• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA

B. Analisa Data Pelaksanaan Mentoring dalam Pembentukan

Dari hasil penelitian tentang pelaksanaan mentoring dalam pembentukan konsep diri pelajar SMA sangat variatif. Adapun hasil yang di dapat pelajar selama mengikuti pelaksanaan mentoring tersebut mencakup aspek psikologi, sosial dan spiritual yang jika penulis analisis dapat membantu pelajar dalam penemuan identitas diri dan konsep dirinya. Di bawah ini akan penulis uraikan satu persatu hasil pelaksanaan mentoring:

1. Aspek Psikologi

Ditinjau dari aspek psikologi pelajar dibekali pengetahuan dan contoh aplikatif bagaimana bersikap, berperilaku, pola pikir dan memotivasi diri sendiri agar menjadi pribadi yang lebih baik.132 Seperti yang diakui oleh Jumiah, bahwa setelah mengikuti mentoring dia belajar bagaimana seharusnya bersikap dan belajar untuk menerima segala kekurangan dan kelebihan yang ada dalam dirinya dan memaksimalkan potensi yang dimilikinya.133

2. Aspek Sosial

131

Ibid.

132

Wawancara pribadi dengan Ade Wahyu (Mentor SMA Negeri 6 Bogor), Musolla SMA Negeri 6 Bogor, 5 Desember 2008.

133

Dalam mentoring mentee pun belajar berinteraksi dengan teman-teman yang lain dan bersosialisasi. Tidak semua mentee dapat menyesuaikan diri dengan cepat. Mentoring ini membantu mentee untuk belajar beradaptasi satu sama lainnya. Danil mengungkapkan, “…Peserta mentoring juga belajar tentang skill bagaimana berinteraksi dengan orang lain dan menyatakan pendapat. Juga tentang pengetahuan kampus pasca SMU dan how to proud as a-Moslem.”134

Inipun diakui oleh peserta mentoring, mereka yang awalnya pemalu belajar menyesuaikan diri dan berinteraksi dengan teman-teman dan lingkungan sekitar yang baru mereka temui.135

3. Aspek Spiritual

Dari segi spiritual, pelaksanaan mentoring dapat memberikan wawasan pengetahuan tentang Islam, seperti yang diungkapkan Alhammudin, “Sebagai sarana untuk menambah wawasan Islam”136 Selain itu, Wilda menambahkan bahwa mentoring dapat dijadikan pengingat sekaligus penguat hatinya saat merasa malas dalam melaksanakan ibadah.137 Diakui juga oleh Jumiah, salah seorang peserta mentoring bahwa dengan mengikuti kegiatan mentoring menjadikannya lebih faham tentang Islam dan belajar untuk semakin mencintai Allah dan Rasulnya.138

;< Wawancara dengan Ahmad Danil Effendi, (Mentor SMA Negeri 1 Bogor), Bogor, 2008.

; + 3 5 > *- & )

136

Wawancara pribadi dengan Alhammudin (Mentee), Bogor, 23 Oktober 2008.

137

Wawancara pribadi dengan Wilda, (Mentee SMA Negeri 1 Bogor), Bogor, 15 November 2008.

138

4. Aspek Edukasi

Konsep diri terbentuk merupakan proses dari hasil belajar. Dan mentoring merupakan salah satu media pembentukan konsep diri pelajar. Dengan belajar memandang diri sendiri secara positif, maka sedikit demi sedikit akan terbentuk konsep diri yang positif pula.139

Hesti mengungkapkan, idak hanya sebatas pengetahuan agama saja yang di dapat melalui pelaksanaan mentoring tetapi bagaimana cara belajar yang efektif dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga kita mampu mengembangkan potensi diri sendiri.140

Selain itu, Dewi menambahkan bahwa dalam mentoring terdapat proses pendidikan bagaimana seharusnya seorang remaja menyikapi suatu keadaan melalui norma-norma yang berlaku.141

Natakusumah mengungkapkan bahwa substansi dari mentoring itu sendiri diharapkan pelajar tersebut memiliki role model, yang bisa dijadikan panutan dan bisa dipercaya yang nantinya dapat mendorong pelajar membentuk pribadi dan karakter yang diharapkan mempunyai kapabilitas.142

Dalam hal ini seorang mentor harus bisa mengarahkan mentee agar mereka dapat menemukan identitas dirinya dan menggali potensi yang dimiliki

mentee. Membangun kerangka berpikir yang positif sehingga mereka mampu mengatasi segala bentuk persoalan mereka sesuai dengan cara yang benar. Maka

139

Wawancara pribadi dengan Lia (Mentor SMA Negeri 1 Bogor), Musolla SMA Negeri 1 Bogor, 1 November 2008.

