• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Data

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan medical representative dengan masa kerja minimal satu tahun di Kota Medan yang berjumlah 91 orang. Berikut disajikan gambaran umum subjek penelitian berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, masa kerja, status pernikahan dan rata-rata jumlah insentif yang diterima setiap bulannya.

a. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia, subjek penelitian berada pada rentang usia 17-50 tahun. Penyebaran data usia subjek penelitian dikategorisasikan berdasarkan Papalia, Olds & Feldman (2009) yang mengemukakan bahwa periode remaja akhir berada pada rentang usia 16-20 tahun, periode dewasa awal berada pada rentang usia 20-40 tahun dan periode dewasa madya berada pada rentang usia 40-65 tahun. Penyebaran data usia subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Usia (Tahun) Kategori Jumlah (Orang) Persentase (%)

17-20 Remaja akhir 8 8,8

21-40 Dewasa awal 80 87,9

41-50 Dewasa madya 3 3,3

42

Pada penelitian ini, subjek penelitian paling banyak berada pada rentang usia 21-40 tahun (dewasa awal) yang berjumlah 80 orang (87,9%), diikuti subjek penelitian pada rentang usia 17-20 tahun (remaja akhir) yang berjumlah 8 orang (8,8%) dan paling sedikit berada pada rentang usia 41-50 tahun (dewasa madya) yang berjumlah 3 orang (3,3%).

b. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, subjek penelitian dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Penyebaran data jenis kelamin subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 10. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

Laki-laki 62 68,1

Perempuan 29 31,9

Total 91 100

Pada penelitian ini, subjek penelitian yang berjenis kelamin laki- laki berjumlah 62 orang (68,1%) dan subjek penelitian yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 29 orang (31,9%).

c. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Terakhir

Berdasarkan pendidikan terakhir, subjek penelitian dibedakan ke dalam tiga kelompok yaitu kelompok SMA/SMK, Diploma 3 (D3) dan Strata 1 (S1). Penyebaran data tingkat pendidikan terakhir subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

43

Tabel 11. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

SMA/SMK 25 27,5

Diploma 3 (D3) 13 14,3

Strata 1 (S1) 53 58,2

Total 91 100

Pada penelitian ini, subjek penelitian paling banyak memiliki tingkat pendidikan terakhir Strata 1 (S1) yang berjumlah 53 orang (58,2%) dan subjek penelitian paling sedikit memiliki tingkat pendidikan terakhir Diploma 3 (D3) yang berjumlah 13 orang (14,3%).

d. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja

Berdasarkan masa kerja, subjek penelitian berada pada rentang 1- 25 tahun. Morrow dan McElroy (1987) menyatakan bahwa masa kerja karyawan terdiri dari 3 tahap yaitu establishment stage, advancement stage, dan maintenance stage. Tahap pertama adalah masa perkembangan (Establishment stage) yaitu masa kerja kurang dari 2 tahun. Tahap kedua adalah tahap lanjutan (Advancement stage) yaitu masa kerja 2 sampai 10 tahun dan tahap ketiga adalah pemeliharaan (Maintenance stage) yaitu masa kerja lebih dari 10 tahun. Penyebaran data masa kerja subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 12. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

< 2 20 22

2-10 66 72,5

>10 5 5,5

Total 91 100

Pada penelitian ini, subjek penelitian paling banyak berada pada rentang 2-10 tahun masa kerja dengan jumlah 66 orang (72,5%), diikuti

44

subjek penelitian dengan masa kerja di bawah 2 tahun yang berjumlah 20 orang (22%) dan subjek penelitian dengan masa kerja di atas 10 tahun yang berjumlah 5 orang (5,5%).

e. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Status

Pernikahan

Berdasarkan status pernikahan, subjek penelitian dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok belum menikah dan kelompok sudah menikah. Penyebaran data status pernikahan subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 13. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Status Pernikahan

Status Pernikahan Jumlah (Orang) Persentase (%)

Belum Menikah 41 45,1

Sudah Menikah 50 54,9

Total 91 100

Pada penelitian ini, subjek yang sudah menikah berjumlah 50 orang (54,9%) dan subjek yang belum menikah berjumlah 41 orang (45,1%).

f. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Rata-rata

Jumlah Insentif Per Bulan

Berdasarkan perkiraan rata-rata jumlah insentif yang diterima setiap bulannya, subjek penelitian dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu < Rp.5.000.000,00, dan kelompok rentang Rp.5.000.000,00 – Rp.10.000.000,00. Penyebaran data perkiraan rata-rata jumlah insentif yang diterima subjek penelitian per bulan dapat dilihat pada tabel berikut.

