• Tidak ada hasil yang ditemukan

N0 068/Pdt.P/2017/PA.Sal. dan NO 040/Pdt.P/2017/PA.Sal. A. Profil Pengadilan Salatiga

1. Sejarah Berdirinya Pengadilan Agama Salatiga

Gedung Pengadilan Agama Salatiga yang baru, yang beralamat di jl. Raya Lingkar Selatan, Dusun. Jagalan, kelurahan,Cebongan, Kecamatan, Argo mulyo Kota Salatiga, Propinsi Jawa Tengah 50736. Pengadilan Agama Salatiga dalam bentuk yang kita kenal sekarang ini embrionya sudah ada sejak Agama Islam masuk ke Indonesia. Pengadilan Agama Salatiga timbul bersama dengan perkembangan kelompok masyarakat yang beragama Islam di Salatiga dan Kabupaten Semarang. Masyarakat Islam di Salatiga dan di daerah Kabupaten Semarang pada saat itu apabila terjadi suatu sengketa, mereka menyelesaikan perkaranya melalui Qodli (Hakim) yang diangkat oleh Sultan atau Raja, yang kekuasaannya merupakan tauliyah dari Waliyul Amri yakni Penguasa tertinggi. Qodli (Hakim) yang diangkat oleh Sultan adalah

alim ulama’ yang ahli di bidang Agama Islam.

Sebelum diberlakukannya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, Peradilan yang ada di Indonesia adalah beraneka

37

nama dan dikategorikan sebagai peradilan kuasai, karena berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam pasal 63 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, maka semua putusan pengadilan Agama harus dikukuhkan oleh peradilan umum (Rasyid, 2009:1).

Kemudian dalam pasal pasal 2 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1986 tentang peradilan Agama dinyatakan bahwa, Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana kekuasaan Kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu yang diatur dalam Undang-undang ini.

Pasal 49 ayat (2) menyatakan bahwa yang dimaksud ialah hal-hal yang diatur dalam atau berdasakan Undang-undang mengenai perkawian yang berlaku. Pasal 49 ayat (2) ini dalam penjelasannya dirinci lebih lanjut yaitu:

a) Izin beristri lebih dari seorang

b) Izin melangsungkan bagi orang yang belum berumur 21 tahun, dalam halo rang tua atau wali atau keluarga dalam garis lurus ada perbedaan pendapat.

c) Dispensasi kawin. d) Pencegahan perkawinan.

e) Penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah. f) Pembatalan perkawinan.

38 h) Perceraian karena thalaq. i) Penyelesaian harta bersama. j) Penguasaan anak.

k) Ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bila bapak yang seharusnya bertanggung jawab tidak mampu memenuhinya.

l) Penentuan kewajiban memberi biaya penghidupanoleh suami kepada bekas istri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas istri’

m) Putusan tentang sah tidaknya seorang anak. n) Putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua. o) Pncabutan kekuasaan Wali.

p) Penunjukan orang lain sebagai Wali oleh Pengadilan dalam hal kekuasaan seorang Wali dicabut.

q) Menunjuk seseorang dalam hal seorang anak yang belum cukup berumur 18 tahun yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya padahal tidak ada penunjukan Wali oleh orang tuanya.

r) Pembebanan kewajiban ganti kerugian terhadap Wali yang telah menyebabkan kerugian atas harta benda anak yang berada dibawah kekuasaanya.

s) Penetapan asal-usul anak.

t) Putusan tentang penolakan pemberian keterangan melakukan perkawinan campuran.

39

u) Pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan yang berlaku yang dijalankan menurut peraturan yang lain (Ali, 199:257-258).

B.Kasus Putusan permohanan izin pengajuan status anak kandung No 040/Pdt.P/2017/PA.Sal. Dan No 068/Pdt.P/2017/PA.Sal.

1. Kasus Putusan Permohonan Ijin pengajuan status anak kandung No.040/Pdt.P/2017/PA.Sal. Di pengadilan agama salattiga.

Dalam perkara No.040p di pengadilan agama salatiga pemohon mengajukan permohoinan izin pengajuan status anak kandung tanggal 5 mei 2017, yang terdaftar dalam perkara Nomor 004/pdt.p/2017/PA.Sal.

