• Tidak ada hasil yang ditemukan

98 Analisa dan evaluasi pengukuran Kinerja :

Dalam dokumen LAKIP DINAS SDAEM TAHUN 2016 (Halaman 111-130)

Target dan Realisasi Kinerja

98 Analisa dan evaluasi pengukuran Kinerja :

Jumlah Luas Rancangan = 14.480,33 ha

Jumlah Luas Lahan Terairi = 1048,23 +2144,37 + 1591,96 + 1077,3 + 1910,71 + 842 + 1875,09 +834,38 + 2211,71

= 13.535,75 ha

Jumlah Pasok Irigasi Total = 100.7000+ 283.000+ 90.950 + 65.050 + 105.902 + 81.310 + 96.100 + 70.700 + 189.853 = 1.127.855 lt /detik = x100% uhan DebitKebut ersedia Debityangt = x100% airnya xKebutuhan angTerAiri LuasLahany tuTahun iaSelamaSa yangTersed TotalDebit = 100% / 25 , 1 ) ( x ektarnya dtkSetiapH lt x angTerAiri LuasLahany siTotal PasokIriga tuTahun iaSelamaSa yangTersed TotalDebit

= 1.270.355 lt/ detik / (13.535,75 ha x 1,25 lt/detik setiap hektar) = 1.270.355 / 16.920,9

Hasil pengukuran kinerja sebesar 75,07 %.

Bila dibandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja, maka diperoleh

% 100 arg Re x etKiner ja T er ja alisasiKin = 100% 75 07 , 75 x = 100 %

h. Dengan demikian dapat disampaikan bahwa pencapaian Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral Kabupaten Sleman untuk IKU 5 – Cakupan Ketersediaan Air Untuk Pertanian pada tahun 2016 termasuk dalam kategori SANGAT

99

Gambar 3.13 Sarasehan Gerakan Irigasi Bersih dan Gerakan Irigasi Bersih di Kabupaten Sleman

Sasaran 5

“Jumlah Unit Energi alternatif yang terbangun”

Tabel 3.24

Realisasi Indikator Sasaran 5 Tahun 2016 Indikator Kinerja Tahun 2015

Target Realisasi Capaian

Jumlah unit energi alternatif yang terbangun 410 417 119,18

IKU 5 – Jumlah Unit Energi Alternatif yang terbangun

a. Pencapaian Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral Kabupaten Sleman untuk IKU 5 – Jumlah Unit Energi Alternatif yang terbangun diukur dengan mengacu pada: 1) jumlah PLTMH; 2) jumlah PLTS; dan 3) jumlah biogas Definisi Operasional :

Pengembangan jumlah unit energi terbarukan yang terbangun. (Jumlah energi alternatif terbarukan yang terbangun).

1. Jumlah PLTMH

IKU 6 :

10 0

Jumlah PLTMH yang ada sampai dengan tahun 2016 adalah sebanyak 4 unit atau setara dengan 100% dari target keberadaan biogas sebanyak 4 unit di tahun 2016.

2. Jumlah PLTS

Jumlah PLTS yang ada sampai dengan tahun 2016 adalah sebanyak 187 unit atau setara dengan 101,08% dari target keberadaan biogas sebanyak 185 unit di tahun 2016.

3. Jumlah Biogas

Jumlah biogas yang ada sampai dengan tahun 2015 adalah sebanyak 226 unit atau setara dengan 102,6% dari target keberadaan biogas sebanyak 221 unit di tahun 2016. Pada tahun 2016 telah terbentuk penerima instalasi Biogas sebagai berikut :

Tabel 3.25

Penerima Instalasi Biogas Tahun 2016

No Penerima Biogas Lokasi

1 Kel. Ternak Sido langgang Dusun blekik, Desa Sardonoharjo, Kec. Ngaglik

2 Kel. Ternak Nyawiji dua Dusun Dayakan, Desa Sardonoharjo, Kec. Ngaglik

3 Kel. Ternak Mapan (Bapak Suripto)

Karangkendal, Balong, Umbulharjo, Kec. Cangkringan 4 Kel. Ternak Mapan (Bapak

Supatno)

