• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Adversity Quotient dengan Komitmen Organisasi pada Medical Representative di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara Adversity Quotient dengan Komitmen Organisasi pada Medical Representative di Kota Medan"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran A

(2)

Rahasia

No:

KUESIONER

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan hormat,

Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, maka saya bermaksud mengadakan penelitian di bidang Psikologi Industri dan Organisasi. Untuk itu, saya memerlukan sejumlah data yang hanya akan saya peroleh dengan adanya kerjasama dari Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dalam mengisi kuesioner ini.

Kuesioner ini terdiri dari 47 pernyataan yang disertai dengan 5 pilihan jawaban pada setiap pernyataannya. Adapun 47 pernyataan tersebut dibagi dalam dua bagian dengan petunjuk pengisian yang berbeda. Saya harap Anda dapat memperhatikan petunjuk pengisian pada setiap bagian dengan seksama. Dalam mengisi kuesioner ini, tidak ada jawaban yang benar maupun salah. Oleh karena itu, pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Jika telah selesai dikerjakan, periksalah kembali jawaban Anda agar tidak ada pernyataan yang terlewati (kosong). Semua data yang terdapat dalam kuesioner ini akan dijaga kerahasiannya dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini saja.

Bantuan Anda dalam mengisi kuesioner ini besar artinya bagi keberhasilan penelitian ini. Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kata-kata yang tidak berkenan di dalam kuesioner ini. Atas bantuan yang Bapak/Ibu/Saudara/Saudari berikan, saya ucapkan terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberi berkat yang berlimpah kepada Bapak/Ibu/Saudara/Saudari.

Hormat saya,

Cynthia Marilyn Sitompul

NIM. 111301070

(4)

Lembar Identitas

Nama / Inisial :

Usia : tahun

Jenis Kelamin* : Laki-laki / Perempuan

Pendidikan terakhir :

Pekerjaan :

Masa kerja : tahun

Status* : Belum Menikah / Menikah

Rata-rata insentif• : < Rp.5.000.000,00 / bulan

Rp.5.000.000 - Rp.10.000.000 / bulan

> Rp.10.000.000 / bulan

Keterangan:

(5)

Bagian I Petunjuk Pengisian

Pada bagian ini, terdapat 21 pernyataan. Anda diminta untuk memberi tanda silang (X) pada kolom jawaban yang dianggap paling sesuai dengan yang Anda alami dan rasakan selama bekerja. Alternatif jawaban yang tersedia terdiri dari 5 pilihan, yaitu:

STS: bila anda merasa Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut.

TS: bila anda merasa Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut.

N: bila anda merasa Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.

S: bila anda merasa Sesuai dengan pernyataan tersebut.

SS: bila anda merasa Sangat Sesuai dengan pernyataan tersebut.

Contoh Pengisian Skala:

No Pernyataan STS TS N S SS

1. Saya menyukai perusahaan tempat saya bekerja. X

Jika anda ingin mengganti jawaban anda, berikan tanda = pada jawaban yang salah dan berikan tanda silang pada kolom jawaban yang anda anggap paling sesuai.

Contoh Koreksi Jawaban:

No Pernyataan STS TS N S SS

1. Saya menyukai perusahaan tempat saya bekerja. X X

SELAMAT MENGERJAKAN

(6)

No Pernyataan STS TS N S SS

1. Saya menyukai perusahaan tempat saya bekerja.

2. Perusahaan tempat saya bekerja saat ini adalah perusahaan terbaik bagi saya.

3. Saya rasa saya tidak akan memiliki kelekatan dengan perusahaan lain seperti kelekatan yang saya miliki dengan perusahaan ini.

4. Saya memahami nilai dan tujuan perusahaan tempat saya bekerja.

5. Saya merasa seolah-olah masalah perusahaan juga merupakan masalah saya sendiri.

6. Saya senang menceritakan hal-hal positif tentang perusahaan tempat saya bekerja dengan orang-orang di luar perusahaan.

7. Saya senang berkontribusi bagi perusahaan tempat saya bekerja.

8. Jika saya memutuskan untuk meninggalkan perusahaan, maka akan begitu banyak aspek kehidupan saya yang terganggu.

9. Saya telah berkontribusi banyak di perusahaan ini sehingga sulit bagi saya untuk meninggalkan perusahaan.

10. Tetap bertahan di perusahaan ini adalah sebuah keharusan bagi saya.

11. Sulit bagi saya untuk meninggalkan perusahaan bahkan ketika saya ingin meninggalkan perusahaan ini.

12. Saya sangat membutuhkan pekerjaan ini.

13. Kebutuhan saya hanya akan terpenuhi apabila saya tetap bekerja di perusahaan ini.

14. Sulit bagi saya mendapatkan pekerjaan lain apabila saya keluar dari perusahaan ini.

(7)

No Pernyataan STS TS N S SS

apabila saya berhenti bekerja di perusahaan ini.

16. Berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain tampak tidak etis bagi saya.

17. Meskipun demi keuntungan saya, saya tidak merasa benar untuk meninggalkan perusahaan saya sekarang.

18. Saya tidak menyukai kecenderungan orang-orang pada masa kini yang suka berpindah-pindah perusahaan.

19. Saya merasa wajib membalas kebaikan bos saya.

20. Saya tidak akan meninggalkan organisasi saya sekarang karena saya memiliki rasa kewajiban terhadap orang-orang di dalamnya.

21. Saya merasa berhutang budi terhadap perusahaan ini.

(8)

Bagian II

Petunjuk Pengisian

Pada bagian ini, terdapat tujuh situasi yang mungkin dirasakan atau dialami oleh tenaga pemasaran. Silahkan baca dan pahami baik-baik setiap situasi. Bayangkan situasi ini seolah-olah terjadi pada Anda.

Beri tanda silang (X) pada angka yang menunjukkan jawaban Anda terhadap pernyataan di setiap situasi.

CONTOH:

Anda kehilangan pekerjaan Anda

(Bayangkan hal ini terjadi pada Anda. Gambarkan keadaan ini dalam pikiran Anda)

Beri tanda silang pada angka yang menyatakan jawaban Anda terhadap pernyataan yang ada di bawah setiap situasi.

1. Anda sepenuhnya tidak dapat mengendalikan situasi tersebut

2. Anda hampir sepenuhnya tidak dapat mengendalikan situasi tersebut

3. Anda cukup yakin dapat mengendalikan situasi tersebut tetapi ada faktor lain yang dapat membuat Anda kurang yakin untuk mengendalikan situasi tersebut

4. Anda hampir sepenuhnya dapat mengendalikan situasi tersebut 5. Anda sepenuhnya dapat mengendalikan situasi tersebut

2. Sejauh mana Anda bertanggung jawab terhadap hilangnya pekerjaan Anda:

Bukan tanggung jawab

saya sama sekali 1 2 3 4 5

Tanggung jawab saya sepenuhnya

Keterangan:

1. Sepenuhnya bukan tanggung jawab Anda sendiri

2. Hampir sepenuhnya bukan tanggung jawab Anda sendiri

3. Tanggung jawab Anda dan orang lain yang berhubungan dengan situasi tersebut 4. Hampir sepenuhnya tanggung jawab Anda sendiri

(9)

3. Hilangnya pekerjaan Anda akan mempengaruhi:

Semua situasi

kehidupan saya 1 2 3 4 5 Situasi saat ini saja

Keterangan:

1. Semua situasi kehidupan Anda seperti keadaan ekonomi, hubungan dengan keluarga, hubungan dengan teman, harga diri, kepercayaan diri dan lain-lain

2. Hampir semua situasi kehidupan atau salah satu situasi kehidupan 3. Mempengaruhi sebagian situasi kehidupan saya

4. Hampir sepenuhnya mempengaruhi situasi ini saja 5. Sepenuhnya mempengaruhi situasi ini saja

4. Dampak dari hilangnya pekerjaan Anda akan:

Berlangsung lama 1 2 3 4 5

Jika anda ingin mengganti jawaban anda, berikan tanda = pada jawaban yang salah dan berikan tanda silang pada kolom jawaban yang anda anggap paling sesuai.