45

Tabel 14. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jumlah Insentif Per Bulan

Rata-rata Insentif Per Bulan Jumlah (Orang) Persentase (%)

< Rp.5.000.000,00 64 70,3

Rp.5.000.000,00-Rp.10.000.000,00 27 29,7

Total 91 100

Pada penelitian ini, subjek penelitian yang menerima insentif di bawah Rp.5.000.000,00 setiap bulannya dengan jumlah 64 orang (70,3%), dan subjek yang menerima insentif Rp.5.000.000,00 – Rp.10.000.000,00 berjumlah 27 orang (29,7%).

2. Hasil Uji Asumsi Penelitian

Untuk menguji hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung menggunakan Pearson Product Moment, ada beberapa persyaratan uji asumsi yang harus dipenuhi, yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Pengujian ini dilakukan menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistics 19 for windows.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode One- Sample Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal apabila nilai p > 0,05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut.

46

Tabel 15. Hasil Uji Normalitas

Variabel One-Sample Kolmogorov

Smirnov

Z Keterangan

Komitmen Afektif 0,224 1,046 Normal

Komitmen Berkelanjutan

0,103 1,219 Normal

Komitmen Normatif 0,093 1,239 Normal

Adversity Quotient 0,893 0,578 Normal

Berdasarkan data pada Tabel 15, diketahui hasil uji normalitas variabel komitmen afektif nilai Z = 1.046 dan p = 0.224, variabel komitmen berkelanjutan nilai Z = 1.219 dan p = 0.103, variabel komitmen normatif nilai Z = 1.239 dan p = 0.93 dan variabel adversity quotient nilai Z = 0.578 dan p = 0.893. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai p > 0.05 sehingga dapat dikatakan bahwa data dari variabel komitmen afektif, komitmen berkelanjutan, komitmen normatif dan adversity quotient terdistribusi secara normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel memiliki hubungan yang linier atau tidak. Uji linearitas juga dilakukan untuk mengetahui taraf signifikansi penyimpangan dari linearitas hubungan kedua variabel tersebut. Apabila penyimpangan tidak signifikan, maka hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung bersifat linier. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan analisis statistik test for linearity. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah jika deviation from linearity > 0,05 maka hubungannya antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan linier, sebaliknya

47

jika deviation from linearity < 0,05 berarti hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan tidak linier. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 16. Hasil Uji Linearitas

Variabel Deviation from

Linearity

Keterangan

Komitmen Afektif * AQ 0,520 Linier

Komitmen Berkelanjutan * AQ

0,090 Linier

Komitmen Normatif * AQ 0,191 Linier

Berdasarkan tabel 16 di atas, diketahui bahwa deviation from linearity komitmen afektif dan adversity quotient memiliki taraf signifikansi p = 0,520, deviation from linearity komitmen berkelanjutan dan adversity quotient memiliki taraf signifikansi p = 0,090, deviation from linearity komitmen normatif dan adversity quotient memiliki taraf signifikansi p = 0,191. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara komitmen afektif dengan adversity quotient, komitmen berkelanjutan dengan adversity quotient, serta komitmen normatif dan adversity quotient bersifat linier.

