• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Aksesibilitas

Dalam dokumen PUSAT KERAJINAN MEBEL UKIR DI PASURUAN. (Halaman 50-67)

ANALISA PERANCANGAN

4.1 Analisa Site

4.1.1 Analisa Aksesibilitas

Lokasi yang dipilih untuk Pusat Kerajinan ini adalah desa Gading Rejo, kelurahan Gading Rejo yang merupakan kawasan pengembangan kawasan pengembangan untuk pelayanan perdagangan dan jasa. Lokasi ini terletak di jalan utama memasuki kota Pasuruan dari arah Sidoarjo,

Untuk menentukan Main Enterance (ME) dalam suatu lokasi bangunan maka diperlukan persyaratan antara lain :

- Pintu masuk harus mudah dilihat dan diakses oleh pengguna jalan. - Pintu masuk dibedakan dengan pintu keluar.

- Pintu masuk tidak menimbulkan kemacetan pada daerah sekitarnya.

Pada lokasi ini keleluasan untuk berorientasi terhadap obyek dapat diperoleh dari sisi utara yaitu jl. Soekarno Hatta, karena jalan ini merupakan salah satunya akses yang dapat digunakan untuk menuju ke lokasi site. Sementara itu kecepatan kendaraan di jl. Soekarno Hatta ini relatif sedang dengan kepadatan yang cukup, sehingga orientasi serta letak enterance dapat diletakkan di bagian Utara.

Jalan Soekarno Hatta adalah jalan yang memiliki dua lajur dengan satu arah di tiap lajurnya dengan lebar 8 m yang dilewati oleh pengendara roda 4 maupun lebih. Arus kendaraan terbanyak dari arah barat yakni arah yang menuju

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

43

Area yang paling banyak dilihat dari arah

barat dan timur,berpotensi

sebagai main enterence

Area yang jarang terlihatdari arah barat dan timur

Menunjukkan arah pandang orang dari

jalan perumahan sebelah selatan site. Area yang berpotemsi sebagapengenalan obyek bangunan dari selatan.

ke kota Pasuruan dan kondisi jalan yang cukup padat, sedangkan dari arah timur arus kendaraan yang melewati lebih rendah dibandingkan arah dari barat, maka arah pandang orang lebih banyak mengarah ke bagian utara dan timur site. Sehingga ruang yang memiliki potensi paling besar sebagai titik pandang pengamat untuk mengenali obyek, berada pada bagian Utara dan Timur.

Gambar 4.1 Sudut pandang Orang ke Site dan ME Sumber : Analisa Penulis, 2011

Sedangkan bagian site yang berpotensi sebagai letak entrance adalah bagian Utara dengan tiga titik yang menjadi alternatif penetapan Main Entrance (ME). Tiga titik tersebut adalah titik A, titik B, dan titik C seperti yang digambarkan pada gambar 4.1 diatas

Dari tiga titik tersebut dapat dijelaskan bahwa titik A letaknya dekat dengan tikungan dan pencapaiannya terlalu jauh jika dari arah Timur, serta lebih susah dilihat jika dari arah Timur. Titik B berada pada bagian tengah, letaknya lebih mudah dicapai baik dari arah Barat maupun Timur. Sementara itu pengunjung juga dapat di arahkan untuk menikmati bangunan terlebih dahulu sebelum masuk. Sedangkan titik C merupakan kebalikan dari titik A, dimana

A B

C

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

44

pencapaian dari arah Barat terlalu jauh, dari arah Barat lebih susah dilihat dan dkenali. Dari penilaian ketiga titik alternatif perletakkan ME tersebut dapat disimpulkan titik yang paling sesuai digunakan sebagai Main Entrance (ME) adalah pada titik B.

4.1.2 Analisa Iklim

Analisa iklim terdiri dari analisa orientasi matahari, arah angin dan curah hujan. Gambar 4.2 berikut menggambarkan orientasi matahari, arah angin dan curah hujan

Gambar 4.2 Orientasi Matahari, Arah Mata Angin, dan Curah Hujan pada lokasi site

Sumber : Analisa Penulis, 2011

a. Orientasi Matahari

Orientasi matahari pada dasarnya dari arah Timur ke Barat. Site berada di Jl. Soekarno Hatta ini arah hadapnya adalah ke sebelah Utara. Hal ini merupakan salah satui keuntungan dari site ini menghadap ke jalan, namun dalam

U

B T Angin lokal Angin musim Drainase

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

45

perancangan tetap perlu memperhatikan orientasi matahari dan suhu rata-rata dilokasi ini. Sehingga dapat diciptakan suatu desain yang mampu member kenyamanan bagi pengguna bangunan.

