• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DAN EVALUASI

4.1. Sistem Akuntansi Perpajakan

Pada PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Binjai, sistem penjualan dibagi menjadi dua,yaitu Sistem Penjualan Konvensional dan Sisstem Penjualan Presell.Sistem Penjualan Konvensional maksudnya yaitu PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Binjai selaku produsen menjual produknya dengan cara mendatangi konsumen,untuk selanjutnya tempat-tempat konsumen yang didatangi tadi disebut outlet. Sedangkan Sistem Penjualan Presell maksudnya yaitu penjualan yang didasarkan atas pesanan pelanggan dengan cara pelanggan memesan barangnya terlebih dahulu dan kemudian PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Binjai mengantarkannya ke tempat pemesanan tersebut.

Pada sistem penjualan ini perusahaan menggunakan beberapa dokumen,baik tunai maupun kredit,yaitu:

1. Dokumen Order Form, yaitu dokumen untuk mendokumentasikan pesanan pelanggan.

2. Dokumen Delivery List,yaitu daftar pelanggan yang memesan barang.

3. Dokumen Load Out Slip/Load In Slip(LOS/LIS),yaitu dokumen untuk pengeluaran barang dari gudang.

4. Selling Invoice atau Faktur Penjualan untuk transaksi penjualan.Faktur

penjualan tunai terdiri dari dua rangkap dan faktur penjualan kredit terdiri dari tiga rangkap.

5. Dokumen Route Header Form(RHF),yaitu dokumen untuk keperluan rekapitulasi penjualan per-rute dan sebagai tanda terima pembayaran hasil penjualan dari salesman kepada kasir.

6. Dokumen Daily Credit Summary,yaitu dokumen yang digunakan untuk mencatat Credit Issuance dan Credit Collectioan(penjualan kredit yang dikeluarkan dan penjualan kredit yang tertagih).

Perusahaan telah menggunakan software dalam pencatatan transaksi yang ada,termasuk transaksi penjualan dan penerimaan kas.Adapun software yang digunakan yaitu PRMS untuk mencatat jumlah persediaan,AS400 untuk mencatat informasi penjualan,dan Lotus Notes sebagai sarana bertukar informasi.

Adapun laporan-laporan yang dihasilkan dari sistem akuntansi penjualan,antara lain yaitu:

1. Draft Settlement Report atau laporan settlement,yaitu laporan yang berisi

penjualan setiap salesman secara mendetail.

2. Route Settlement Cash Summary,yaitu laporan untuk mengetahui informasi

mengenai jenis transaksi yang terjadi pada hari yang bersangkutan,total uang yang diterima baik dari penjualan tunai maupun dari credit collection dan jumlah kredit yang diberikan sales center atau dapat juga digunakan untuk mengetahui penjualan harian dalam bentuk uang.

3. Laporan Summary of Load Out/Loud In,yaitu laporan yang berguna unutuk

mengetahui informasi penjualan dalam bentuk barang.Laporan ini dapat memberikan gambaran tentang posisi stock setiap hari,jumlah dan jenis produk yang dibawa,yang terjual dan yang dibawa masuk kembali ke sales

4. List of Credit Transaction,yaitu laporan yang memberikan informasi meliputi pembayaran dan pemberian kredit(credit collection dan credit issuance) dari setiap salesman secara detail.

Alat-alat yang digunakan oleh perusahaan untuk medukung sistem penjualan ini adalah perangkat keras komputer dan perangkat lunaknya berupa sistem yang telah dirancang untuk mempermudah proses pencatatan transaksi,sehingga pencatatan tidak lagi dilakukan secara manual.

Prosedur penjualan yang digunakan perusahaan dibedakan menjadi dua,yaitu Prosedur Penjualan Presell untuk transaksi tunai maupun kredit,dan Prosedur Penjualan Konvensional untuk transaksi tunai.Tidak adanya penjualan kredit pada sistem penjualan konvensional,disebabkan karena perusahaan berusaha sedapat mungkin menghindari penjualan secara kredit yang menyebabkan perputaran modal perusahaan menjadi terhambat. Berikut penulis akan menguraikan prosedur penjualan tunai untuk sistem konvensional dan sistem presell terlebih dahulu dan selanjutnya prosedur penjualan kredit untuk sistem presell.

4.1.1.Sistem Akuntansi Penjualan Tunai

Sistem penjualan tunai dibagi menjadi dua,yaitu Sistem Konvensional dan Sistem Presell sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.

