Untuk mendapatkan data hasil penelitian maka peneliti menyebarkan kuesioner sebanyak 40 buah. Dari 40 kuesioner yang disebarkan tersebut terdapat 36
kuesioner yang bisa digunakan untuk perhitungan data penelitian. Sisa kuesioner sebanyak 4 buah tidak dapat digunakan karena beberapa alasan diantaranya karena tidak dikembalikan, tidak diisi pada suatu bagian atau beberapa item, atau diisi namun dengan jawaban yang seadanya seperti misalnya dengan memberikan skor yang sama pada seluruh item.
Adapun gambaran umum mengenai subyek penelitian (karyawan produksi CV.P) adalah sebagai berikut:
IV.A.1 Gambaran Umum Berdasarkan Usia Tabel IV.A.1
Gambaran Umum Subyek Penelitian Berdasarkan Usia
No Usia (tahun) Jumlah Persen 1 17-29 32 88,888 2 30-43 4 11,111 Total 36 100
Gambaran pada Tabel IV.A menunjukkan bahwa mayoritas subyek penelitian berusia antara 17-29 tahun memiliki presentase yang paling banyak yaitu sebesar 88,8 %. 17-19 tahun berjumlah 7 orang, 20-23 berjumlah 7 orang, 24-26
berjumlah 6 orang, 27-30 tahun berjumlah 12 orang. Kemudian diikuti oleh rentang usia 30-43 tahun memiliki persentase 11,11 % sebanyak 4 orang (2 orang usia 32 tahun, 1 orang usia 42 tahun dan 1 orang usia 43 tahun).
IV.A.2 Gambaran Umum Berdasarkan Status Pernikahan Tabel IV.A.2
Gambaran umum subyek penelitian berdasarkan Status Pernikahan
No Kelas Jumlah Persen
1. Belum Menikah 13 36.111
2. Sudah Menikah 23 63.889
Total 36 100
Gambaran pada Tabel 4.A.2 menunjukkan bahwa mayoritas karyawan produksi 63.889 % sudah menikah dan sisanya 36.11% belum menikah.
IV.B. PENGUKURAN VARIABEL PENELITIAN
IV.B.1. Hasil Pengukuran Statistik Variabel Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik dengan Overt Integrity.
Tabel IV.B.1
Tabel Statistik Skor Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik dengan Overt Integrity.
Statistics
motivasi intrinsik
motivasi
ekstrin-sik overt integrity
N Valid 36 36 36 Missing 0 0 0 Mean 46.5833 43.8056 39.4722 Median 47.0000 44.0000 40.0000 Std. Deviation 6.91737 6.12638 6.69109 Range 26.00 27.00 31.00 Minimum 31.00 30.00 24.00 Maximum 57.00 57.00 55.00
Dari tabel diatas, dapat dketahui bahwa:
1. Penelitian ini menggunakan jumlah sample sebanyak 36 orang karyawan produksi. Hal ini menunjukkan bahwa data ini dapat diolah menggunakan statistik parametrik. Dalam pengolahan statistic parametrik diperlukan data minimal 30. Oleh karena itu, data penelitian yang didapat telah memenuhi syarat.
2. Mean adalah nilai rata-rata dari keseluruhan nilai yang didapat dalam suatu distribusi (Gravetter & Wallnau, 2004). Mean untuk variabel motivasi intrisik adalah 46.583, mean untuk variabel motivasi ekstrinsik adalah 43.8056 sedangkan mean untuk variabel
3. Median adalah nilai tengah yang membagi 50% dari skor berada di bawah nilai tengah dan 50% skor berada di atas nilai tengah (Gravetter & Wallnau, 2004). Median untuk variabel motivasi intrinsik adalah 47 , untuk variabel motivasi ektrinsik adalah 44 sedangkan median untuk variabel overt integrity adalah 40. 4. Standar Deviasi adalah besarnya penyimpangan dari distribusi
normal (Gravetter & Wallnau, 2004). Standar deviasi untuk variabel motivasi intrinsik adalah 6.917, untuk variabel motivasi ektrinsik adalah 6.126 sedangkan standar deviasi untuk variabel
overt integrity adalah 6.691.