3. Hasil Utama Penelitian

Hipotesa penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan antara adversity quotient dengan komitmen afektif, terdapat hubungan antara adversity quotient dengan komitmen berkelanjutan, dan terdapat hubungan antara adversity quotient dengan komitmen normatif. Untuk menerima atau menolak hipotesis penelitian, maka dilakukan uji korelasi dengan Pearson Product Moment untuk melihat hubungan antara variabel adversity quotient

48

dengan komitmen afektif, variabel adversity quotient dengan variabel komitmen berkelanjutan, dan variabel adversity quotient dengan komitmen normatif. Hasil dari uji korelasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 17. Ringkasan Korelasi Pearson antara Adversity Quotient dengan

Komitmen Afektif, Komitmen Berkelanjutan dan Komitmen Normatif

Adversity Quotient

Komitmen Afektif Pearson Correlation .296**

Sig. (2-tailed) .004

N 91

Komitmen Berkelanjutan Pearson Correlation -.013

Sig. (2-tailed) .905

N 91

Komitmen Normatif Pearson Correlation -.115

Sig. (2-tailed) .279

N 91

**p<0.01

Berdasarkan tabel 17, diketahui bahwa koefisien korelasi (r) antara komitmen afektif dan adversity quotient sebesar .296 dengan taraf signifikansi p = 0,004, koefisien korelasi (r) antara komitmen berkelanjutan dan adversity quotient sebesar -.013 dengan taraf signifikansi p = 0,905, dan koefisien korelasi (r) antara komitmen normatif dan adversity quotient sebesar -.115 dengan taraf signifikansi p = 0,279. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara adversity quotient dengan komitmen afektif, r = .296, p < .05. Korelasi adversity quotient dan komitmen afektif bersifat positif dan lemah. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara adversity quotient dengan komitmen berkelanjutan, r = -.013, p > .05. Tabel 17 juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara adversity quotient dengan komitmen normatif, r = -.115, p > .05.

49

4. Deskripsi Data Penelitian

Untuk dapat mengkategorisasikan data utama penelitian, maka diperlukan deskripsi data penelitian yang mencakup perbandingan rata-rata nilai hipotetik dan rata-rata nilai empirik penelitian, serta distribusi skor yang diperoleh. Rata-rata hipotetik diperoleh dari kemungkinan respon subjek terhadap skala komitmen organisasi dan adversity quotient yang diberikan, sedangkan rata-rata nilai empirik diperoleh dari respon subjek.

Perbandingan antara nilai hipotetik dan nilai empirik dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 18. Perbandingan Nilai Hipotetik dan Nilai Empirik

Variabel Nilai Hipotetik Nilai Empirik

Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD

Komitmen Afektif 7 35 21 4,66 17 34 26,93 3,029 Komitmen Berkelanjutan 8 40 24 5,33 15 37 24,60 4,592 Komitmen Normatif 6 30 18 4 6 27 19,87 3,597 AQ 26 130 78 17,33 70 123 94,96 12,658 Tabel 18 menunjukkan bahwa mean hipotetik pada variabel komitmen afektif adalah 21 ( = 21; = 4,66) dan mean empirik sebesar 26,93 ( = 26,93 = 3,029). Hasil perbandingan nilai mean empirik dengan mean hipotetik pada variabel komitmen afektif menunjukkan bahwa mean empirik > mean hipotetik.

Pada variabel komitmen berkelanjutan, mean hipotetik adalah 24 ( = 24; = 5,33) dan mean empirik sebesar 24,60 ( = 24,60 = 4,592). Hasil perbandingan nilai mean empirik dengan mean hipotetik pada

50

variabel komitmen berkelanjutan menunjukkan bahwa mean empirik > mean hipotetik.

Pada variabel komitmen normatif, mean hipotetik adalah 18 ( = 18; = 4) dan mean empirik sebesar 19,87 ( = 19,87 = 3,597). Hasil perbandingan antara nilai mean empirik dengan mean hipotetik pada variabel komitmen normatif menunjukkan bahwa mean empirik > mean hipotetik.

