• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DAN EVALUASI A. Tahapan Tindakan Pelaksanaan Penagihan Pajak

Berikut ini adalah tahapan tindakan pelaksanaan penagihan pajak

1 Penagihan Pasif

a) Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) dan Surat Ketetapan Pajak.

Salah satunya kewajiban Wajib Pajak/Penanggung Pajak adalah melaporkan kewajiban perpajakannya setiap tahun dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak. Apabila Wajib Pajak/Penanggung Pajak telah menghitung, menyetor, dan melaporkan pajaknya dengan benar sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, maka kepada Wajib Pajak/Penanggung Pajak tidak dikeluarkan Surat Teguran Pajak dan Ketetapan Pajak.

Berikut ini adalah tiga setatus atau keadaan Surat Tagihan Pajak (SPT) yang dilaporkan oleh Wajib Pajak.

1) Lebih bayar, yaitu apabila kredit pajak lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang.

2) Kurang bayar,yaitu apabila kredit pajak lebih kecil dari pada jumlah pajak yang terutang.

3) Nihil,yaitu apabila kredit pajak sama dengan jumlah pajak terutang.

Untuk memberikan kepastian hukum dari status SPT seperti diatas,maka perlu adanya pemeriksaan.Hasil dari pemeriksaan tersebut adalah diterbitkannya atau dikeluarkannya SKP sebagai berikut ini

1) SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar)

2) SKPKBT(Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan)

3) SKPLB(Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar)

4) STP(Surat Tagihan Pajak)

Tindakan Pelaksanaan penagihan aktif dilakukan apabila jumlah pajak yang terutang seperti yang tercantum dalam STP,dan SKP tidak atau Kurang Bayar setelah jatuh tempo. Tindakan penagihan aktif diawali denagn dikeluarkannya Surat Teguran.

2 Penagihan Aktif

Berikut ini adalah tahapan tindakan pelaksanaan penagihan aktif. a) Penerimaan Daftar Pengantar Penetapan dan Lampirannya

Daftar Pengantar Penetapan dan Lampirannya(STP,SKPKB.dan SKPKBT) yang diterima oleh Kasubsi Penagihan dari Kepala Seksi Penagihan, kemudian diteliti dan dicocokkan kebenaran angka-angkanya.Jika setelah diteliti ternyata benar dan cocok, maka Daftar Pengantar Penetapan beserta lampirannya diteruskan kepada Petugas Pemegang Buku Register Pengawasan Penagihan untuk dicatat pada Buku Register tersebut.

Daftar Pengantar Penetapan beserta lampirannya diterima kembali dari Petugas Pemegang Buku Register Pengawasan Penagihan dan diteruskan ke Sub Seksi Tata Usaha Piutang Pajak.

b) Penerimaan Daftar Pengantar Keputusan Pembetulan, SK,Keberatan,Putusan

Banding, dan Lampirannya.

Daftar Pengantar Surat Keputusan Pembetulan SK Keberatan, Putusan Banding, dan SK Pembetulan , SK Keberatan, Putusan Bandingnya termasuk SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding yang menyebabkan lebih bayar yang diterima oleh Kasubsi Penagihan dari Kepala Seksi Penagihan kemudian diteliti dan dicocokkan kebenaran angka-angkanya. Jika setelah diteliti ternyata cocok maka Daftar Pengantar Keputusan Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding

dan lampirannya diteruskan kepada Petugas Pemegang Buku Register Pengawasan Penagihan untuk dicatat pada Buku Register tersebut.

Daftar Pengantar Keputusan Pembetulan, Keberatan, Putusan Banding dan SK Pembetulan SK Keberatan, Putusan Bandingnya termasuk SK Pembetulan , SK Keberatan Putusan Banding yang menyebabkan lebih bayar diterima kembali dari Petugas Pemegang Buku Ekspedisi kepda Kepala Sub Seksi Tata Usaha Piutang Pajak.

c) Penerimaan SK Angsuran, SK Penundaan , dan SK Penolakan Angsuran atau

Penundaan Pembayaran Pajak.

