• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Data

Dalam dokumen Studi Kasus Asuhan Kebidanan Pada Ibu Ha (Halaman 54-66)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

F. Analisa Data

Menurut Sugiyono, 2014 proses analisa data yang dilakukan oleh peneliti, yaitu :

1. Reduksi data

Mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal pokok dan penting kemudian dicari tema dan polanya. Pada tahap ini peneliti memilah informasi mana yang relevan dan mana yang tidak relevan dengan penelitian. Setelah direduksi data akan mengerucut, semakin sedikit dan mengarah ke inti permasalahan sehingga mampu memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai objek penelitian. Dalam hal ini peneliti mengambil data subyektif dari keluhan pasien, data obyektif dari pemeriksaan konjugtiva dan pemeriksaan kadar hemoglobin yang dilakukan setiap minggu.

2. Menyajikan data

Menyajikan data merupakan salah satu usaha agar informasi yang diperoleh dapat diterima dengan mudah oleh orang lain. Dalam hal ini peneliti menyajikan data dalam bentuk tabel.

3. Menarik kesimpulan dan verifikasi

Kesimpulan yang dikemukakan disertai dengan temuan bukti-bukti yang kuat, sehingga kesimpulan tersebut bersifat kredibel.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Gambaran BPM

Bidan Praktik Mandiri Suprapti merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang beralamat di Kragilan, Sinduadi, Mlati, Sleman. Bidan Praktik Mandiri ini dipimpin oleh ibu Suprapti sendiri selaku pemilik BPM dan memiliki 2 orang bidan sebagai karyawan.

BPM ini melayani pemeriksaan ibu hamil atau ANC (Ante Natal Care), ibu bersalin atau INC (Intra Natal Care), ibu nifas atau PNC (Post Natal Care), MTBS (Manjemen Terpadu Balita Sakit), Imunisasi, pelayanan alat kontrasepsi dan kesehatan reproduksi. Untuk pelayanan umum BPM ini buka dari jam 06.00 WIB sampai 21.00 WIB, sedangkan untuk persalinan 24 jam. Imunisasi dilakukan setiap minggu pada hari senin.

Peneliti melakukan studi kasus di BPM ini mulai hari Sabtu, 4 April 2015 sampai pada hari Jumat, 1 mei 2015 dengan jumlah ibu hamil yang melakukan kunjungan pada bulan Januari sampai bulan Maret sebanyak 141 ibu hamil. Sedangkan jumlah ibu hamil yang mengalami anemia ada 8 ibu hamil.

2. Gambaran Responden

Responden dalam studi kasus ini adalah Ny. Sri Rahayu umur 26 tahun G2P1Ab0Ah1 mulai dari usia kehamilan 32 +4 minggu sampai usia kehamilan 36 +4 minggu. Berat badan responden selama diberi asuhan mengalami kenaikan sebesar 0,5 kg dari yang awalnya 48 kg menjadi 48,5 kg. Tinggi fundus uteri tetap 3 jari dibawah Px atau tinggi fundus uteri Mc Downald tetap 28 cm. Tafsiran berat janin mengalami kenaikan dari yang awalnya 2480 gr menjadi 2635 gr. Hal ini terjadi karena pada awalnya kepala belum masuk panggul dan akhirnya kepala sudah masuk panggul. Denyut jantung janin juga berada dalam batas normal yaitu antara 120 sampai 160 x/menit.

Pada saat kunjungan pertama hari Sabtu, 04 April 2015 dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin dan responden mengalami anemia ringan dengan kadar hemoglobin 8,6 gr%.

Setelah itu peneliti memberikan asuhan KIE tentang anemia pada ibu hamil, terapi obat Fe 250 mg yang mengandung 60 mg zat besi 1x1 malam hari, B12 50 mg 2x1 siang dan sore hari, dan Kalsium 500 mg 1x1 pagi hari, membeitahu ibu cara menkonsumsi tablet Fe yang benar serta menganjurkan ibu agar menkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, seperti kankung, bayam, kacang hijau, kedelai dan lain-lain.

Kemudian peneliti melakukan kunjungan ulang setiap 1 minggu sekali dan melakukan evaluasi cara responden menkonsumsi tablet Fe, menkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan diperoleh hasil yaitu pada hari Kamis, 09 April 2015 kadar hemoglobin mengalami kenaikan menjadi 9,2 gr%, hari Kamis, 16 April 2015 kadar hemoglobin 9,8 gr%, hari Kamis 23 April 2015 kadar hemoglobin 11,4 gr% dan yang terakhir pada hari Jumat, 01 Mei 2015 kadar hemoglobin menjadi 11,8 gr%.