Karangkendal, Balong, Umbulharjo, Kec. Cangkringan. 5 Kel. Ternak Mapan (Bapak

Muhaemin)

Karangkendal, Balong, Umbulharjo, Kec. Cangkringan 6 Kel. Ternak Ngudi Makmur

(Bapak Marsudi)

Gondang, Umbulharjo, Kec. Cangkringan

7 Kel. Ternak Ngudi Makmur (Bpk. Rina Dwi Astuti)

Gondang, Umbulharjo, Kec. Cangkringan

10 1

b. Bilamana dibandingkan dengan realisasi kinerja pada tahun 2016 sebesar 417 unit, dengan realisasi kinerja tahun 2011 (353 unit), tahun 2012 (359 unit), dan tahun 2013 (396 unit), tahun 2014 sebesar (403 unit), tahun 2015 sebesar (410 unit) rata rata mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.

Tabel 3.26

Realisasi Indikator Sasaran 5 Tahun 2016 Indikator Kinerja Tahun 2016

Target Realisasi Capaian

Energi Terbarukan

- PLTMH 4 4 100

- PLTS 185 187 101,08

- Biogas 221 226 102,,6 Total 410 417 101,70

Gambar 3.14 Grafik Target PLTMH dan Realisasi PLTMH

3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 1 2 3 4 5

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

P L T M H Kinerja

Target dan Realisasi Kinerja

10 2

Gambar 3.15 Grafik Target PLTS dan Realisasi PLTS

Gambar 3.16 Grafik Target Biogas dan Realisasi Biogas

c. Pencapaian tersebut didukung oleh total anggaran terealisir sebesar Rp 313.131.350,00 dari total anggaran tersedia sebesar Rp 315.930.300,00 atau setara dengan 99,11 % melalui beberapa kegiatan

seperti 1) Pengembangan Energi Alternatif; 2) Operasional dan Pemeliharaan Energi Terbarukan; 3) Penyusunan Rencana Energi.

185 185 185 185 185 185 187 187 187 187 187 187 184 184,5 185 185,5 186 186,5 187 187,5

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

P

L

T

S

Kinerja

Target dan Realisasi Kinerja

Target PLTS Realisasi PLTS 115 125 135 145 155 210 163 168 205 212 219 217 0 50 100 150 200 250

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

B io g a s Kinerja

Target dan Realisasi Kinerja

10 3

d. Faktor pendukung pencapaian indikator kinerja utama ini antara lain adalah:

 Adanya kebijakan energi bersih / green energi policy.

 Sumber Daya alam yang melimpah.

 Sumber daya manusia yang tercukupi.

 Potensi energi biogas di Kabupaten Sleman dapat diperoleh dari limbah ternak yaitu sapi.

 Partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung pelaksanaan kegiatan yang ada.

 Kerja sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan.

 Harga energy semakin kompetitif.

 Promosi akan energy melalui media social dan media penyiaran.

Gambar 3.17 Instalasi Pemasangan Biogas

e. Selain faktor pendukung di atas, terdapat beberapa faktor yang berpotensi menghambat tercapainya indikator kinerja utama ini seperti:

 Harga energi yang relatif masih murah atau masih banyak disubsidi oleh pusat.

 Kesadaran warga yang masih rendah akan penggunaan dan pengelolaan energi yang ramah lingkungan.

10 4

pihak swasta.

 Adanya UU No 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah dimana kewenangan energi ada dipusat / provinsi, sedangkan problem energi tidak bisa dijangkau oleh pusat maupun provinsi.

 Tenaga khusus untuk pengelolaan energi masih sangat terbatas.