Pada variabel adversity quotient, mean hipotetik adalah 78 ( = 78; = 17,33) dan mean empirik sebesar 94,96 ( = 94,96 = 12,658). Hasil perbandingan antara nilai mean empirik dengan mean hipotetik pada variabel adversity quotient menunjukkan bahwa mean empirik > mean hipotetik.

a. Kategorisasi Data Penelitian

Skor komitmen organisasi dan adversity quotient subjek penelitian dikategorisasikan berdasarkan perbedaan antara nilai empirik dengan nilai hipotetik. Kategorisasi ini membagi subjek penelitian ke dalam tiga kategori yaitu: rendah, sedang dan tinggi. Berdasarkan perbandingan antara skor hipotetik dengan skor empirik, maka variabel penelitian dapat dikategorisasikan menggunakan kriteria sebagai berikut.

Tabel 19. Rumus Kategorisasi Data Penelitian

Kategori Rumus

Rendah X < (μ – 1,0SD)

Sedang (μ - 1,0SD) ≤ X < (μ + 1,0SD)

51

Berdasarkan kriteria kategorisasi pada tabel di atas, maka variabel komitmen afektif, komitmen berkelanjutan, komitmen normatif dan adversity quotient terbagi dalam kategorisasi sebagai berikut.

Tabel 20. Kategorisasi Data Empirik

Variabel Rentang Nilai Kategori Jumlah (Orang) Persentase (%) Komitmen Afektif X< 24 Rendah 9 9,9 24 ≤ X < 30 Sedang 67 73,6 30 ≤ X Tinggi 15 16,5 Komitmen Berkelanjutan X< 20 Rendah 18 19,8 20 ≤ X < 29 Sedang 53 58,2 29 ≤ X Tinggi 20 22 Komitmen Normatif X< 16 Rendah 9 9,9 16 ≤ X < 24 Sedang 69 75,8 24 ≤ X Tinggi 13 14,3 AQ X< 82 Rendah 14 15,4 82 ≤ X < 108 Sedang 61 67 108 ≤ X Tinggi 16 17,6

Berdasarkan tabel di atas, ditemukan bahwa subjek penelitian yang berada pada tingkat komitmen afektif yang tinggi sekitar 16,5%, subjek penelitian yang berada dalam kategori sedang sekitar 73,6% dan subjek penelitian yang berada pada kategori rendah sekitar 9,9%. Dengan demikian, subjek penelitian paling banyak berada pada kategori komitmen afektif sedang.

Pada komitmen berkelanjutan, subjek penelitian yang berada pada kategori tinggi sekitar 22%, subjek penelitian yang berada dalam kategori sedang sekitar 58,2% dan subjek penelitian yang berada pada kategori rendah sekitar 19,8%. Dengan demikian, subjek penelitian paling banyak berada pada kategori komitmen berkelanjutan sedang.

52

Pada komitmen normatif, subjek penelitian yang berada pada kategori tinggi sekitar 14,3%, subjek penelitian yang berada dalam kategori sedang sekitar 75,8% dan subjek penelitian yang berada pada kategori rendah sekitar 9,9%. Dengan demikian, subjek penelitian paling banyak berada pada kategori komitmen normatif sedang.

Pada variabel adversity quotient, subjek penelitian yang berada pada kategori tinggi sekitar 17,6%, subjek penelitian yang berada dalam kategori sedang sekitar 67% dan subjek penelitian yang berada pada kategori rendah sekitar 15,4%. Dengan demikian, subjek penelitian paling banyak berada pada kategori adversity quotient sedang. Untuk melihat penyebaran variabel dalam bentuk matriks kategori dapat di tunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 21. Matriks Penyebaran Variabel Adversity Quotient dan

Komitmen Afektif Berdasarkan Kategorisasi Data Penelitian

Komitmen Afektif

Adversity quotient

Tinggi Sedang Rendah

Tinggi 4 12 0

Sedang 11 43 7

Rendah 0 12 2

Matriks di atas menunjukkan bahwa hubungan variabel komitmen afektif dan adversity quotient yang memiliki persentase terbesar terlihat pada tingkat komitmen afektif dan tingkat adversity quotient yang sedang dengan jumlah 43 orang.