Sisi Barat merupakan daerah yang paling panas , karena sisi Barat paling banyak terkena sinar matahari. Oleh karena itu dalam perancangan nantinya bagian barat tidak dapat digunakan sebagai zona atau bangunan utama. Zona yang paling sesuai diletakkan disebelah Barat ini adalah zona servis. Selain itu semaksimal mungkin tidak ditempatkan dinding yang terlalu lebar pada sisi ini, karena udara panas dapat diserap oleh dinding lebar tersebut dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang yang berada didalam ruangan.

Untuk mengurangi panas dari sinar matahari yang berlebih pada dinding yang menghadap ke sisi barat sebaiknya tidak diberi bukaan yang terlalu lebar. Selain itu dapat digunakan kisi-kisi berupa bidang garis atau kanopi. Panas matahari juga dapat dikurangi dengan menggunakan vegetasi berupa pohon-pohon tinggi dan rindang. Dengan adanya pohon-pohon yang tinggi panas matahari tidak langsung masuk ke dalam bangunan.

Sedangkan orientasi matahari paling dingin berada di sisi Timur dan Selatan. Sehingga bangunan-bangunan yang butuh kenyamanan dapat diletakkan pada bagian Tiimur dan Selatan, seperti ruang pengelola dan fasilitas utama yaitu showroom. Sementara itu dapat digunakan bukaan-bukaan lebar yang mengarah ke Timur dan Selatan, sehingga ryang – ruang yang membutuhkan pencahayann yang cukup dapat dipenuhi namun tetap member kenyamanan.

b. Pergerakan Angin

Angin dapat dibedakan menjadi dua yaitu angin musim dan angin local. Pada musim hujan, angin musim bertiup dari arah barat laut – tenggara, untuk musim kemarau, dari arah tenggara – barat laut. Sedangkan untuk angin lokal adalah angin dipengaruhi kepadatan bangunan disekitarnya. Angin local ini tidak terlalu berpengaruh pada site, karena site dikelilingi oleh bangunan Dinas Perhubunagan dan kantor kecamatan Gading Rejo yang mempunya ketinggian antara satu hingga dua lantai.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

46

Untuk mengantisipasi adanya angin kencang maka dalam site perancangan perlu adanya vegetasi berupa pohon-pohon tinggi. Agar angin yang masuk kedalam site dapat disaring dan dikurangi oleh pohon-pohon, sehingga suasana di dalam site menjadi sejuk.

c. Curah Hujan

Wilayah Pasuruan memiliki tingkat kelembapan dan curah hujan yang tinggi. Untuk mengatasi curah hujan yang tinggi, maka bangunan sebaiknya menggunakan atap miring yang sesuai untuk daerah tropis.

Karena daerah ini merupakan daerah rawan banjir, maka dalam perancangan perlu dipertimbangkan pembuatan saluran air atau drainase dari dalam site yang diarahkan ke drainase yang berada di bahu jalan. Sementara itu juga perlu diperhatikan ketinggian bangunan, sehingga jika terjadi banjir tidak akan sampai masuk ke dalam site maupun bangunannya.

4.1.3 Analisa Lingkungan Sekitar

Dalam analisa lingkungan sekitar akan dijelaskan, diuraikan, digambarkan dan ditetapkan potensi-potensi lingkungan sekitar secara visual (view) dan bangunan sekitar yang potensial, yang dapat dijadikan orientasi.

- View ke Luar

Keadaan lingkungan sekitar site kurang menarik dimanfaatkan sebagai pemandangan yang dapat dilihat oleh pengguna bangunan, karena bangunan disekitar merupakan bangunan perdagangan dan fasilitas umum yang kurang menarik tampilanya. Sementara itu sebelah utara adalah lahan. Sehingga perlu adanya bukaan yang mengarah ke luar site. Arah hadap setiap bangunan sebaiknya lebih diarahkan ke ruang dalam site, sehingga perlu adanya penyelesaian yang menarik pada ruang terbukanya . seperti membuat taman dan pemberian tanaman dan pohon-pohon yang dapat memperindah ruang terbukanya.

- View ke Dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

47

View ke dalam paling banyak didapatkan dari Jl. Soekarno Hatta, sehingga orientasi bangunan penerima dapat kearah utara, agar orang yang berada di luar site dapat melihat dan mengenali adanya bangunan ini.

4.1.4 Analisa kebisingan

Kebisingan yang terjadi di sekitar site disebabkan oleh lalu lalang kendaraan disekitar site berikut ini adalah analisa kebisingan yang ada, analisa kebisingan terhadap lalulintas sekitar serta sumber kebisingan yang lain mungkin ada, serta penanggulangan atas sumber kebisingan yang ada di sekitar site.

