• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan :

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi fungsional, farmakologi analgesia lokal, fisiologi anestesia neuroaksial , dapat melakukan analgesia regional neuroaksial secara baik dan benar, melakukan penatalaksanaan komplikasi analgesia regional dan penatalaksanaan nyeri akut pascabedah dengan anestesia neuroaksial.

Referensi :

1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006

2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins ; 2006

KOMPETENSI 1. Kognisi

No Materi Ya Tidak

1 Mampu menjelaskan jenis-jenis obat analgetik lokal, mekanisme kerja dan sifat obat analgetik lokal

2 Mampu menjelaskan jenis-jenis serabut saraf yang dihambat serta jenis hambatan motorik dan sensori yang dihasilkan dan cara pengecekkannya

3 Mampu menjelaskan faktor-faktor patofisiologi yang mempengaruhi kerja obat analgetik lokal

4 Mampu menjelaskan dosis, dosis maksimum, mula kerja, masa kerja, cara pemberian masing-masing obat analgetik lokal 5 Mampu menjelaskan penggunaan klinis masing-masing obat

analgetik lokal termasuk bentuk preparasinya, penambahan dengan adjuvan lain

6 Mampu menjelaskan berbagai efek samping dan toksisitas yang dapat ditimbulkan obat analgetik lokal beserta tanda-tanda klinisnya

7 Mampu menjelaskan anatomi tulang belakang dan medula spinalis, lapisan-lapisannya mulai dari kulit, ligamen-ligamen, sampai ke rongga subarahnoid, variasi anatomi yang mungkin dijumpai, dan implikasinya terhadap anestesia subarahnoid 8 Mampu menjelaskan tentang fisiologi cairan serebrospinal 9 Mampu menjelaskan perubahan fisiologi yang terjadi pada

anestesia subarahnoid dan penatalaksanaan perubahan fisiologis yang terjadi

10 Mampu menjelaskan indikasi dan indikasi-kontra tindakan anestesia subarahnoid

11 Mampu menjelaskan persiapan preoperatif termasuk kunjugan preanestesia dan melakukan identifikasi kelainan atau penyakit pasien yang akan mempengaruhi jalannya anesthesia

subarahnoid

12 Mampu menjelaskan persiapan alat , jenis-jenis jarum dan obat analgetik lokal yang akan dipakai untuk anestesia subarahnoid 13 Mampu menjelaskan prosedur tindakan anestesia subarahnoid 14 Mampu menyebutkan berbagai posisi pasien anestesia

subarahnoid serta keuntungan dan kerugiannya untuk efek penyebaran obat

16 Mampu menjelaskan level ketinggian minimal dan jenis blok yang diinginkan termasuk dermatom yang dipengaruhinya, untuk masing-masing tindakan operasi yang akan dilakukan 17 Mampu menyebutkan jenis obat, dosis, konsentrasi,

pengenceran, mula kerja, lama kerja obat analgetik lokal yang dapat dipakai untuk anestesia subarahnoid, serta jenis adjuvant yang dapat mempengaruhi atau membantu kerja obat analgetik lokal

18 Mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

penyebaran obat, ketinggian blok anestesia subarahnoid, mula dan masa kerja anestesia subarahnoid

19 Mampu menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi pada anestesia subarahnoid dan analgesia regional intravena, cara mencegah dan mengatasi komplikasi tersebut

2. Psikomotor

No Materi Ya Tidak

1 Mampu memilih dan mempersiapkan jenis obat analgetik lokal yang akan dipakai dengan dosis, konsentrasi dan

pengenceran, penambahan adjuvan yang sesuai dengan indikasi dan kebutuhan

2 Mampu menjaga sterilitas dan melakukan penyimpanan obat analgetik lokal dengan baik dan benar

3 Mampu mengenali tanda-tanda klinis dan melakukan

pemeriksaan adanya hambatan sensori dan motorik saat obat analgetik lokal mulai bekerja atau akan habis

4 Mengenali tanda- tanda klinis , dan mampu mencegah dan melakukan penatalaksanaan efek samping dan toksisitas obat analgetik lokal

5 Mampu melakukan persiapan preoperatif yaitu kunjungan preanestesia, memilih pasien yang sesuai untuk tindakan anestesia subarahnoid dan analgesia regional intravena, dan melakukan identifikasi kelainan atau penyakit pasien yang akan mempengaruhi jalannya anestesia subarahnoid

6 Mampu melakukan persiapan alat (alat anestesia subarahnoid , dan alat resusitasi) , monitor , dan obat –obatan (analgesia lokal, adjuvan, obat resusitasi) untuk anestesia subarahnoid 7 Mampu melakukan prosedur tindakan anestesia subarahnoid

yang baik dan benar

8 Mampu melakukan prosedur anestesia subarahnoid dengan berbagai posisi pasien dan melalui pendekatan midline dan paramedian