53

Tabel 22. Matriks Penyebaran Variabel Adversity Quotient dan

Komitmen Berkelanjutan Berdasarkan Kategorisasi Data Penelitian

Komitmen Berkelanjutan

Adversity quotient

Tinggi Sedang Rendah

Tinggi 5 8 3

Sedang 10 36 15

Rendah 5 9 0

Matriks di atas menunjukkan bahwa hubungan variabel komitmen berkelanjutan dan adversity quotient yang memiliki persentase terbesar terlihat pada tingkat komitmen berkelanjutan dan tingkat adversity quotient yang sedang dengan jumlah 36 orang.

Tabel 23. Matriks Penyebaran Variabel Adversity Quotient dan

Komitmen Normatif Berdasarkan Kategorisasi Data Penelitian

Komitmen Normatif

Adversity quotient

Tinggi Sedang Rendah

Tinggi 3 12 1

Sedang 6 47 8

Rendah 4 10 0

Matriks di atas menunjukkan bahwa hubungan variabel komitmen normatif dan adversity quotient yang memiliki persentase terbesar terlihat pada tingkat komitmen normatif dan tingkat adversity quotient yang sedang dengan jumlah 47 orang.

5. Hasil Tambahan Penelitian

a. Gambaran Komitmen Organisasi dan Adversity Quotient

berdasarkan Usia

Gambaran komitmen organisasi dan adversity quotient berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 24 berikut.

54

Tabel 24. Perbedaan Mean Komitmen Organisasi dan Adversity Quotient berdasarkan Usia

N Mean SD Komitmen Afektif 17-20 Tahun (Remaja Akhir) 8 26.50 2.204

21-40 Tahun (Dewasa Awal) 80 26.84 3.038 41-50 Tahun (Dewasa Madya) 3 30.67 3.055

Total 91 26.93 3.029

Komitmen Berkelanjutan

17-20 Tahun (Remaja Akhir) 8 26.50 2.000 21-40 Tahun (Dewasa Awal) 80 24.38 4.629 41-50 Tahun (Dewasa Madya) 3 25.67 8.386

Total 91 24.60 4.592

Komitmen Normatif

17-20 Tahun (Remaja Akhir) 8 22.88 1.356 21-40 Tahun (Dewasa Awal) 80 19.56 3.596 41-50 Tahun (Dewasa Madya) 3 20.00 5.000

Total 91 19.87 3.597

Adversity Quotient 17-20 Tahun (Remaja Akhir) 8 87.00 13.79 21-40 Tahun (Dewasa Awal) 80 95.86 12.45 41-50 Tahun (Dewasa Madya) 3 92.00 10.81

Total 91 94.96 12.65

Berdasarkan tabel 24, nilai mean komitmen afektif yang paling tinggi berada pada rentang usia dewasa madya, yaitu 41-50 tahun (M = 30,67; SD = 3,055), dilanjutkan dengan rentang usia dewasa awal, yaitu 21-40 tahun (M = 26,84; SD = 3,038) dan rentang usia remaja akhir, yaitu 17-20 tahun (M = 26,50; SD = 2,204). Nilai mean komitmen berkelanjutan yang paling tinggi berada pada rentang usia remaja akhir, yaitu 17-20 tahun (M = 26,50; SD = 2,000), dilanjutkan dengan rentang usia dewasa madya, yaitu 41-50 tahun (M = 25,67; SD = 8,386) dan rentang usia dewasa awal, yaitu 21-40 tahun (M = 24,38; SD = 4,629).

Nilai mean komitmen normatif yang paling tinggi berada pada rentang usia remaja akhir, yaitu 17-20 tahun (M = 22,88; SD = 1,356), dilanjutkan dengan rentang usia dewasa madya, yaitu 41-50 tahun (M = 20,00; SD = 5,000) dan rentang usia dewasa awal, yaitu 21-40 tahun (M =

55

19,56; SD = 3,596). Nilai mean adversity quotient yang paling tinggi berada pada rentang usia dewasa awal, yaitu 21-40 tahun (M = 95,86; SD = 12,45), dilanjutkan dengan rentang dewasa madya, yaitu 41-50 tahun (M = 92,00; SD = 10,81) dan rentang usia remaja akhir, yaitu 17-20 tahun (M = 87,00; SD = 13,79).