Berdasarkan surat permohonan izin pengajuan status anak kandung tanggal 5 mei 2017, yang terdaftar dalam perkara Nomor 004/pdt.p/2017/PA.Sal. telah mengajukan hal-hal sebagi berikut:

a. Bahwa Pemohon I dan Pemohon II telah melangsungkan perkawinan menurut agama islam pada tanggal 17 Januari 2013 didesa Candi dengan wali nikah ayah kandung Pemohon II

b. Bahwa dalam perkawinan tersebut Pemohon 1 dan Pemohon II telah melakukan hubungan selayaknya suami istri dan telah dikaruniai seorang anak laki laki yang lahir pada tanggal 5 september 2013 diRumah Sakit Mitra Setia Ungaran.

40

c. Bahwa atas kelahiran anak tersebut tidak dapat dibuatkan akte Kelahirannya, karena Perkawinan Pemohon 1 dan Pemohon II sampai anak tersebut lahir belum dicatatkan di Kantor Urusan Agama.

d. Bahwa selanjutnya Pemohon 1 dan Pemohon II mencatatkan perkawinan di KUA Sidorejo Salatiga pada tanggal 13 Februari 2017 dengan mendapatkan Kutipan Akta Nikah Nomor : 0039 / 007/11/2017,Namun demikian adanya akta nikah tersebut tidak dapat dijadikan dasar dikeluarkannya akta kelahiran anak Pemohon I dan Pemohon II yang lahir pada 5 september 2013.

e. Bahwa Pemohon I dan Pemohon II sangat membutuhkan penetapan Pengadilan tentang asal usul anak tersebut sebagai dasar dikeluarkannya akta kelahiran bagi anak yang bersangkutan, dan Pemohon I dan Pemohon II sanggup mengajukan bukti bukti tentang asal usul anak tersebu. Bahwa oleh karena itu Pemohon I dan Pemohon II mengajukan Permohonan Penetapan Asal Usul Anak ini ke Pengadilan Agama Salatiga dan mohon agar dijatuhkan penetapan sebagai berikut:

1) Mengabulkan permohonan Pemohon I dan Pemohon II

2) Menetapkan anak bernama Dewangga Yudhistira Alvaronizam yang lahir tanggal 5 september 2013 adalah anak Pemohon I dan Pemohon II 3) Memerintahkan Pegawai Pencatat Kelahiran/Kantor Catatan Sipil Kota

41

Bahwa pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan, Para Pemohon telah hadir sendiri di persidangan, lalu pemeriksaan dilanjutkan dengan membacakan surat Permohonan tersebut yang isinya tetap dipertahankan oleh Para Pemohon.

untuk memperkuat dalil Permohonannya, para Pemohon telah mengajukan bukti-bukti surat berupa:

1. Fotokopi Surat Keterangan Kependudukan atas nama Pemohon I Nomor : 3373/SKT/20170427/00127 tanggal 27 April 2017, yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Semarang, Bukti surat tersebut telah diberi materai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya, yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P.1.

2. Fotokopi Surat Keterangan Kependudukan atas nama Pemohon II Nomor : 3373/SKT/20170427/00129 tanggal 27 April 2017, yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Semarang, Bukti surat tersebut telah diberi materai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya, yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P.2

3. Fotokopi Kartu Keluarga atas nama Pemohon I Nomor : 3373011004170002 tanggal 28 April 2017, yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Semarang, Bukti surat tersebut telah diberi materai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya, yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P.3

42

4. Fotokopi Surat Keterangan Lahir anak Pemohon I dan Pemohon II Nomor 42/IX/2013 tanggal 05 September 2013, yang dikeluarkan oleh RS Mitra Setia. Bukti surat tersebut telah diberi materai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya, yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P.2

bahwa disamping surat-surat tersebut para Pemohon mengajukan saksi-saksi sebagai berikut:

1. Saksi 1, umur 68 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta, tempat kediaman di Dusun Dawangan, RT 10, RW 1, Desa Reksosari, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang; Dihadapan sidang saksi tersebut memberikan keterangan dibawah sumpahnya yang pada pokoknya sebagai berikut:

1) Bahwa saksi kenal dengan para Pemohon karena sebagai tetangga dekat Pemohon I.