9 Mampu memeriksa level ketinggian minimal dan jenis blok pada anestesia subarahnoid yang diinginkan termasuk dermatom yang dipengaruhinya, untuk masing-masing tindakan operasi yang akan dilakukan

10 Mampu menyiapkan berbagai jenis obat, dosis, konsentrasi, pengenceran dan memakai berbagai jenis obat analgetik lokal yang dapat dipakai untuk anestesia subarahnoid dan analgesia regional intravena, serta jenis adjuvan yang dapat

11 Mampu melakukan pemantauan pasien dalam anestesia subarahnoid

12 Mampu mengenali komplikasi yang terjadi pada anestesia subarahnoid melakukan pencegahan dan mengatasi komplikasi yang tersebut

Checklist ujian Spinal

No Materi Sudah

dikerjakan Belum dikerjakan PERSIAPAN PRA ANESTESIA

1 Informed consent

2 Pemeriksaan fisis dan lab 3 Pemeriksaan tambahan

PROSEDUR ANESTESIA SUBARAHNOID

1 Periksa kesiapan alat dan obat yang diperlukan 2 Siapkan kelengkapan tindakan untuk asepsis dan

antisepsis

3 Pasang monitor Standard pada pasien dan amati tanda vital pasien

4 Pasang jalur intravena pada pasien

5 Posisikan pasien lateral dekubitus atau duduk, ganjal bahu dan kepala pasien bila diposisikan lateral dekubitus.

6 Tentukan penunjuk anatomi celah antara L2-3, L3-4 atau L4-5. Celah antara L3-4 atau prosesus spinosus L4 tegak lurus dari spina iliaka anterior superior

7 Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada penunjuk anatomi yang ditentukan

8 Berikan analgesia lokal pada celah yang akan dilakukan penusukan jarum spinal

9 Lakukan penusukan jarum spinal (atau introduser) pada celah yang telah diberi analgesia lokal. Penusukan jarum harus sejajar dengan prosesus

spinosus atau sedikit membentuk sudut kearah sefalad, dengan arah bevel ke lateral atau sefalad

10 Dorong jarum sampai melewati resistensi ligamentum flavum dan dura, terasa kehilangan tahanan pada rongga subarahnoid

11 Cabut mandren jarum, dan pastikan posisi jarum sudah tepat yang ditandai dengan mengalir keluar cairan serebrospinal yang bening. Jarum dapat dirotasikan 90° untuk memastikan kelancaran likuor yang keluar.

Penusukkan harus diulang bila likuor tidak keluar atau keluar darah.

12 Sambungkan jarum dengan spuit berisi obat analgetik lokal yang sudah dipersiapkan. Aspirasi sedikit likuor, bila lancar suntikan obat analgetik lokal secara perlahan. Lakukan aspirasi ulang untuk memastikan ujung jarum tetap pada posisi yang tepat dan suntikan kembali obat

13 Setelah selesai cabut jarum dan kembalikan posisi pasien sesuai dengan yang diinginkan.

Cara penyuntikkan paramedian pada dasarnya sama seperti di atas, hanya jarum spinal disuntikkan pada 1,5 smlateral dan 1sm kaudal dari celah penyuntikan yang dituju.

DURANTE ANESTESIA SUBARAHNOID 1 Monitor ABC dan ketinggian blok

2 Amati perubahan fisiologis yang terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya

3 Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan penatalaksanaannya

4 Penatalaksanaan bila blok tidak adekuat PASCABEDAH

Monitor ABC di ruang pulih

Pasien dikembalikan ke ruang rawat Komplikasi yang terjadi, pencegahan dan penatalaksanaan

ANESTESIA BEDAH ORTOPEDI I Tujuan

Setelah menyelesaikan sesi ini peserta didik akan mampu melakukan anestesia umum dengan sungkup atau LMA (inhalasi), TIVA, regional blok subarahnoid (SAB), untuk prosedur bedah ortopedi tertentu (misalnya reposisi patah tulang tertutup, debridemen patah tulang terbuka, ORIF anggota gerak bawah, artroskopi sendi lutut, dll), mencakup evaluasi pasien preoperatif, merancang pelaksanaan anestesia, pemantauan intra operatif, penatalaksanaan masa pulih dan penatalaksanaan nyeri pascabedah

Referensi

1. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Clinical Anaesthesiology, 4th ed, New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill; 2006

2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins ; 2006

Kompetensi

1.