b. Gambaran Komitmen Organisasi dan Adversity Quotient

berdasarkan Jenis Kelamin

Gambaran komitmen organisasi dan adversity quotient berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 25. Perbedaan Mean Komitmen Organisasi dan Adversity Quotient berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation

Komitmen Afektif Laki-laki 62 26.81 2.721

Perempuan 29 27.21 3.639

Komitmen Berkelanjutan Laki-laki 62 24.39 4.699

Perempuan 29 25.07 4.399

Komitmen Normatif Laki-laki 62 19.69 3.744

Perempuan 29 20.24 3.291

Adversity Quotient Laki-laki 62 96.74 11.562

Perempuan 29 91.14 14.199 Berdasarkan tabel 25, nilai mean komitmen afektif yang paling tinggi dimiliki oleh subjek penelitian yang berjenis kelamin perempuan (M = 27,21; SD = 3,639), dilanjutkan subjek penelitian berjenis kelamin laki- laki (M = 26,81; SD = 2,721). Nilai mean komitmen berkelanjutan yang paling tinggi dimiliki oleh subjek penelitian yang berjenis kelamin perempuan (M = 25,07; SD = 4,399), dilanjutkan subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki (M = 24,39; SD = 4,699).

56

Nilai mean komitmen normatif yang paling tinggi dimiliki oleh subjek penelitian yang berjenis kelamin perempuan (M = 20,24; SD = 3,291), dilanjutkan subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki (M = 19,69; SD = 3,744). Nilai mean adversity quotient yang paling tinggi dimiliki oleh subjek penelitian yang berjenis kelamin laki-laki (M = 96,74; SD = 11,562), dilanjutkan subjek penelitian berjenis kelamin perempuan (M = 91,14; SD = 14,199).

c. Gambaran Komitmen Organisasi dan Adversity Quotient

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

Gambaran komitmen organisasi dan adversity quotient berdasarkan tingkat pendidikan terakhir subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 26 berikut.

Tabel 26. Perbedaan Mean Komitmen Organisasi berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

N Mean Std. Deviation

Komitmen Afektif SMA/SMK 25 27.04 2.574

D3 13 27.23 2.088

S1 53 26.81 3.431

Total 91 26.93 3.029

Komitmen Berkelanjutan SMA/SMK 25 26.36 2.752

D3 13 25.77 3.898

S1 53 23.49 5.139

Total 91 24.60 4.592

Komitmen Normatif SMA/SMK 25 21.72 2.337

D3 13 20.31 2.689

S1 53 18.89 3.940

Total 91 19.87 3.597

Adversity Quotient SMA/SMK 25 90.32 14.002

D3 13 93.00 10.924

S1 53 97.62 11.863

57

Berdasarkan tabel 26, nilai mean komitmen afektif yang paling tinggi dimiliki oleh subjek penelitian dengan tingkat pendidikan terakhir D3 (M = 27,23; SD = 2,088), dilanjutkan subjek penelitian dengan tingkat pendidikan terakhir SMA/SMK (M = 27,04; SD = 2,574), dan subjek penelitian dengan tingkat pendidikan terakhir S1 (M = 26,81; SD = 3,431). Nilai mean komitmen berkelanjutan yang paling tinggi dimiliki oleh subjek penelitian dengan tingkat pendidikan terakhir SMA/SMK (M = 26, 36; SD = 2,752), dilanjutkan subjek penelitian dengan tingkat pendidikan terakhir D3 (M = 25,77; SD = 3,898), dan subjek penelitian dengan tingkat pendidikan terakhir S1 (M = 23,49; SD = 5,139).

Nilai mean komitmen normatif yang paling tinggi dimiliki oleh subjek penelitian dengan tingkat pendidikan terakhir SMA/SMK (M = 21,72; SD = 2,337), dilanjutkan subjek penelitian dengan tingkat pendidikan terakhir D3 (M = 20,31; SD = 2,689), dan subjek penelitian dengan tingkat pendidikan terakhir S1 (M = 18,89; SD = 3,940). Nilai mean adversity quotient yang paling tinggi dimiliki oleh subjek penelitian dengan tingkat pendidikan terakhir S1 (M = 97,62; SD = 11,863), dilanjutkan subjek penelitian dengan tingkat pendidikan terakhir D3 (M = 93,00; SD = 10,924), dan subjek penelitian dengan tingkat pendidikan terakhir SMA/SMK (M = 90,32; SD = 14,002).