SK Angsuran Pembayaran Pajak,SK Penundaan Pembayaran Pajak dan SK Penolakan atas permohonan Angsuran atau Penundaan Pembayaran Pajak yang diterima oleh Kasubsi Penagihan dari Sub Seksi Tata Usaha Piutang Pajak diteliti kebenarannya. Jika sudah diteliti tenyata cocok , maka SK Angsuran Pembayaran Pajak dan SK Penundaan Pembayaran Pajak diteruskan dengan Buku Ekspedisi kepada Petugas Pemegang Buku Register Pengawasan Angsuran dan Penundaan Pembayaran. SK Penolakan atas Permohonan Angsuran atau Penundaan Pembayaran Pajak diteruskaan kepada Petugas Pemegang Buku Register Pengawasan Penagihan untuk di catat pada masing-masing Buku Register tersebut dan selanjutnya disimpan kedalam Berkas Penagihan.

d) Penerimaan Daftar Pengantar Keputusan Penghapusan dan lampirannya.

Daftar Pengantar Keputusan Penghapusan beserta Petikan Salinan Surat Keputusan Mentri Keuangan tentang Penghapusan Piutang Pajak per Wajib Pajak dan Daftar Lampiran Surat Keputusan Menteri Keuangan diterima dari Kepala Seksi Penagiahan.

Daftar Pengantar Keputusan Penghapusan beserta lampirannya diteruskan kepada Petugas Pemegang Buku Register Pengawasan Penagihan untuk dicatat pada Buku Register tersebut dan satu petikan pada Petugas Pemegang Berkas Penagihan untuk disimpan.

Daftar Pengantar Keputusan Penghapusan beserta lampirannya diterima kembali dari Petugas Pemegang Buku Register Pengawasan Penagihan dan diteruskan dengan Buku Ekspedisi kepada Kepala Kantor Sub Seksi Tata Usaha Piutang Pajak

e) Penerimaan Surat Setoran Pajak

Surat Setoran Pajak dan Bukti Pbk untuk STP, SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan , SK Keberatan , dan Putusan Banding serta pembayaran bunga penagihan yang dihitung sendiri dan SPS nya, yang diterima oleh Kasubsi Penagihan dari Kepala Seksi Penagihan, kemudian dicocokkan kebenaran angka-angkanya serta jumlah SSP yang tercantum pada SPS dan SHR nya. Jika setelah diteliti ternyata cocok, maka SSP beserta bukti Pbk, SHR,SPS nya diteruskan kepada Petugas Pemegang Buku Register Pengawasan Penagihan untuk dicatat pada Buku Register tersebut tanpa merubah susuanannya.

SSP,Bukti Pbk, dan SPS nya diterima kembali dari Petugas Pemegang Buku Register Pengawasan Penagihan dan diteruskan dengan Buku Ekspedisi yang kolomnya memuat No.SSP, Jumlah uangnya kepada Kepala Sub Seksi Tata Usaha Piutang Pajak.

f) Penerimaan Daftar Piutang Pajak yang diperkirakan tidak dapat atau tidak

mungkin ditagih lagi.

Lembar ke-1 yang diterima oleh Kasubsi Penagih dari Kepala Seksi Penagihan kemudian diteruskan kepada Jurusita untuk dilakukan penelitian setempat.Surat

Perintah Penelitian Setempat diperiksa oleh jurusita. Laporan Hasil Penelitian Setempat yang diterima oleh Kasubsi Penagihan dari Jurusita Pajak diteliti dan di paraf, kemudian diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan untuk diteliti dan ditandatangani dan selanjutnya disampaikan kepada Kepala KPP untuk disetujui dengan membubuhkan tanda tangan.

g) Penerimaan Surat Setoran Pajak (dari Wajib Pajak)

SSP dan bukti Pbk untuk pembayaran STP, SKPKB, dan SKPKBT yang diterima dari Wajib Pajak kemudian diteliti dan diteruskan kepada Petugas Pembuat Berkas Penagihan untuk disimpan dalam Berkas Penagihan yang bersangkutan.

