• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERAN ORANG TUA DAN GURU DALAM MENANGANI MASA

3.4. Anak Didik dan Guru

Sebagai anak didik yang berada dilingkungan sekolah luar biasa harus diberikan hak dan kewajiban selayaknua anak-anak yang bersekolah di sekolah umum. Anak-anak di sini membutuhkan pendidikan yang lebih khusus dari anak-anak awas lainnya. Seperti halnya anak didik yang berada di SLB-A Karya Murni yang mendapatkan pelayanan khusus disebabkan karena kebutaan mata yang mereka alami, maka diberikan metode dan cara mengajar dengan cara pendekatan yang baik.

Sekolah luar biasa memang berada di bawah naungan ajaran Katolik. Tetapi mereka mengelola di bidang pelayanan dan pemberdayaan terhadap anak tunanetra, sekolah ini menampung segala anak tunanetra mulai dari pengelihatan lemah sampai yang buta total dan

mereka menampung semua anak-anak dari mana saja tanpa ada pembedaan baik itu suku bangsa, ras, agama, umur, jenis kelamin dan sebagainya. Tetapi, keberagaman itu ada pada anak tunanetra tidak akan mempengaruhi kerja para guru yang ada di sekolah tersebut. Pengajar/pendidik harus dapat memahami apa yang diinginkan anak dan apa yang dibutuhkan seorang anak. Tanpa perhatian dan kasih sayang dari seorang pendidik di dalam sekolah akan dapat mengganggu kondisi kejiwaan seorang anak tunanetra, seperti kurang mampu untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya sendiri. Seperti yang dituturkan oleh guru SLB seperti :

“anak-anak tunanetra ini lebih suka diperhatikan. Itu terlihat dari kebiasaan mereka sehari-hari jika sedang proses belajar mengajar si anak lebih suka berbicara dari pada menjadi seorang pendengar. Sifat seorang tunanetra tidak mau mengalah untuk berbicara dan mereka ingin selalu diperhatikan, sehingga kita sebagai guru mereka harus dapat membagi waktu dengan sebaik mungkin unti dapat memberikan materi pelajaran. (wawancara dengan suster Leoni Silaen)

Ada pun beberapa kewajiban dan tanggung jawab anak didik di sekolah luar biasa Karya Murni ini adalah sebagai berikut :

1. Menjadi anak yang dapat mengikuti pelajaran di dalam sekolah. 2. Dapat mengikuti semua peraturan yang berlaku.

3. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru disekolah. 4. Menerima pendidikan dan ilmu pengetahuan dari sekolah. 5. Menghormati dan menjumgjung tinggi nama Yayasan. 6. Membayar kewajiban setiap bulannya.

Guru adalah profesi juga bisa merangkap sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang tenaga pendidik. Guru juga harus memiliki kemampuan yang benar-benar menguasai bidang-bidang pendidik. Mereka juga harus dapat menunjukkan sikap dan sifat yang baik karena anak didik lebih banyak memperhatikan seseorang guru di depan kelas. Di samping

memberikan sikap dan sikap yang baik guru juga harus memberikan sikap yang baik maka mereka juga memberikan tugas kepada anak didiknya untuk mencapai suatu tujuan,

Guru di sekolah luar biasa memiliki tugas sesuai bidangnya sendiri baik dalam bidang studi maupun dalam bidang lain. mereka harus mampu memberikan pengajaran yang terbaik bagi anak-anak tersebut agar mampu menghasilkan anak-anak yang memiliki keberanian dan memiliki motivasi hidup yang tinggi agar tidak minder (malu) dengan anak yang berbeda dengan mereka. Ada pun beberapa peran guru di dalam sekolah diantaranya adalah :

1. Guru khusus adalah guru/tenaga pendidik yang dikhususkan untuk mengajar dan membina di dalam sekolah luar biasa dengan basis kompetensi SLB. Ada pun tugas dan kewajiban dari guru khusus adalah:

a. untuk memberikan pelatihan kepada anak tunatera di dalam dan di luar kelas. b. Memberikan pelajaran dan bimbingan kepada anak tunanetra

c. Guru khusus juga dapat menguasai cara belajar anak tunanetra

2. Guru mata pelajaran adalah guru yang memiliki bidang atau ahli dalam satu mata pelajaran tertentu. Guru mata pelajaran memiliki tugas dan kewajiban :

a. memberikan pengajaran kepada anak-anak sesuai dengan bidangnya masing- masing dan mereka juga sering memberikan masukan-masukan kepada anak tunanetra agar mereka lebih semangat dalam hidupnya.

b. Mengarahkan dan memberikan dorongan yang positif

c. Memberikan tugas, ulangan, dan juga penilaian terhadap tunanetra

3. Wali kelas merupakan tenaga pendidik yang ditugaskan untuk menanggung-jawabi kelas-kelas tertentu. Mereka memiliki tugas dan kewajiban untuk:

a. mengontrol kelas tertentu dan dapat bertanggung jawab atas kemajuan belajar seorang murid maupun kemajuan pola prilakunya di dalam sekolah tersebut.

b. Memberikan perhatian dan pengarahan yang lebih khusus kepada tunanetra di dalam kelas yang berada dalam tanggung jawabnya.

4. Guru kelas merupakan guru/tenaga pendidik yang secara keseluruhan yang mengajar pelajaran dari TKLB, SDLB sampai SMPLB. Memiliki tugas dan kewajiban :

a. memberikan perlajaran kepada anak tunanetra .

b. memberikan pengarahan dan bimbingan kepada anak tunanetra.

Sumber : Kepala sekolah Karya Murni Medan

Dengan adanya pembagian masing-masing guru seperti diatas tersebut tidaklah merepotkan bagi pihak sekolah melainkan sangat membantu bagi kelangsungan proses belajar mengajar baik guru maupun murid sehingga murid dapat membedakan pelajaran yang akan dipelajari. Setiap guru harus dapat menguasai setiap anak didik mereka tidak dapat dengan paksaan melainkan dengan kasih sayang, jika ada yang dipaksa untuk melakukan sesuatu maka si anak juga bisa jadi pembangkang. Sehingga guru harus dapat memahami setiap anak dengan dapat mengevaluasi setiap masuk ke dalam kelas, memahami proses belajar dan memberikan metode belajar yang baik dan bermanfaat bagi anak tunanetra yang mudah dipahami oleh mereka.

3.4.1 Peran Guru dalam Proses Belajar

Materi pelajaran adalah pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didiknya. Proses ini terjadi bisa di dalam kelas bisa juga di luar kelas menurut guru yang mengajarkan materinya masing-masing, materi pelajaran tidak hanya ada dalam buku paket misalnya ketika mereka harus mengenali benda-benda di luar dari kelas mereka mereka tidak bisa tertuju pada buku paket karena mereka anak yang memiliki kebutaan maka mereka harus mengenali dengan cara meraba seperti gambar di bawah ini.

Gambar 1 : anak-anak kelas 1 belajar mengenal tanaman

Seperti gambar yang terlihat materi pelajaran yang sangat sulit untuk diajarkan karena mereka harus mengenali satu persatu tanaman yang ada dilingkungan sekolah mereka. Disinilah seorang guru tidak bisa menyerah untuk memberi perhatian kepada seorang anak karena tidak semua cepat merespon materi pelajaran dengan cepat. Semua materi pelajaran harus di buat secara sistematis agar mudah dipahami oleh siswa dan begitu juga dengan guru yang memberikan materi kepada anak didiknya. Sekolah luar biasa yang berada dalam naungan Karya Murni ini memberikan materi pelajaran kepada anak tunanetra yang lebih khusus lagi.

Kekhususan dalam pengajaran membutuhkan metode bagi si pendidik agar dapat memberi materi pelajaran kepada anak. Metode digunakan untuk menjelaskan dengan mengulang pelajaran setiap kali masuk dalam kelas, bisa juga dengan menggunakan alat peraba, alat pendengar, dan bisa juga seorang guru menjelaskan dengan menggunakan imajinasi mereka karena bisa dikatakan anak tunanetra memiliki imajinasi yang tinggi walaupun mereka tidak dapat melihat benda disekelilingnya sehingga pelajran yang diajarkan tersebut dapat tersalur dengan baik dan mereka dapat memahami juga dengan baik. Kurikulum yang dipakai anak tunanetra sekarang ini adalah kurikulum tunanetra sendiri karena mereka harus mencetak buku sendiri karena buku anak tunanetra belum ada di jual