(10)

Situasi 1: Anda tidak mampu mencapai target penjualan.

2. Dampak dari ketidakmampuan mencapai target penjualan akan:

Berlangsung lama 1 2 3 4 5

Berlangsung sementara dan cepat berlalu

Situasi 2: Pelanggan tidak lagi mengambil obat dari Anda.

1. Sejauh mana Anda dapat mengendalikan situasi tersebut agar di kemudian hari tidak

2. Sejauh mana Anda bertanggung jawab terhadap situasi dimana anda kehilangan pelanggan:

Bukan tanggung jawab

saya sama sekali 1 2 3 4 5

Tanggung jawab saya sepenuhnya

3. Kehilangan pelanggan akan mempengaruhi:

Semua situasi

kehidupan saya 1 2 3 4 5 Situasi saat ini saja

4. Dampak dari kehilangan pelanggan akan:

Berlangsung lama 1 2 3 4 5 Berlangsung sementara dan cepat berlalu

Situasi 3: Anda sulit meyakinkan calon pembeli untuk membeli produk Anda.

1. Sejauh mana Anda dapat mengendalikan situasi tersebut agar di kemudian hari Anda tidak

sulit menyakinkan calon pembeli untuk membeli produk anda:

Tidak bisa saya

kendalikan 1 2 3 4 5

(11)

2. Sejauh mana Anda bertanggung jawab terhadap situasi di mana Anda sulit meyakinkan calon

3. Kesulitan meyakinkan calon pembeli untuk membeli produk Anda akan mempengaruhi:

Semua situasi

kehidupan saya 1 2 3 4 5 Situasi saat ini saja

4. Dampak dari kesulitan meyakinkan calon pembeli akan:

Berlangsung lama 1 2 3 4 5 Berlangsung sementara dan cepat berlalu

Situasi 4: Hasil dari kunjungan rutin tidak sebanding dengan bonus yang diterima.

1. Sejauh mana Anda dapat mengendalikan situasi tersebut agar di kemudian hari Anda kinerja

anda sebanding dengan hasil yang diperoleh:

Tidak bisa saya

3. Hasil dari kunjungan rutin yang tidak sebanding dengan bonus akan mempengaruhi:

Semua situasi

kehidupan saya 1 2 3 4 5 Situasi saat ini saja

4. Dampak dari hasil kunjungan rutin yang tidak sebanding dengan bonus yang diterima akan:

(12)

Situasi 5: Kendaraan Anda mogok dalam perjalanan menuju tempat calon pembeli berada.

1. Sejauh mana Anda dapat mengendalikan situasi tersebut agar di kemudian hari kendaraan

Anda tidak mogok ketika bekerja:

Tidak bisa saya

kendalikan 1 2 3 4 5

Bisa saya kendalikan sepenuhnya

2. Sejauh mana Anda bertanggung jawab terhadap mogoknya kendaraan Anda ketika bekerja:

Bukan tanggung jawab

saya sama sekali 1 2 3 4 5

Tanggung jawab saya sepenuhnya

3. Mogoknya kendaraan ketika bekerja akan mempengaruhi:

Semua situasi

kehidupan saya 1 2 3 4 5 Situasi saat ini saja

4. Dampak dari mogoknya kendaraan ketika bekerja akan:

Berlangsung lama 1 2 3 4 5 Berlangsung sementara dan cepat berlalu

Situasi 6: Anda dianggap mengganggu oleh calon pelanggan.

1. Sejauh mana Anda dapat mengendalikan situasi tersebut agar di kemudian hari Anda tidak

dianggap mengganggu calon pelanggan:

Tidak bisa saya

kendalikan 1 2 3 4 5

Bisa saya kendalikan sepenuhnya

2. Sejauh mana Anda bertanggung jawab terhadap situasi dimana Anda dianggap mengganggu

oleh calon pelanggan:

Bukan tanggung jawab

saya sama sekali 1 2 3 4 5

Tanggung jawab saya sepenuhnya

3. Situasi dimana anda dianggap mengganggu oleh calon pelanggan akan mempengaruhi:

Semua situasi

(13)

4. Dampak dari situasi dimana anda dianggap mengganggu oleh calon pelanggan akan:

Berlangsung lama 1 2 3 4 5 Berlangsung sementara dan cepat berlalu

Situasi 7: Terjadi konflik antara keluarga dengan pekerjaan.

1. Sejauh mana Anda dapat mengendalikan situasi tersebut agar di kemudian hari tidak terjadi

konflik antara keluarga dan pekerjaan:

Tidak bisa saya

kendalikan 1 2 3 4 5

Bisa saya kendalikan sepenuhnya

2. Sejauh mana Anda bertanggung jawab terhadap konflik antara keluarga dan pekerjaan yang

Anda hadapi:

Bukan tanggung jawab

saya sama sekali 1 2 3 4 5

Tanggung jawab saya sepenuhnya

3. Adanya konflik antara keluarga dan pekerjaan akan mempengaruhi:

Semua situasi

kehidupan saya 1 2 3 4 5 Situasi saat ini saja

4. Dampak dari konflik antara keluarga dan pekerjaan akan:

Berlangsung lama 1 2 3 4 5 Berlangsung sementara dan cepat berlalu

(14)

Lampiran B

(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)

Lampiran C

(27)
(28)
(29)

82 E 26 Laki-laki D3 3 Belum <5jt

83 AK 33 Laki-laki S1 5 Menikah <5jt

84 I 25 Laki-laki S1 1 Belum <5jt

85 ADG 27 Laki-laki S1 3 Belum <5jt

86 ANA 32 Perempuan S1 2 Menikah <5jt

87 W 30 Perempuan S1 3 Menikah <5jt

88 ED 45 Laki-laki D3 15 Menikah <5jt

89 ABA 45 Laki-laki S1 23 Menikah <5jt

90 M 33 Perempuan S1 6 Menikah <5jt

(30)

Lampiran D

(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)

Lampiran E

(37)

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Afektif Berkelanjutan Normatif AQ

N 91 91 91 91

Normal Parametersa,b Mean 26.93 24.60 19.87 94.96

Std. Deviation 3.029 4.592 3.597 12.658 Most Extreme Differences Absolute .110 .128 .130 .061

Positive .110 .087 .070 .055

Negative -.104 -.128 -.130 -.061

Kolmogorov-Smirnov Z 1.046 1.219 1.239 .578

(38)

2. Uji Korelasi

Correlations

Afektif Berkelanjutan Normatif AQ

Afektif Pearson Correlation 1 .213* .072 .296**

Sig. (2-tailed) .043 .500 .004

N 91 91 91 91

Berkelanjutan Pearson Correlation .213* 1 .672** -.013

Sig. (2-tailed) .043 .000 .905

N 91 91 91 91

Normatif Pearson Correlation .072 .672** 1 -.115

Sig. (2-tailed) .500 .000 .279

N 91 91 91 91

AQ Pearson Correlation .296** -.013 -.115 1

Sig. (2-tailed) .004 .905 .279

N 91 91 91 91

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Aksan, H. (2008). Ide gila marketing. Jakarta Selatan: Hikmah (PT. Mizan Publika).

Allen, N. J. & Meyer, J. P. (1990), “The measurement and antecedents of

affective, continuance and normative commitment to the organization”, Journal of Occupational.

Allen, D. G., Shore, L. M., & Griffeth, R. W. (2003). The role of perceived organizational support and supportive human resource practices in the turnover process. Journal of management, 29(1), 99-118.