140

Wawancara Pribadi dengan Hesti (Mentee), Bogor, 5 Desember 2008.

141

Wawancara dengan Dewi (Mentee), Bogor, 5 Desember 2008.

142

Wawancara dengan Nugraha, D.P. Natakusumah (Chief Officer Operational ILNA), Bogor, 1 November 2008.

dari itu, mentoring diharapkan menjadi tempat mereka mengenal diri mereka sendiri dan mempunyai konsep diri yang positif dan bangga menjadi seorang muslim

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Mentoring merupakan sebuah proses interaksi yang didalamnya terdapat

transfer knowledge antara seorang mentor dengan seorang mentee yang dilandasi atas dasar kepercayaan, saling menghargai dan mengasihi. Mentor sebagai salah satu potesi utama dalam pelaksanaan mentoring memberikan dukungan, dorongan, bimbingan dan semangat yang bertujuan untuk membentuk kompetensi dan karakter mentee ke arah yang positif sebagai proses pengembangan konsep diri remaja.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka penulis menyimpulkan pelaksanaan mentoring dalam pengembangan konsep diri remaja pada lembaga ILNA Youth Centre Bogor sebagai berikut:

1. Pelaksanaan mentoring dalam pengembangan konsep diri remaja yang dalam hal ini adalah pelajar SMA pada lembaga ILNA Youth Centre Bogor terbilang sudah cukup baik, namun masih ada beberapa lembaga atau institusi yang masih enggan untuk menggunakan mentoring sebagai salah satu alternative pengembangan potensi remaja. Adapun awal pelaksanaan mentoring yang dilakukan lembaga ILNA Youth Centre melalui tiga tahapan, yaitu: (1) tahap perkenalan, (2) tahap pembinaan, dan (3) tahap pengembangan. Setelah itu, saat pelaksanaan mentoring di bagi lagi menjadi tiga tahap yaitu: (1) tahap awal berisi pembukaan, tilawah qur’an, dan hafalan

surat pendek. (2) tahap kedua yaitu tahap pertengahan berisi materi, diskusi, Tanya jawab dan qodhoya (problem solving), dan (3) tahap penutupan. 2. Metode yang digunakan ILNA Youth Centre Bogor pada pelaksanaan

mentoring dalam pengembangan konsep diri remaja yaitu dengan mengkolaborasikan beberapa metode, yaitu metode accelerated learning, quantum learning, quantum teaching dan konseling. Adapun metode penyampaian materi pada umumnya menggunakan metode ceramah, diskusi, studi kasus, dan games.

3. Hasil yang diperoleh remaja selama pelaksanaan mentoring dalam pengembangan konsep diri remaja pada lembaga ILNA Youth Centre Bogor yaitu menyentuh aspek psikologi, sosial, spiritiual dan edukasi. Dari sini dapat ditarik garis lurus bahwa pelaksanaan mentoring sangat efektif sebagai salah satu metode bimbingan bagi remaja dalam pengembangan konsep diri reamaja.

B. SARAN

Bedasarkan pemaparan diatas maka penulis memberikan saran kepada pihak-pihak terkait sebagai berikut:

1. Untuk Lembaga ILNA Youth Centre

Masih banyak lembaga-lembaga formal maupun institusi pendidikan yang belum mengetahui urgensi dari mentoring. Untuk itu diharapkan lembaga ILNA dapat mensosialisasikan program tersebut sehingga masyarakat luas dapat mengetahui manfaat serta hasil yang dapat mereka peroleh dari

kegiatan tersebut, khususnya usia remaja yang masih rentan dalam proses pencarian jati diri mereka.

2. Untuk Mentor

Karena mentor memiliki peran yang sangat besar dalam proses mentoring maka diharapkan kualitas mentor pun labih ditingkatkan kembali dari segia wawasan, kemampuamn, berinteraksi dengan menteei dan yang lebih utama dapat menjaga akhlak sebab secara tidak langsung mentor merupakan contoh model bagi para menteenya.

3. Untuk Mentee

Proses pengembangan konsep diri remaja bukanlah hal yang mudah. Tidak hanya diri sendiri, lingkungan juga berpengaruh terhadap perkembangan konsep diri remaja. Untuk itu diharapkan mentee dapat memanfaatkan kesempatan yang ada selama mengikuti mentoring dengan mengembangkan potensinya dan bekreasi secara positif sehingga mentee mempunyai prinsip hidup dan mampu bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.

Agustiani, Hendriati. Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Cet. Ke-1. Bandung: PT Refika Aditama, 2006.

Anderson, E. & Shannon, A. Toward a Conceptualization of Mentoring. Journal of Teacher Education, 1998.

Asharfillah, Zenan. Islam Gue Banget!. Ed. Sakti Wibowo. Jakarta: Zikrul Hikam, 2006.

Bangun, Roberto. Mengatasi Tawuran Remaja, Pelajar Pemuda, Mahasiswa dalam Liburan Sekolah. Jakarta: DPP Karya Pembangunan, 19987.

Baron, A. Baron & Byrne, Donn. Psikologi Sosial. Alih bahasa Ratna Djuwita, dkk. T.tp: Penerbit Erlangga.

Calhoun, F. James & Acocella, Joan Ross. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKIP Semarang Press, 1995.

Buckley, Maureen A. & Zimmermann, Sandra Hundley. Mentoring Children and Adolescents: A. Guide to the Issues. USA: Greenwood Publishing Group, 2003.

Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikolog. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002. Daradjat, Zakiah. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: PT Bulan Bintang, 2003.

Erossman, Jean Baldwin & M. Eillen, Garry. “Mentoring – A Proven Deliquency Prevention Strategy,” Juvenille Justice Bulletin. April, 2007.

Faturachman, Fitra. Konsep Diri Pelajar yang Terlibat Perkelahian Pelajar. Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2002.

Hardian, Novi dan Tim ILNA YOSEN (Youth Centre). Super Mentoring Senior.

Bandung: Syaamil, 2003.

Mappiare, Andi. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional, 1982.

Matta, M. Anis. Model Manusia Muslim Abad XXI. Cet. Ke-2. Bandung: Syaamil, 2007.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.

Muliana, Farid. Super Mentoring 2 Panduan Keislaman Remaja. Bandung: Syaamil, 2004.

Nawawi, Hadari H. metodologi Penelitian Bidang Sosial. yogyakartaL Gadjah Mada University Press, 2005.

Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007. Ridha, Akram. Remaja Tanpa Masalah. Jakarta: Qisthi Press, 2005.

Ruswandi, Muhammad dan Adeyasa, Rama. Manajemen Mentoring. Bandung: Syaamil, 2007.

--- dan Tim ILNA Learning Centre. Games for Islamic Mentoring. Bandung: Sygma Publishing, 2008.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Widiyantoro, Nugroho. Panduan Dakwah Sekolah ubtuk Perubahan Besar. Bandung: Syaamil, 2003.

http://www.books.google.co.id

http://www.mentoringcanada.ca.

http://www.mentoringindonesia.com.

WAWANCARA MENTOR Nama : Ahmad Danil Effendi

Usia : 23 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Jabatan : - Ketua Mentoring SMP Negeri 1 Bogor - Mentor Pengganti SMA Negeri 1 Bogor Pekerjaan : Fresh Graduated

Pendidikan : S1

Alamat : Jl. Raya Pemda, Kedung Halang Talang No. 24 Rt 04/01, Bogor No. HP/Telp : 081383783376

Tanggal : 1 November 2008 Sejak kapan Anda menjadi mentor?

Tahun 2003.

Menurut anda definisi dari mentoring itu sendiri apa?

Mentoring itu dari kata mentor lebih kea rah pembimbingan atau pembinaan, tapi karena yang saya lakukan mentoring islam, jadi pembimbingan atau pembinaan kea rah pembentukan akhlak muslim sesuai dengan Al-Qur’an & Hadits.

Apa tujuan dari mentoring?

Tujuan dari mentoring sih yang pastinya…goalnya…utamanya menciptakan siswa yang berakhlakul karimah gitu, yang baik, e…yang sesuai denang tuntunan Islam, Al-Qur’an dan Hadits.

Siapa sajakah sasaran dari mentoring?

Kalo sayakalo sasarannya sih...SMA atau SMP?

Yang SMA.

Kalo SMA-nya sih masih tataran remaja, umurnya sekitar 16 sampai 18 tahun. Itu SMA kelas ! sampai kelas III. Kebetulan saya pernah (menjadi mentor) di kelas I, kals II dan kelas III pernah.

Sejak kapan istilah mentoring itu muncul?

Mentoring itu…, pernah baca kayaknya udah lama ya…sekitar

tahun…(sambil berpikir)…kalo di SMA 1 sih 1990.

Bisa dijelaskan, bagaimana proses pelaksanaan mentoring? Apa saja yang dipersiapkan mentor pra dan pasca mentoring?

Iya.

kalo pra mentoring sih buat mentor ya berrarti dia harus nyiapin materi, nyiapin mental do ri,aj, apa yang mau disampaikan. E…, ini prosesinya apa dari segi mentornya?

Dari mentornya sendiri sebelum melaksanakan mentoring yang dipersiapkan mentor apa saja?

Biasanya kalau di SMANSA (Sebutan untuk SMA Negeri 1 Bogor), ada badan yang namanya FORKOM ALIM’S yaitu semacam Forum Alumni SMA 1. Di situ kita ada bembinaannya dulu. Ya jadi…, sebelum jadi mentor itu ada semacam inisiasi, ada yang namanya…, kita punya banyak program. Kalo di FORKOM ALIM’S itu ada IT (Inisiasi Training) kemudaian ada TFM (Training For Mentor). Alumni SMANSA yang baru lulus itu tu ada pembinaan untuk diarahkan jadi mentor, gitu. Terus…e…kenapa pentingya jadi mentor, apa pentingnya jadi mentor, tujuan mentor itu apa, tentang da’wah, tentang amar ma’ruf nahi munkar itu dijelasin ketika IT itu secara umum. Nanti ketika ada yang mau jadi mentor nih, nanti ada pembinaannya lagi, namanya TFM (Training For Mnetor). Di SMANSA ada beberapa kali

Training For Mentor gitu. Ya jadi…nanti training tentang bagaimana menghadapi umum, bagaimana menghadapi siswa, bagaimana menyampaikan materi dengan baik, terus…ada juga TFM tentang game, TFM tentang e…banyak hal gitu. Terus juga ada…kalau di FORKOM sendiri ada yang namanya talaqi gitu, misalnya ada materi-materi yang cukup berat, materi- materi yang memang harus didatangkan dari narasumber utamanya, mentor- mentor mendengarkan, biar pas nyampein ke siswanya lebih jelas gitu, lebih tahu. Terus juga pastinya kalau di FORKOM ALIM’S sendiri ada struktur ini…misalnya kaya penyediaan buku. Saya kebetulan bawa contohnya (sambil menunjukkan buku Administrasi Mentoring SMA Negeri 1 Bogor),

saya kebetulan bawa contohnya. Jadi karena mentoring di SMANSA itu punya structural sendiri, kita punya e…berbagai perangkatnya gitu, misalnya

kaya Buku Absensi, kaya gini ni…(membuka lembaran absent), ini yang sekarang. Terus kalau buku materinya juga sering dikasih Cuma karena saya kira Mentoring SMP jadi saya bawa materi-materi buku SMP. Tapi di SMA 1 juga ada. Buku materi itu ada jilid 1,2,3, pokoknya yang udah diterbitkan ILNA, kan awal-awalnya ditulis oleh alumni SMANSA. Nah, biasanya itu ada e…buku-bukunya, gitu. Terus juga ada silabusnya. Jadi, dari pihak FORKOM ALIM’S itu ada bidang mentoring. Nah, bidang mentoring itu meracik sedemikian rupa kurukulum apa yang akan disampaikan kepada siswa kela I, kals II dan kelas III selama setahun. Nah, itu biasanya ada silabusnya, ada buku-buku materinya, bahkan ada buku gamesnya. Jadi, Insya Allah sih dari segi perangkat lengkap ya untuk persiapannya. Nah, terus kalau udah dikasih itu berarti ya tinggal dari mentornya sendiri menyiapkan mentalnya, menyiapkan kesiapan diri, baca lebih dulu, nyari informasi dari mana-mana, biasanya kan kalau untuk mentor di SMA 1 kebetulan harus ikut pengajian

dulu. Ya…jadi gak sekedar lulus dari SMANSA jadi mentor udah gitu ya.

ngasih (maksudnya materi), memang karena dia punya isi (ilmu dan wawasannya) di dalam kepalanya. Ya…jadi harus ada halaqah dulu. Jadi selain dai materi tadi dia juga haru halaqah dulu, udah gitu dia harus nyari

informasi lebih banyak ya dari internet, dari Koran, dari majalah karena kebetulan kalau SMANSA itu kan anak-anaknya cenderung lebih up-date, pintar, trus…ya…cerdas gitu ya, teknologinya juga berkembang,

capabilitynya lebih, jadi mentornya juga harus bias menyeimbangkan terhadap kemampuan siswa. Makanya mentor harus lebih inovatif lagi, biasanya ada yang bawa laptop, ada yang punya keterampilan lain yang bisa diajarkan, jadi harus disiapkan secara maksimal.