3. Hasil Kunjungan

Pada kunjungan pertama hari Sabtu, 04 April 2015 peneliti melakukan pengkajian data dan diperoleh hasil bahwa berdasarkan data subyektif responden mengatakan pusing atau pandangan menjadi kabur saat bangun dari posisi tidur ke posisi duduk, badan lemas, mudah capek dan mudah mengantuk. Selain itu responden juga mengatakan sering mengkonsumsi tablet Fe dengan menggunakan teh hangat.

Peneliti memperoleh data obyektif usia kehamilan 32 +4 mg, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 86x/menit, suhu 36,9 °C, respirasi 24x/menit, pemeriksaan fisik konjugtiva pucat dan kadar hemoglobin 8,6 gr%.

Peneliti memberikan asuhan KIE tentang anemia pada ibu hamil, terapi obat Fe 250 mg yang mengandung 60 mg zat besi 1x1 malam hari, B12 50 mg 2x1 siang dan sore hari, dan Kalsium 500 mg 1x1 pagi hari, membeitahu ibu cara mengkonsumsi tablet Fe yang benar serta menganjurkan ibu agar mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, seperti kankung, bayam, kacang hijau, kedelai dan lain-lain.

Pada kunjungan kedua hari Kamis, 09 April 2015 responden mengatakan badannya mudah capek dan lemasnya sudah mulai berkurang. Responden juga mengatakan mengkonsumsi tablet Fe 2 jam setelah makan, yaitu melakukan makan sore pada pukul 17.00 WIB atau pukul 18.00 WIB dan mengkonsumsi tablet Fe pukul 20.00 WIB sebelum tidur dengan menggunakan air putih atau air jeruk hangat. Selain itu responden mengatakan sering mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi yaitu minum susu kedelai setiap hari, mengkonsumsi kacang hijau seminggu 3 kali, mengkonsumsi bayam seminggu 3 kali dan mengkonsumsi kangkung seminggu 3 kali.

Peneliti memperoleh data obyektif usia kehamilan 33 +4 mg, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 84x/menit, suhu 36,8 °C, respirasi 23x/menit, pemeriksaan fisik konjugtiva pucat dan kadar hemoglobin 9,2 gr%.

Pada kunjungan ketiga hari Kamis, 16 April 2015 responden mengatakan badannya sudah enak. Responden mengatakan masih mengkonsumsi tablet Fe dengan cara yang sama dan masih mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti kacang kedelai, kacang hijau, bayam dan kangkung.

Peneliti memperoleh data obyektif usia kehamilan 34 +3 mg, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 83x/menit, suhu 37 °C, respirasi 24x/menit, pemeriksaan fisik konjugtiva pucat dan kadar hemoglobin 9,8 gr%.

Pada kunjungan keempat hari Kamis, 23 April 2015 responden mengatakan badannya sudah sehat dan tidak ada keluhan. Responden mengatakan masih mengkonsumsi tablet Fe dengan cara yang sama dan masih mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti kacang kedelai, kacang hijau, bayam dan kangkung.

Peneliti memperoleh data obyektif usia kehamilan 35 +3 mg, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 81x/menit, suhu 36,7 °C, respirasi 22x/menit, pemeriksaan fisik konjugtiva merah muda dan kadar hemoglobin 11,4 gr%.

Pada kunjungan kelima hari Jumat, 01 Mei 2015 responden mengatakan tidak ada keluhan. Responden mengatakan masih mengkonsumsi tablet Fe dengan cara yang sama dan masih mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti kacang

Peneliti memperoleh data obyektif usia kehamilan 36 +4 mg, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 83x/menit, suhu 36,8 °C, respirasi 22x/menit, pemeriksaan fisik konjugtiva merah muda dan kadar hemoglobin 11,8 gr%.

B. Pembahasan

Pada pembahasan ini peneliti akan menjelaskan tentang pengaruh asuhan kebidanan yang telah diberikan selama 4 minggu. Adapun hasil setiap kunjungan yang dilakukan antara lain sebagai berikut :

Tabel 3 Keluhan Pasien dan Konjugtiva

Kunjungan Usia Kehamilan Keluhan Konjugtiva

I 32 +4 minggu

Pusing, pandangan menjadi kabur saat bangun dari posisi tidur ke posisi duduk, badan lemas, mudah

capek dan mudah mengantuk

Pucat II 33 +4 minggu Badan mudah capek dan lemas

sudah berkurang Pucat III 34 +3 minggu Badan sudah enak Pucat IV 35 +3 minggu Badan sehat dan tidak ada keluhan Merah Muda

V 36 +4 minggu Tidak ada keluhan Merah Muda Menurut Proverawati, 2011 gejala anemia pada ibu hamil, meliputi merasa lelah atau lemah, pucat dan konsentrasi terganggu. Dalam penelitian Siti Asyirah tahun 2012 diagnosa anemia dapat ditegakkan dari hasil pemeriksaan fisik, yaitu konjugtiva tampak pucat. Hal ini terjadi karena suplai oksigen pada bagian kepala sedikit, karena letaknya jauh dari jantung.

Melihat kondisi responden, maka peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada kesenjagan antara paraktik atau keluhan pasien dengan teori yang sudah ada.

Tabel 4 Kadar Hemoglobin

Kunjungan Usia Kehamilan Hemoglobin I 32 +4 minggu 8,6 gr% II 33 +4 minggu 9,2 gr% III 34 +3 minggu 9,8 gr% IV 35 +3 minggu 11,4 gr%

V 36 +4 minggu 11,8 gr%

Menurut WHO (World Health Organization) anemia meupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin <11 gr% pada trimester I dan III serta <10,5 gr% pada trimester II. WHO juga menyebutkan bahwa kadar hemoglobin antara 8 sampai 9,9 gr% termasuk dalam kategori anemia ringan. Dalam penelitian Siti Asyirah tahun 2012 diagnosa anemia dapat ditegakkan dari pemeriksaan kada hemoglobin. Proverawati 2011 dan penelitian Sitti Asyirah tahun 2012 menyebutkan bahwa kandungan tanin dalam teh dapat menghambat penyerapan zat besi.

Menurut Saminem, 2009 pada usia kehamilan 32-33 minggu merupakan puncak hemodilusi atau pengenceran darah, dimana pertambahan antara plasma darah dengan eritrosit tidak seimbang, dimana penambahan plasma darah mencapai 25 sampai 30% sedangkan penambahan sel darah merah hanya 20%, sehingga menyebabkan anemia fisiologis. Menurut Prawirohardjo, 2009 setiap 60 mg elemen besi dapat

Wasnindar 2007 setiap 100 gr bayam dapat meningkatkan kadar hemoglobin 0,06 gr%, kacang hijau 0,11 gr%, kacang kedelai 0,11 gr%, dan kangkung 0,04 gr%.

Responden mengalami kenaikan kadar hemoglobin sesuai dengan teori yang sudah ada, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara praktik dengan teori yang sudah ada.

Tabel 5 Kenaikan BB, TFU, TBJ dan DJJ

Kunjungan Berat Badan TFU Leopold TFU Mac Downald TBJ DJJ I 48 kg 3 jari dibawah Px 28 cm 2480 gr 134 x/menit II 48 kg 3 jari dibawah Px 28 cm 2480 gr 138 x/menit III 48 kg 3 jari dibawah Px 28 cm 2480 gr 129 x/menit IV 48,5 kg 3 jari dibawah Px 28 cm 2635 gr 131 x/menit V 48,5 kg 3 jari dibawah Px 28 cm 2635 gr 131 x/menit

Menurut Saminem dan Sulistyawati, 2009 pembesaran perut yang kurang dari semestinya bisa dicurigai sebagai malnutrisi atau IUGR (Intra Uterine Growth Retardation). Menurut Sulistyawati, 2009 penambahan berat badan pada ibu hamil trimester III adalah 0,5 kg per minggu. Sedangkan untuk jumlah penambahan berat badan pada ibu hamil totalnya 8 sampai 12 kg. akan tetapi, biasanya pada ibu hamil dengan anemia akan mengalami gangguan penyerapan nutrisi. Hal ini terjadi karena ibu hamil yang mengalami anemia mengalami kekurangan hemoglobin dimana hal ini akan mempengaruhi jumlah oksigen yang membawa sari-sari makanan keseluruh tubuh.