Arfidianingrum, Nuzulia, dan Fadhallah. (2013). Hubungan antara adversity intelligence dengan work family conflict pada ibu yang bekerja sebagai perawat. Jurnal Developmental and Clinical Psychology, 2 (2).

Azwar, S. (1996). Tes prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2010). Metode penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Boehman, J. (2006). Affective, continuance, and normative commitment among student affairs professionals.

Chughtai, A. A., & Zafar, S. (2006). Antecedents and consequences of organizational commitment among Pakistani university teachers.

Dixon, M. A., Cunningham, G. B., Sagas, M., Turner, B. A., & Kent, A. (2005). Challenge is key: An investigation of affective organizational commitment in undergraduate interns. Journal of Education for Business, 80(3), 172-180.

Echols, Jhon M. Hasan Shadily. 1989. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.

Foosiri, P. (2002). An empirical study of organizational commitment and antecedents of thai employees within the american chamber of commerce in thailand (Order No. 3069475). Available from ABI/INFORM Complete.

(305474098). Retrieved from

http://search.proquest.com/docview/305474098?accountid=50257

Hadi, S. 2000. Metodologi Research (Jilid I). Yogyakarta: Andi Offset.

Ivancevich, J. M., Konopaske, R., & Matteson, M. T. (2007). Perilaku dan manajemen organisasi (7 ed.). (W. Hardani, B. A. Yoso, Eds., & G. Gania, Trans.) Jakarta: Erlangga.

(40)

Jewell, L. N. (1998). Contemporary Industrial/Organizational Psychology (3 ed.). USA: Brooks/Cole Publishing Company.

Konovsky, M. A., & Cropanzano, R. (1991). Perceived fairness of employee drug testing as a predictor of employee attitudes and job performance. Journal of applied psychology, 76(5), 698.

Kusumaningtyas, G. (2012). Hubungan antara Adversity Quotient dan Resiliensi pada Polisi di Temanggung (Penelitian pada Polisi SatSabhara Resor Temanggung) (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).

Langvardt, G. D. (2007). Resilience and commitment to change: A case study of a nonprofit organization (Order No. 3258362). Available from ABI/INFORM

Complete. (304722166). Retrieved from

http://search.proquest.com/docview/304722166?accountid=50257

Lee, O. F. (2006). Internal marketing implications of health care employees' job satisfaction and performance in singapore (Order No. 3235760). Available from ABI/INFORM Complete. (304959810). Retrieved from http://search.proquest.com/docview/304959810?accountid=50257

Lee, T.W., Ashford S.J., Walsh ,J.P. & Mowday R.T. 1992. Commitment Propensity, Organizational Commitment and Voluntary Turnover: A longitudional Study of Organizational Entry Process. Journal of Management, 18 (1):15-32.

Lopopolo, R. B. (2002). The relationship of role-related variables to job satisfaction and commitment to the organization in a restructured hospital environment. Physical Therapy, 82(10), 984-999.

Lum, Lille, John Kervin, Kathleen Clark, Frank Reid & Wendy Sirola. 1998. Explaining Nursing Turnover Intent : Job Satisfaction, Pay Satisfaction, or Organizational Commitment. Journal of Organizational Behavior. Vol. 19, 305-320

Lumintang, D. I., & Kembaren, E. M. 2010. Gambaran adversity quotient pada medical representative PT "T" di Jakarta. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya.

Mathieu, J. E., & Zajac, D. M. (1990). A review and meta-analysis of the antecedents, correlates, and consequences of organizational commitment. Psychological Bulletin , 171-194.

(41)

McGuire, J. L., Hasskarl, H., Bode, G., Klingmann, I., & Zahn, M. (2007). Pharmaceuticals, general survey. In Ullmann's Encyclopedia of Chemical Technology. Weinheim: Wiley-VCH.

Mehrotra, V. 1996. Get, set & grow: A handbook of medical representative. New Delhi: New Age International (P) Ltd.

Meyer, J. P., & Allen, N. J. (1991). A three-component conceptualization of organizational commitment. Human resource management review, 1(1), 61-89.

Meyer, J. P., and Allen, N. J. (1997), “Commitment in the Workplace: Theory, Research, and Application”, Sage Publications.

Meyer, J. P., Stanley, D. J., Herscovitch, L., & Topolnytsky, L. (2002). Affective, continuance, and normative commitment to the organization: A meta-analysis of antecedents, correlates, and consequences. Journal of vocational behavior, 61(1), 20-52.

Morrison, K. A. (1997). How franchise job satisfaction and personality affects performance, organizational commitment, franchisor relations, and intention to remain. Journal of Small Business Management, 35(3), 39.

Morrow, P. C., & McElroy, J. C. (1987). Work commitment and job satisfaction over three career stages. Journal of Vocational Behavior, 30(3), 330-346.

Mowday, R.T., L.W. Porter, and R.M. Steers. 1982. Employee-Organization Linkages. New York: Academic Press.

Nicholson, W. M. (2009). Leadership practices, organizational commitment, and turnover intentions: A correlational study in a call center. ProQuest.

Nikolaou, I., & Tsaousis, I. (2002). Emotional intelligence in the workplace: Exploring its effects on occupational stress and organizational commitment. The International Journal of Organizational Analysis, 10(4), 327-342.

Ningsih, J. (2013). Hubungan antara adversity quotient dengan kepuasan kerja pada karyawan PT. Bina Insan Sukses Mandiri. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus Samarinda. Dikutip dari http://ejurnal.untag-smd.ac.id/index.php/MTV/article/view/249/375

Nisfiannoor, M. 2009. Pendekatan Statistikan Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Orly, M., Court, D., & Petal, P. (2009). Job stress and organizational commitment among mentoring coordinators. The International Journal of Educational

Management, 23(3), 266-288.

(42)

Oxford Dictionary of English, Oxford University Press, 2003. Ed. Catherine Soanes, Angus Stevenson. ISBN 0-19-861347-4, ISBN 978-0-19-861347-3.

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Perkembangan Manusia (Vol. 2). (R. Widyaningrum, Ed., & B. Marwensdy, Trans.) Jakarta: Salemba Humanika.

Paramanandam, P., & Shwetha, R. (2013). Adversity Quotient (AQ) as a Predictor of Job Satisfaction. International Journal on Global Business Management & Research, 1(2), 27.

Pranandari, K. 2008. Kecerdasan adversitas ditinjau dari pengatasan masalah berbasis permasalahan dan emosi pada orangtua tunggal wanita. Universitas

Gunadarma. Dikutip dari

http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/viewFile/287/231

Purba, D. E., & Seniati, A. N. L. (2004). Pengaruh kepribadian dan komitmen organisasi terhadap organizational citizenship behavior. Makara, Sosial Humaniora, 8(3), 105-111.

Robbins, Stephen P. (2006). Perilaku Organisasi. Edisi kesepuluh. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia

Salami, S. O. (2008). Demographic and psychological factors predicting organizational commitment among industrial workers. Anthropologist, 10(1), 31-38.

Salehi, M., & Gholtash, A. (2011). The relationship between job satisfaction, job burnout and organizational commitment with the organizational citizenship behavior among members of faculty in the Islamic Azad University–first district branches, in order to provide the appropriate model. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 15, 306-310.

Sani, A. (2013). Role of procedural justice, organizational commitment and job satisfaction on job performance: The mediating effects of organizational citizenship behavior. International Journal of Business and Management, 8(15), 57.

Seniati, L. (2006). Pengaruh masa kerja, trait kepribadian, kepuasan kerja, dan iklim psikologis terhadap komitmen dosen pada Universitas Indonesia.MAKARA of Social Sciences and Humanities Series, 10(2).