2) Bahwa para Pemohon mengajukan permohonan asal-usul anak, anak para Pemohon yang pertama yang lahir tanggal 5 September 2013 sebelum Pemohon I menikah resmi dengan Pemohon II di Kantor Urusan Agama Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada tanggal 13 Pebruari 2017.

3) Bahwa saksi mengetahui pernikahan para Pemohon sebelum menikah resmi, para Pemohon menikah pada bulan Januari 2013 secara Agama Islam dengan wali ayah kandung Pemohon II dengan diwakilkan kepada

43

pak Kyai dengan mas kawin berupa seperangkat alat sholat dan disaksikan oleh 2 orang saksi.

4) Bahwa Pemohon I dan Pemohon II selama ini tidak pernah bercerai dan tidak pernah keluar dari Agama Islam.

5) Bahwa status Pemohon I saat itu adalah duda cerai sedang Pemohon II adalah Janda Cerai.

2. Saksi 2, umur 45 tahun, agama Islam, pekerjaan tani, tempat kediaman di Kabupaten Kota Salatiga; Dihadapan sidang saksi tersebut memberikan keterangan dibawah sumpahnya yang pada pokoknya sebagai berikut:

1) Bahwa saksi kenal dengan para Pemohon karena sebagai tetangga dekat Pemohon I

2) Bahwa para Pemohon mengajukan permohonan asal-usul anak, anak para Pemohon yang pertama yang lahir tanggal 5 September 2013 sebelum Pemohon I menikah resmi dengan Pemohon II di Kantor Urusan Agama Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada tanggal 13 Pebruari 2017.

3) Bahwa saksi mengetahui pernikahan para Pemohon sebelum menikah resmi, para Pemohon menikah pada bulan Januari 2013 secara Agama Islam dengan wali ayah kandung Pemohon II dengan diwakilkan kepada pak Kyai Mawahib dengan mas kawin berupa seperangkat alat sholat dan disaksikan oleh 2 orang saksi

44

4) Bahwa Pemohon I dan Pemohon II selama ini tidak pernah bercerai dan tidak pernah keluar dari Agama Islam

Bahwa selanjutnya, status Pemohon I saat itu adalah duda cerai sedang Pemohon II adalah Janda Cerai, berdasarkan pengakuan Pemohon II bercerai dengan suami pertama pada bulan Januari 2013, dalam keadaan ba’da dukhul. Dan menyatakan bahwa terhadap surat bukti dan keterangan para saksi tersebut para Pemohon menyatakan tidak lagi mengajukan sesuatu apapun dan mohon penetapan.

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Para Pemohon adalah sebagaimana diuraikan di atas

Menimbang, bahwa Para Pemohon mendasarkan permohonannya pada tanggal 5 Mei 2017 adalah guna mendapatkan Penetapan Asal Usul Anak terhadap satu orang anaknya. Para Pemohon kesulitan dalam mengurus Akta Kelahiran anak tersebut, karena anak tersebut lahir sebelum Para Pemohon melaksanakan nikah ulang secara resmi dan tercatat di Kantor Urusan Agama Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga.

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.1 dan P.2 yang berupa fotocopy Surat Keterangan Penduduk , yang telah dibubuhi materai cukup dan telah dicocokan dengan surat aslinya, ternyata cocok, maka telah terbukti bahwa Pemohon I dan Pemohon II bertempat tinggal di Wilayah Hukum Pengadilan

45

Agama Salatiga, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa permohonan Pemohon I dan Pemohon II telah diajukan sesuai pasal 49 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1989, sehingga permohonan Pemohon dapat diterima untuk dipertimbangkan lebih lanjut

Menimbang, bahwa bukti P.3, berupa fotokopi yang telah bermaterai cukup, dinasegeln, dilegalisir, dan dicocokkan dengan aslinya, maka telah terbukti bahwa pada tanggal 5 September 2013 telah lahir seorang anak laki-laki dari ibu (pemohon II) dan ayah (pemohon I).