sehingga bagian sekolah harus dapat mencetak sendiri buku untuk keperluan sekolah mereka. Materi yang diajarkan kepada anak tunanetra tersebut sama saja dengan materi pelajaran anak normal lainnya. Bedanya hanya pada cara penyampaian dan metode yang digunakan masih berbeda jika si anak normal masih bisa menguasai dirinya di dalam kelas berbeda dengan anak tunanetra. Karena mereka memiliki ketunaan sehingga konsentrasi mereka harus stabil sehingga guru sering sekali mengajar dengan membuat yang lucu dan bercerita yang dapat membuat mereka lebih terpacu dalam hal belajar.

3.4.2 Peran Guru Menghadapi Anak Tunanetra Masa Pubertas

Peranan guru di sekolah luar Karya Murni memiliki tugas lebih berat dibandingkan guru-guru yang berada di sekolah normal. Hal ini dapat dilihat dari sikap-sikap yang di miliki anak tunanetra dan juga guru-guru yang mengajar harus lebih sabar karena mereka menghadapi anak yang mengalami kebutaan bukan anak normal. Apalagi mereka harus sabar melihat anak-anak tunanetra yang sedang mengalami puber di dalam kelas. Karena tidak semua anak yang mengalami puber setara dengan teman yang lainnya karena kita ketahui bahwa kelas anak tunanetra tidak berdasarkan umur melainkan berdasakan kemampuan mereka mendapatkan atau menangkap pelajaran yang diberikan oleh guru, seperti hasil wawancara yang mendukung :

“jika pada saat belajar mengajar anak-anak lebih banyak bercerita tentang apa yang mereka alami dan yang mereka rasakan. Dan anak-anak tunaneta ini jika mengalami masa-masa pertumbuhan mereka kelihatan sekali jika mereka sedang suka dengan orang yang disukainya di dalam kelas atau pun terkadang seorang anak suka mengganggu teman lawan jenisnya. Disinilah seorang tenaga pendidik harus sabar, dan dapat menguasai diri agar dapat memberikan pengajaran dengan baik kepada anak tunanetra. Terkhusus kepada perempuan jika mereka sedang mengalami masa-masa mensturasi itu sangat kelihatan sudah lama saya mengenal mereka jika hal itu terjadi maka anak itu akan mengamuk, namun mengamuknya tidak merusaki apa yang ada di sekitar mereka. Cuma hanya merepet-repet sepanjang hari

dari asrama sampai kembali ke asrama. Begituah mereka melampiaskan rasa sakit yang dirasakan” (tutur Suster Leoni)”

Tidak semua guru dapat memahami anak tunanetra, terkadang anak-anak ini mencari perhatian kepada guru agar diperhatikan. Begitulah terkadang anak-anak ini mencari perhatian kepada guru mereka. Guru tidak hanya mengajar dalam sekolah melainkan harus dapat memahami kenakalan anak-anak bahkan mereka harus memahami anak yang sedang mengalami puber tersebut. Seorang guru juga harus mengerti memberikan pengajaran yang berbau hal positif agar berguna bagi anak tersebut. Para guru juga harus memberi dan mendukung mereka jika hal itu masih dalam hal positif. Seperti wawancara yang mendukung

Anak-anak didik ini merupakan anak didik yang tidak gampang untuk memberi pelajaran. Mereka harus diperhatikan sampai mana mereka dapat mengerti dan memahami bagai mana diri seorang anak. Kami dalam sekolah ini terkadang lucu melihat anak-anak ini jika sedang mengalami namanya jatuh cinta. Mereka malu sebenarnya namun kami lucu saja melihatnya. Selaku kami guru kami juga mengerti tentang perasaan mereka, sehingga kami mendukung mereka begitu namun mengajarkan kepada mereka kalau berteman dengan lawan jenis tidak boleh berlebihan. Maka di dalam kelas diajarkan tentang masalah pertumbuhan anak. Agar mereka mengerti tentang masalah pubertas

(tutur guru tarigan)

Dengan adanya pelajaran yang mempelajari tentang pubertas tersebut, seorang anak juga dapat mengerti tentang pubertas. Mereka tidak lagi bingung kenapa hal itu bisa terjadi dalam diri mereka

Dokumen terkait