Berikut ini penjelasan dari masing-masing sistem penjualan:

a. Penjualan tunai pada sistem konvensional, dimana prosedur yang dilakukan tidak seperti pada umumnya,karena tidak melalui pemesanan terlebih dahulu.

Prosedur selengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Tim Marketing bekerja sama dengan Physical Distribution Manager membuat selling forecastib,yang berisi informasi tentang hasil penjualan sebelumnya untuk mengetahui trend penjualan saat itu.Misalnya, apabila konsumen pada saat itu lebih banyak membeli Kulkas,maka perusahaan akan lebih banyak memproduksi Kulkas.Selling forecasting ini diolah dengan AS400 dan dijadikan sebagai dasar keputusan berapa jumlah barang yang diproduksi pada periode itu.

2. Setelah barang selesai diproduksi,setiap salesman menerima selling forecasting untuk mengetahui trend penjualan pada hari itu,sehingga salesman dapat mengisi dokumen LOS/LIS dengan tepat.Sebelum salesman berangkat sesuai dengan rutenya,terlebih dahulu salesman meminta barang ke gudang dengan mengisi dokumen LOS/LIS berdasarkan selling forecasting

Dokumen LOS/LIS terdiri dari rangkap 3(tiga),yaitu:

- Lembar ke-1 untuk Bookkeeper

- Lembar ke-2 untuk Shipper

- Lembar ke-3 untuk salesman

3. Shipper I memeriksa barang yang akan keluar sesuai dengan yang tertera pada kolom LOS pada dokumen LOS/LIS.Jika telah sesuai, maka shipper I menginput data dari barang yang keluar ke program PRMS untuk Mengupdate jumlah barang yang tersedia di inventory. Dokumen LOS/LIS lembar ke-1 dan ke-2 dipegang oleh Shipper.

4. Setelah proses pemuatan dan pemeriksaan barang (loading) di gudang selesai, maka salesman dan barang menuju ke Spot Checking atau tempat pemeriksaan kembali sebelum keluar dari perusahaan. Di Spot Checking ini barang yang akan keluar kembali diperiksa oleh Shipper II atau Shipper lapangan dibantu oleh sekuriti. Jika ada selisih, maka terlebih dahulu di adjusment (disesuaikan) untuk kemudian diproses oleh Shipper ke persediaan barang dengan menghubungi Shipper I atau Shipper gudang.Setelah dicocokkan,makan Shipper II mengizinkan barang keluar dari perusahaan.

5. Salesman mendatangi outlet-outlet dan melakukan transaksi tunai dengan pelanggan.untuk transaksi tunai ini, salesman membuat invoice.

Dokumen invoice ini terdiri dari rangkap 2 (dua), yaitu:

- Lembar ke-1 untuk pelanggan

- Lembar ke-2 untuk salesman

Pelanggan menyerahkan sejumlah uang kas kepada salesman sebagai pembayaran.

6. Sekembali dari rutenya,salesman mengembalikan sisa barang ke gudang dengan mengisi kembali dokumen LOS/LIS pada kolom LIS.Shipper I atau Shipper gudang memeriksa sisa barang yang masuk dan sesuai dengan yang tertera pada kolom LIS dan menginput jumlah barang yang masuk ke PRMS untuk mengupdate jumlah persediaan barang yang ada di gudang.

7. Salesman mengeluarkan dokumen RHF dan mengisi hasil penjualan dari rutenya pada hari itu berdasarkan dokumen LOS/LIS dan invoice.

- Lembar ke-1 untuk Bookkeeper

- Lembar ke-2 untuk Kasir

- Lembar ke-3 untuk salesman

Salesman menyerahkan dokumen RHF dan uang kas kepada kasir.

8. Salesman mengumpulkan lembar ke-2 dokumen invoice dan lembar ke-3 dokumen RHF untuk digabungkan menjadi satu dalam paket RHF dan selanjutnya diserahkan kepada Bookkeeper.