5. Range adalah selisih atau jarak antara nilai tertinggi dengan nilai terendah dalam suatu distribusi (Gravetter & Wallnau, 2004). Range untuk variabel motivasi intrinsic adalah 26, untuk variabel motivasi ektrinsik adalah 27 sedangkan range untuk variabel overt integrity adalah 31.
6. Skor minimum yang didapat untuk variabel motivasi intrinsik adalah 31, untuk variabel motivasi adalah 30 sedangkan untuk variabel overt integrity adalah 24.
7. Skor maksimum yang didapat untuk variabel motivasi intrinsik adalah 57, untuk variabel motivasi adalah 57 sedangkan untuk variabel overt integrity adalah 55.
Berikut ini adalah histogram penyebaran skor motivasi intrinsik dan ekstrinsik pada karyawan produksi CV.P :
Grafik IV.B.1
Histogram Motivasi Intrinsik
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa skor motivasi in-trinsik pada karyawan produksi CV.P membentuk distribusi normal. Sebagian besar karyawan produksi memiliki skor yang mendekati skor rata-ratanya.
Selanjutnya, derajat motivasi intrinsik didapat dengan memband-ingkan mean teoritis dengan mean empiris.
Mean Teroritis = (1 x 13) + (4 x 13) = 32.5 2
Dengan demikian, secara teoritis rentang skor yang dapat diper-oleh subyek berkisar antara 13 sampai 52 dengan mean sebesar 32.5. Sedangkan untuk hasil perhitungan mean empiris akan berkisar dari (mean-SD) sampai (mean+SD) yaitu (46,58-6,91) sampai
(46,58+6,91). Demikian, mean empiris akan berkisar antara 39.67 sampai 53.49.
Dengan melihat perbandingan mean teoritis dengan mean em-piris, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik pada karyawan produksi CV.P cenderung tinggi.
IV.B.3. Distribusi dan Uji Normalitas Motivasi Ekstrinsik
Berikut ini adalah histogram penyebaran skor motivasi Ekstrin-sik pada karyawan produksi CV.P :
Grafik IV.B.2
Histogram Motivasi Ekstrinsik
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa skor motivasi ek-strinsik pada karyawan produksi CV.P membentuk distribusi normal. Sebagian besar karyawan produksi memiliki skor yang mendekati skor rata-ratanya.
Selanjutnya, derajat motivasi intrinsik didapat dengan memband-ingkan mean teoritis dengan mean empiris.
Mean Teroritis = (1 x 12) + (4 x 12) = 30 2
Dengan demikian, secara teoritis rentang skor yang dapat diper-oleh subyek berkisar antara 12 sampai 48 dengan mean sebesar 30. Sedangkan untuk hasil perhitungan mean empiris akan berkisar dari (mean-SD) sampai (mean+SD) yaitu (43.80-6,91) sampai
(43.80+6,91). Demikian, mean empiris akan berkisar antara 36,89 sampai 50.71.
Dengan melihat perbandingan mean teoritis dengan mean em-piris, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik pada karyawan produksi CV.P cenderung tinggi.
IV.B.4. Distribusi dan Uji Normalitas Overt Integrity
Berikut ini adalah histogram penyebaran skor integritas (overt in-tegrity) pada karyawan produksi CV.P :
Grafik IV.B.3
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa skor integritas (overt integrity) pada karyawan produksi CV.P membentuk distribusi normal. Sebagian besar karyawan produksi memiliki skor yang mendekati skor rata-ratanya.
Selanjutnya, derajat integritas (overt integrity) didapat dengan membandingkan mean teoritis dengan mean empiris.
Mean Teroritis = (1 x 16) + (4 x 16) = 40 2
Dengan demikian, secara teoritis rentang skor yang dapat diper-oleh subyek berkisar antara 16 sampai 64 dengan mean sebesar 40. Sedangkan untuk hasil perhitungan mean empiris akan berkisar dari (mean-SD) sampai (mean+SD) yaitu 6.691) sampai (39,47-6.691). Demikian, mean empiris akan berkisar antara 32.779 sampai 46.161.