58

d. Gambaran Komitmen Organisasi dan Adversity Quotient

Berdasarkan Masa Kerja

Gambaran komitmen organisasi dan adversity quotient berdasarkan lama masa kerja subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 27 berikut.

Tabel 27. Perbedaan Mean Komitmen Organisasi berdasarkan Masa Kerja

N Mean Std. Deviation

Komitmen Afektif < 2 tahun 20 27.30 2.408

2-10 tahun 66 26.62 3.142 > 10 tahun 5 29.60 2.702

Total 91 26.93 3.029

Komitmen Berkelanjutan < 2 tahun 20 26.00 4.052 2-10 tahun 66 24.12 4.498 > 10 tahun 5 25.40 7.301

Total 91 24.60 4.592

Komitmen Normatif < 2 tahun 20 20.60 2.981

2-10 tahun 66 19.61 3.741 > 10 tahun 5 20.40 4.159

Total 91 19.87 3.597

Adversity Quotient < 2 tahun 20 95.20 13.817

2-10 tahun 66 94.97 12.723 > 10 tahun 5 93.80 8.106

Total 91 94.96 12.658

Berdasarkan tabel 27, nilai mean komitmen afektif yang paling tinggi dimiliki oleh subjek penelitian dengan masa kerja lebih dari 10 tahun (M = 29,60; SD = 2,702), dilanjutkan subjek penelitian dengan masa kerja kurang dari 2 tahun (M = 27,30; SD = 2,408), dan subjek penelitian dengan masa kerja 2 sampai dengan 10 tahun (M = 26,62; SD = 3,142). Nilai mean komitmen berkelanjutan yang paling tinggi dimiliki oleh subjek penelitian dengan masa kerja kurang dari 2 tahun (M = 26,00; SD = 4,052), dilanjutkan subjek penelitian dengan masa kerja lebih dari 10

59

tahun (M = 25,40; SD = 7,301), dan subjek penelitian dengan masa kerja 2 sampai dengan 10 tahun (M = 24,12; SD = 4,498).

Nilai mean komitmen normatif yang paling tinggi dimiliki oleh subjek penelitian dengan masa kerja kurang dari 2 tahun (M = 20,60; SD = 2,981), dilanjutkan subjek penelitian dengan masa kerja lebih dari 10 tahun (M = 20,40; SD = 4,159), dan subjek penelitian dengan masa kerja 2 sampai dengan 10 tahun (M = 19,61; SD = 3,741). Nilai mean adversity quotient yang paling tinggi dimiliki oleh subjek penelitian dengan masa kerja kurang dari 2 tahun (M = 95,20; SD = 13,817), dilanjutkan dengan subjek penelitian dengan masa kerja 2 sampai dengan 10 tahun (M = 94,97; SD = 12,723), dan subjek penelitian dengan masa kerja lebih dari 10 tahun (M = 93,80; SD = 8,106).

e. Gambaran Komitmen Organisasi dan Adversity Quotient

berdasarkan Status Pernikahan

Gambaran komitmen organisasi dan adversity quotient berdasarkan status pernikahan subjek penelitian penelitian dapat dilihat pada tabel 28 berikut.