Shen, C. (2014). The relative study of gender roles, and job stress and adversity quotient. Journal of Global Business Management, 10(1), 19-32. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/1542022814?accountid=50257

(43)

Srivastava, R., & Tang, T. L. (2015). Coping intelligence: Coping strategies and organizational commitment among boundary spanning employees. Journal of Business Ethics, 130(3), 525-542. doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10551-014-2234-4.

Steers, R. M. (1977). Antecedents and Outcomes of Organizational Commitment. Administrative Science Quarterly, 22, 46-56.

Steers, Richard M dan LW Porter. 1987. Motivation and Work Behavior, Fourth Edition, New York, Mc Graw Hill.

Stoltz, Paul G. 2000. Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. (T. Hermaya, trans.). Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Stoltz, P. 2003. Adversity Quotient. Jakarta: Grasindo

Sugiarto, S. D., Sunaryanto, L. T., & Oetomo, D. S. (2003). Teknik Sampling.PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Suliman, A., & Iles, P. (2000). Is continuance commitment beneficial to organizations? Commitment-performance relationship: A new look. Journal of Managerial Psychology, 15(5), 407-422.

Suman, S., & Srivastava, A. K. (2010). Antecedents of organizational commitment across the jobs. Journal of Psychosocial Research, 5(2), 195.

Taman, Yudana dan Dantes. 2013. “Kontribusi Motivasi Berprestasi, Disiplin

Kerja, Dan Ketahanmalangan (Adversity Quotient) Terhadap Kinerja Profesional Guru Sma Negeri Di Kecamatan Karangasem Kabupaten

Karangasem Bali”. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan

Ganesha Program Sudi Administrasi Pendidikan (4).

Taing, M. U., Granger, B. P., Groff, K. W., Jackson, E. M., & Johnson, R. E. (2011). The multidimensional nature of continuance commitment: Commitment owing to economic exchanges versus lack of employment alternatives. Journal of Business and Psychology, 26(3), 269-284. doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10869-010-9188-z direktur (Indonesian Edition). Jakarta: PT Gramedia.

(44)

Wilding, C. (2010). Change Your Life With Emotional Intelligence: Teach Yourself. Hachette UK.

(45)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian

korelasional sebab digunakan untuk melihat hubungan antara adversity quotient

dengan komitmen organisasi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan

statistik.

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Terdapat dua variabel yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini.

Variabel-variabel tersebut adalah:

1. Variabel tergantung (dependent variable) : Komitmen Organisasi

2. Variabel bebas (independent variable) : Adversity Quotient

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel-variabel yang

dirumuskan berdasarkan karakteristik. Untuk menghindari definisi suatu variabel

yang ambigu atau memiliki makna ganda atau tidak menunjukan indikator yang

jelas, maka dirumuskanlah definisi operasional sebagai berikut:

1. Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi adalah kondisi psikologis dimana karyawan

loyal terhadap organisasi dan mau berusaha mencapai tujuan organisasi.

Komitmen organisasi dalam penelitian ini terdiri dari tiga komponen, yaitu

(46)

27

a. Komitmen afektif (affective commitment) ditunjukkan dengan

kelekatan emosional yang dimiliki karyawan terhadap organisasi

dimana karyawan merasa dirinya sebagai bagian dari organisasi,

merasa memiliki organisasi, terlibat secara aktif dan berkontribusi

bagi organisasi, serta setia terhadap organisasi.

b. Komitmen berkelanjutan (continuance commitment) ditunjukkan

dengan perilaku bertahan di dalam organisasi karena pertimbangan

atas konsekuensi yang akan ditanggung apabila meninggalkan

organisasi seperti kehilangan penghasilan, insentif, bonus, promosi

dan minimnya alternatif pekerjaan yang tersedia di luar organisasi.

c. Komitmen normatif (normative commitment) ditunjukkan dengan

karyawan merasa memiliki kewajiban moral untuk setia kepada

organisasi karena loyalitas dianggap sebagai keharusan dan hal

yang benar dilakukan setiap karyawan untuk membalas kebaikan

yang diterima dari organisasi.

Komitmen organisasi diukur dengan menggunakan Skala

Komitmen Organisasi berdasarkan teori Organizational Commitment oleh

Meyer dan Allen (1991). Skala ini terbagi menjadi 3 komponen dimana 12

aitem mengukur komitmen afektif, 12 aitem mengukur komitmen

berkelanjutan dan 12 aitem mengukur komitmen normatif. Semakin tinggi

skor pada skala komitmen afektif, semakin tinggi pula tingkat komitmen

afektif yang dimiliki karyawan. Semakin tinggi skor pada skala komitmen

(47)

28

dimiliki karyawan. Semakin tinggi skor pada skala komitmen normatif,

semakin tinggi pula tingkat komitmen normatif yang dimiliki karyawan.

Hal ini berlaku pula sebaliknya dimana semakin rendah skor pada

masing-masing komponen, maka semakin rendah pula komitmen karyawan pada

masing-masing komponen.

2. Adversity Quotient

Adversity quotient merupakan kecerdasan dimana karyawan

mampu bertahan dalam menghadapi kesulitan atau permasalahan, mampu

menemukan akar dari kesulitan atau pemasalahan yang dihadapi, mampu

menemukan solusi untuk kesulitan atau permasalahan yang dihadapi,

memiliki kendali atas kesulitan atau permasalahan yang dihadapi sehingga

mampu mengatasinya dengan segera dan tidak sampai mempengaruhi

aspek kehidupan lainnya.

Variabel ini akan diukur menggunakan skala AQ berdasarkan

dimensi-dimensi adversity quotient yang dikembangkan oleh Paul G.

Stoltz (2003), yaitu:

a. Control (C) : kemampuan karyawan dalam mengontrol dan

mengubah situasi sulit dalam hidupnya.

b. Ownership (O) : kemampuan karyawan bertanggungjawab atas

situasi sulit yang dihadapi.

c. Reach (R) : kemampuan karyawan membatasi halangan atau

rintangan sehingga tidak mempengaruhi aspek kehidupan yang

(48)

29

d. Endurance (E) : kemampuan karyawan untuk selalu optimis dalam

menghadapi kesulitan.

Jika skor keseluruhan pada skala adversity quotient ini tinggi maka

menunjukkan adversity quotient yang tinggi. Sebaliknya, jika skor total

yang diperoleh rendah maka menunjukkan adversity quotient yang rendah

pula.

C. POPULASI DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah semua individu untuk siapa temuan yang diperoleh

dari penelitian akan digeneralisasikan (Hadi, 2000). Karakteristik populasi

dalam penelitian ini adalah medical representative yang sudah bekerja pada

perusahaan Farmasi minimal satu tahun. Karyawan dengan masa kerja

minimal satu tahun dianggap sudah melewati masa training dan mengenal

nilai-nilai dan kebudayaan perusahaannya.

2. Metode Pengambilan Sampel

Sugiarto, Siagian, Sunaryanto, & Oetomo (2003) menyatakan bahwa

sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili

populasinya. Hadi (2000) menyatakan bahwa sampel penelitian harus dapat

menggambarkan keadaan populasi secara maksimal. Untuk memperoleh

sampel yang dapat mewakili populasinya, maka harus digunakan teknik

(49)

30

sampel dilakukan dengan nonprobability sampling, yaitu incidental sampling.

Incidental sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana peneliti

mengambil data dari subjek manapun yang ditemui peneliti selama subjek

tersebut memenuhi kriteria penelitian (Azwar, 2010).

3. Jumlah Sampel Penelitian

Pada penelitian ini, sampel yang digunakan sebanyak 91 orang.