Keterangan :

: tingkat kebisingan tinggi : tingkat kebisingan sedang

: tingkat kebisingan rendah

Gambar 4.3 Analisa Kebisingan Sumber : Analisa Penulis, 2011

Sisi yang paling bising adalah sisi utara site karena merupakan jalan yang akan padat pada jam-jam tertentu. Namun dibutuhkan sound barier untuk mengurangi kebisingan sisi timur dan sisi barat yang terdapat kantor kecamatan yang membutuhkan ketenangan.

Gambar 4.4 Respon Desain Akibat Kebisingan site

U

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

48

4.1.5 Analisa Zoning

Analisa zoning dapat didasarkan oleh hasil analisa kebisingan, kebisingan tertinggi dihasilkan dari jalan Soekarno Hatta. Kebisingan sedang dihasilkan dari kantor kecamatan dan Dinas Perhubungan. Sedangkan kebisingan rendah dihasilkan oleh lahan kosong yang berada di selatan site.

Bagian yang berbatasan area dengan tingkat kebisingan tinggi dapat digunakan sebagai zona publik, dengan pertimbangan area publik tidak mengalami masalah jika berdekatan dengan area kebisingan. Bagian Timur dan Barat yang berbatasan area kebisingan sedang dapat digunakan sebagai zona semi public. Sedangkan pada bagian yang berbatasn area dengan tingkat kebisingan rendah dapat digunakan sebagai zona privat dengan pertinbagan bahwa zona privat membutuhkan ketenangan. Perletakkan zoning dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut ini.

Keterangan :

: Zona Publik : Zona Semi Publik : Zona Privat

Gambar 4.5 Penzoningan Sumber : Analisa Penulis, 2011

4.2Analisa Ruang

4.2.1 Organisasi Ruang

Dari pemrograman ruang berdasarkan kebutuhan yang telah dilakukan di bab 2 sebelumnya, telah ditemukan ruang-ruang dengan perbedaan fungsi, kebutuhan, aktivitas yang terjadi di dalamnya, dan juga perbedaan pengguna yang direncanakan hadir dalam perancangan proyek. Dari beragam jenis ruang-ruang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

49

yang ada tersebut, perlu dilakukan sebuah pengorganisasian ruang agar ruang- ruang tersebut dapat hadir dengan perancangan yang lebih terarah, teratur, terencana dan tidak abstrak penempatannya sehingga secara pasti untuk mempermudah pengguna dalam menggunakan ruang-ruang tersebut nantinya.

Ruang-ruang yang ada dalam perencanaan berdasarkan pemrograman kebutuhan ruang yang telah dilakukan (masih bersifat ruang secara umum) adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 Organisasi Ruang

No Kelompok Ruang Fasilitas Nama Ruang

1. Area Utama Fasilitas Promosi dan Penjualan - Ruang Pamer / Gallery - R. customer service - Toilet - Hall - Ruang promosi - Ruang konsultasi desain - Packing area - Gudang - Loading dock

2. Area Penunjang Fasilitas Penunjang - Toilet - R. ATM

- Area parkir

3. Area Pengelola Fasilitas Pengelola - R.

Manajemen - R. Wakil Manajemen - R. Sekretaris - R. Administrasi - R. Riset desain - R. Desain - R. Expor impor - R. Claim - R. Rapat - R.pegawai - R. Cleaning Servis - R. Tunggu - R. manager logistic - R. staff logistic - Pantry - Toilet - Gudang

4. Area Servis Fasilitas Servis - R. Instalasi MEE - Bak pembuangan limbah

Sumber : Analisa Penulis, 2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

50

Ruang-ruang tersebut dikelompokkan atau diorganisasikan dengan saling berkaitan dan memiliki kedekatan, baik dari fungsi, aktivitas yang terjadi maupun pengguna nantinya.

4.2.2 Hubungan Ruang dan Sirkulasi

Hubungan ruang menjelaskan tentang seberapa dekat keterkaitan antara satu ruang dengan ruang lainnya. Karena suatu hubungan ruang dapat mempengaruhi atau menjadi pertimbangan terhadap perletakan ruang atau bentukan rancangan nantinya. Berikut adalah gambar 4.6. yang menjelaskan diagram hubungan antar massa dan sirkulasi berdasarkan fasilitas bangunannya.

