• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anak melakukan kegiatan secara berpasangan atau dalam sebuah

Metode Eurhythmics dan Kreativitas Anak Usia Dini

3. Anak melakukan kegiatan secara berpasangan atau dalam sebuah

kelompok kecil. Sebagai sebuah penambahan untuk membantu teman lainnya dalam memperkuat respon yang ekspresif. Sebagai contoh, anak diminta untuk bergandengan tangan dengan pasangannya, seolah-olah sedang menjadi bagian dari sebuah mesin. Sambil berimprovisasi dengan piano, minta anak untuk bergerak sesuai dengan musik yang mereka dengar. Melalui kegiatan ini, setiap usaha anggota di kelas sangat diapresiasi dan dihargai.

Kreativitas Anak Usia Dini

Munandar (2001) menjelaskan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata.Torrance menyatakan bahwa kreativitas dapat dinilai dari empat aspek yang dapat dilihat dalam proses kreativitas, yaitu a) Originality (Originalitas) yang mencakup pemikiran-pemikiran yang unik , tidak seperti produk-produk lain dan benar-benar asli, b) Fluency (Kelancaran) mencakup pemikiran-pemikiran yang berbeda. Pemikiran ini termasuk salah satu ide untuk menghasilkan produk, c) Flexibility (Kelenturan) yaitu kemampuan untuk menerima ide-ide baru atau mengubah cara-cara berpikir, dan d) Elaboration (Elaborasi) yaitu dapat memperluas ide-ide untuk membuat sesuatu yang menarik dan lengkap (Isbell & Raines, 2007).

Dalam penelitian ini, kreativitas

Bandar Lampung, 3 November 2019

menekankan pada bagaimana anak mampu melahirkan sesuatu yang baru melalui gerakan. Kreativitas seperti ini biasa disebut kreativitas gerak atau kreativitas motorik, Menurut (Karaca, 2017)kreativitas motorik berhubungan langsung dengan kreativitas (Karaca, 2017). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Chatzihidiroglou, Chatzopoulos, Lykesas, & Doganis (2018) yang menemukan bahwa pada anak-anak

yang mendapatkan stimulus program menari di kelas, kemampuan sensorinya berkembang dan berhubungan langsung dengan meningkatnya kreativitas. Hal ini dikarenaka anak usia dini dalam masa perkembangannya sedang berada pada periode sensorimotorik dan gerakan adalah cara terbaik untuk mengekspesikan pemikiran dan perasaan

mereka (Karaca, 2017).

METODOLOGI

Artikel ini disusun dengan metode studi literatur. Menurut Nazir (2014)studi literatur merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Data-data dalam artikel ini diperoleh dengan membaca berbagai literatur, hasil kajian dari peneliti terdahulu, serta sumber-sumber lain yang relevan dengan penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam eurhytmics, semua elemen musik dipelajari melalui gerakan yang digunakan untuk memperdalam pengalaman sensori musik dan ekspresi musik.Anak dimotivasi untuk bergerak secara alami, tanpa

kekangan dan intimidasi, saat mengikuti atau mengeskpresikan musik.Mereka diberi kesempatan untuk merespon musik secara bebas, bisa dengan berjalan, bertepuk tangan, mengayun, membuat gerakan-gerakan atau menggunakan seluruh tubuhnya.Kegiatan ini dirancang untuk menuju kemampuan membentuk hubungan antara apa yang telah dipelajari melalui gerakan dan apa yang telah dimengerti tentang musik(Greenhead, Habron,

& Mathieu, 2018). Pembelajaran seperti ini disebut ―situated in action‖ dan menuntut pada ―keterlibatan praktik‖, dimana menurut Webster (1992), dua hal ini dianggap penting untuk mengembangkan kreativitas.

Berdasarkan contoh kegiatan yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya, murid diminta untuk menginterpretasikan sebuah pola ritme sebuah musik improvisasi yang dimainkan oleh guru. Saat merespon musik tersebut melalui gerakan, siswa didorong untuk menciptakan respon dari apa yang ia dengar atau dari apa yang sudah dimotivasi oleh guru. Keselarasan antara gerakan dan musik ini merespon dan mengekspresikan perasaan setiap anak, sehingga menyediakan kesempatan untuk berbagai kemungkinan respon lainnya.Hal ini berkaitan erat dengan salah satu dimensi dalam kreativitas, yaitu kelancaran (fluency) dalam berpikir. Bermula dari gerak hasil motivasi guru, anak mampu menghasilkan banyak ide gerakan lain untuk merespon musik yang didengar.

Selain itu, metode Eurhythmics juga identik dengan melakukan kegiatan secara berpasangan (Anderson, 2011). Kegiatan ini digunakan untuk membantu teman-temannya yang lain dalam menghasilkan respon yang ekspresif. Melalui kegiatan ini, siswa dapat melihat apa yang orang lain lakukan, kemudian menuntut setiap anak memberikan apreasi pada setiap usaha teman-temannya di kelas. Fleksibilitas anak dalam berpikir dapat tercermin dalam kegiatan ini. Siswa dapat

melihat apa yang orang lain lakukan, kemudian mengapresiasinya dan mencobanya atau mencari solusi lain secara pribadi(Greenhead et al., 2018).