9. Shipper gudang menyerahkan dokumen LOS/LIS lembar ke-1 yang telah diisi dan diperiksanya kepada RS Bookeeper.

10.Bookeeper menginput data dari dokumen-dokumen dalam paket RHF dan dokumen LOS/LIS ke dalam AS400 yang langsung on-line dan tersimpan di server AS400 yang ada di National Office, Cibitung Bekasi.Dari National Office inilah informasi penjualan pada hari itu dapat diakses ileh pihak-pihak yang berkepentingan,baik di Indonesia maupun luar negeri.Semua dokumen dalam paket RHF dan dokumen LOS/LIS diarsipkan oleh Bookkeeper. (lihat lampiran IV).

b. Penjualan tunai pada sistem presell, merupakan penjualan dengan cara pelanggan atau calon pembeli memesan barang terlebih dahulu.Prosedur selengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Calon pembeli atau pelanggan memesan barang ke bagian penjualan, yakni ke Preseller di sales center.

2. Semua order form diserahkan Preseller kepada Dispatcher untuk diakumulasikan Dispatcher kemudian membuat dokumen LOS/LIS dan

3. Deliveryman mengambil barang di gudang dan menyerahkan dokumen LOS/LIS yang memuat data seluruh pesanan yang dikirim.

Dokumen LOS/LIS terdiri dari rangkap 3 (tiga),yaitu: - Lembar ke-1 untuk Bookeeper

-Lembar ke-2 untuk Shipper -Lembar ke-3 untuk Deliveryman

4. Shipper I (Shipper gudang) memeriksa barang yang akan keluar dari gudang berdasarkan dokumen LOS/LIS dan menginput barang yang keluar ke PRMS berdasarkan dokumen tersebut.

5. Deliveryman beserta barang yang akan dikirim menuju Spot Checking untuk diperiksa kembali oleh shipper II atau Shipper Lapangan yang dibantu oleh sekuriti. Setelah diperiksa dan disetujui,maka Shipper II mengijinkan barang keluar dari perusahaan.

6. Deliveryman mendatangi outlet-outlet yang tertera pada daftar pemesan dan melakukan transaksi tunai dengan pelanggan.Untuk transaksi tunai ini Deliveryman mengeluarkan invoice.

Dokumen invoice ini terdiri dari rangkap 2(dua),yaitu: - Lembar ke-1 untu Pelanggan

-Lembar ke-2 untuk Deliveryman

Pelanggan menyerahkan sejumlah uang kas kepada Deliveryman sebagai pembayaran.

7. Sekembalinya dari mengantarkan pesanan,Deliveryman kembali ke gudang untuk check-in dengan mengisi kembali dokumen LOS/LIS pada kolom LIS. Shipper memeriksa sisa barang yang masuk(jika ada),sesuai

dengan yang tertera pada kolom LIS,dan Shipper gudang menginput data yang ada di dokumen LOS/LIS ke dalam PRMS untuk mengupdate persediaan barang di gudang.

8. Deliveryman mengeluarkan dokumen RHF dan megisi hasil penjualan dari barang yang dikirim pada hari itu berdastrkan dokumen LOS/LIS dan invoice.

Dokumen ini dibuat rangkap 3(tiga),yaitu: - Lembar ke-1 untuk RS Bookkeeper - Lembar ke-2 untuk Kasir

- Lembar ke-3 untuk Deliveryman

Deliveryman menyerahkan dokumen RHF lembar ke-2 dan kas kepada Kasir.

9. Deliveryman mengumpulkan semua dokumen lembar ke-2 dokumen invoice dan lembar ke-1 RHF untuk digabungkan menjadi 1 dalam paket RHF dan selanjutnya diserahkan kepada Bookkeeper.

10. Shipper gudang menyerahkan dokumen LOS/LIS lembar ke-1 yang telah diisi dan diperiksanya pada Bookkeeper.

11. Bookkeeper menginput data dari dokumen-dokumen dalam paket RHF dan dokumen LOS/LIS ke dalam AS400 yang langsung on-line dan tersimpan di server AS400 yang ada di National Office, Medan .Dari National Office inilah,informasi penjualan pada hari itu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan,baik di Indonesia maupun di luar Provinsi Sumatera Utara.Semua dokumen dalam paket RHF dan dokumen LOS/LIS

4.1.2. Sistem Akuntansi Penjualan Kredit

Untuk penjualan kredit,calon pembeli atau pelanggan terlebih dahulu harus memeberitahukan keperluan kreditnya melalui Deliveryman dengan memberikan alasan-alasannya,misalnya outlet mampu menjual lebih banyak produk dari yang biasa,akan tetapi tidak cukup modal, sehingga untuk memenuhi kebutuhan pasar,pelanggan ingin menambah pembelian produk dengan cara kredit.Keinginan pembelian kredit tersebut diteruskan oleh Deliveryman kepada Supervisor, kemudian Supervisor melakukan analisa terhadap data sales dan keuangan dari outlet yang ingin membeli produk secara kredit tersebut untuk tiga bulan terakhir.