Keterangan : : dekat : cukup dekat : jauh

Gambar 4.6 Diagran Hubungan antar ruang Sumber : Analisa Penulis, 2011

Klasifikasi Fasilitas Promosi dan Penjualan - Ruang Pamer/showroom - Ruang Promosi - Ruang Desain - Ruang Konsultasi Desain - Gudang - Kasir - Ruang Customer service - Ruang Packing Fasilitas Penunjang - R. ATM - Wartel - Musholla - Toilet Fasilitas Pengelola - R. Manajer - Ruang Wakil Manajer - Ruang Sekretaris - Ruang Administrasi - Ruang Riset - Ruang expor impor

- Ruang Claim - Ruang Rapat - Ruang pegawai - Ruang cleaning service - Ruang Tunggu - Gudang Fasilitas servis - Ruang instalasi MEE - Loading dock

- Pos jaga

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

51

Setelah diketahui hubungan antar massa, maka selanjutnya dibuat hubungan antar ruang berdasarkan masing-masing fasilitas yang ada. Gambar 4.7. berikut ini akan ditunjukkan hubungan antar ruang fasilitas utama.

Klasifikasi Fasilitas yang dibutuhkan Fasilitas Utama Enterance Hall lobby R. packing R. promosi R. pamer R. customer service kasir R. desain R. konsultasi desain toilet gudang R. mork up Loading dock

Gambar 4.7 Diagram Hubungan antar ruang Fasilitas Utama Sumber : Analisa Penulis, 2011

Gambar 4.8 Bagan Organisasi Ruang Fasilitas Utama Keterangan : : dekat : cukup dekat : jauh R. mork up Loading dock Lobby R. Pamer Hall R. ATM R. Customer service R. Promosi Enterance toilet Gudang R. Desain R. Konsultasi Desain Kasir R. Packing

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

52

Selanjutnya adalah diagram antar ruang pada fasilitas penunjang ditunjukkan pada gambar 4.9 di bawah ini.

Klasifikasi Fasilitas yang dibutuhkan

Fasilitas penunjang ATM

wartel Toilet

Gambar 4.9 Diagram hubungan antar ruang fasilitas penunjang Sumber : Analisa Penulis, 2011

Gambar 4.10 Bagan Organisasi Fasilitas Penunjang Sumber : Analisa Penulis, 2011

Untuk diagram antar ruang pada fasilitas pengelola ditunjukkan oleh gambar 4.11. berikut ini.

ATM Wartel

Toilet enterance

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

53

Klasifikasi Fasilitas yang dibutuhkan

Fasilitas pengelola

Ruang Manajer Ruang Wakil Manajer

Ruang Sekretaris Ruang Administrasi

Ruang riset Ruang Expor Impor

Ruang Claim Ruang Rapat Ruang Pegawai Ruang Cleaning Servis

Ruang Tunggu Toilet gudang

Gambar 4.11 Diagram hubungan antar ruang fasilitas pengelola Sumber : Analisa Penulis, 2011

Gambar 4.12 Bagan Organisasi Fasilitas Pengelola Sumber : Analisa Penulis, 2011

Keterangan : : dekat : cukup dekat : jauh R. Rapat R. Administrasi R. Sekertaris R. Cleaning servis Gudang Toilet R.tunggu R. Riset R. Manajer R. Expor Impor R. Claim R. Pegawai R. Wakil Manajer

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

54

Setelah melalui diagram hubungan ruang , maka dapat ditentukan sirkulasi aktivitas berdasarkan pengguna Pusat Kerajinan Mebel Ukir Di Pasuruan, yang dibagi atas:

a. Sirkulasi pengunjung b. Sirkulasi pengelola.

c. Sirkulasi pengangkutan barang

• Lantai 1

Sumber : Analisa Penulis, 2011

• Lantai 2

Gambar 4.14 Bagan Sirkulasi lantai 2 Keterangan :

Sirkulasi pengunjung Sirkulasi pengelola Sirkulasi barang Gambar 4.13 Bagan Sirkulasi lantai 1

ATM R. Konsultasi Desain R. Desain

R. costomer service R. Promosi

Parkir Loading Dock Gudang

R. Pengelola

R. Pamer / gallery

R. ME

Main Entrence Lobby

R. Rapat R. Administrasi R. Sekertaris R. Cleaning servis Gudang Toilet R.tunggu R. Riset R. manajer R. Expor Impor R. Claim R. Pegawai R. Wakil Manajer

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

55

4.2.3 Diagram Abstrak

Hubungan “block” masing-masing massa bangunan, baik hubungan diagram secara horisontal (dalam satu lantai), maupun hubungan diagram secara vertikal (antar lantai) akan dijelaskan pada diagram abstrak.