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

skala psikologi. Pemilihan skala psikologi dikarenakan skala psikologi berfungsi

untuk mengukur atribut psikologi (Azwar, 2012). Dalam penelitian ini, akan

digunakan dua buah skala yaitu skala komitmen organisasi dan adversity quotient.

Skala komitmen organisasi dibuat dalam model skala Likert dimana setiap aitem

terdiri dari pernyataan dengan lima pilihan jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju

(STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). Skala

terdiri dari aitem dengan pernyataan favorable dan unfavorable. Nilai skala setiap

pernyataan diperoleh dari jawaban subjek yang menyatakan mendukung

(favorable) atau yang tidak mendukung (unfavorable). Nilai setiap pilihan

bergerak dari 1 sampai 5. Bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu:

SS=5, S=4, N=3, TS=2, STS=1. Sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan

unfavorable yaitu: SS=1, S=2, N=3, TS=4, STS=5.

Skala adversity quotient dibuat dalam bentuk semantic differential dimana

(50)

31

setiap kontinum dalam skala. Skala terdiri dari pernyataan-pernyataan di mana

setiap aitem mencakup dua dimensi dengan lima pilihan jawaban, yaitu 1, 2, 3, 4,

5 yang bergerak dari satu alternatif jawaban menuju alternatif jawaban lain. Bobot

penilaian untuk pilihan jawaban 1=1, 2=2, 3=3, 4=4, 5=5.

1. Skala Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi diukur menggunakan skala komitmen organisasi

yang disusun berdasarkan komponen komitmen organisasi menurut Meyer dan

Allen (1997), yaitu: komitmen afektif, komitmen berkelanjutan, dan

komitmen normatif. Skala ini terdiri dari 36 aitem. Berikut tabel blueprint

skala komitmen organisasi.

Tabel 1. Blue print Skala Komitmen Afektif

No Indikator Aitem Jumlah Persentase

(%) Favorable Unfavorable

1 Memiliki kelekatan emosional terhadap organisasi

1,2,3 4 4 33,33

2 Mengidentifikasi diri sendiri sebagai bagian dari

organisasi

5,6,8 7 4 33,33

3 Terlibat dalam

organisasi. 11,12 9,10 4 33,33

(51)

32

Tabel 2. Blue print Skala Komitmen Berkelanjutan

No Indikator Aitem Jumlah Persentase

(%)

Tabel 3. Blue print Skala Komitmen Normatif

No Indikator Aitem Jumlah Persentase

(%)

Adversity Quotient diukur menggunakan skala adversity quotient yang

disusun berdasarkan dimensi-dimensi adversity quotient menurut Stoltz

(2000), yaitu: control, ownership, reach dan endurance. Skala ini terdiri dari

(52)

33

Tabel 4. Blue print Skala Adversity Quotient

No Faktor Aitem Jumlah Persentase (%)

1 Control 1,5,9,13,17,21,25 7 25

2 Ownership 2,6,10,14,18,22,26 7 25

3 Reach 3,7,11,15,19,23,27 7 25

4 Endurance 4,8,12,16,20,24,28 7 25

Total 28 100

E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR PENELITIAN

1. Validitas Alat Ukur Penelitian

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan

fungsi ukurnya (Azwar, 1996). Pada penelitian ini, validitas yang digunakan

adalah validitas isi (content validity). American Psychological Association,

The American Education Research Association dan The National Council on

Measurement Used in Education (Kerlinger dalam Nisfiannoor, 2009)

menyatakan bahwa validitas isi mengacu kepada sejauh mana butir-butir aitem

mewakili variabel yang akan dikur. Validitas isi terdiri dari dua yaitu face

validity dan logical validity. Face validity mengacu kepada format tampilan

alat ukur yang dianggap telah mengungkapkan apa yang hendak diukur.

Logical validity mengacu kepada sejauh mana isi alat ukur merepresentasikan

ciri-ciri atribut yang hendak diukur. Untuk dapat memenuhi validitas isi,

peneliti akan melakukan professional judgement dalam menyusun

(53)

34

2. Reliabilitas Alat Ukur Penelitian

Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability. Pengukuran yang

memiliki reliabilitas yang tinggi maksudnya adalah pengukuran yang dapat

menghasilkan data yang reliabel. Uji reliabilitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan konsistensi internal dengan menghitung

Cronbach’s alpha coeffecient, yaitu suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes tunggal pada sekelompok individu sebagai subjek

dengan tujuan untuk melihat konsistensi antar aitem atau antar bagian dalam

skala.

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukkan oleh suatu

angka yang disebut nilai koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas yang

mendekati angka 1,00 menunjukkan reliabilitas semakin tinggi, sebaliknya

koefisien reliabilitas yang mendekati angka 0,00 menunjukkan reliabilitas

semakin rendah (Azwar, 2012). Kesepakatan secara umum, reliabilitas yang

dianggap sudah cukup memuaskan jika ≥ 0,700 (pada output SPSS, dapat

dilihat pada nilai Alpha).

3. Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem

mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki

dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Indeks daya diskriminasi aitem

merupakan pola indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem

dengan fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah

(54)

35

Prinsip kerja yang dijadikan dasar untuk melakukan seleksi aitem

dalam hal ini, adalah memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau

sesuai dengan fungsi ukur skala sebagaimana dikehendaki oleh peneliti

(Azwar, 2012). Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya

komputasi korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang

relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan

menghasilkan koefisien korelasi aitem total ( ) yang dikenal dengan sebutan

parameter daya beda aitem.

Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan

batasan ≥ 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal

0,30, daya pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga

< 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi

rendah (Azwar, 2012). Semakin tinggi koefisien korelasi antara skor aitem

dengan skor skala berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut

dengan skala secara keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya bedanya.

Bila koefisien korelasi rendah mendekati angka nol berarti fungsi aitem

tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya bedanya tidak baik

(Azwar, 2012). Pengujian daya beda aitem pada skala ini dilakukan dengan

menggunakan program komputer IBM SPSS (Statistical Package For the

Social Science) versi 19.0 for Windows.

4. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Skala komitmen organisasi diujicoba kepada medical representative

(55)

36

Afektif memiliki tujuh buah aitem yang memuaskan dengan koefisien korelasi

antara 0,354 – 0,560 dan α = 0,772. Skala Komitmen Berkelanjutan memiliki

delapan buah aitem yang memuaskan dengan koefisien korelasi antara 0,396 –

0,715 dan α = 0,843. Skala Komitmen Normatif memiliki enam buah aitem

yang memuaskan dengan koefisien korelasi antara 0,376 – 0,548 dan α =

0,737. Skala Adversity Quotient memiliki dua puluh enam aitem yang

memuaskan dengan koefisien korelasi antara 0,338 – 0,688 dan reliabilitas

skala 0,911. Distribusi aitem pada setiap skala setelah uji coba dapat dilihat

pada tabel-tabel berikut.

Tabel 5. Skala Komitmen Afektif Setelah Uji Coba

No Indikator Aitem Jumlah Persentase

(%) Favorable Unfavorable

1 Memiliki kelekatan emosional terhadap organisasi

1,2,3 - 3 42,86

2 Mengidentifikasi diri sendiri sebagai bagian dari

organisasi

5,6,8 - 3 42,86

3 Terlibat dalam

organisasi. 12 - 1 14,28

(56)

37

Tabel 6. Skala Komitmen Berkelanjutan Setelah Uji Coba

No Indikator Aitem Jumlah Persentase

(%)

Tabel 7. Skala Komitmen Normatif Setelah Uji Coba

No Indikator Aitem Jumlah Persentase

(%)

Tabel 8. Skala Adversity Quotient Setelah Uji Coba

(57)

38

Pada penelitian ini digunakan uji coba (try out) terpakai. Uji coba (try out)

terpakai digunakan karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti dan

subjek penelitian, serta mengacu kepada kewaspadaan subjek penelitian dalam

memberikan informasi.

F. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian terdiri dari tiga tahap, yakni tahap persiapan

penelitian, tahap pelaksanaan penelitian dan tahap pengolahan data.

1. Persiapan Penelitian

Pada tahap ini, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menyusun alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu

Organizational Commitment Scale berdasarkan teori Meyer dan Allen

(1991) dan Skala Adversity Quotient berdasarkan teori Paul G. Stoltz

(2003). Penyusunan skala diawali dengan membuat blue-print

aitem-aitem dan mendapatkan masukan dari professional judgement. Skala

uji coba Komitmen Organisasi terdiri 36 aitem dan skala Adversity

Quotient terdiri dari 28 aitem.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Melakukan uji coba alat ukur

Uji coba ini bertujuan untuk memperoleh nilai reliabilitas dan

validitas dari alat ukur. Uji coba skala penelitian dilaksanakan sejak

tanggal 21 Desember 2015 sampai dengan 16 Januari 2016. Uji coba alat

ukur melibatkan 91 karyawan yang bekerja sebagai medical

(58)

39

diadministrasikan kepada subjek penelitian yang ditemui. Adapun subjek

penelitian ditemukan saat sedang menunggu dokter di beberapa rumah

sakit di Kota Medan. Kuesioner yang telah diisi dikembalikan kepada

peneliti. Penelitian ini menggunakan uji coba (try out) terpakai, sehingga

sampel yang digunakan pada uji coba digunakan kembali dalam

pengolahan data.

3. Pengolahan Data

Data yang diperoleh kemudian akan diolah menggunakan program

IBM SPSS Statistics 19 for Windows.

G. METODE ANALISA DATA

Penelitian ini dilakukan untuk melihat korelasi antara adversity quotient

dengan komitmen organisasi. Uji analisis statistika yang digunakan pada

penelitian ini ialah Uji korelasi (Pearson Product Moment) dengan menggunakan

bantuan program IBM SPSS Statistics 19 for Windows. Uji korelasi harus

memenuhi uji asumsi normalitas dan uji asumsi linearitas terlebih dahulu. Uji

asumsi normalitas ialah menguji asumsi bahwa data terdistribusi secara normal

dalam sebaran kurva normalitas. Uji normalitas ini dilakukan dengan

menggunakan uji one sample kolmogorov-smirnov. Uji asumsi linearitas adalah

menguji asumsi bahwa dua data yang hendak diteliti hubungannya telah

memenuhi asumsi garis linear. Dengan kata lain, penurunan atau kenaikan nilai

variabel X akan diikuti oleh penurunan atau kenaikan nilai variabel Y. Uji

(59)

40

Skor Adversity Quotient yang diperoleh akan dikorelasikan dengan skor

komitmen afektif, komitmen berkelanjutan dan komitmen normatif sebagai

(60)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan keseluruhan hasil penelitian yang terdiri dari

analisa data gambaran umum subjek penelitian, hasil uji asumsi, hasil utama

penelitian dan hasil tambahan penelitian, serta pembahasan hasil penelitian.

A. ANALISA DATA

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan medical representative dengan masa

kerja minimal satu tahun di Kota Medan yang berjumlah 91 orang. Berikut

disajikan gambaran umum subjek penelitian berdasarkan usia, jenis kelamin,

pendidikan terakhir, masa kerja, status pernikahan dan rata-rata jumlah

insentif yang diterima setiap bulannya.

a. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia, subjek penelitian berada pada rentang usia 17-50

tahun. Penyebaran data usia subjek penelitian dikategorisasikan

berdasarkan Papalia, Olds & Feldman (2009) yang mengemukakan bahwa

periode remaja akhir berada pada rentang usia 16-20 tahun, periode

dewasa awal berada pada rentang usia 20-40 tahun dan periode dewasa

madya berada pada rentang usia 40-65 tahun. Penyebaran data usia subjek

penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Usia (Tahun) Kategori Jumlah (Orang) Persentase (%)

17-20 Remaja akhir 8 8,8

21-40 Dewasa awal 80 87,9

41-50 Dewasa madya 3 3,3

(61)

42

Pada penelitian ini, subjek penelitian paling banyak berada pada

rentang usia 21-40 tahun (dewasa awal) yang berjumlah 80 orang (87,9%),

diikuti subjek penelitian pada rentang usia 17-20 tahun (remaja akhir)

yang berjumlah 8 orang (8,8%) dan paling sedikit berada pada rentang usia

41-50 tahun (dewasa madya) yang berjumlah 3 orang (3,3%).

b. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, subjek penelitian dibedakan menjadi

dua kelompok yaitu kelompok laki-laki dan kelompok perempuan.

Penyebaran data jenis kelamin subjek penelitian dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 10. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

Laki-laki 62 68,1

Perempuan 29 31,9

Total 91 100

Pada penelitian ini, subjek penelitian yang berjenis kelamin

laki-laki berjumlah 62 orang (68,1%) dan subjek penelitian yang berjenis

kelamin perempuan berjumlah 29 orang (31,9%).

c. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Terakhir

Berdasarkan pendidikan terakhir, subjek penelitian dibedakan ke

dalam tiga kelompok yaitu kelompok SMA/SMK, Diploma 3 (D3) dan

Strata 1 (S1). Penyebaran data tingkat pendidikan terakhir subjek

(62)

43

Tabel 11. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

SMA/SMK 25 27,5

Diploma 3 (D3) 13 14,3

Strata 1 (S1) 53 58,2

Total 91 100

Pada penelitian ini, subjek penelitian paling banyak memiliki

tingkat pendidikan terakhir Strata 1 (S1) yang berjumlah 53 orang (58,2%)

dan subjek penelitian paling sedikit memiliki tingkat pendidikan terakhir

Diploma 3 (D3) yang berjumlah 13 orang (14,3%).

d. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja

Berdasarkan masa kerja, subjek penelitian berada pada rentang

1-25 tahun. Morrow dan McElroy (1987) menyatakan bahwa masa kerja

karyawan terdiri dari 3 tahap yaitu establishment stage, advancement

stage, dan maintenance stage. Tahap pertama adalah masa perkembangan

(Establishment stage) yaitu masa kerja kurang dari 2 tahun. Tahap kedua

adalah tahap lanjutan (Advancement stage) yaitu masa kerja 2 sampai 10

tahun dan tahap ketiga adalah pemeliharaan (Maintenance stage) yaitu

masa kerja lebih dari 10 tahun. Penyebaran data masa kerja subjek

penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 12. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

< 2 20 22

2-10 66 72,5

>10 5 5,5

Total 91 100

Pada penelitian ini, subjek penelitian paling banyak berada pada

(63)

44

subjek penelitian dengan masa kerja di bawah 2 tahun yang berjumlah 20

orang (22%) dan subjek penelitian dengan masa kerja di atas 10 tahun

yang berjumlah 5 orang (5,5%).

e. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Status

Pernikahan

Berdasarkan status pernikahan, subjek penelitian dibedakan

menjadi dua kelompok, yaitu kelompok belum menikah dan kelompok

sudah menikah. Penyebaran data status pernikahan subjek penelitian dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 13. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Status Pernikahan

Status Pernikahan Jumlah (Orang) Persentase (%)

Belum Menikah 41 45,1

Sudah Menikah 50 54,9

Total 91 100

Pada penelitian ini, subjek yang sudah menikah berjumlah 50

orang (54,9%) dan subjek yang belum menikah berjumlah 41 orang

(45,1%).

f. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Rata-rata

Jumlah Insentif Per Bulan

Berdasarkan perkiraan rata-rata jumlah insentif yang diterima

setiap bulannya, subjek penelitian dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu

< Rp.5.000.000,00, dan kelompok rentang Rp.5.000.000,00 –

Rp.10.000.000,00. Penyebaran data perkiraan rata-rata jumlah insentif

(64)

45

Tabel 14. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jumlah Insentif Per Bulan

Rata-rata Insentif Per Bulan Jumlah (Orang) Persentase (%)

< Rp.5.000.000,00 64 70,3

Rp.5.000.000,00-Rp.10.000.000,00 27 29,7

Total 91 100

Pada penelitian ini, subjek penelitian yang menerima insentif di

bawah Rp.5.000.000,00 setiap bulannya dengan jumlah 64 orang (70,3%),

dan subjek yang menerima insentif Rp.5.000.000,00 – Rp.10.000.000,00

berjumlah 27 orang (29,7%).