 Belum adanya peraturan perundangan yang memberikan insentif yang cukup untuk pengembangan energi alternatif.

 Rendahnya kesadaran dan pengetahuan akan pemanfaatan dan pengoperasian energi terbarukan.

 Belum adanya pemetaan secara mendetail tentang potensi dan upaya pengembangan energi.

f. Strategi pemecahan masalah yang dilakukan Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral untuk memastikan tercapainya indikator kinerja utama ini adalah melalui :

 Mengedepankan partisipasi masyarakat dalam pengembangan energi terbarukan,

 Perlu adanya pemetaan secara mendetail tentang potensi dan upaya pengembangan energi.

 Perlunya kerjasama antara stakeholder baik lokal maupun nasional/internasional.

 Perlu adanya revisi UU No 23 tahun 2014, untuk mengembalikan otonomi pengelolaan energi ditingkat daerah.

 Perlunya sosialisasi terhadap masyarakat antar stakeholder terkait penegelolaan energi.

 Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada, melalui pelatihan teknis yang dilaksanakan secara berkelanjutan, baik secara internal maupun secara eksternal.

10 5

 Pendekatan sosial melalui sosialisasi agar masyarakat sadar akan masalah energy. Sebagai salah satu contoh dengan pemberian demplot biogas dalam bentuk desa energi mandiri.

g. Program – program pendukung pencapaian sasaran dari Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral sebagai berikut :

 Sosialisasi energi kepada masyarakat.

 Kerjasama dengan kelompok sadar lingkungan dan segenap perguruan tinggi.

 Program BIRU (Biogas Rumah Tangga) oleh Kementrian ESDM.

 Program penghematan air, bahan bakar dan listrik.

 Program penanggulangan kemiskinan.

 Program Pengetasan kemandirian energi 35.000 MW.

 Program listrik pedesaan.

 Program Konservasi Energi. h. Perhitungan :

Jumlah energi terbarukan yang terbangun sampai pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:

i. PLT Mikro Hidro : 4 buah ii. PLTS : 187 buah

iii. Instalasi Biogas : 219 buah + 7 buah (pada tahun 2016) = 226 bh

Total : 417 buah

Bila dibandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja, maka diperoleh

% 100 arg Re x etKiner ja T er ja alisasiKin = 100% 410 417 x = 119,18%

i. Dengan demikian dapat disampaikan bahwa pencapaian Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral Kabupaten Sleman untuk IKU 5 – Energi terbarukan pada tahun 2016 termasuk dalam kategori SANGAT

10 6

Gambar 3.18 Penyalaan Biogas dari Kelompok Ternak Bapak Marsudi dan Kelompok Ternak Bapak Muhaimin

Sasaran 6

“Persentase Rumah yang teraliri listrik”

Tabel 3.26

Tabel 3.27

Realisasi Indikator Sasaran 6 Tahun 2016 Indikator Kinerja Tahun 2015

Target Realisasi Capaian

Persentase rumah yang teraliri listrik 99,97% 98,68 98,70

IKU 7 – Persentase Rumah Yang Teraliri Listrik

Definisi Operasional :

Rumah yang teraliri listrik adalah rumah yang memiliki KWH Listrik. (Jumlah rumah

yang teraliri listrik dibagi jumlah rumah dikalikan 100%).

Realisasi kinerja mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Disebabkan karena adanya kebijakan pengurangan DAU sehingga mengakibatkan target elektrifikasi untuk 2300 sambungan rumah tidak bisa terpenuhi pada tahun 2016, sehingga target elktrifikasi pada tahun 2016 mengalami penurunan.

IKU 7 :

10 7

a. Pencapaian IKU 7 – Persentase rumah yang teraliri listrik sampai dengan tahun 2016 adalah sebesar 98,68% atau setara dengan 98,70% dari target rasio elektrifikasi yang ingin dicapai sebesar 99,97% (mengacu pada dokumen Rencana Strategik Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral 2016-2021).

b. Bilamana dibandingkan dengan realisasi kinerja pada tahun 2016 sebesar 98,68% dengan realisasi kinerja tahun 2011 (94,56%), tahun 2012 (96,07%), tahun 2013 (99,25%), tahun 2014 (93,87%) dan Tahun 2015 (99,46%) mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Disebabkan karena Adanya kebijakan pengurangan DAU sehingga mengakibatkan target elektrifikasi untuk 2300 sambungan rumah tidak bisa terpenuhi pada tahun 2016, sehingga target elktrifikasi pada tahun 2016 mengalami penurunan.

Tabel 3.28

Realisasi Indikator Kinerja Sasaran 6 terhadap Target RPJMD Indikator Kinerja Realisasi

2011 Realisasi 2012 Realisasi 2013 Realisasi 2014 Realiasasi 2015 Target 2016 Rasio Elektrifikasi 94,56 96,07 99,25 93,87 99,40 99,97

Gambar 3.19 Grafik Target Rasio Elektrifikasi dan Realisasi Rasio Elektrifikasi

c. Bilamana dibandingkan dengan target kinerja yang harus dicapai pada tahun 2016 mendatang sebesar 99,97%, maka realisasi kinerja Dinas Sumber Daya

97,8 98,3 98,8 99,3 99,4 99,97 94,56 96,07 99,25 93,87 99,46 98,68 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

P e rs e n ta se R u m a h y a n g t e ra li ri Li st ri k Kinerja

Target dan Realisasi Kinerja

10 8

Air, Energi, dan Mineral Kabupaten Sleman pada tahun 2016 adalah sebesar 98,68% atau setara dengan 98,70%.

d. Pencapaian tersebut didukung oleh total anggaran terealisir sebesar Rp 207.209.300,00 dari total anggaran tersedia sebesar Rp 239.534.200,00 atau setara dengan 86,51 % melalui kegiatan

Koordinasi Pengembangan Ketenagalistrikan.

e. Faktor pendukung pencapaian indikator kinerja utama ini antara lain adalah :

 Peningkatan ekonomi lokal yang membutuhkan listrik semakin meningkat.

 Partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung pelaksanaan kegiatan yang ada.

 Ketersediaan Jaringan listrik.

 Kerja sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan.

 Perhatian dari pemerintah akan kesejahteraan rakyat.

 Ketersediaan APBD, APBN berupa Program Listrik Desa.

 Adanya dana dari pusat dan APBD untuk konservasi energi dan audit bangunan gedung.

 Adanya dukungan SDM yang profesional dalam bidang ketenagalistrikan.

f. Selain faktor pendukung di atas, terdapat beberapa faktor yang berpotensi menghambat tercapainya indikator kinerja utama ini seperti :

 Jumlah sumber daya manusia yang semakin berkurang.

 Banyak rumah tangga miskin yang jauh dari sarana dan prasarana listrik PLN sehingga menyambung listrik secara ilegal.

 Masih rendahnya peran serta kesadaran masyarakat terhadap penghematan listrik.

 Kesadaran pengguna listrik di lingkungan pemerintah masih rendah dikarenakan belum berjalannya Tim Gugus Kerja program penghematan

10 9

Energi, Air dan listrik yang dikeluarkan dengan SK Bupati Sleman di tingkat kabupaten maupun provinsi.

 Kondisi pemukiman yang tersebar sehingga pihak PLN tidak mampu membangun jaringan listrik sehingga perlu campur tangan dengan Pemkab.

 Belum adanya MOU penyerahan atau pengelolaan aset jaringan antra Pemda dan PLN

 Belum optimalnya pasokan listrik dan Cakupan pelayanan infrastruktur kelistrikan di Kabupaten Sleman.

Gambar 3.20 Instalasi Jaringan Tegangan Rendah Jaringan Tegangan Menengah

g. Strategi pemecahan masalah yang dilakukan Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral untuk memastikan tercapainya indikator kinerja utama ini adalah melalui:

 Pendataan yang akurat yang didukung oleh data kemiskinan.