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.4 yang berupa fotocopy Kartu Keluarga yang telah dibubuhi materai cukup dan telah dicocokan dengan surat aslinya, ternyata cocok, dan dihubungkan dengan bukti P.3 maka telah terbukti bahwa anak tersebut adalah anak Pemohon I dan Pemohon II

Menimbang bahwa terhadap permohonan Pemohon I dan Pemohon II tentang asal usul anak maka Majelis perlu mempertimbangkan terlebih dahulu keabsahan nikah antara Pemohon I dan Pemohon II

Menimbang bahwa karena status Pemohon II adalah janda cerai maka disamping harus memenuhi rukun dan syarat yang lain, harus pula diketahui dengan jelas apakah saat menikah Pemohon II masih dalam masa iddah atau sudah habis masa iddah.

46

Menimbang bahwa berdasarkan pengakuan Pemohon II , Pemohon II cerai dengan suami pertama pada bulan Januari 2013 dan Pemohon II menikah dengan Pemohon I juga pada bulan Januari 2013.

Menimbang bahwa masa tunggu bagi seorang janda berdasarkan

ketentuan KHI pasal 153 (b) “Apabila perkawinan putus karena perceraian

waktu tunggu bagi yang masih haid ditetapkan 3 (tiga) kali suci dengan sekurang-kurangnya 90 (sembilan puluh) hari, dan bagi yang tidak haid ditetapkan 90 (sembilan puluh) hari.

Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan KHI pasal 40 (b) “Dilarang

melangsungkan perkawinan antara seorang pria dengan wanita karena keadaan tertentu yaitu seorang wanita yang masih berada dalam masa iddah dengan pria lain.

Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka telah ditemukan fakta bahwa Pemohon II saat menikah dengan Pemohon I masih dalam masa iddah yang mana dilarang untuk melakukan perkawinan dengan pria lain, dengan demikian perkawinan yang dilakukan Pemohon I dan Pemohon II pada tanggal 17 Januari 2013 adalah tidak sah.

Menimbang bahwa meskipun perkawian antara Pemohon I dan Pemohon II tidak sah namun karena dalam perkawinan itu telah melahirkan seorang anak dan secara hukum harus mendapatkan perlindungan maka untuk

47

kepastian hukum perlu ditetapkan sebagai anak biologis dari Pemohon I dan Pemohon II.

Menimbang bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi nomor 46/PUU-VIII/2010 tanggal 27 Februari 2010, Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yang menyatakan, “Anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya”, tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang dimaknai menghilangkan hubungan perdata dengan laki-laki yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum ternyata mempunyai hubungan darah sebagai ayahnya, sehingga ayat tersebut harus dibaca, “Anak yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah, termasuk hubungan perdata dengan keluarga ayahnya.

Menimbang, bahwa pertimbangan Majelis Hakim tersebut di atas sejalan dengan dalil fiqhiyah yang tercantum dalam kitab Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu jilid V halaman 690 sebagai berikut:

48

Artinya: Pernikahan, baik yang sah maupun yang fasid adalah merupakan sebab untuk menetapkan nasab di dalam suatu kasus. Maka apabila telah nyata terjadi suatu pernikahan, walaupun pernikahan itu fasid (rusak) atau pernikahan yang dilakukan secara adat, yang terjadi dengan cara-cara akad tertentu (tradisional) tanpa didaftarkan di dalam akta pernikahan secara resmi, dapatlah ditetapkan bahwa nasab anak yang dilahirkan oleh perempuan tersebut sebagai anak dari suami isteri (yang bersangkutan).

Menimbang, bahwa berdasarkan perimbangan-pertimbangan tersebut, maka permohonan Para Pemohon tersebut dapat dikabulkan dan anak tersebut ditetapkan sebagai anak biologis Pemohon I dan Pemohon II.

Menimbang, bahwa dengan dikabulankan permohonan Para Pemohon tersebut, maka sesuai ketentuan pasal 103 ayat (3) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Penetapan ini dapat dijadikan sebagai dasar hukum bagi Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kota Salatiga, untuk menerbitkan akta kelahiran dari anak dimaksud.

Menimbang, bahwa perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka menurut pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, biaya perkara ini dibebankan kepada Para Pemohon.

Memperhatikan, pasal-pasal dari ketentuan peraturan perundang-undangan dan dalil-dalil fiqhiyah lainnya yang berhubungan dengan perkara ini.