3 Kegiatan Penagihan

Berikut ini adalah kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam tahapan tindakan penagihan.

a) Surat Teguran

Surat Teguran yang diterima Seksi Penagihan dari Petugas Pemegang Buku Regiter Pengawasan Penagihan diteliti dan diparaf, kemudian diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan untuk ditandatangani.

b) Surat Penagihan Seketika dan Sekaligus

Surat Perintah Penagihan Pajak Seketika dan Sekaligus dibuat dan diparaf, kemudian diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan untuk diteliti dan diparaf,selanjutnya disampaikan kepada Kepala KPP untuk ditandatangani. c) Surat Paksa

Surat Paksa yang diterima Kasubsi Penagihan dari Jurusita diteliti dan diparaf, kemudian diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan untuk diteliti dan diparaf,selanjutnya disampaikan kepada Kepala KPP untuk ditandatangani

d) Laporan Pelaksanaan Surat Paksa

Laporan Pelaksanaan Surat Paksa yang diterima oleh Kasubsi Penagihan dari Jurusita diteliti dan diparaf, kemudian diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan.

e) Tanda Terima Biaya Penagihan Pajak Negara oleh Jurusita diajukan kepada

Kasubsi Penagihan.

f) Tanda Terima Biaya Pelaksanaan Surat Paksa atau Pelaksanaan Penyitaaan

Tanda Terima Biaya Pelaksanaan Surat Paksa atau Pelaksanaan Penyitaan yang diterima oleh Kasubsi Penagihan dari Jurusita diteliti kemudian diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan.

g) Surat Perintah Melakukan Penyitaan

Surat Perintah Melakukan Penyitaan yang diterima oleh

Kasubsi Penagihan dari Jurusita diteliti dan diparaf, kemudian diteruskan kepada Kepala KPP untuk ditandatangani.

h) Berita Acara Pelaksanaan Sita

Berita Acara Pelaksanaan Sita yang diterima oleh Kasubsi Penagihan dari Jurusita diteliti,kemudian diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan untuk disimpan dalam Berkas Penagihan.

i) Surat Pencabutan Sita

Surat Pencabutan Sita yang diterima oleh Kasubsi Penagihan dari Jurusita diteliti dan diparaf,kemudian diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan untuk diteliti dan diparaf, selanjutnya di sampaikan kepada kepada Kepala KPP untuk ditandatangani.

Surat Pemberitahuan Penyitaan Barang Tidak Gerak Atas Nama Wajib Pajak atau Penanggung Pajak yang diterima oleh Kasubsi Penagihan dari Jurusita diteliti dan diparaf,kemudian diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan untuk diteliti dan diparaf, selanjutnya disampaikan kepada Kepala KPP untuk ditandatangani.

k) Surat Pemberitahuan Akan Dilakukan Pelelangan atau Kesempatan Terakhir

Surat Pemberitahuan Akan Dilakukan Pelelangan atau

Kesempatan Terakhir kepada WP/PP yang diterima oleh Kasubsi Penagihan dari Jurusita diteliti dan diparaf,kemudian diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan untuk diteliti dan diparaf, selanjutnya disampaikan kepada Kepala KPP untuk ditandatangani.

l) Surat Permintaan Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan

Surat Permintaan Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan yang diterima oleh Kasubsi Penagihan dari Jurusita diteliti dan diparaf,kemudian diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan untuk diteliti dan diparaf, selanjutnya disampaikan kepada Kepala KPP untuk ditandatangani

m) Pengumuman Lelang

Pengumuman Lelang yang diterima oleh Kasubsi Penagihan dari Jurusita diteliti dan diparaf,kemudian diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan untuk diteliti dan diparaf, selanjutnya disampaikan kepada Kepala KPP untuk ditandatangani yang selanjutnya diumumkan melalui media masa.