Bagaimana proses pelaksanaan mentoring? Tahapan atau fasenya seperti apa?

Kalau fase pastinya pertama sih…duduk bareng, janjian dulu dimana (maksudnya tempat mentoringnya), mau itu di kelas, mau itu di lapangan, mau itu di rmah siapa, pastinya janjian dulu, ketemuan kalau dah ketemuan biasanya dibuka dengan Basmallah, terus tilawah bergantian gitu, beberapa ayat ada perwakilannya, ada yang baca saritilawahnya, terus dibahas tentang bacaan Al-Qur’annya, baru kemudian kita biasanya mengawali dari

ngomongin hal-hal umum dulu, misalnya ‘apa kabarnya?’ baru masuk kea rah materi, biasanya kalau ada materi sekarang diselingi dengan games, terus ada Tanya jawab e…diskusi, biasanya udah selesai, duitutup, pulang.

Metode apa yang digunakan dalam pelaksanaan mentoring?

Metode penyampaiannya lebih biasanya sih dialog ya…jadi itu tadi, kita membahas nateru apa nih…,pertama dari mentornya, monolog. Kemudaian e…sepanjang si mentor itu berbicara kadang ada yang naya, ya terus ada dialog interaktif e…saling menambahkan. Misalnya mentornya kurang apa, salah apa, atau mad’u-nya mau bertanya apa, biasanya di situ ada proses dialog.

Apa ada kegiatan lain yang menunjang kegiatan mentoring

Ya…kalau di SMANSA sendiri sih ada yang namanya Mentoring Rutin, ada yang namanya Mantoring General. Mentoring rutin yang biasa dilaksanakan sepekan sekali. Mentoring General itu mentoring semua angkatan di satuin.

Biasanya tiap-tiap angkatan beda. Supaya gak jenuh, supaya ada variasi baru disitu karena memang ada jadwalnyasebisa mungkin sih gak membahas hal- hal matrealistis baget. Jadi kadang hal-hal yang lebih kekinikan, hal-hal yang lebih apa ya…, dulu pernah Nunu ngisi masalah apa ya…??? Megawati Branding ya? Eh…, bukan… Personal Branding. Gak Cuma tentang Rasulullah atau akhlak Rasulullag pokoknya yang lebih kea rah pengikatan lain.

Bentuk kegiatannya seperti apa?

Sama sih bentuknya, kalau di kelas biasanya di kelas besar ada pembicara, ada Tanya jawab, tapi lebih have fun, biasanyaada konsumsi, ada games, ada

simulasi, ya kaya gitu. pokoknya lebih lengkap lah dibandingkan mentoring biasa sedikit lebih cair. Tapi kadang juga mentoring general ya sebisa orang- orangnya ya jadi kadang sih…tapi ini jarang terjadi, misalnya ke Kebun Raya kah, bikinacara apakah, main bola kah, kadang di basecamp, kadang kaya

rihlah, kadang ada rujak party, ice cream party, ya party-party lain, pokoknya yang lebih have fun. Bahkan ada mentor yang kreatifmisalnya, “Wah, anak mentornya gak mau mentoring nih”, ini secara umum aja nih. Ada juga mentor yang anak mentornya tukan main games, mentornya datang ke tempat main games, di deket sini ada tempatnya namanya CS singkatan dari Counter Strike, mentoring lah di situ. Entah itu mentoringnya sambil mentornya ikut main games yang penting bisa dan si mentee merasa mentornya care gitu, jadi kita gak haur e…yang matrealistis banget sih. Atau terus kalo misalnya anak- anaknya suka main bola, ya mentornya main bola bareng. Jadi lebih ke arah gimana caranya pendekatan ke siswanya gitu. Ada yang kalo di akhwat seperti

ice cream party, rujak party, pokoknya party-party. Kalau kahwatkan biawsanya suka curhat-curhatan. Ada yang wah ini kayaknya anak-anaknya lebih suka dari rumah ke rumah sambil selaturahim. Ada juga yang gitu sih.