60

Tabel 28. Perbedaan Mean Komitmen Organisasi dan adversity quotient berdasarkan Status Pernikahan

Status

Pernikahan N Mean

Std. Deviation

Komitmen Afektif Belum Menikah 41 26.78 2.660

Sudah Menikah 50 27.06 3.322

Komitmen Berkelanjutan

Belum Menikah 41 24.85 4.199 Sudah Menikah 50 24.40 4.924

Komitmen Normatif Belum Menikah 41 20.41 2.915

Sudah Menikah 50 19.42 4.046

Adversity Quotient Belum Menikah 41 95.80 13.241

Sudah Menikah 50 94.26 12.250 Berdasarkan tabel 28, nilai mean komitmen afektif yang paling tinggi dimiliki oleh subjek penelitian yang sudah menikah (M = 27,06; SD = 3,322), dilanjutkan dengan subjek penelitian yang belum menikah (M = 26,78; SD = 2,660). Nilai mean komitmen berkelanjutan yang paling tinggi dimiliki oleh subjek penelitian yang belum menikah (M = 24,85; SD = 4,199), dilanjutkan dengan subjek penelitian yang sudah menikah (M = 24,40; SD = 4,924).

Nilai mean komitmen normatif yang paling tinggi dimiliki oleh subjek penelitian yang belum menikah (M = 20,41; SD = 2,915), dilanjutkan dengan subjek penelitian yang sudah menikah (M = 19,42; SD = 4,046). Nilai mean adversity quotient yang paling tinggi dimiliki oleh subjek penelitian yang belum menikah (M = 95,80; SD = 13,241), dilanjutkan dengan subjek penelitian yang sudah menikah (M = 94,26; SD = 12,250).

61

f. Gambaran Komitmen Organisasi dan Adversity Quotient

berdasarkan Rata-rata Insentif yang diterima Setiap Bulan

Gambaran komitmen organisasi dan adversity quotient berdasarkan perkiraan rata-rata jumlah insentif yang diterima subjek penelitian setiap bulan dapat dilihat pada tabel 29 berikut.

Tabel 29. Perbedaan Mean Komitmen Organisasi dan Adversity Quotient berdasarkan Rata-rata Insentif yang diterima Setiap Bulan

Rata-rata Insentif

per Bulan N Mean

Std. Deviation

Komitmen Afektif < 5 juta 64 26.78 3.165

5 – 10 juta 27 27.30 2.701

Komitmen Berkelanjutan

< 5 juta 64 24.75 4.667 5 – 10 juta 27 24.26 4.477

Komitmen Normatif < 5 juta 64 19.81 3.703

5 – 10 juta 27 20.00 3.397

Adversity Quotient < 5 juta 64 94.72 13.494

5 – 10 juta 27 95.52 10.628 Berdasarkan tabel 29, nilai mean komitmen afektif yang paling tinggi dimiliki oleh partisipan pada rentang perkiraan rata-rata jumlah insentif yang diterima setiap bulan Rp.5.000.000,00 – Rp.10.000.000,00 (M = 27,30; SD = 2,701), dilanjutkan partisipan dengan perkiraan rata-rata jumlah insentif yang diterima setiap bulan < Rp.5.000.000,00 (M = 26,78; SD = 3,165). Nilai mean komitmen berkelanjutan yang paling tinggi dimiliki oleh partisipan pada rentang perkiraan rata-rata jumlah insentif yang diterima setiap bulan < Rp.5.000.000,00 (M = 24,75; SD = 4,667), dilanjutkan partisipan dengan perkiraan rata-rata jumlah insentif yang diterima setiap bulan Rp.5.000.000,00 – Rp.10.000.000,00 (M = 24,26; SD = 4,477).

62

Nilai mean komitmen normatif yang paling tinggi dimiliki oleh partisipan pada rentang perkiraan rata-rata jumlah insentif yang diterima setiap bulan Rp.5.000.000,00 – Rp.10.000.000,00 (M = 20,00; SD = 3,397), dilanjutkan partisipan dengan perkiraan rata-rata jumlah insentif yang diterima setiap bulan < Rp.5.000.000,00 (M = 19,81; SD = 3,703). Nilai mean adversity quotient yang paling tinggi dimiliki oleh partisipan pada rentang perkiraan rata-rata jumlah insentif yang diterima setiap bulan Rp.5.000.000,00 – Rp.10.000.000,00 (M = 95,52; SD = 13,494), dilanjutkan partisipan dengan perkiraan rata-rata jumlah insentif yang diterima setiap bulan < Rp.5.000.000,00 (M = 94,72; SD = 10,628).

Dokumen terkait