Dengan melihat perbandingan mean teoritis dengan mean em-piris, maka dapat disimpulkan bahwa overt integrity pada karyawan produksi CV.P cenderung rata-rata.
IV.C.HASIL PENELITIAN
Proses perhitungan dalam pengujian korelasi atau hubungan antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik dengan integritas (overt integrity) pada karyawan produksi CV.P dilakukan dengan bantuan SPSS versi 13 untuk sistem operasi Windows XP. Pengujian korelasi ini dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment. Seluruh pengujian statistik dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikansi apha sebesar 5%
Dengan demikian, apabila nilai signifikansi lebih kecil daripada 0.05 maka menyebabkan hipotesis null (Ho) ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima atau dengan kata lain terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi intrinsik dengan overt integrity danmotivasi ekstrinsik dengan overt integrity pada
karyawan produksi CV.P. Sebaliknya apabila nilai signifikansi lebih besar daripada 0.05 maka menyebabkan hipotesis null (Ho) diterima dan hipotesis
alternative (Ha) ditolak atau dengan kata lain tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi intrinsik dengan overt integrity dan motivasi ekstrinsik dengan overt integrity pada karyawan produksi CV.P. Berikut adalah tabel hasil korelasi skor motivasi intrinsik dan ekstrinsik dengan integritas (overt integrity)
pada karyawan produksi CV.P
Hasil Uji Korelasi Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik dengan Integritas (Overt Integrity)
Correlations
motivasi intrinsik
motivasi
ekstrin-sik overt integrity
Motivasi intrinsik Pearson Correlation 1 .574** -.106
Sig. (2-tailed) .000 .540
N 36 36 36
Motivasi ekstrinsik Pearson Correlation .574** 1 -.053
Sig. (2-tailed) .000 .757
N 36 36 36
Overt integrity Pearson Correlation -.106 -.053 1
Sig. (2-tailed) .540 .757
N 36 36 36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0.540 antara motivasi intrinsik dengan overt integrity dan 0.757 antara motivasi ekstrinsik dengan overt integrity, yang keduanya menunjukkan nilai lebih besar dari pada 0.05. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0.05 ini menye-babkan hipotesis null (Ho) diterima dan hipotesis alternative (Ha) ditolak.
Dengan demikian, maka Ho diterima dan Ha ditolak, atau dengan kata lain tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi intrinsik dengan overt in-tegrity dan motivasi ekstrinsik dengan overt integrity karyawan produksi CV.P. Jadi semakin tinggi motivasi intrinsik dan ekstrinsik dalam diri karyawan pro-duksi CV.P, tidak diikuti dengan tingginya integritas.
Peneliti juga melengkapi penelitian ini dengan gambaran umum subyek
berdasarkan karakteristik tertentu yaitu status pernikahan dan usia. Oleh karena itu peneliti ingin membedakan tingkat integritas (overt integrity) berdasarkan karak-teristik –karakkarak-teristik subyek penelitian tersebut.
Perhitungan akan dilakukan dengan metode statistik non parametrik, karena jumlah sampel yang tergolong kecil pada masing-masing kelompoknya. Untuk melihat perbedaan overt integrity berdasarkan status pernikahan digunakan tes U MannWhitney, yang biasa digunakan untuk memberikan informasi ada atau tidaknya dua kelompok sampel indenpenden yang ditarik dari populasi yang memiliki perbedaan yang signifikan. Hasil pengujian dengan tes U Mann-Whitney mengindikasikan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat integritas (overt in-tegrity) berdasarkan status pernikahan.
Sedangkan untuk melihat korelasi antara usia dengan overt integrity digu-nakan perhitungan korelasi pearson. Hasil pengujian dengan tes Korelasi pearson mengindikasikan bahwa tidak terdapat hubungan tingkat overt integrity
berdasarkan range usia.
BAB V