Menurut Gde Manuaba, 2010 dampak atau pengaruh anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan IUGR (Intra Uterine Growth Retardation), BBLR dan fetal distress. Hal ini terjadi karena pada ibu hamil dengan anemia jumlah eritrosit atau sel darah merah akan berkurang, hal ini akan mempengaruhi jumlah hemoglobin yang membawa oksigen dan sari-sari makanan ke janin.

Apabila jumlah oksigen yang dibawa tidak mencukupi maka pembuluh darah akan mengalami atrofi atau pengecilan, kalsifikasi bahkan infark yang akan menyebabkan gangguan pada fungsi plasenta, sehingga jumlah oksigen dan sari-sari makan yang dibawa melalui hemoglobin tidak mampu mencukupi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, serta dapat menyebabkan janin kekurangan oksigen.

Hal ini sesuai dengan kondisi responden, dimana dalam waktu 1 bulan responden hanya mengalami kenaikan berat badan sebanyak 0,5 kg atau total kenaikan berat badan hanya 7,5 kg yaitu dari 41 kg naik menjadi 48,5 kg. Dengan demikian, maka peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara praktik dengan teori yang sudah ada.

Tabel 6 Intervensi

Kunjungan Usia Kehamilan Intervensi

I 32 +4 minggu

KIE anemia pada ibu hamil, terapi obat Fe 250 mg yang mengandung 60 mg zat besi 1x1 malam hari, B12 50 mg 2x1 siang dan sore hari, dan Kalsium 500 mg 1x1 pagi hari, membeitahu ibu cara mengkonsumsi tablet Fe yang benar serta menganjurkan ibu agar mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, seperti kankung, bayam, kacang hijau, kedelai dan lain-lain.

II 33 +4 minggu

evaluasi cara mengkonsumsi tablet Fe, evaluasi konsumsi makanan yang mengandung zat besi dan evaluasi kenaikan kadar hemoglobin.

III 34 +3 minggu

evaluasi cara mengkonsumsi tablet Fe, evaluasi konsumsi makanan yang mengandung zat besi dan evaluasi kenaikan kadar hemoglobin.

IV 35 +3 minggu

evaluasi cara mengkonsumsi tablet Fe, evaluasi konsumsi makanan yang mengandung zat besi dan evaluasi kenaikan kadar hemoglobin.

V 36 +4 minggu

evaluasi cara mengkonsumsi tablet Fe, evaluasi konsumsi makanan yang mengandung zat besi dan evaluasi kenaikan kadar hemoglobin.

Menurut Proverawati, 2011 dan Tarwoto dan Wasnindar (2007) penatalaksanaan anemia dilakukan dengan cara :

a. Melakukan anamnesa apakah ibu sudah benar cara mengkonsumsi tablet Fe.

b. Menganjurkan ibu agar menkonsumsi makanan yang mengandung zat besi baik yang berasal dari tumbuhan dan hewani.

c. Memaksimalkan penyerapan Fe atau zat besi dengan cara menganjurkan ibu untuk menkonsumsi tablet Fe dengan makanan atau minuman yang mengandung vitamin C misalnya air jeruk atau strawberry agar penyerapan zat besi bisa maksimal. Serta tidak menganjurkan atau melarang ibu meminum tablet Fe dengan teh atau kopi, karena kandungan tanin dalam teh atau kopi akan menghambat penyerapan zat besi.

d. Memberikan terapi obat, yaitu kombinasi dari 60 mg elemen zat besi dan 500 µg asam folat untuk anemia ringan 1x1, sedangkan untuk anemia sedang 2x1. Apabila anemia berat maka dirujuk ke instansi yang lebih tinggi untuk dilakukan transfusi darah.

Dari intervensi yang diberikan setiap minggu, maka ada perbedaan antara asuhan yang diberikan dengan teori yang sudah ada, yaitu peneliti tidak memberikan terapi vitamin C untuk memaksimalkan penyerapan tablet Fe.

C. Keterbatasan

Keterbatasan dalam studi kasus ini adalah alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin dalam darah tidak dapat distandarkan dan pembandingan warna secara visual tidak 100% akurat. Hal ini terjadi karena hasil pemeriksaan kadar hemoglobin dengan metode sahli tergantung dari ketelitian tenaga kesehatan yang memeriksa.

Dalam dokumen Studi Kasus Asuhan Kebidanan Pada Ibu Ha (Halaman 54-66)

Dokumen terkait