Kognitif

No Materi Ya Tidak

1 Menjelaskan tindakan anestesia umum dengan sungkup dan regional SAB, TIVA untuk operasi fraktur anggota gerak bawah, hip fracture, artroskopi

2 Melakukan identifikasi problema preoperatif yang umum ditemukan pada pasien ortopedi dan membuat rencana

anestesia yang tepat untuk prosedur bedah ortopedi yang paling sering

3 Melakukan identifikasi dan penatalaksanaan problema-problema umum pada pasien trauma serta menjelaskan persiapan

preoperatif untuk pembedahan darurat dan trauma, termasuk puasa dan penggunaan antasid, antagonis H2 dan antiemetic 4 Merencanakan dan memilih obat anestetik inhalasi untuk prosedur

anstesia umum dengan sungkup

5 Menjelaskan farmakologi obat anestetik inhalasi 6 Merencanakan dan memilih obat anestetik intravena 7 Menjelaskan farmakologi obat anestetik intravena

8 Merencanakan dan memilih alat dan obat analgetik lokal untuk semua prosedur analgesia regional, sesuai dengan lama, lokasi prosedur bedah, dan berat penyakit

9 Menjelaskan farmakologi analgetik lokal, termasuk hal khusus yang menentukan onset, durasi , potensi dan toksisitas

10 Melakukan identifikasi dan mengatasi problema-problema yang dapat terjadi selama pembedahan, misalnya syok perdarahan 11 Membahas topik topik spesifik dalam anestesia ortopedi, termasuk

turnike pneumatik, embolus lemak, penyebab deep vein thrombosis, tromboemboli, pulmonary embolism

12 Menjelaskan dampak dari penyakit-penyakit yang menyertai pasien ortopedi, seperti hipertensi, penyakit arteri koroner, rheumatoid arthritis, diabetes melitus, ankylosing spondylitis 13 Menjelaskan dan membedakan penanggulangan nyeri dengan

patient controlled analgesia (PCA), subarahnoid, analgesia lokal intra-artikular, non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)

2.

Psikomotor

No Materi Ya Tidak

1 Memberikan anestesia umum dengan sungkup, analgesia spinal, dengan peralatan dan obat-obatan yang benar dan

penatalaksanaan pasien intraoperatif dengan intervensi minimal supervisor

2 Memberikan anestesia yang benar dan aman untuk: a. debridemen fraktur terbuka anggota gerak bawah b. reposisi tertutup fraktur atau dislokasi anggota gerak. c. ORIF fraktur tulang panjang anggota gerak bawah d. total knee arthroplasty

Check list orthopedic I

No Materi Sudah

dikerjakan

Belum dikerjakan PERSIAPAN PRA ANESTESIA

1 Anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan penunjang 2 Penentuan ASA

3 Persiapan alat, mesin pembiusan, STATIK, obat 4 Pemasangan monitor

ANESTESIA

1 Anestesia umum (intubasi, LMA) 2 Anestesia subarahnoid

3 Anestesia intravena

4 Pemberian cairan dan transfusi 5 Komplikasi dan penanganannya

PENATALAKSANAAN PASCABEDAH 1 Pengawasan ABC dan tanda vital

2 Penanganan mual muntah dan nyeri pascabedah

ANESTESIA BEDAH DARURAT

Tujuan :

Setelah menyelesaikan sesi ini peserta didik diharapkan

1. mampu melakukan persiapan obat dan alat untukmemberikan anestesia operasi bedah darurat,

2. mampu melakukan persiapan pemberian anestesia untuk 3. operasi bedah darurat,

4. mampu memberikan anestesia untuk bedah darurat,

5. mampu mengatasi komplikasi anestesia untuk operasi bedah darurat Referensi :

1. Donegan JH. Manual of Anesthesia for Darurat Surgery. New York: Churchill Livingstone; 1987

Checklist penuntun belajar

No Materi Ya Tidak

Persiapan alat dan obat 1 Pemasangan alat monitor 2 Teknik induksi

3 Pemeliharaan dan pengakhiran anestesia 4 Pencegahan aspirasi saat induksi

5 Pemilihan analgesia regional

6 Pengaturan posisi pasien pascabedah

7 Pemberian oksigen pascabedah dengan kanula binasal atau simpel sungkup /non rebreathing sungkup

8 Pemberian cairan pascabedah 9 Pemberian analgetik pascabedah

SEMESTER III

1. Modul Anestesia Obstetri I

2. Modul Anestesia Bedah Ortopedi II 3. Modul Ketrampilan Dasar Anestesiologi III 4. Modul Bedah Onkologi dan Bedah Plastik 5. Modul Anestesia Bedah Urologi

6. Modul Anestesia Bedah THT I 7. Modul Anestesia Bedah Mata

8. Modul Anestesia Bedah Pediatrik I (prosedur sederhana) 9. Modul Traumatologi II

ANESTESIA OBSTETRI I

Tujuan :

Setelah mengikuti rotasi ini peserta didik mampu melakukan persiapan preoperative dengan baik dan cermat, melakukan pembiusan umum dan regional pada pasien obstetrik sederhana tanpa penyulit untuk memperoleh keberhasilan yang tinggi, melakukan pemantauan intraoperatif dengan baik dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.

