• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Pengertian anak

1. Macam-macam Anak

Menurut Hukum islam terdapat pembagian tentang anak yaitu anak yang sah dan anak yang tidak sah, adapun pengertian anak sah dan anak tidak sah adalah sebagai berikut:

a. Anak sah

Anak yang sah menurut Undang-undang perkawinan No 1 Tahun 1974 pasal 42 adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah.

29

Anak sah menurut pasal 251 dan 255 KUHPer adalah anak yang sah harus dilahirkan diantara masa sesudah 180 hari setelah perkawinan dilangsungkan dengan masa sebelum 300 hari sesudah perkawinan diputuskan.

Anak sah adalah anak yang lahir dari hubungan sorang laki-laki dan seorang perempuan dangan didahului adanya ikatan perkawinan yang sah antara keduanya. Pada hukum islam anak sah harus berasal dari benih laki-laki yang ditanamkan kedalam rahim istrinya yang sah secara hukum. Dengan demikian unsur hubungan biologis antara anak dengan ayah dan ibuunya menjadi syarat utamakeabsahan anak, disamping syarat adanya perkawinan sah yang mendahului kelahiran anak itu sendiri.

Seperti yang terkandung didalam Al-qur’an surat Al-Ahqof ayat 15 yang berbunyi:

ُهُلْمَح َو اًهْرُك ُهْتَعَض َو َو اًه ْرُك ُهُّمُأ ُهْتَلَمَح اًناَس ْحِإ ِهٌَْدِلا َوِب َناَسْنِ ْلْا اَنٌَّْص َو َو

ِّبَر َلاَق ًةَنَس َنٌِعَبْرَأ َغَلَب َو ُهَّدُشَأ َغَلَب اَذِإ ىَّتَح اًرْهَش َنوُث َلََث ُهُلاَصِف َو

ًِتَّلا َكَتَمْعِن َرُكْشَأ ْنَأ ًِنْع ِز ْوَأ

َلَمْعَأ ْنَأ َو َّيَدِلا َو ىَلَع َو ًََّلَع َتْمَعْنَأ

َنٌِمِلْسُمْلا َنِم ًِّنِإ َو َكٌَْلِإ ُتْبُت ًِّنِإ ًِتٌَِّّرُذ ًِف ًِل ْحِلْصَأ َو ُهاَضْرَت اًحِلاَص

Artinya:

30

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.

Dan di dalam Al-Qur,an surart luqman ayat 14

ِنٌَْماَع ًِف ُهُلاَصِف َو ٍنْه َو ٰىَلَع اًنْه َو ُهُّمُأ ُهْتَلَمَح ِهٌَْدِلا َوِب َناَسْنِ ْلْا اَنٌْهص َو َو

َلِإ َكٌَْدِلا َوِل َو ًِل ْرُكْشا ِنَأ

ُرٌ ِصَمْلا هً

Artinya:

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

b. Anak tidak sah

Anak tidak sah adalah anak yang lahir dari hubungan laki-laki dan perempuan tanpa didahului perkawinan yang sah. Dalam hukum islam anak yang lahir diluar pernikahan mempunyai hubungan perdata dengan pihak ibunya, baik dalam hal pemeliharaan, perwalian, maupun dalam hal perwarisan. Hubungan tersebut diperoleh dengan sendirinya. Artinya tidak diperlukan sesuatu perbvuatan hukum tertentu.

31

Anak tidak sah dapat juga disbut anak zina, karena alasan itu Allah memberikan sangsi terhadap perzinahan dalam surat An-nur ayat 2 sebagai berikut:                                                

Artinya : Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman (Qs. An-Nur:2).

Menurut pasal 43 ayat 1 Undang-undang perkawinan adalah anak yang dilahirkan diluar perkawinan hanya mempunyaihubungan keperdataan dengan ibunya dengan demikian anak yang tidak sah, hanya berhak mewarisi dari ibunya dan keluarga ibunya. Kedudukan anak luar kawin ternyata lebih rendah dibanding dengan anak sah. Pada asasrya berada dibawah tangan kekuasaan orang tua. Sedangkan anak luar kawin berada dibaah perwalian.

c. Iddah

Waktu tunggu atau iddah ialah tenggang waktu dimana janda yang bersangkutan tidak boleh kawin, bahkan dilarang pula menerima pinanaga atau lamaran. Ketentuan waktu tunggu ini dimaksudkan antara lain untuk menentukan nasab dari kandungan janda itu bila ia hamil, dan

32

juga sebagai masa berkabung bila suami yang bersangkutan

meninggaldunia, begitu pula untuk menentukan ruju’ bagi suami bila

talak itu berupa tala’ raj’i.(sosoatmojo,aulawi,1975:70).