49 MENGADILI

1. Mengabulkan permohonan para Pemohon.

2. Menetapkan tersebut adalah anak dari Pemohon I dan Pemohon II.

3. Membebankan kepada para Pemohon untuk membayar biaya perkara ini yang hingga kini dihitung sebesar Rp. 241.000,00- (Dua ratus empat puluh satu ribu rupiah).

Demikian putusan ini dijatuhkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Salatiga pada hari Rabu tanggal 7 Juni 2017 M . bertepatan dengan tanggal 12 Ramadlon 1438 H. dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Salatiga oleh kami Drs. H. ANWAR ROSIDI, sebagai Hakim Ketua Majelis, Drs. H. SALIM, S.H., M.H dan Drs. MOCH. RUSDI, M.H, masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana pada hari itu juga dibacakan dalam persidangan yang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut didampingi para Hakim Anggota dan dibantu oleh Dra. Hj. SITI ZULAIKHAH, sebagai Panitera Pengganti dengan dihadiri Pemohon I dan Pemohon II.

2. Kasus Putusan Permohonan Ijin pengajuan status anak kandung No 068/Pdt.P/2017/PA.Sal. Di pengadilan agama salatiga.

Dalam perkara No.68p di pengadilan agama salatiga pemohon mengajukan permohoinan izin pengajuan status anak kandung tanggal 5 mei 2017, yang terdaftar dalam dalam perkaraNomor 068/Pdt.P/2017/PA.Sal.

50

Berdasarkan surat permohonan izin pengajuan status anak kandung tanggal 5 mei 2017, yang terdaftar dalam dalam perkara Nomor 068/Pdt.P/2017/PA.Sal. telah mengajukan hal-hal sebagi berikut:

a. Bahwa pada tanggal 25 Mei 2017, Para Pemohon melangsungkan pernikahan menurut agama Islam di hadapan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Tingkir,kota salatiga.

Bahwa sebelum pernikahan tersebut pada posita nomor 1, pada tanggal 30 April 2016 Para Pemohon telah melangsungkan pernikahan menurut agama Islam di rumah orang tua Pemohon di Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga yang mana akad nikahnya dilangsungkan antara Pemohon I dengan wali nikah dan pengucapan ijabnya diwakilkan kepada seorang tokoh agama dan Mas kawinya berupa seperangkat alat sholat dan cicin emas 3 gram dibayar tunai.

b. bahwa dalam perkawinan tersebut Pemohon I dan Pemohon II telah melakukan hubungan layaknya suami istri dan dikaruniai 1 orang anak bernama Wilona Ramadhani (lahir 12 Juni 2016).

c. Bahwa sampai kelahiran anak tersebut perkawinan Pemohon I dan Pemohon II belum dicatatkan di Kantor Urusan Agama, selanjutnya Pemohon I dan Pemohon II mencatatkan perkawinan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Tingkir Kota Salatiga pada tanggal 25 Mei 2017 dan mendapatkan kutipan Akta Nikah Nomor 0128/028/V/2017 tanggal 26

51

Mei 2017, namun demikian adanya akta nikah tersebut tidak dapat dijadikan dasar dikeluarkannya akta kelahiran anak Para Pemohon .

d. Bahwa Para Pemohon sangat membutuhkan penetapan Pengadilan tentang asal-usul anak tersebut sebagai dasar dikeluarkannya akta kelahiran anak tersebut sebagai anak Pemohon I dan Pemohon II.

e. Bahwa Para Pemohon sanggup mengajukan bukti-bukti tentang asal-usul anak tersebut.

f. Bahwa Para Pemohon sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Para Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan Agama Salatiga segera memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan penetapan yang amarnya berbunyi sebagai berikut

1) Mengabulkan permohonan Para Pemohon

2) Menetapkan anak termohon adalah anak perempuan Pemohon I dan Pemohon II.

3) Memerintahkan kepada Para Pemohon untuk mencatatkan kelahiran anak tersebut di Kantor Catatan Sipil Kota Salatiga untuk dikeluarkan akta kelahiran anak tersebut.