Setelah anak diperkenalkan pada berbagai contoh gerakan, dalam kegiatan Eurhythmics anak diberikan kesempatan untuk merespon musik secara bebas, tanpa kekangan dan intimidasi.Berdasarkan hasil penelitian olehPica (2009) yang berjudul

‖Can Movement Promote Creativity?”

menemukan adanya korelasi antara gerakan yang diciptakan anak tanpa arahan guru dengan kreativitas anak.Ia menemukan bahwa setiap anak memiliki kemampuan berpikir divergen, sehingga ketika anak diminta untuk melakukan gerakan bebas tanpa arahan guru, kemungkinan besar setiap anak akan menghasilkan berbagai gerakan yang berbeda-beda dengan teman-temannya yang lain. Hal ini mencerminkan salah satu dimensi dalam kreativitas, yaitu orisinalitas.Anak sesungguhnya mampu menghasilkan banyak ide yang unik dan tidak biasa.Tugas guru adalah memotivasi dan menyediakan tempat agar anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya.

Berdasarkan data-data yang telah disajikan di atas, maka dapat dilihat bahwa metode eurhythmics berkontribusi dalam meningkatkan kreativitas.Prinsip-prinsip dalam metode ini berkaitan erat dengan dimensi kreativitas. Peran guru dalam merancang kegiatan ini sangat penting akan keberhasilan metode Eurhtyhmics. Selain harus memiliki kemampuan bermusik dan berimprovisasi, guru harus menerapkan prinsip utama dalam eurhythmics, yaitu pentingnya pemberian kesempatan pada anak untuk merespon musik secara bebas, tanpa kekangan atau arahan yang berlebihan dari guru.Seperti yang dikutip oleh (McLennan &

Bombardier, 2013), bahwa gerak yang murni terinspirasi dari musik yang diperdengarkan dapat mengiring anak dalam perjalanan menuju kreativitas. Maka, pembelajaran musik dan gerak dengan prinsip seperti metode eurhythmics mampu meningkatkan kreativitas anak.

PENUTUP

Metode eurhythmics membutuhkan kemampuan bermusik yang baik pada guru

dan persiapan yang matang dalam pelaksanannya.Dalam metode pembelajaran musik ini, guru tidak hanya terus memberi contoh pada anak untuk kemudian ditiru oleh anak. Akan tetapi, guru harus aktif memotivasi dan memberi kesempatan pada anak untuk dapat mengembangkan apa yang sudah diberikan oleh guru sebelumnya, sehingga akhirnya anak mampu menginterpretasikan musik dengan kreativitasnya masing-masing. Kemampuan seperti ini dinilai mampu membantu anak dalam mengembangkan kreativitas alamiahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, W. T. (2011). The dalcroze approach to music education. General Music Today, 26(1), 27–33.

https://doi.org/10.1177/10483713114289 79

Chatzihidiroglou, P., Chatzopoulos, D., Lykesas, G., & Doganis, G. (2018).

Dancing effects on preschoolers‘

sensorimotor synchronization, balance, and movement reaction time. Perceptual and Motor Skills, 125(3), 463–477.

https://doi.org/10.1177/00315125187655 45

Craft, A., & Hall, E. (2014). Changes in the landscape for creativity in education.

Learning Matters Ltd.

Greenhead, K., Habron, J., & Mathieu, L.

(2018). Dalcroze eurhythmics. Creative Teaching for Creative Learning in Higher Music Education, (December 2014), 211–226.

https://doi.org/10.4324/9781315574714-16

Isbell, R. T., & Raines, S. C. (2007).

Creativity and the arts with young children (Second Edi). Canada: Cengage Learning.

Juntunen, M., & Academy, S. (2002). The practical applications of dalcroze eurhythmics. (January). Retrieved from https://www.academia.edu/5555322/The _practical_applications_of_Dalcroze_Eu rhythmics

Karaca, N. H. (2017). Adaptation of thinking creatively in action and movement test for turkish children. Mehmet Akif Ersoy

Bandar Lampung, 3 November 2019 Üniversitesi Eğitim Fakültesi Dergisi, 0(42), 240.

https://doi.org/10.21764/efd.26968 Langford, R. (2010). Critiquing child-centred

pedagogy to bring children and early childhood educators. Contemporary Issues in Early Childhood, 11(1), 113–

127.

McLennan, D. P., & Bombardier, J. (2013).

“Paper shoes aren’t for dancing!”:

Children’s explorations of music and movement through inquiry. 70(3), 70–

75.

Mead, V. H. (1994). Dalcroze eurhytmics in today’s music classroom. New York:

Schott Music Corporation.

Munandar, U. (2001). Mengembangkan kreativitas. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Munandar, U. (2016). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nazir, M. (2013). Metode Penelitian. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Pica, R. (2009). Can movement promote creativity? Young Children, 64(4), 60–

61. Retrieved from

http://ezproxy.manukau.ac.nz/login?url=

http://search.ebscohost.com/login.aspx?d irect=true&db=ehh&AN=43385524&lo ginpage=login.asp&site=ehost-live Webster, P. R. (1992). Research on creative

thinking in music: The assessment literature. Music Educators National Conference.

Bandar Lampung, 3 November 2019