Data sales termasuk volume penjualan dari outlet dan data keuangan,termasuk laporan laba rugi,neraca(fixed asset),kemampuan outlet membayar hutang,dan lain-lain.Setelah dianalisa,Supervisor kemudian mengisi Credit Application Form,yang mencakup profil outlet,data sales,catatan pembayaran,data kompetitor dan kemungkina untuk ekspansi. Data-data yang ada tersebut diserahkan Supervisor kepada Sales Center Manager dan dari Sales Center Manager diteruskan ke General dan Sales Manager dan diperiksa oleh Financial Manager yang kemudian diputuskan oleh General Manager, apakah outlet tersebut diberikan persetujuan untuk mendapatkan Flat Form Credit.

Setelah calon pembeli atau pelanggan tersebut telah mempunyai Flat Form Credit,outlet pelanggan tersebut dapat membeli produk secara kredit dengan batasan Flat Form Credit-nya.Jangka waktu pembayaran kredit ditetapkan oleh PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Binjai adalah 7 hari dan 14 hari untuk outlet lokal, 21 hari dan 30 hari untuk outlet nasional. Penentuan jangka waktu dan pembayaran ditentukan oleh perusahaan dan pelanggan harus melunasi

hutangnya untuk dapat membeli secara kredit kembali. Ketentuan kredit ini berlaku bagi Sistem Presell, karena perusahaan sebisa mungkin menghindari penjualan dengan kredit, sehingga pada Sistem Konvensional perusahaan hanya menawarkan barang secara tunai.

Prosedur penjualan pada sistem Presell untuk penjualan kredit pada perusahaan didasarkan atas pesanan pelanggan atau calon pembeli.Prosedur selengkapnya sebagai berikut: (Lihat lampiran VI)

1. Pelanggan memesan barang kepada preseller di Sales Center dan Preseller mengisi dokumen Order For

2. Semua Order Form diserahkan Preseller kepada Dispatcher untuk diakumulasikan.Dispatcher kemudian membuat dokumen LOS/LIS dan Delivery List untuk diserahkan kepada dan dibawa oleh Deliveryman. 3. Sebelum Deliveryman berangkat sesuai dengan rutenya,terlebih dahulu

Deliveryman meminta barang ke gudang dengan mengisi dokumen LOS/LIS berdasarkan total pesanan pelanggan untuk transaksi kredit. Dokumen LOS/LIS terdiri dari rangkap 3(tiga),yaitu:

- Lembar ke-1 untuk RS Bookkeeper - Lembar ke-2 untuk Shipper

- Lembar ke-3 untuk Deliveryman

4. Shipper I memeriksa barang yang akan keluar sesuai dengan yang tertera pada kolo LOS pada dokumen LOS/LIS.Jika telah sesuai, maka Shipper I menginput barang keluar ke PRMS dan jika ada selisih,maka terlebih dahulu diadjustment(disesuaikan) untuk kemudian diproses oleh Shipper

5. Setelah proses Pemuatan dan pemeriksaan barang (loading) di gudang selesai,maka Deliveryman dan barangnya menuju Spot Checking atau tempat pemeriksaan kembali sebelum keluar dari perusahaan.Di Spot Checking ini barang yang akan keluar kembali diperiksa oleh Shipper II atau Shipper lapangan dibantu sekuriti.Jika ada selisih,maka terlebih dahulu diadjusment untuk kemudian diproses oleh Shipper ke persediaan barang dengan menghubungi Shipper I.Setelah dicocokkan,maka Shipper II mengizinkan barang keluar dari perusahaan

6. Deliveryman mendatangi outlet-outlet dan melakukan transaksi kredit sesuai dengan pesanan masing-masing pelanggan.untuk transaksi kredit ini, Deliveryman membuat invoice kredit.

Invoice kredit ini terdiri dari rangkap 3(tiga),yaitu: - Lembar ke-1 untuk Bookeeper

- Lembar ke-2 untuk Deliveryman - Lembar ke-3 untuk Pelanggan

7. Sekembalinya dari rutenya, Deliveryman mengembalikan barang ke gudang dan mengisi kembali dokumen LOS/LIS pada kolom LIS. Shipper memeriksa barang yang masuk sesuai dengan yang tertera pada kolom LIS.

8. Deliveryman mengisi dokumen Daily Credit Summary yang mencantumkan berapa jumlah kredit yang terjadi(credit invoice).

Dokumen Daily Credit Summary terdiri dari rangkap 2(dua),yaitu: - Lembar ke-1 untuk Bookkeeper

9. Deliveryman mengumpulkan semua dokumen lembar ke-1 atau asli, baik dokumen invoice dan Daily Credit Summary,dan digabungkan menjadi satu dalam satu paket Daily Credit Summary.Selanjutnya diserahkan kepada Bookkeeper.

10. Shipper gudang menyerahkan dokumen LOS/LIS lembar ke-1 yang telah diisi dan diperiksanya kepada Bookkeeper.

11. Bookkeeper menginput data dari dokumen-dokumen dalam paket Daily Credit Summary dan dokumen LOS/LIS ke dalam AS400 yang langsung online dan tersimpan di server AS400 yang ada di National Office, Medan.Dari National Office inilah informasi penjualan kredit pada hari itu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan,baik di Indonesi.Semua dokumen dalam paket RHF dan dokumen LOS/LIS diarsipkan oleh Bookkeeper.

4.1.3. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Sistem dan prosedur penerimaan kas pada PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Binjai terdiri dari penerimaan kas tunai dan penerimaan kas dari penagihan piutang.Dokumen yang dipakai untuk penerimaan kas yaitu:

1. Faktur penjualan kredit yang akan dilunasi oleh pelanggan. 2. Dokumen RHF,untuk penyetoran hasil penagihan kasir.

3. Dokumen Daily Credit Summary,untuk mendokumentasikan berapa piutang yang telah tertagih

Untuk mencatat penerimaan kas,perusahaan telah menggunakan AS400.Laporan penerimaan kas perusahaan yaitu laporan Route Cash

harian dalaam bentuk uang yang diterima,baik dari penjualan tunai maupun yang berasal dari credit collection.

Prosedur penerimaan kas pada PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Binjai yang dibahas disini adalah prosedur penerimaan kas dari penjualan kredit karena penerimaan kas dari penjualan tunai telah diuraikan sebelumnya.Penerimaan kas dari penagihan piutang ini berlaku bagi Sistem Presell.

Adapun Prosedur yang dilakukan oleh PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Binjai dalam penerimaan kas adallah sebagai berikut:

1. Salesman / Deliveryman menerima daftar tagihan dan faktur asli dari penjualan kredit pelanggan dari Bookkeeper di Sales Center. 2. Salesman/Deliveryman mendatangi pelanggan dan melakukan

penagihan.

3. Pelanggan menbayar tagihan dan menerima faktur penjualan asli dari penagih yang telah dibubuhi tanda”lunas” sebagai bukti telah melunasi tagihannya.

4. Sekembalinya dari tempat pelanggan, Salesman/Deliveryman mengisi dokumen Daily Credit Summary dan mengisi berapa jumlah kredit yang tertagih(credit collection).

Dokumen Daily Credit Summary ini terdiri dari rangkap 2 (dua), yaitu:

- Lembar ke-1 untuk RS/AR Bookkeeper - Lembar ke-2 untuk Salesman/Deliveryman

5. Kemudian Salesman/Deliveryman mengisi dokumen Route Header Form.

Dokumen ini terdiri dari 3 (tiga) rangkap,yaitu: -Lembar ke-1 untuk RS Bookkeeper

-Lembar ke-2 untuk Kasir

- Lembar ke-3 untuk Salesman/Deliveryman

6. Salesman/Deliveryman mengumpulkan dokumen lembar ke-1 dari dokumen Daily Credit Summary dan Route Header Form dan mnyerahkannya kepada RS Bookkeeper.

7. RS Bookkeeper mengarsipkan dokumen Route Header Form dan menyerahkan dokumen Daily Credit Summary pada A/R Bookkeeper.

8. A/R Bookkeeper mencatat piutang yang tertagih berdasarkan dokumen Daily Credit Summary dan kemudian mengarsipkan dokumen tersebut.

4.1.4. Aktivitas Pengendalian atas Penjualan dan Penerimaan Kas

Aktivitas pengendalian penjualan dan penerimaaan kas pada PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Binjai meliputi kebijakan dan prosedur yang dibuat oleh perusahaan ini untuk memberikan kemungkinan yang memadai bahwa pengawasan penjualan dan penerimaan kas yang ditetapkan telah dilaksanakan dalam beberapa kategori seperti berikut ini:

a. Otorisasi memadai

transaksi tersebut.Dalam melaksanakan transaksi penjualan dan penerimaan kas otorisasi diatur antara lain sebagai berikut:

1. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur.