Evaluasi seperti apa yang dilakukan oleh mentor dan apa saja yang di evaluasi?

Evaluasi…, kalo di SMANSA sekarang lebih di perketat. Jadi ada evalusi mingguan. Kalau ‘gak salah sekarang tuh tiap minggu karena biasanya kita tuh ketemuan susah terus kadang absensi tuh sering hilang. Akhirnya pihak bidang mentoring FORKOM ALIM’S itu ada satu upaya untuk setiap habis

mentoring langsung SMS, mad’unya siapa? Kelas berapa? Yang dating siapa saja? Materinya apa? Metodenya apa? Pokoknya SMS gitu ke nomor tertentu yang sudah ditunjuk sebagai peng-evaluator harian, eh mingguan.. nah kalaunitu upaya pertama. Sebenernya utamanya sih buku ini nih (sambil menunjukkan Buku Administrasi Mentoring). Di sini ada jurnal berita acara. Ini laporang permingguannya, hari, tanggal, waktunya, jumlah siswa, tilawahnya, materinya, metodenya. Metode ada yang monolog, dialog, games, atau nonton. Oya, kadang nonton juga karena biasanya ada yang bawa laptop, ada yang bawa infocus kalau lagi mentoring. Nah ini terus ada laporan dari kegiatan ekstra, misalnya kaya tadi mentoring general biasanya acara besar. Kalau yang ini laporan yang harian (seraya membuka lembaran demi lmbaran buku adminsitrasi mentoring). Jadi ini ada daftar nama siswa keseluruhan ada tanggal, tahun ajaran berapa dan bulan apa. Pokoknya itu ya. Ini juga yang mingguan ya Cuma lebih detail kalau ini kan kalo yang diawal ini Cuma jumlah siswanya berapa. Sepuluh misalnya, sepuluh itu siapa aja, nah dijabarin disini. Terus…, nah ini nanti penilaian akhirnya, tapi menurut saya ini gak efektif, jadi biasanya ini Cuma buat suapaua mentor punya bahan hard-copynya gitu. Tapi biasanya mentor-mentor kita

tuh karena udah biasa pake computer, internet gitu, biasanya mereka pegang tulisan coret-coretan gitu, terus mereka bikin di file computer pas mau evaluasi suruh ngumpulin laporan, mereka kirim email ke pihak pengurusnya. Jadi biasanya bahan-bahan yang ini sudah disediakan sama

pihak mentor, Cuma biasanya jarang dipakai karena mentor sendiri agak ribet kali ya. Biasanya mereka punya catatan kemudian langsung diketik langsung dikirim. Kalau semuanya sudah mengumpulkan laporannya ada evaluasi sendiri. Kalau di SMANSA ada ini , jadi mas’ul tiap angkatan tuh,

tiap kelas 1, kelas 2, kelas 3, biasanya tiap angkatan ini kumpul Minimal sebulan sekali harus ketemu. Tapi ga tau sih dijalankannya bagaimana. Tapi sebulan sekali tuh harus ketemu. Jadi mentor-mentor kelas I, II, III dikumpulin membicarakan, apa permasahan mentoring selama ini, apa yang harus disolusikan, trus ada laporan apa, evaluasi apa itu dibahas disyuro mentor angkatan. Jadi mentor semua angkatan kelas I, kelas II, kelas III juga ngadain, nah nanti mas’ul-mas’ulnya ini memberi laporan ke pihak yang lebih tinggi dalam hal ini bidang mentoring, nanti dari sini setelah bidang mentoring mendapat laporan mas’ul-mas’ulah ini, e… bidang mentoringnya rapat lagi, tapi rapat Cuma sekup bidang mentoring. Jadi, o… ada masalah ini, ada laporan dari mas’ul angkatan ini, angkatan ini-ini perlu ada ini, dievaluasi, atau misalnya e… evaluasinya kaya situ ya secara sistematis nanti terus dari bidang mentoring dilaporkan ke ketuanya, biasanya ada catatan sendiri, masuk ke sekertarisnya, pokoknya alurnya seperti itu. Jadi mentor kecil ngumpul mas’ulnya lapor, bidang mentoringnya lapor lagi ke

Dokumen terkait