunia.

Hasil pengukuran NO2 di 6 (enam) titik pantau di beberapa wilayah di Kabupaten Bantul dapat dilihat pada gambar 59.

Gambar 59. Grafik Konsentrasi NO2

Berdasarkan gambar tersebut diatas dapat diketahui bahwa kandungan NO2 untuk semua titik pemantauan berada di bawah baku mutu. Konsentrasi tertinggi sebesar 40,90 µg/Nm3 di lokasi

24,20 40,10 40,90 22,30 17,70 32,60 400 0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 350,00 400,00 450,00 Perempatan

Jejeran PertigaanPasar Piyungan

Perempatan

ketandan Perempatandepan BRIMOB

Perempatan

Klodran PerempatanMadukismo

µg/N m 3 Lokasi Sampel Parameter NO2 NO2 Baku Mutu NO2

titik pantau perempatan Ketandan, Jalan Wonosari sedangkan konsentrasi terendah sebesar 17,70 µg/Nm3 di titik pantau perempatan Klodran, jalan Bantul. Tingginya konsentrasi NO2 di perempatan Ketandan diindikasikan adanya polusi dari kendaraan bermotor, produksi energi dan pembuangan sampah.

d. Timbal (pb)

Timbal (Pb) merupakan logam berat yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan dengan titik leleh 327,5 °C pada tekanan atmosphere. Sumber utama pencemaran udara dari Pb yaitu asap kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar yang mengandung timbal, bahkan dapat mencemari makanan yang dijajakan di pinggir-pinggir jalan secara terbuka. Udara yang tercemar timbal berpotensi mengakibatkan gangguan kesehatan pada saluran pernafasan.

Pencemaran Pb akibat pembakaran bensin tidak sama antara satu tempat dengan tempat lainnya, karena tergantung pada kepadatan kendaraan bermotor. Hasil pengukuran Pb di 6 (enam) titik pantau di beberapa wilayah Kabupaten Bantul dapat dilihat pada gambar 60.

Gambar 60. Grafik Konsentrasi Timbal (Pb)

1,07 1,48 1,57 1,42 1,29 0,00 2 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 Perempatan

Jejeran PertigaanPasar Piyungan

Perempatan

ketandan Perempatandepan BRIMOB

Perempatan

Klodran PerempatanMadukismo

µg /N m 3 Lokasi Sampel Parameter Pb Pb Bak u Mut u Pb

Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi Pb di 6 (enam) titik pantau masih berada di bawah baku mutu yang dipersyaratkan. Konsentrasi Pb tertinggi sebesar 1,57 µg/Nm3 berada di titik pemantauan perempatanKetandan, dandi lokasi perempatan Madukismo tidak ditemukan adanya timbal. Tingginya konsentrasi Timah (Pb) diindikasikan tingginya polutan yang berasal dari asap kendaraan bermotor di lokasi tersebut.

Polutan Pb memberikan dampak terhadap kesehatan manusia terutama pada gangguan pertumbuhan anak. Timbal (Pb) mempengaruhi fungsi kognitif, kemampuan belajar, penurunan fungsi pendengaran, mempengaruhi perilaku dan intelegensia, merusak fungsi organ ginjal, system syaraf dan reproduksi selain itu juga meningkatkan tekanan darah dan mempengaruhi perkembangan otak.

Selain itu, gangguan kesehatan adalah akibat bereaksinya Pb dengan gugus sulfidril dari protein yang menyebabkan pengendapan protein dan menghambat produksi haemoglobin. Gejala keracunan akut didapati bila tertelan dalam jumlah yang besar yang dapat menimbulkan sakit perut, muntah dan diare. Gejala keracunan kronis bisa menyebabkan hilangnya nafsu makan, kontipasi, lelah, sakit kepala, anemia. Pada ibu hamil, kelumpuhan anggota badan dan gangguan penglihatan.

e. Ozon (O3), PM 10, dan PM 2,5

Berdasarkan hasil pengukuran udara ambient untuk parameter-parameter Ozon, PM 10, dan PM 2,5 di seluruh titik pemantauan konsentrasinya masih dibawah baku mutu udara ambient. Konsentrasi tertinggi untuk parameter Ozon sebesar 34,60 µg/Nm3 di perempatan Klodran, jalan Bantul dan konsentrasi terendah di titik pantau perempatan Madukismo, jalan Ringroad selatan sebesar 8,16 µg/Nm3.

Sedangkan untuk parameter PM10, konsentrasi tertinggi di titik pantau perempatan Ketandan, jalan Wonosari sebesar 43,80

µg/Nm3 dan terendah 28,60 µg/Nm3 di titik pantau Klodran, jalan Bantul. Konsentrasi tertinggi untuk parameter PM 2,5 sebesar 49,90 µg/Nm3di titik pantau Klodran, jalan Bantul dan terendah 32 µg/Nm3di titik pantau perempatan Jejeran, jalan imogiri timur. f. TSP (Partikel)

Partikel dapat berupa debu padat atau titik-titik cair, dapat bersifat primer atau sekunder. Sumber partikel selain dari proses alam juga oleh aktivitas manusia seperti peleburan, pembakaran tidak sempurna, transportasi dan kegiatan industri. Bergeraknya partikel di udara dipengaruhi oleh tenaga dari luar seperti angin, hujan, tenaga bertahan dan tenaga interaksi. Partikel-partikel yang dapat mempengaruhi kesehatan yaitu bahan organik dan bahan anorganik.