n) Pembatalan Lelang

Pembatalan Lelang yang diterima oleh Kasubsi Penagihan dari Jurusita diteliti dan diparaf,kemudian diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan untuk diteliti

dan diparaf, selanjutnya disampaikan kepada Kepala KPP untuk ditandatangani.

o) Laporan Hasil Pelaksanaan Lelang

Laporan Hasil Pelaksanaan Lelang yang diterima oleh Kasubsi Penagihan dari Jurusita diteliti dan diparaf,kemudian diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan untuk diteliti dan diparaf, selanjutnya disampaikan kepada Kepala KPP untuk ditandatangani

4 Pembuatan Laporan Pelaksanaan Penagihan

Laporan Pelaksanaan Penagihan Lelang yang diterima oleh Kasubsi Penagihan dari Jurusita diteliti dan diparaf,kemudian diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan untuk diteliti dan diparaf, selanjutnya disampaikan kepada Kepala KPP untuk ditandatangani.

5 Pengawasan Pelaksanaan Tugas

Berikut Ini adalah pengelolaan Sub Seksi Penagihan dalam rangka pengawasan pelaksanaan tugas.

a. Mengawasi secara langsung kelancaran arus dokumen penagihan.

b. Mengawasi secara langsung pelaksanaan tugas dan hasil pelaksanaan tugas

yang dikerjakan oleh Pemegang Buku Register Pengawasan Penagihan, Jurusita dan Petugas Pemegang Buku Register Pengawasan Angsuran atau Penundaan Pembayaran Pajak

c. Mengadakan koordinasi yang baik dengan Kepala Seksi Tata Usaha Piutang

Pajak untuk kelancaran tugas-tugas Sub Seksi Penagihan.

6 Tugas Lain-lain

B. Keefektifan Pelaksanaan Tugas Jurusita Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

Data Pelaksanaan ST,SP,SPMP,Lelang yang Diterbitkan

No Kegiatan Jumlah/Tahun 2012 2013 1 ST 3442 1845 2 SP 2758 4803 3 SPMP 5 6 4 Lelang - -

Keterangan =Tidak adanya data lelang dikarenakan semua utang pajak dapat tertagih sehingga tidak terjadi pelelangan.

Target dan Realisasi Tunggakan Pajak Tahun

Anggaran

Target Realisasi Presentase

2011/2012 18.551.264.645 2.948.380.493 16%

2012/2013 4.555.944.579 3.764.613.546 83%

- Pelaksanaan ST tahun 2011 dibandingkan Tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 238%. Hal ini dikarenakan STP yang belum dilunasi setelah tanggal jatuh tempo.Sedangkan pada Tahun 2012 dibandingkan Tahun 2013 turun sebesar 46%. Penurunan tersebut dikarenakan semakin banyaknya STP yang sudah dilunasi setelah jatuh tempo.

- Pelaksanaan SP Tahun 2011 dibanding Tahun 2012 naik sebesar 136%.hal ini

dikarenakan semakin banyak nya STP yang belum dilunasi setelah tanggal jatuh tempo dan setelah dikeluarkannya ST

- Dan pada Tahun 2012 dibanding 2013 juga mengalami kenaikan sebesar 74%.Hal ini

dikarenakan semakin banyak STP yang belum dilunasi setelah tanggal jatuh tempo dan setelah diterbitkannya ST.

- Pelaksanaan SPMP Tahun 2011 dibanding 2012 mengalami kenaikan sebesar67%

dan pada Tahun 2012 diabanding Tahun 2013 mengalami kenaikan 20%. Peningkatan ini sebanding dengan jumlah SP yang meningkat. Hal ini dikarenakan makin kurangnya kesadaran Wajib Pajak akan kewajiban Perpajakannya

Realisasi pencairan tunggakan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Timur pada tahun 2013 tidak mampu melampaui target yang ditetapkan.Akan tetapi kenaikan pencairan tunggakan di Tahun 2013 dibandingkan pencairan 2012 sangatlah pesat walaupun belum melampaui target.Sehingga masih dapat dikatakan cukup efektif.

C. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Oleh Jurusita Pajak Dalam Menyelesaikan Utang Pajak

Seperti kita ketahui bahwa tugas yang dibeban oleh Jurusita pajak merupakan tugas yang tidak ringan , karena dalam pelaksanaan tugasnya ia harus berhadapan langsung dengan

wajib pajak, yang tentu saja mempunyai berbagai perangai dalam memenuhi utang pajaknya.

Pada dasarnya tugas jurusita pajak diawali dengan mempersiapkan dan mempelajari dokumen-dokumen yang dibutuhkan (Kartu Identitas Jurusita Pajak, SP/SPMP/, dan data-data wajib pajak , daftar aktiva wajib pajak yang akan dijadikan jaminan utangnya dan dokumen-dokumen terkait lainnya).Lalu Jurusita Pajak mendatangani tempat tinggal wajib pajak , apabila ia dapat bertemu langsung dengan wajib pajak , maka ia harus mengemukakan maksud kedatangnnya. Untuk memastikan apakah tunggakan wajib pajak telah sesuai dengan tunggakan yang tertera dalam surat tugasnya maka Jurusita Pajak meminta kepada wajib pajak untuk memperlihatkan SKP (SKPKB/SKPKBT) atau juga SK. Pengurangan dan dokumen-dokumen terkait lainnya (apabila ada).Apabila tunggakan dimaksud telah sesuai , maka Jurusita Pajak memberitahukan SP atau melaksanakan SPMP dengan mencatat barang-barang wajib pajak sebagai jaminan utang pajaknya. Dan kemudian ia dapat menempeli barang-barang tersebut dengan segel penyitaan (untuk SPMP). Kemudian apabila wajib pajak masih belum melunasi utang pajaknya, maka Jurusita Pajak mempersiapkan dokumen-dokumen lelang dan menghubungi instansi yang berwenang untuk melaksanakan pelelangan. Dalam melaksanakan tahapan-tahapan tugasnya tidak jarang Jurusita Pajak menjumpai berbagai kendala,baik yang datangnya dari wajib pajak atau yang datang dari Jurusita Pajak atau KPP Medan Timur yang antara lain adalah sebagai berikut:

1. WP Tidak Mengupdate Data

Banyak WP yang tidak melaporkan usahanya mengenai masih/ tidaknya usaha itu berlangsung. Jadi seringkali Jurusita Pajak tidak dapat memberitahukan SP atau melaksanakan SPMP karena tidak dapat menemukan wajib pajak atau WP tidak melapor Usaha yang dijalaninya /telah berpindah tempat.

2. Ketidak jelasan Alamat WP

Ketidak jelasan WP dikarenakan WP yang tidak mengupdate data usaha mereka, sehingga Jurusita Pajak sulit menemukan WP yang sudah pindah lokasi .Sehingga kemudian beberapa WP juga ada memberikan alamat tidak lengkap.

3. WP Menolak Untuk Membayar Pajak

Tidak adanya kesadaran dari WP menjadi kendala yang paling utama. WP tidak ingin untuk membayar pajak mereka . Karena WP merasa rugi jika penghasilan dari usahanya akan berkurang jika membayar pajak.

D. Cara-Cara Mengatasi Kendala Yang Dialami Oleh Jurusita Pajak

Ada beberapa langkah yang merupakan perwujudan dari pihak Jurusita Pajak dalam menyelesaikan utang pajak yaitu antara lain:

a. Jurusita Pajak langsung survey kelapangan untuk mencari info yang akurat

mengenai perubahan usaha WP ataupun tentang hal-hal baru yang belum dimiliki datanya oleh Jurusita Pajak

b. Jika WP telah pindah atau alamatnya tidak jelas sementara WP tidak bisa

dihubungi. Jurusita akan mencari informasi ke pihak ketiga contohnya kepihak kependudukan.

c. Melakukan upaya persuasif kepada WP , contoh memberi angsuran

atau penundaan pembayaran akan tetapi jika tidak membayar juga akan melakukan penagihan represif (blokir,sita, cekal).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait