• Tidak ada hasil yang ditemukan

89  Penertiban penambangan tanpa izin yang tidak sesuai kaidah teknis.

Dalam dokumen LAKIP DINAS SDAEM TAHUN 2016 (Halaman 102-111)

Target dan Realisasi Kinerja

89  Penertiban penambangan tanpa izin yang tidak sesuai kaidah teknis.

 Sosialisasi mengenai aspek lingkungan, Teknis Penambangan, Peraturan Perundangan penambangan.

g. Program program pendukung pencapaian sasaran :

 Kegiatan penertiban penambangan secara bersama sama.

 Rapat Kordinasi dengan instansi terkait.

 Sosialasi terhadap masyarakat.

 Pengawasan dan Pengendalian kegiatan usaha pertambangan.

 Peningkatan promosi dan kerjasama serta kemitraan usaha pertambangan.

h. Perhitungan :

Tabel 3.20

Persentase Penambangan Rakyat yang sesuai Kaidah Teknis Tahun 2016

No Lokasi Penambangan Keterangan Tindakan

1 Dusun babadan, desa sendangtirto, Kecamatan

berbah

Dihentikan

2 Bulus, candibinangun , pakem Dihentikan

3 Bogem, tamanmartani, kalasan Dihentikan

4 Balong, donoharjo, ngaglik Dihentikan

5 Sengkan,condongcatur, depok Dihentikan

6 Drono, tridadi, sleman Dihentikan

7 Banyuurip, margoagung, seyegan Dihentikan

8 Pendekan, margodadi, seyegan Dihentikan

9 Sambisari, purwomartani, kalasan Dihentikan

10 Kowang, tamanmartani, kalasan Dihentikan

11 Blumbang, merdikorejo, tempel Msh berlangsung

90

No Lokasi Penambangan Keterangan Tindakan

13 Gudig, merdikorejo, tempel Msh berlangsung

14 Kali Bedog, tlogoadi, mlati Dihentikan

15 Nganggring, girikerto, turi Dihentikan

16 Jering, sidorejo, godean Dihentikan

17 Nangsri, girikerto, turi Msh berlangsung

18 Sukorejo, girikerto, turi Msh berlangsung

19 Boyong, hargobinangun, pakem Msh berlangsung

20 Wonorejo, hargobinangun, pakem Msh berlangsung

21 Ngipiksari, hargobinangun, pakem Msh berlangsung

22 Tunggularum, Wonokerto, Turi Msh berlangsung

23 Balong, umbulharjo, cangkringan Dihentikan

24 Ngipiksari, hargobinangun, pakem Msh berlangsung

25 Srunen, Glagaharjo Msh berlangsung

26 Gading, glagaharjo Msh berlangsung

27 Ngancar, glagaharjo Msh berlangsung

28 Petung, kepuharjo Msh berlangsung

29 Jambu, kepuharjo Msh berlangsung

30 Kaliadem, kepuharjo Msh berlangsung

31 Batur, kepuharjo Msh berlangsung

32 Geblok , wukirsari Msh berlangsung

33 Karangkendal , umbulharjo, cangkringan Msh berlangsung

34 Kemirikebo, girikerto, Turi Msh berlangsung

35 Ngandong, girikerto, Turi Msh berlangsung

36 Sendangsari, Minggir Msh berlangsung

37 Sambirejo ,Prambanan Msh berlangsung

91

Bidang ESDM sudah melakukan kegiatan penertiban pertambangan untuk menghentikan kegiatan operasional pertambangan tanpa ijin karena tidak memperhatikan aspek lingkungan dan teknis sebanyak 14 lokasi dari 38 lokasi penambangan di Kabupaten Sleman.

Persentase penambangan rakyat yang sesuai kaidah teknis (dalam artian dihentikan karena tidak memperhatikan aspek lingkungan dan teknis) sebesar 14 kegiatan penambangan.

Realisasi Kinerja % 100 38 14 x Lokasi Lokasi = 36,84%

Tingkat capain Target :

% 100 arg Re x etKiner ja T er ja alisasiKin = 100% % 15 % 84 , , 36 x = 245 %.

i. Dengan demikian dapat disampaikan bahwa pencapaian Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral Kabupaten Sleman untuk IKU 4 – Persentase penambangan rakyat yang sesuai kaidah teknis pada tahun 2016 termasuk dalam kategori SANGAT BERHASIL.

Gambar 3.10 Pengawasan tambang rakyat di Girikerto, Turi dan Kali Krasak Merdikorejo, Tempel

92 Sasaran 4

“Meningkatnya kinerja sarana, prasarana irigasi dan penampung air lainnya”.

Tabel 3.21

Realisasi Indikator Sasaran 4 Tahun 2016 Indikator Kinerja Tahun 2015

Target Realisasi Capaian

Cakupan Ketersediaan Air Untuk Pertanian 75 75,07 100%

IKU 5 – Cakupan ketersediaan air untuk pertanian (mengacu pada dokumen

Rencana Strategis Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral 2016-2021).

Definisi Operasional :

Rasio Debit air yang tersedia dibandingkan dengan debit air yang dibutuhkan. (Jumlah debit yang tersedia dibagi dengan debit yang dibutuhkan dikalikan 100%). a. Pencapaian Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral Kabupaten Sleman pada tahun 2016 adalah sebesar 75,07% atau setara dengan 100% dari target yang ada pada Dokumen Rencana Strategis Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral 2016-2021, sebesar 75%.

b. Bilamana dibandingkan dengan realisasi kinerja pada tahun 2016 pada tahun sebelumnya tidak dicantumkan indikator ini, dikarenakan tidak tercantum pada Dokumen Rencana Strategis Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral 2016-2021.

IKU 5 :

Cakupan Ketersediaan Air Untuk Pertanian Tujuan : Meningkatkan kemampuan pengelolaan sumber daya

air dan energi yang lestari untuk menguatkan kesejahteraan masyarakat.

93

Tabel 3.22

Realisasi Indikator Kinerja Sasaran 4 terhadap Target RPJMD Indikator Kinerja Realisasi

2011 Realisasi 2012 Realisasi 2013 Realisasi 2014 Target 2015 Target 2016

Cakupan Ketersediaan Air Untuk

Pertanian - - - 75%

Gambar 3.11

Target dan Realisasi Kinerja IKU 5

c. Faktor pendukung pencapaian indikator kinerja utama ini antara lain adalah : 1) Ketersediaan dana operasional pemeliharaan pintu air.

2) Ketersediaan juru, tenaga PHL dilapangan yang lebih memadai.

3) Sumber Daya Manusia yang tersedia, yang kompetensi di bidang peralatan.

4) Tambahan anggaran bidang irigasi dan Bidang PPSDA. 5) Masyarakat pengguna air yang kompetensi.

6) Tersedianya cukup banyak sumber air yang layak (mata air dan sungai).

74,96 74,98 75 75,02 75,04 75,06 75,08

Target Kinerja Realisasi Kinerja

C a k u p a n K e te rs e d ia a n A ir U n tu k P e rt a n ia n Kinerja

Target dan Realisasi Kinerja

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

94

Gambar 3.12. Rehab. Bd. Randusongo dan peningkatan DI. Silo

d. Selain faktor pendukung di atas, terdapat beberapa faktor yang berpotensi menghambat tercapainya indikator kinerja utama ini seperti :

1) Keterbatasan SDM untuk operasioanal pemeliharaan.

2) Keterbatasan alat komunikasi untuk mengatur koordinasi pintu air. 3) Keterbatasan alat transportasi untuk operasioanl pemeliharaan.

4) Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan data dan informasi.

5) Masyarakat masih sulit untuk dibiasakan menggunakan air secukupnya/ tidak berlebihan.

6) Terbatasnya kuantitas dan kualitas SDM untuk petugas pengumpul data pemutakhiran jaringan irigasi.

7) Masyarakat pemanfaatan untuk kolam ikan (Perikanan) yang menginginkan air tetap hidup.

8) Sekitar bangunan air banyak dimanfaatkan / ditanami pohon yang mengurangi luas penampang bangunan bendung.

9) Pengendapan di bangunan sungai yang cepat. 10) Curah hujan tinggi.

e. Strategi pemecahan masalah yang dilakukan Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral untuk memastikan tercapainya indikator kinerja utama ini adalah melalui :

95

1) Mengusulkan anggaran yang lebih seimbang untuk operasional pemeliharaan jaringan irigasi.

2) Rekrutmen juru, tenaga PHL yang lebih mencukupi untuk operasional pintu air.

3) Lebih meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam alih fungsi lahan pertanian.

4) Pendekatan kepada masyarakat pengguna air untuk kolam.

5) Sosialisasi masalah sempadan sungai yang tidak boleh dimanfaatkan oleh masyarakat.

6) Pelatihan bagi Pegawai di Bidang Sumber Daya Air. 7) Proses perencanaan teknis yang lebih akurat.

8) Mengakomodir hasil evaluasi sebagai bahan perencanaan.

f. Program – program pendukung pencapaian sasaran dari Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral sebagai berikut :

1) Penambahan alat ukur debit air.

2) Penambahan alat kerja di lapangan seperti sepatu boat, cangkul dll.

3) Pembangunan / Peningkatan Jaringan Irigasi dan Rehab/ Pemeliharaan Jaringan Irigasi ditingkatkan.

4) Pengangkatan sedimen bendung sungai. 5) Inventarisasi pelanggaran sempadan sungai. g. Perhitungan :

Tabel 3.23

Efisiensi dan Efektifitas Pengelolaan Jaringan Irigasi Menurut Pengamatan Di Kabupaten Sleman Tahun 2016

No Uraian Tahun 2016 Satuan

1 Pengamatan Sleman : a Luas Rancangan 1050,21 Ha b Luas Lahan Terairi 1048,23 Ha c Kebutuhan Air Tanaman 1243 Ha d Pasok Air Irigasi 6901 Lt/dtk e Pasok Air Irigasi Total 110700 Lt/dtk

96

No Uraian Tahun 2016 Satuan

2 Pengamatan Pucanganom : a Luas Rancangan 2150,33 Ha b Luas Lahan Terairi 2144,37 Ha c Kebutuhan Air Tanaman 2103 Ha d Pasok Air Irigasi 24772 Lt/dtk e Pasok Air Irigasi Total 296100 Lt/dtk

3 Pengamatan Banjarharjo : a Luas Rancangan 1980,59 Ha b Luas Lahan Terairi 1591,96 Ha c Kebutuhan Air Tanaman 1356 Ha d Pasok Air Irigasi 4963 Lt/dtk e Pasok Air Irigasi Total 150250 Lt/dtk

4 Pengamatan Tempel : a Luas Rancangan 1100,20 Ha b Luas Lahan Terairi 1077,3 Ha c Kebutuhan Air Tanaman 1220,47 Ha d Pasok Air Irigasi 4158 Lt/dtk e Pasok Air Irigasi Total 82150 Lt/dtk

5 Pengamatan Kalasan : a Luas Rancangan 2000 Ha b Luas Lahan Terairi 1910,71 Ha c Kebutuhan Air Tanaman 2438 Ha d Pasok Air Irigasi 8172 Lt/dtk e Pasok Air Irigasi Total 107902 Lt/dtk

97

No Uraian Tahun 2016 Satuan

6 Pengamatan Dadapan : a Luas Rancangan 1069 Ha b Luas Lahan Terairi 842 Ha c Kebutuhan Air Tanaman 2139 Ha d Pasok Air Irigasi 4970 Lt/dtk e Pasok Air Irigasi Total 97130 Lt/dtk

7 Pengamatan Sorogedug : a Luas Rancangan 1880 Ha b Luas Lahan Terairi 1875,09 Ha c Kebutuhan Air Tanaman 2168,3 Ha d Pasok Air Irigasi 7383 Lt/dtk e Pasok Air Irigasi Total 109000 Lt/dtk

8 Pengamatan Pakem : a Luas Rancangan 950 Ha b Luas Lahan Terairi 834,38 Ha c Kebutuhan Air Tanaman 1043,66 Ha d Pasok Air Irigasi 3861 Lt/dtk e Pasok Air Irigasi Total 100270 Lt/dtk

9 Pengamatan Demak Ijo : a Luas Rancangan 2300 Ha b Luas Lahan Terairi 2211,71 Ha c Kebutuhan Air Tanaman 2359,8 Ha d Pasok Air Irigasi 15494 Lt/dtk e Pasok Air Irigasi Total 216853 Lt/dtk

98

Dalam dokumen LAKIP DINAS SDAEM TAHUN 2016 (Halaman 102-111)

Dokumen terkait