 Perlunya koordinasi dengan Dukuh, Dusun, Desa dan Kecamatan.

 Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada, melalui pelatihan teknis yang dilaksanakan secara berkelanjutan, baik secara internal maupun secara eksternal.

 Kerjasama dengan Pemerintah Propinsi, PLN dan Kementrian ESDM.

 Adanya keterlibatan pemerintah baik pusat dan daerah.

 Kerjasama antara PLN dan Pemda dalam pengelolaan sumberdaya Listrik.

11 0  Partisipasi warga dalam mendukung Program Listrik Desa dari

pemerintah.

h. Program – program pendukung pencapaian sasaran dari Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral sebagai berikut :

 Program listrik murah (PLN).

 Program Penanggulangan Kemiskinan .

 Program Pengetasan kemandirian energi 35.000 MW.

 Program listrik pedesaan.

 Program Pengembangan Jaringan Tegangan Menengah dan Jaringan Tegangan Rendah.

i. Perhitungan :

Tabel 3.29

Rasio Elektrifikasi Tahun 2016

Sumber: Seksi Pengembangan ESDM

Analisa dan evaluasi pengukuran Kinerja :

= h JumlahRuma iriListrik hyangteral JumlahRuma = 100% 400 . 406 024 . 401 x

Jumlah Rumah Tangga seluruhnya 406.400

Rumah Tangga teraliri listrik 98,68% 99,97% 98,70678

- Pelanggan PLN buah 352.524 259.000 136,1097

- Program Lisdes PLN (batuan dari PLN

Pusat) buah 5.000 5.000 100

- Program Lisdes Mandiri (terkait

bencana erupsi merapi) buah 32.000 33.350 95,95202

- Program Lisdes Kemitraan (dengan

Dinas PUP & ESDM Provinsi) buah 8.000 8.000 100

- Program Energi Baru ESDM (energi

terbarukan) buah 1.000 1.000 100

- Program Lisdes Bidang ESDM buah 2.500 8.600 29,06977

Jumlah Rumah Tangga teraliri listrik 401.024

KINERJA (%)

11 1

= 98,68 %

Hasil Pengukuran Kinerja Rasio Elektrifikasi : 98,68 %.

Bila dibandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja, maka diperoleh

% 100 arg Re x etKiner ja T er ja alisasiKin = 100% 97 , 99 68 , 98 x = 98,70%

Rasio Elektrifikasi di Kabupaten Sleman sudah diatas RE (Rasio Elektrifikasi) tingkat nasional sebesar 75 %, sehingga pemerintah dalam hal Pemkab Sleman dibantu dengan Pemprov dan PLN DIY akan meningkatkan Rasio Elektrifikasi secara bertingkat dari tahun 2015. Sasaran utama adalah Rumah tangga miskin yang di Sleman sebanyak 8.045 yang tersebar di 17 Kecamatan. Dengan demikian dapat disampaikan bahwa pencapaian Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral Kabupaten Sleman untuk IKU 7 – Persentase Rumah yang teraliri listrik pada tahun 2016 termasuk dalam kategori SANGAT

BERHASIL.

Sasaran 7

“Meningkatnya ketersediaan air baku”.

Tujuan : Terwujudnya pengelolaan sumber daya air dan energi yang berwawasan lingkungan

IKU 8 :

11 2

Tabel 3.30

Realisasi Indikator Sasaran 7 Tahun 2016 Indikator Kinerja Tahun 2016

Target Realisasi Capaian

Persentase Ketersediaan Air Baku 65 68,32 105,10

Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut, dengan uraian sebagai berikut :

IKU 7 – Persentase Ketersediaan Air Baku (mengacu pada Dokumen Rencana

Strategis Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral 2016-2021). Definisi Operasional :

Prasarana penyediaan air baku yang terkelola dengan baik adalah yang berfungsi sebagaimana mestinya. (Jumlah prasarana penyediaan air baku yang

terkelola dengan baik dibanding dengan total jumlah prasarana penyediaan air baku di Kabupaten Sleman dikalikan 100%).

a. Pencapaian Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral Kabupaten Sleman pada tahun 2016 adalah sebesar 68,32% atau setara dengan 105,10 % dari target yang ada pada Dokumen Rencana Strategis Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral 2016-2021, sebesar 65 %.

b. Bilamana dibandingkan dengan realisasi kinerja pada tahun 2016 pada tahun sebelumnya tidak dicantumkan indikator ini, dikarenakan tidak tercantum pada Dokumen Rencana Strategis Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral 2016-2021.

Tabel 3.31

Realisasi Indikator Kinerja Sasaran 7 terhadap Target RPJMD Indikator Kinerja Realisasi

2011 Realisasi 2012 Realisasi 2013 Realisasi 2014 Realisasi 2015 Target 2016

11 3

Gambar 3.21

Grafik Target dan Realisasi Kinerja IKU 8

c. Pencapaian tersebut didukung oleh total anggaran terealisir sebesar Rp 1.683.650.625 dari total anggaran tersedia sebesar Rp 2.005.553.280 atau setara dengan 83,95% melalui beberapa kegiatan

seperti Pemeliharaan Prasarana Pengambilan dan Saluran Pembawa; Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air; Penilaian Kota sehat /adipura; Pengkajian Dampak Lingkungan; Konservasi SDA dan Pengendalian kerusakan kerusakan sumber air; Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan SDA; Pengelolaan konservasi SDA.

d. Faktor pendukung pencapaian indikator kinerja utama ini antara lain adalah :

 Tersedia kelembagaan pemerintah daerah maupun swadaya masyarakat serta dukungan infrastruktur untuk pengelolaan air baku.

 Partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung pelaksanaan kegiatan yang ada.

 Adanya bantuan dana diluar APBD seperti DAK, Dana Hibah, APBD Provinsi.

 Sumber Daya Manusia yang cukup tersedia dan kompetensi di bidangnya.

 Peralatan yang memadai. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Target Kinerja Realisasi Kinerja

P e rs e n ta se K e te rs e d ia a n a ir b a k u Kinerja

Target dan Realisasi Kinerja

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

11 4  Masyarakat pengguna air yang kompetensi.

 Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan secara berkelanjutan.

 Sumber dana yang cukup untuk mendukung kelancaran kegiatan.

e. Selain faktor pendukung di atas, terdapat beberapa faktor yang berpotensi menghambat tercapainya indikator kinerja utama ini seperti :

 Jika mata air mempunyai kwalitas air cukup bagus, debit air memadai dan kepedulian masyarakat terhadap mata air kurang, bisa terjadi mata air dikuasai oleh pihak swasta.

 Terjadinya efek daya rusak air.

 Terjadinya kerusakan dampak erupsi gunung merapi.

 Kebutuhan air baku selalu meningkat.

 Terjadinya kerusakan sumber air akibat aktifitas manusia.

 Kemampuan dari masyarakat yang masih seadanya, belum mampu menyerap perkembangan teknologi yang ada.

 Pengurus kelembagaan Sumber Daya Air sudah lanjut usia sehingga kurang mampu mengikuti perkembangan yang ada.

f. Strategi pemecahan masalah yang dilakukan Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral untuk memastikan tercapainya indikator kinerja utama ini adalah melalui :

 Adanya sosialisasi / pembinaan terhadap pemerintah desa terhadap pengelolaan sumber daya air dan melakukan pelatihan kepada masyarakat pemanfaat air dalam pengelolaan SDA.

 Mengendalikan efek daya rusak air.

 Meningkatkan ketersediaan air baku.

 Mengendalikan kerusakan lingkungan hidup.

 Melakukan peremajaan regenerasi pengurus organisasi pengelola SDA. g. Program – program pendukung pencapaian sasaran dari Dinas Sumber

Daya Air, Energi dan Mineral sebagai berikut :

11 5  Dilakukan study banding ke wilayah propinsi lain yang mempunyai banyak

embung / mata air/ wadah yang kepengurusannya dirasa sudah baik.

11 6

h. Perhitungan :

Dari data pada Pelaksanaan Anggaran 2016 dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut :

Tabel 3.32

Data Embung Terbangun di Kabupaten Sleman

No. Nama Embung

Lokasi Luas

Tanah (ha)

Vol.Tamp.

(m3) Kondisi

Dusun Desa Kecamatan Pengamatan

1 Tambakboyo Mancasan Condongcatur Depok Pakem 8,80 600.000,00 Baik

Jenengan Maguwoharjo

Jetis Gebang Wedomartani Ngemplak

2 Kemiri Kratuan Purwobinangun Pakem Banjarharjo 0,80 25.000,00 Sedang

3 Karanggeneng Karanggeneng Purwobinangun Pakem Banjarharjo 1,10 36.253,00 Baik

4 Gatep Gatep Purwobinangun Pakem Banjarharjo 0,60 6.000,00 Sedang

5 Jurangjero Jurangjero Harjobinangun Pakem Banjarharjo 0,75 20.000,00 Rusak

6 Temuwuh Temuwuh

Kidul

Balecatur Gamping Demakijo 0,60 8.000,00 Baik

7 Tlogoputri Kaliurang Hargobinangun Pakem Banjarharjo 0,30 4.000,00 Baik

8 Klampeyan Getas

Toragan

Tlogoadi Mlati Demakijo 1,80 59.400,00 Sedang

9 Jering Kleben Sidorejo Godean Pucanganom Rusak

10 Gagaksuro Gancahan Sidomulyo Godean Demakijo 0,75 30.000,00 Baik

11 Babadan Girikerto Turi Dadapan 0,30 20.000,00 Baik

12 Pakembinangun Sempu Pakembinangun Pakem Banjarharjo 21.427,67 Baik

13 Gadung Gadung Bangunkerto Turi Dadapan 0,40 2.000,00 Rusak

14 Tirta Arta Beran Kidul Tridadi Sleman Sleman 0,80 15.000,00 Baik

15 Griya Mahkota Kwarasan Nogotirto Gamping Demakijo 0,70 20.000,00 Baik

16 Kembangarum Sidosari Donokerto Turi Dadapan 0,90 30.000,00 Baik

Sangurejo Wonokert

17 Pancoh Pancoh Girikerto Turi Dadapan Baik

18 Sempu Sempu Pakembinangun Pakem Banjarharjo 0,60 19.800,00 Baik

19 Wonokerto Wonokerto Turi Dadapan Baik

20 Krapyak Barepan

Krapyak Margoagung Seyegan Pucanganom 1,08 30.000,00 Baik

21 Serut Serut Gayamharjo Prambanan Sorogedug 0,90 30.000,00 Sedang

22 Serut Sukunan Banyuraden Gamping Demakijo 0,90 35.000,00 Baik

23 UGM 1 Baik

24 UGM 2 Baik

25 Tegaltirto Tegaltirto Kalasan Kalasan Baik

26 Ketingan Ketingan Tlogoadi Mlati Demakijo Sedang

27 Sendari Tlogoadi Mlati Demakijo Baik

28 Jetis Suruh Jetis Suruh Donoharjo Ngaglik Sleman Baik

29 Gedongan "Watu Anten"

11 7

Tabel 3.33

Data Mata Air / Tuk se Kabupaten Sleman

NAMA MATA AIR LOKASI

Dalam dokumen LAKIP DINAS SDAEM TAHUN 2016 (Halaman 111-130)

Dokumen terkait