2. Hasil Uji Asumsi Penelitian

Untuk menguji hubungan antara variabel bebas dengan variabel

tergantung menggunakan Pearson Product Moment, ada beberapa persyaratan

uji asumsi yang harus dipenuhi, yaitu uji normalitas dan uji linearitas.

Pengujian ini dilakukan menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistics

19 for windows.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode

One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal apabila

(65)

46

Tabel 15. Hasil Uji Normalitas

Variabel One-Sample Kolmogorov

Smirnov

Z Keterangan

Komitmen Afektif 0,224 1,046 Normal

Komitmen Berkelanjutan

0,103 1,219 Normal

Komitmen Normatif 0,093 1,239 Normal

Adversity Quotient 0,893 0,578 Normal

Berdasarkan data pada Tabel 15, diketahui hasil uji normalitas

variabel komitmen afektif nilai Z = 1.046 dan p = 0.224, variabel

komitmen berkelanjutan nilai Z = 1.219 dan p = 0.103, variabel komitmen

normatif nilai Z = 1.239 dan p = 0.93 dan variabel adversity quotient nilai

Z = 0.578 dan p = 0.893. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai p > 0.05

sehingga dapat dikatakan bahwa data dari variabel komitmen afektif,

komitmen berkelanjutan, komitmen normatif dan adversity quotient

terdistribusi secara normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

memiliki hubungan yang linier atau tidak. Uji linearitas juga dilakukan

untuk mengetahui taraf signifikansi penyimpangan dari linearitas

hubungan kedua variabel tersebut. Apabila penyimpangan tidak signifikan,

maka hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung bersifat

linier. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan analisis statistik test

for linearity. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linier atau

tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung

adalah jika deviation from linearity > 0,05 maka hubungannya antara

(66)

47

jika deviation from linearity < 0,05 berarti hubungan antara variabel bebas

dengan variabel tergantung dinyatakan tidak linier. Hasil uji linearitas

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 16. Hasil Uji Linearitas

Variabel Deviation from

Linearity

Keterangan

Komitmen Afektif * AQ 0,520 Linier

Komitmen Berkelanjutan * AQ

0,090 Linier

Komitmen Normatif * AQ 0,191 Linier

Berdasarkan tabel 16 di atas, diketahui bahwa deviation from

linearity komitmen afektif dan adversity quotient memiliki taraf

signifikansi p = 0,520, deviation from linearity komitmen berkelanjutan

dan adversity quotient memiliki taraf signifikansi p = 0,090, deviation

from linearity komitmen normatif dan adversity quotient memiliki taraf

signifikansi p = 0,191. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hubungan

antara komitmen afektif dengan adversity quotient, komitmen

berkelanjutan dengan adversity quotient, serta komitmen normatif dan

adversity quotient bersifat linier.

3. Hasil Utama Penelitian

Hipotesa penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan antara

adversity quotient dengan komitmen afektif, terdapat hubungan antara

adversity quotient dengan komitmen berkelanjutan, dan terdapat hubungan

antara adversity quotient dengan komitmen normatif. Untuk menerima atau

menolak hipotesis penelitian, maka dilakukan uji korelasi dengan Pearson

(67)

48

dengan komitmen afektif, variabel adversity quotient dengan variabel

komitmen berkelanjutan, dan variabel adversity quotient dengan komitmen

normatif. Hasil dari uji korelasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 17. Ringkasan Korelasi Pearson antara Adversity Quotient dengan

Komitmen Afektif, Komitmen Berkelanjutan dan Komitmen Normatif

Adversity Quotient

Komitmen Afektif Pearson Correlation .296**

Sig. (2-tailed) .004

N 91

Komitmen Berkelanjutan Pearson Correlation -.013

Sig. (2-tailed) .905

N 91

Komitmen Normatif Pearson Correlation -.115

Sig. (2-tailed) .279

N 91

**p<0.01

Berdasarkan tabel 17, diketahui bahwa koefisien korelasi (r) antara

komitmen afektif dan adversity quotient sebesar .296 dengan taraf signifikansi

p = 0,004, koefisien korelasi (r) antara komitmen berkelanjutan dan adversity

quotient sebesar -.013 dengan taraf signifikansi p = 0,905, dan koefisien

korelasi (r) antara komitmen normatif dan adversity quotient sebesar -.115

dengan taraf signifikansi p = 0,279. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara adversity quotient dengan komitmen

afektif, r = .296, p < .05. Korelasi adversity quotient dan komitmen afektif

bersifat positif dan lemah. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak

terdapat hubungan antara adversity quotient dengan komitmen berkelanjutan,

r = -.013, p > .05. Tabel 17 juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan

(68)

49

4. Deskripsi Data Penelitian

Untuk dapat mengkategorisasikan data utama penelitian, maka

diperlukan deskripsi data penelitian yang mencakup perbandingan rata-rata

nilai hipotetik dan rata-rata nilai empirik penelitian, serta distribusi skor yang

diperoleh. Rata-rata hipotetik diperoleh dari kemungkinan respon subjek

terhadap skala komitmen organisasi dan adversity quotient yang diberikan,

sedangkan rata-rata nilai empirik diperoleh dari respon subjek.

Perbandingan antara nilai hipotetik dan nilai empirik dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 18. Perbandingan Nilai Hipotetik dan Nilai Empirik

Variabel Nilai Hipotetik Nilai Empirik

Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD Tabel 18 menunjukkan bahwa mean hipotetik pada variabel komitmen

afektif adalah 21 ( = 21; = 4,66) dan mean empirik sebesar 26,93 (

= 26,93 = 3,029). Hasil perbandingan nilai mean empirik dengan mean

hipotetik pada variabel komitmen afektif menunjukkan bahwa mean empirik >

mean hipotetik.

Pada variabel komitmen berkelanjutan, mean hipotetik adalah 24 (

= 24; = 5,33) dan mean empirik sebesar 24,60 ( = 24,60 =

(69)

50

variabel komitmen berkelanjutan menunjukkan bahwa mean empirik > mean

hipotetik.

Pada variabel komitmen normatif, mean hipotetik adalah 18 ( = 18;

= 4) dan mean empirik sebesar 19,87 ( = 19,87 = 3,597). Hasil

perbandingan antara nilai mean empirik dengan mean hipotetik pada variabel

komitmen normatif menunjukkan bahwa mean empirik > mean hipotetik.

Pada variabel adversity quotient, mean hipotetik adalah 78 ( = 78;

= 17,33) dan mean empirik sebesar 94,96 ( = 94,96 = 12,658).

Hasil perbandingan antara nilai mean empirik dengan mean hipotetik pada

variabel adversity quotient menunjukkan bahwa mean empirik > mean

hipotetik.

a. Kategorisasi Data Penelitian

Skor komitmen organisasi dan adversity quotient subjek penelitian

dikategorisasikan berdasarkan perbedaan antara nilai empirik dengan nilai

hipotetik. Kategorisasi ini membagi subjek penelitian ke dalam tiga

kategori yaitu: rendah, sedang dan tinggi. Berdasarkan perbandingan

antara skor hipotetik dengan skor empirik, maka variabel penelitian dapat

dikategorisasikan menggunakan kriteria sebagai berikut.