Gambar 4.15 Diagram Abstrak lantai 1

Gambar 4.16 Diagram Abstrak lantai 2 ME parkir lobby Parkir pengelola R. Pamer Loading dock R. desain R. mork up ATM R. customer service R. konsultasi desain gudang R. manajer R. Administrasi R. claim R. Riset R. cleaning servis R. ekspor impor R. Pegawai R. Rapat gudang R. tunggu R. Sekretaris Toilet R. wakil manajer

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

56

4.3Analisa Bentuk Dan Tampilan

4.3.1 Analisa Bentuk Bangunan

Dalam perancangan Pusat Kerajinan Mebel Ukir ini akan digunakan bentuk-bentuk geometris yaitu bentuk persegi panjang. Menurut FDK. Ching dalam buku “Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan”, terdapat beberapa teknik olah geometri diantaranya adalah dimensional transformation, substractive form, additive form, penggabungan geometrika berdasarkan sumbu, dua atau lebih geometrika ditabrakan, dua atau lebih geometrika diorganisasikan, serta dua atau lebih geometrika dihimpun.

Bentuk-bentuk geometri yang digunakan sebagai bentuk bangunan ini diolah dengan teknik olah geometri menurut FDK. Ching. yaitu tehnik olah bentuk dua atau lebih geometrika ditabrakkan, dimana tiga bentuk persegi panjang ditabrakkan untuk menciptakan satu kesatuan.

Setelah kedua geometri tersebut digabungkan kemudian geometri tersebut mengalami substractive form pada ujung agar tidak terlihat monoton.

4.3.2 Analisa tampilan

Berdasarkan studi literatur dan studi kasus, tampilan bangunan yang sesuai untuk pusat kerajinan ini adalah tampilan bangunan yang transparan, khususnya bangunan untuk ruang pamer. Tampilan bangunan sebaiknya tidak banyak menggunakan ornamentasi atau bagian bangunan yang menonjol. Tampilan bangunan yang sederhana dan tidak banyak ornamentasi merupakan ciri khas dari arsitektur modern. Oleh karena itu dalam penyelesaian tampilan bangunan akan digunakan gaya arsitektur modern.

Menurut Sumalyo (1997), dalam arsitektur modern terdapat suatu penyederhanaan bentuk dan bentuk eksteriornya cenderung menunjukkan fungsi interiornya “form follow function” yang diciptakan olehLouis Sullivan. Arsitektur

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

57

modern juga lebih menekankan pada kesederhanaan dan keselarasan. Berikut akan dijelaskan ciri-ciri dari arsitektur modern :

- Terlihat mempunyai keseragaman dalam penggunaan skala manusia.

- Bangunan bersifat fungsional, artinya sebuah bangunan dapat mencapai tujuan semaksimal mungkin, bila sesuai dengan fungsinya.

- Bentuk bangunan sederhana dan bersih yg berasal dari seni kubisme dan abstrak yg terdiri dari bentuk-bentuk aneh, tetapi intinya adalah bentuk segi empat.

- Pemakaian bahan pabrik yg diperlihatkan secara jujur, tidak diberi ornamen atau ditempel- tempel.

- Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan horisontal.

Karakter arsitektur modern, menurut Bruno Taut:

- Bangunan mencapai kegunaan semaksimal mungkin, menjadi syarat utama dari bangunan.

- Material dan sistem bangunan yang digunakan ditempatkan sesudah syarat di atas.

- Keindahan tercapai dari hubungan langsung antara bangunan dan kegunaannya, ketepatan penggunaan material dan keindahan sistem konstruksi.

- Pengulangan tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang harus dihindarkan, tetapi merupakan alat yang penting dalam ekspresi artistik.

Tampilan bangunan yang sederhana dan tak banyak ornamentasi diaplikasikan pada bangunan terapi dengan penggunaan jendela yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pencahayaan alami dalam ruang pamer. Penggunaan jendela yang lebar. Hal ini bertujuan agar mengoptimalkan pencahayaan alami dan sekaligus menghemat penggunaan listrik secara berlebih.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

58

Gambar 4.17 Sketsa Ide Tampilan Bangunan

Sedangkan untuk tampilan bangunan sebaiknya memperhatikan keindahan (estetika). Keindahan dapat ditampilkan melalui penggunaan ornamentasi pada fasade bangunan yang tidak berlebihan, misal memberikan permainan garis vertical atau horizontal

Permaianan garis vertical dan horizontal sebagai ekspresi arstistik

Gambar 4.18 Sketsa Ide Tampilan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

59

BAB V

Dalam dokumen PUSAT KERAJINAN MEBEL UKIR DI PASURUAN. (Halaman 50-67)

Dokumen terkait