Referensi

1. Clinical Anesthesiology GE Morgan, 4th ed, 2006 2. Clinical Anesthesia PG Barash, 4th ed, 2006 3. Miller´s Anesthesia RD Miller, 6th ed, 2005

KOMPETENSI 1. Kognitif

No Materi Ya Tidak

1 Memiliki pengetahuan tentang fisiologi kehamilan, farmakologi perinatal, sirkulasi janin, pola persalinan normal, pengawasan ibu-janin, variabilitas denyut jantung ibu-janin, persalinan kurang bulan (prematur), asfiksia neonatus

2 Memiliki pengetahuan tentang sirkulasi uteroplasenta

3 Memiliki pengetahuan tentang kehamilan multipara, persalinan pervaginam dengan riwayat seksio sesarea sebelumnya

4 Memiliki pengetahuan farmakologi dan interaksi obat antara sintosnon, metergin, magnesium sulfat, indosin, prostaglandin, steroid yang biasa dipakai pada pasien obstetrik dengan obat anestetik

5 Mampu menjelaskan penatalaksanaan preoperatif termasuk premedikasi dan puasa untuk pasien obstetrik elektif

6 Mampu menjelaskan persiapan alat dan obat untuk anestesia umum dan subarahnoid (lihat prosedur anestesia umum dan subarahnoid)

7 Mampu menjelaskan indikasi anestesia umum atau subarahnoid untuk pasien obstetrik tanpa penyulit

8 Mampu menjelaskan rencana anestesia subarahnoid untuk prosedur seksio sesarea (lihat modul dan prosedur anestesia subarahnoid)

9 Mampu menjelaskan rencana anestesia umum (intubasi, LMA) untuk prosedur seksio sesarea termasuk teknik induksi cepat dan penatalaksanaan jalan nafas pada ibu hamil (lihat modul dan prosedur anestesia umum)

10 Mampu menjelaskan rencana anestesia umum intravena untuk tindakan kuretase

11 Memiliki pengetahuan tentang aortokaval compression dan penanganannya

13 Mampu menjelaskan penatalaksanaan pospartum, penanganan nyeri dan mual muntah pascabedah

2. Psikomotor

No Materi Ya Tidak

1 Mampu menentukan status fisis pasien berdasarkan klasifikasi ASA I-II

2 Mampu menilai kondisi jalan nafas pasien hamil dan membuat rencana penatalaksanaannya dengan baik

3 Mampu melakukan penatalaksanaan preoperatif termasuk premedikasi dan puasa untuk kasus obstetrik elektif

4 Mampu melakukan persiapan alat dan obat untuk anestesia umum dan subarahnoid (lihat prosedur anestesia umum dan subarahnoid

5 Mampu memberikan anestesia subarahnoid untuk prosedur seksio sesaria dan operasi tanpa penyulit (lihat modul dan prosedur anestesia subarahnoid)

6 Mampu memberikan anestesia umum untuk prosedur seksio sesarea termasuk teknik induksi cepat dan penatalaksanaan jalan nafas pada ibu hamil (lihat modul dan prosedur anestesia umum)

7 Mampu melakukan anestesia umum intravena untuk tindakan kuretase

8 Mampu melakukan evaluasi bayi baru lahir (lihat modul anestesia umum dan pediatrik)

9 Mampu melakukan penatalaksanaan pospartum, penanganan nyeri dan mual muntah pascabedah

10 Mampu melakukan pencatatan hal penting dalam rekam medis preoperatif, intra dan pascabedah terkait dengan tindakan anesthesia

Checklist obstetric I

No Materi Sudah

dikerjakan Belum dikerjakan PERSIAPAN PRA ANESTESIA

1 Anamnesis, periksaan fisis, pemeriksaan penunjang 2 Penentuan ASA

3 Persiapan alat, mesin pembiusan, STATICS, obat 4 Pemasangan monitor

ANESTESIA

1 Anestesia umum (intubasi, LMA) 2 Anestesia subarahnoid

3 Anestesia intravena

4 Pemberian cairan dan transfusi 5 Komplikasi dan penanganannya

PENATALAKSANAAN PASCABEDAH 1 Pengawasan ABC dan tanda vital

Dokumen terkait