Tabel 19. Rumus Kategorisasi Data Penelitian

Kategori Rumus

Rendah X < (μ – 1,0SD)

Sedang (μ - 1,0SD) ≤ X < (μ + 1,0SD)

(70)

51

Berdasarkan kriteria kategorisasi pada tabel di atas, maka variabel

komitmen afektif, komitmen berkelanjutan, komitmen normatif dan

adversity quotient terbagi dalam kategorisasi sebagai berikut.

Tabel 20. Kategorisasi Data Empirik

Variabel Rentang Nilai Kategori Jumlah (Orang)

Berdasarkan tabel di atas, ditemukan bahwa subjek penelitian yang

berada pada tingkat komitmen afektif yang tinggi sekitar 16,5%, subjek

penelitian yang berada dalam kategori sedang sekitar 73,6% dan subjek

penelitian yang berada pada kategori rendah sekitar 9,9%. Dengan

demikian, subjek penelitian paling banyak berada pada kategori komitmen

afektif sedang.

Pada komitmen berkelanjutan, subjek penelitian yang berada pada

kategori tinggi sekitar 22%, subjek penelitian yang berada dalam kategori

sedang sekitar 58,2% dan subjek penelitian yang berada pada kategori

rendah sekitar 19,8%. Dengan demikian, subjek penelitian paling banyak

(71)

52

Pada komitmen normatif, subjek penelitian yang berada pada

kategori tinggi sekitar 14,3%, subjek penelitian yang berada dalam

kategori sedang sekitar 75,8% dan subjek penelitian yang berada pada

kategori rendah sekitar 9,9%. Dengan demikian, subjek penelitian paling

banyak berada pada kategori komitmen normatif sedang.

Pada variabel adversity quotient, subjek penelitian yang berada

pada kategori tinggi sekitar 17,6%, subjek penelitian yang berada dalam

kategori sedang sekitar 67% dan subjek penelitian yang berada pada

kategori rendah sekitar 15,4%. Dengan demikian, subjek penelitian paling

banyak berada pada kategori adversity quotient sedang. Untuk melihat

penyebaran variabel dalam bentuk matriks kategori dapat di tunjukkan

pada tabel berikut.

Tabel 21. Matriks Penyebaran Variabel Adversity Quotient dan

Komitmen Afektif Berdasarkan Kategorisasi Data Penelitian

Komitmen Afektif

Adversity quotient

Tinggi Sedang Rendah

Tinggi 4 12 0

Sedang 11 43 7

Rendah 0 12 2

Matriks di atas menunjukkan bahwa hubungan variabel komitmen

afektif dan adversity quotient yang memiliki persentase terbesar terlihat

pada tingkat komitmen afektif dan tingkat adversity quotient yang sedang

(72)

53

Tabel 22. Matriks Penyebaran Variabel Adversity Quotient dan

Komitmen Berkelanjutan Berdasarkan Kategorisasi Data Penelitian

Komitmen Berkelanjutan

Matriks di atas menunjukkan bahwa hubungan variabel komitmen

berkelanjutan dan adversity quotient yang memiliki persentase terbesar

terlihat pada tingkat komitmen berkelanjutan dan tingkat adversity

quotient yang sedang dengan jumlah 36 orang.

Tabel 23. Matriks Penyebaran Variabel Adversity Quotient dan

Komitmen Normatif Berdasarkan Kategorisasi Data Penelitian

Komitmen Normatif

Matriks di atas menunjukkan bahwa hubungan variabel komitmen

normatif dan adversity quotient yang memiliki persentase terbesar terlihat

pada tingkat komitmen normatif dan tingkat adversity quotient yang

sedang dengan jumlah 47 orang.

5. Hasil Tambahan Penelitian

a. Gambaran Komitmen Organisasi dan Adversity Quotient

berdasarkan Usia

Gambaran komitmen organisasi dan adversity quotient berdasarkan

(73)

54

Tabel 24. Perbedaan Mean Komitmen Organisasi dan Adversity Quotient berdasarkan Usia

N Mean SD Komitmen Afektif 17-20 Tahun (Remaja Akhir) 8 26.50 2.204

21-40 Tahun (Dewasa Awal) 80 26.84 3.038

Adversity Quotient 17-20 Tahun (Remaja Akhir) 8 87.00 13.79 21-40 Tahun (Dewasa Awal) 80 95.86 12.45

21-40 tahun (M = 26,84; SD = 3,038) dan rentang usia remaja akhir, yaitu

17-20 tahun (M = 26,50; SD = 2,204). Nilai mean komitmen berkelanjutan

yang paling tinggi berada pada rentang usia remaja akhir, yaitu 17-20

(74)

55

19,56; SD = 3,596). Nilai mean adversity quotient yang paling tinggi

berada pada rentang usia dewasa awal, yaitu 21-40 tahun (M = 95,86; SD

= 12,45), dilanjutkan dengan rentang dewasa madya, yaitu 41-50 tahun (M

= 92,00; SD = 10,81) dan rentang usia remaja akhir, yaitu 17-20 tahun (M

= 87,00; SD = 13,79).

b. Gambaran Komitmen Organisasi dan Adversity Quotient

berdasarkan Jenis Kelamin

Gambaran komitmen organisasi dan adversity quotient berdasarkan

jenis kelamin subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 25. Perbedaan Mean Komitmen Organisasi dan Adversity Quotient berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation

Komitmen Afektif Laki-laki 62 26.81 2.721

Perempuan 29 27.21 3.639

Komitmen Berkelanjutan Laki-laki 62 24.39 4.699

Perempuan 29 25.07 4.399

Komitmen Normatif Laki-laki 62 19.69 3.744

Perempuan 29 20.24 3.291

Adversity Quotient Laki-laki 62 96.74 11.562

Perempuan 29 91.14 14.199 Berdasarkan tabel 25, nilai mean komitmen afektif yang paling

tinggi dimiliki oleh subjek penelitian yang berjenis kelamin perempuan (M

= 27,21; SD = 3,639), dilanjutkan subjek penelitian berjenis kelamin

laki-laki (M = 26,81; SD = 2,721). Nilai mean komitmen berkelanjutan yang

paling tinggi dimiliki oleh subjek penelitian yang berjenis kelamin

perempuan (M = 25,07; SD = 4,399), dilanjutkan subjek penelitian

Gambar

Tabel 1. Blue print Skala Komitmen Afektif Aitem
Tabel 3. Blue print Skala Komitmen Normatif
Tabel 4. Blue print Skala Adversity Quotient
Tabel 5. Skala Komitmen Afektif Setelah Uji Coba
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala prokrastinasi kerja dan komitmen karyawan terhadap organisasi. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah

Iklim organisasi pada subyek dalam penelitian ini tergolong sedang yang ditunjukkan oleh rerata empirik sebesar 108,640 dan rerata hipotetik sebesar 100 sedangkan komitmen

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pemberdayaan karyawan dengan komitmen organisasi, peran atau sumbangan pemberdayaan karyawan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi, tingkat kepuassan kerja subyek penelitian

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah ada hubungan positif yang sangat signifikan antara iklim organisasi dengan komitmen organisasi.. Kata Kunci : Iklim Organisasi,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelekatan aman dengan komitmen organisasi pada karyawan.. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan perusahaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara employee engagement dan persepsi budaya organisasi dengan komitmen organisasi.. Populasi penelitian ini adalah

Anggota organisasi dengan tingkat komitmen organisasi yang tinggi cenderung memiliki keinginan untuk bekerja keras dalam melakukan usaha-usaha perubahan di dalam