52

Menimbang, bahwa pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan, Para Pemohon telah hadir sendiri di persidangan, pemeriksaan diawali dengan membacakan surat permohonanPara Pemohon yang isinya tetap dipertahankan oleh Para Pemohon.

Bahwa untuk memperkuat dalil permohonannya, Para Pemohon telah mengajukan bukti-bukti surat berupa:

a. Foto kopi Surat Keterangan Pengganti Kartu Tanda Penduduk atas nama Pemohon I Nomor : 3373/SKT/20170711/00094, tanggal 11 Juli 2017 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga, dibubuhkan materai cukup dan telah dicocokkan dengan surat aslinya ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P.1. b. Fotokopi Surat Keterangan Pengganti Kartu Tanda Penduduk atas

nama Pemohon II Nomor : 3373/SKT/20170711/00095, tanggal 11 Juli 2017 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga, dibubuhkan materai cukup dan telah dicocokkan dengan surat aslinya ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P.2. c. Fotokopi Kutipan Akta Nikah dari Kantor Urusan Agama Kecamatan

Tingkir, Kota Salatiga Nomor : 0128/028/V/2017, tanggal 26 Mei 2017, dibubuhkan materai cukup dan telah dicocokkan dengan surat aslinya ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P.3.

53

d. Fotokopi Kutipan Akta Kelahiran atas nama termohon dari Dinas Kependudukan dan Pencaatan Sipil Kota Salatiga Nomor 3373.LT.14022017.0001, tanggal 14 Februari 2017, dibubuhkan materai cukup dan telah dicocokkan dengan surat aslinya ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P.4.

Bahwa selain surat-surat tersebut Para Pemohon juga mengajukan 2 (dua) orang saksi yang secara terpisah telah didengar keterangannya dibawah sumpah, masing-masing sebagai berikut:

1. Saksi 1, umur 49 tahun, agama Islam, , pekerjaan wiraswasta, tempat kediaman di Jadi, Kauman Kidul RT. 02 RW. 04, Kelurahan Kauman kidul, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga

a. Bahwa saksi kenal dengan Para Pemohon karena saksi sebagai ayah kandung Pemohon 1.

b. Bahwa Para Pemohon mengajukan permohonan asal-usul anak untuk anak Para Pemohon yang lahir tanggal 12 Juni 2016.

c. Bahwa Pemohon I sudah menikah dengan Pemohon II pada tanggal 30 April 2016 yang dilaksanakan di rumah orang tua Pemohon II di Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga.

d. Bahwa pada saat pelaksanaan pernikahan yang menjadi wali nikah para Pemohon adalah ayah kandung Pemohon II namun pelaksanaan ijabnya diwakilkan kepada tokoh agama, serta dua orang saksi-saksi

54

sedang mas kawin (mahar)nya berupa seperangkat alat sholatdan cincin emas 3 gram sudah dibayar tunai.

e. Bahwa pada saat pelaksanaan pernikahan Pemohon I berstatus jejaka dan Pemohon II berstatus perawan.

f. Bahwa pada saat pelaksanaan akad nikah Para Pemohon tidak ada petugas dari Kantor Urusan Agama (KUA) yang hadir untuk melakukan pencatatan pernikahannya.

g. Bahwa Para Pemohon sudah mencatatkan pernikahannya di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tingkir pada tanggal 25 Mei 2017. 2. Saksi II, umur 28 tahun, agama Islam, pekerjaan mahasiswa, tempat

kediaman di Jadi, Kauman Kidul RT. 02 RW. 04, Kelurahan Kauman kidul, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga.

a. Bahwa saksi kenal dengan Pemohon I karena saksi sebagai tetangga dekat

b. Bahwa Para Pemohon bermaksud mengajukan permohonan asal-usul anak untuk anak Para Pemohon yang lahir tanggal 12 Juni 2016.

c. Bahwa Pemohon I sudah menikah dengan Pemohon II pada tanggal 30 April 2016 yang dilaksanakan di rumah orang tua Pemohon II di Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga

55

d. Bahwa pada saat pelaksanaan pernikahan yang menjadi wali nikah para Pemohon adalah ayah kandung Pemohon II namun pelaksanaan ijabnya diwakilkan kepada tokoh agamayang menjadi

Dokumen terkait