Seorang janda karena kematian suaminya,sedang ia tidak hamil maka iddahnya ialah 4 bulan 10 hari atau 130 hari. Iddah ini lebih panjang dari pada iddah karena talak atau cerai,. Dalam iddah kematian selain untuk menentuksn apakah janda itu hamil atau tidak guna penentuan nasab sianak juga ia perlu berkabung kepada almarhum suaminya.

Bila perkawinan putus karena talak, sedang talak itu adalah talak raj’I,

yaitu talak kesatu atau kedua, mnaka iddahnya ialah 3 kali suci atau 90 hari(pasal 39 ayat 91) huruf b pp.)

Dalam hukum islam talak raj’i itu mempunyai akibat-akibat hukum sebagai berikut:

1. Suami masih berkewajiban memberi nafkah, sandang dan pangan kepada istri yang ditalak.

2. Suami berhak meruju’ (kembali kepada) istri selama masih dalam iddah.

3. Bila salah seorang dari suami istri meninggal dunia dalam masa iddah, maka pihak yang masih hidup berhak mewaris dari yang meninggal. Hal ini disebabkan karena pada hakekatnya perkawinan itu belum bubar, melainkan hanya berhenti semmentara. Dan nasib perkawinan

33

tersebut ditentukan dalam masa iddah, aokah tarjadi rujuk atu tidak. Bila akhir masa iddahtidak terjadi rujuk, maka perkawinan itu menjadi bibar. Adapun addah dari talak ketiga (bain kubra), atau bain yang lain (bain sugra), maka suami tidak dapat merujuk. Begitu pula tak ada hak saling mewarisi antara keduanya. Sebab pada hakekatnya perkawinan itu sudah bubar. Dan iddah disini gunanaya ialah untuk menentukan nasb sianak bila janda itu hamil. .(sosoatmojo,aulawi,1975:71).

Baik janda karena kematian suami, maupun karena cerai talak(roj’I

atau bain) atau cerai gugat, bila ia dalam keadaan hamil, maka iddahnya ialah sampai ia melahirkan(pasal 39 ayat (1) huruf c PP.). kehamilan ini mungkin sudah diketahui pada saat terjadinya talak cerai atau matinya suami, atau baru diketahui beberapa saat kemudian sebelum habisnya waktu-waktu yang diterangkan dalam pasal 39 ayat (1)huruf a dan b peraturan pemerintah(130 hari, 3 kali suci 90 hari0. Semuanyya itu iddahnya sampai melahirkan.

d. Nasab

Nasab dalam hukum perkawinan indonesia dapat didefinisikan sebagai sebuah hubungan darah(keturunan) antara seorang anak dengan ayahnya, karena adanya akad nikah yang sah.

34

Nasab merupakan nikmat yang paling besar yang diturunkan oleh Allah SWT kepada hambanya, sebagai firman Allah dalam surat Al-Furqon ayat 54, yaitu:

اًرٌِدَق َكُّب َر َناَك َو ۗ اًرْه ِص َو اًبَسَن ُهَلَع َجَف اًرَشَب ِءاَمْلا َنِم َقَلَخ يِذهلا َوُه َو

Artinya:

Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.

Islam telah meletakkan lima tujuan pokok syari’at yang salah satunya

adalah menjaga nasab (keturunan), nasab adalah kejelasan hubungan antara seseorang dengan orang-orang yang menyebabkannya terlahir ke alam dunia ini. Siapakah bapak dan ibunya, yang dengan itu pula akan diketahui siapa kerabat-kerabat dia lainnya, saudara, kakek, paman, dan lainnya.(ahmad.2014.kaidah fikih nasab anak,(online) https://ibnumajjah.wordpress.com/2014/05/21/kaidah-fikih-tentang-nasab-anak/).

اًعْض َو ِهِّمُأ ىَلِإ َو اًعْرَش ِهٌِْبَأ ىَلِإ ُدَل َوْلا ُبَسْنٌُ

Artinya:

Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar‟i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan.

35

Agama Islam juga melarang umatnya untuk mendekati zina apalagi melakukan zina, Allah SWT menjelaskan laragan zina dalam firmannya yaitu:



  

Artunya: Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk(Qs Al-Isra‟:32).

36

BAB III

PUTUSAN PERMOHONAN IZIN

Dokumen terkait