Hasil pengukuran konsentrasi partikel (TSP) di 6 (enam) titik pemantauan dapat dilihat pada gambar 61.

Gambar 61. Grafik Konsentrasi Partikel (TSP)

Hasil pengukuran parameter partikel di 6 (enam) titik pantau menunjukkan di beberapa titik telah melampaui baku mutu udara ambient (230 µg/Nm3). Titik pantau yang telah melampaui baku

143,00 1695,00 309,00 111,00 127,00 517,00 230 0,00 200,00 400,00 600,00 800,00 1000,00 1200,00 1400,00 1600,00 1800,00 µg /N m 3 Lokasi Sampel Parameter TSP TSP Baku Mutu TSP

mutu adalah pertigaan pasar Piyungan, Perempatan Ketandan, dan Perempatan Madukismo. Konsentrasi tertinggi ada di titik pantau perempatan pasar Piyungan, jalan Wonosari sebesar 1.695 µg/Nm3.Konsentrasi terendah TSP sebesar 111 µg/Nm3 di perempatan depan Brimob, jalan Imogiri Timur.

D.1.2. Tren Kualitas Udara

Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencemaran udara, dilakukan analisis tren udara selama lima tahun berturut-turut. Berikut disajikan salah satu contoh tren kualitas udara ambient untuk

beberapa parameter daritahun 2010 sampai 2013. a. Parameter Partikel (TSP)

Hasil pengukuran parameter partikel (TSP) di 6 (enam) titik pantau selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 62.

Gambar 62. Grafik Tren konsentrasi Partikel (TSP)

Berdasarkan grafik tersebut diatas, konsentrasi parameter TSP selama lima tahun terakhir besarnya fluktuatif. Tahun 2010, hasil analisa laboratorium menunjukkan 3 titik pantau melampaui baku mutu. Tahun 2011, kondisi udara ambient memburuk menjadi 5 titik

230 0,00 200,00 400,00 600,00 800,00 1000,00 1200,00 1400,00 1600,00 1800,00 Perempatan

Jejeran Pertigaan PasarPiyungan Perempatanketandan depan BRIMOBPerempatan PerempatanKlodran PerempatanMadukismo,

Ko ns en tr as i µ g/ Nm 3 Lokasi Sampel Grafik Tren TSP 2014 2013 2012 2011

pantau yang melebihi baku mutu. Tahun 2012, kondisi udara ambient membaik, diperlihatkan dengan menurunnya titik pantau yang melebihi baku mutu menjadi 2 titik pantau. Di tahun 2013, kondisi udara ambient baik karena ke enam titik pantau berada dibawah baku mutu tetapi di tahun 2014, kondisi udara memburuk ditandai dengan 3 titik pantau berada diatas ambang batas.

Dalam kurun waktu lima tahun konsentrasi tertinggi ada di titik pantau pertigaan pasar Piyungan, jalan Wonosari pada tahun 2014 sebesar 1.695 µg/Nm3. Konsentrasi terendah selama lima tahun terakhir pada tahun 2013 di titik pantau perempatan ketandan, jalan wonosari dengan nilai sebesar 27 µg/Nm3.

b. Parameter Timbal (Pb)

Hasil pengukuran parameter Timah (Pb) di 6 (enam) titik pantau selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 63.

Gambar 63. Grafik Tren konsentrasi Timah(Pb)

Berdasarkan grafik tersebut diatas, secara keseluruhan konsentrasi parameter Pb selama lima tahun terakhir masih

0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 Perempatan

Jejeran Pertigaan PasarPiyungan Perempatanketandan depan BRIMOBPerempatan PerempatanKlodran PerempatanMadukismo,

Ko ns en tr as i µ g/ Nm 3 Lokasi Sampel Grafik Tren Timbal

2014 2013 2010 2011 2012 baku mutu

dibawah baku mutu. Selama lima tahun tersebut konsentrasi tertinggi secara keseluruhan terjadi pada tahun 2014. Jika kita lihat lebih lanjut di titik pantau perempatan jejeran, jalan imogiri timur, konsentrasi Pb naikdari tahun 2010 sampai 2014 sebesar 0,25 µg/Nm3meskipun pada tahun 2011merupakan konsentrasi Pb terendah.

Selanjutnya pertigaan pasar piyungan dan perempatan ketandan, dari tahun 2010 sampai 2014 konsentrasi timbal naik sebesar 0,88 µg/Nm3. Konsentrasi terendah pada tahun 2011 untuk titik pantau pasar Piyungan dan pada tahun 2013 di titik pantau perempatan Ketandan. Perempatan depan brimob, jalan imogiri timur, naik sebesar 0,6 µg/Nm3 dan konsentrasi terendah terjadi pada tahun 2011. Perempatan klodran, jalan bantul, terjadi kenaikan sebesar 0,58 µg/Nm3 dan konsentrasi terendah terendah terjadi pada tahun 2013. Perempatan madukismo, jalan ringroad selatan, terjadi penurunan sebesar 0,83 µg/Nm3 dan konsentrasi terendah pada tahun 2014.

Dokumen terkait