2. Prosedur pemilihan platform kredit harus mendapat persetujuan dari General Manager.

3. Dalam pengambilan barang,salesman menerima dokumen LOS/LIS yang telah disetujui oleh bagian gudang(shipper).

4. Penerimaan kas diotorisasi oleh kasir.

b. Perencanaan dan penggunaan dokumen dan catatan yang cukup

PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Binjai telah membuat dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang bertujuan untuk pengendalian penjualan dan penerimaan kas.Pengisian data pada dokumen dilakukan dengan program komputer oleh personil yang berwenang. Nomor dokumen dicetak oleh komputer secara otomatis berurutan menurut terjadinya transaksi. Prosedur pencatatan ke dalam catatan akuntansi dilakukan dengan program komputer oleh personil yang berwenang. Dokumen dan catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan dan penerimaan kas perusahaan telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

c. Pengecekan secara independen

Kebijakan pemisahan fungsi dalam perusahaan sehubungan dengan pengendalian penjualan dan penerimaan kas secara otomatis menciptakan pengecekan yang independen diantara bagian-bagian

yang melakukan penjualan, mengeluarkan barang, mengirimkan barang, menerima kas, dan yang menginput data ke dalam jurnal.

d. Pemisahan fungsi yang memadai

Pada penjualan dan penerimaan kas dilakukan pemisahan tugas-tugas yang jelas, yaitu:

1. Fungsi pengiriman barang terpisah dari fungsi penjualan. 2. Fungsi penjualan terpisah dari fungsi penerimaan kas. 3. Fungsi penerimaan kas terpisah dari fungsi akuntansi. 4. Fungsi penyerahan barang terpisah fari fungsi akuntansi

5. Fungsi akuntansi terpisah dari fungsi operasi dan fungsi penyimpanan uang dan barang

e. Pengawasan fisik atas kekayaan dan catatan

PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Binjai melakukan berbagai upaya untuk melidungi kekayaan dan catatan perusahaan dari kemungkinan kerusakan dan pencurian.Oleh sebab itu,harus diambil langkah-langkah intuk menjaga aset tersebut.Adapun penjagaaan aset yang dilakukan oleh PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Binjai adalah sebagai berikut :

1. Mensupervisi dan memisahkan tugas secara efektif. 2. Memelihara catatan-catatan aset.

3. Membatasi akses secara aktif ke aset seperti adanya penjagaan keamanan, gudang-gudang terkunci, lemari besi, password computer, televisi pengawas, akses terbatas ke deposit box kas,dan

4. Melindungi catatan dan dokumen, seperti perlengkapan komputer yang sensitive harus diletakkan dalam ruangan yang memiliki alat pendingin dan perlindungan dari api,dan ruangan tersebut harus ditinggikan dan diperkuat untuk menghindari banjir dan kejatuhan dari benda lain .Misalnya, kantor bagian administrasi terletak di area depan dan di lantai dua.

5. Pembatasan akses ke ruang computer.

6. Setiap asset (aktiva berwujud) diberi nomor inventaris.

4.2. Analisis Hasil Penelitian

Setelah penulis mengumpulkan data-data dan informasi mengenai penerapan sistem akuntansi, khususnya untuk penjualan dan penerimaan kas pada PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Binjai, maka penulis mencoba untuk menganalisisnya sebagai berikut:

4.2.1.Analisa Sistem Akuntansi Penjualan

Sistem akuntansi penjualan pada PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Binjai dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan yang ada,dimana perusahaan menggunakan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk transaksi penjualan,mempunyai catatan-catatan yang memadai dengan menggunakan sistem komputerisasi berupa program AS400 untuk transaksi penjualan.Perusahaan juga memiliki prosedur yang ketat atas penjualan serta memakai alat-alat yang modern guna mendukung teraplikasinya sistem tersebut,misalnya perusahaan telah menggunakan komputer untuk keperluan pencatatan,sehingga bagian pembukuan lebih mudah melakukan tugasnya.

Laporan yang dihasilkan dari sistem akuntansi penjualan pada PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Binjai cukup baik dan jelas ,dimana dari laporan

Dokumen terkait