• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Jurusita Pajak Dalam Menyelesaikan Utang Pajak

Dalam menyelesaikan Utang Pajak, Pihak Direktorat Jenderal Pajak mengandalkan peran Jurusita dalam melaksanakan Penagihan Pajak dalam menyelesaikan Utang Pajak antara lain:

1) Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus.

Pasal 1 Angka(11) UU PPSP menyebutkan :’’Penagihan Seketika dan Sekaligus adalah tindakan penagihan pajak yang dilaksanakan oleh Jurusita Pajak kepada Penangggung Pajak tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh utang pajak dari semua jenis pajak, Masa Pajak,dan Tahun Pajak’’.

Ketentuan lain yang mengatur mengenai Penagihan Seketika dan Sekaligus adalah Pasal 20 UU KUP:

- Atas jumlah pajak yang masih harus dibayar, yang berdasarkan Surat Tagihan

Pajak Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan , Putusan Banding, serta Keputusan Peninjauan Kembali yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, yang tidak dibayar oleh Penanggung Pajak sesuai dengan jangka waktu sebagai mana dimaksud dalam Pasl 9 Ayat (3) atau Ayat (3A) dilaksanakan penagihan Pajak dengan Surat Paksa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan..

- Jurusita Pajak mendapat informasi atau menemukan bukti yang akurat. Perihal penanggung pajak seperti:

a. Penanggung Pajak akan meniggalkan Indonesia untuk selamanya atau berniat untuk itu

b. Penanggung Pajak memindahtangankan barang yang dimiliki atau

yang dikuasai dalam rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan atau pekrjaan yang dilakukannya di Indonesia

c. Terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung Pajak akan membubarkan

badan usaha atau menggabungkan atau memekarkan usaha atau memindahtangankan perusahaan yang dimiliki atau yang dikuasainya atau melakukan perubahan bentuk lainnya.

d. Badan usaha akan dibubarkan oleh Negara atau

e. Terjadi penyitaan atas barang Penanggung Pajak oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-tanda kepailitan.

Setelah Jurusita Pajak mengetahui , mendapat informasi ,atau menemukan bukti seperti yang disebutkan diatas maka jurusita pajak segera membuat konsep surat perintah penagihan pajak seketika dan sekaligus tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran, penerbitan surat teguran ataupum penerbitan surat paksa lalu menyampaikan kepada kepala seksi penagihan.Setelah diteliti diserahkan kepada kepala Kantor Pelayanan Pajak dan setelah diteliti juga, dikembalikan kepada pihak Jurusita Pajak.

Jurusita Pajak menatausahakan dan menyampaikan surat perintah penagihan pajak seketika dan sekaligus kepada penanggung pajak untuk segera melunasi tunggakan pajaknya sebelum melakukan perbuatan-perbuatan seperti diatas dan selanjutnya melaksanakan proses penagihan berikutnya.

Disini kita ketahui bahwa peran jurusita pajak adalah pencari informasi tentang penanggung tunggakan pajak .membuat surat perintah penagihan seketika dan sekaligus sampai surat tersebut siap disampaikan kepada penanggung pajak.

2) Memberitahukan Surat Paksa

Pengertian Surat Paksa telah diatur dalam Pasal Angka 12 UU No 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa yang berbunyi ‘’ Surat Paksa adalah Surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak.

Jurusita Pajak meneliti dan mencetak konsep surat paksa dan berita acara pemberitahuan surat paksa serta menyampaikan kepada kepala seksi penagihan.Setelah itu kepala seksi penagihan meneliti dan memaraf konsep surat paksa dan berita acara pemberitahuan surata paksa serta menyampikan kepada kepala kantor pelayanan pajak pratama, dan kepada kepala kantor menyetujui dan menandatangani surat tersebut dan diberikan kepada pihak jurusita pajak ,dan pihak jurusita pajak memberitahukan surat paksa dan berita acara pemberitahuan surat paksa kepada wajib pajak/ penanggung pajak.

Jurusita pajak membuat sekaligus menandatangani Laporan Pelaksanaan Surat Paksa (LPSP) dan menyampikan kepada kepala seksi penagihan.Kemudaian diteliti dan ditandatangani dan diserahkan kembali kepada pihsk jurusita pajak untuk diteruskan `jurusita menatausahakan lpsp dengan cara mencatat pada kartu pengawasan serta mengarsipkan LPSP.

3) Melaksanakan penyitaan atas barang penanggung pajak berdasarkan Surat Paksa

Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP)

Tindakan Penyitaan dilakukan paling cepat setelah jangka waktu pelunasan atas hutang pajak terlampaui yaitu 2x24 jam setelah penyampaian Surat Paksa kepada

Wajib Pajak atau Penanggung Pajak oleh Jurusita Pajak dengan menerbitkan Surat Perintah Melakukan Penyitaan (SPMP)

Penyitaan yang dilakukan oleh jurusita pajak ada 3 macam

- Penyitaan terhadap kekayaan penanggung pajak berupa barang bergerak

Didasarkan pada surat perintah melaksanakan penyitaan (SPMP) yang telah diterbitkan , Jurusita pajak memperlihatkan kartu tanda pengenal jurusita pajak, menyampaikan SPMP kepada penaggung pajak, dan memberitahukan tentang maksud dan tujuan penyitaan. Penyitaan tetap dilakukan meskipun tidak dihadiri oleh penanggung pajak, sepanjang ada salah seorang saksi berasal dari pemerintah daerah setempat sekurang-kurangnya setingkat sekretaris kelurahan atau seketaris desa.Setelah itu jurusita pajak melakukan inventarisasi dan membuat rincian tentang barang bergerak beserta bukti kepemilikannya dalam suatu daftar yang merupakan lampiran berita acara pelaksanaan sita, dan menandatangani berita acara pelaksanaan sita, dan menyampaikan kepada penanggung pajak untuk ditandatangani.

Selanjutnya penanggung pajak meneliti dan menandatangani berita acara pelaksanaan sita dan menyampaiakannya kepada saksi-saksi untuk ditandatangani. Dalam hal penanggung pajak menolak untuk menandatangani berita acara pelaksanaan sita, jurusita harus mencantumkan penolakan tersebut dalam berita acara pelaksanaan sita.Setelah saksi meneliti dan menandatangani berita acara pelaksanaan sita lalu berita acara tersebut disampaikan kepada jurusita .

Jurusita pajak menunjuk penyimpan barang sitaan didepan saksi-saksi dan menitipkan barang sitaan.Penyimpan barang meneliti dan menandatangani berita acara pelaksanaan sita.Setelah itu jurusita pajak membuat konsep surat pengantar salinan berita acara pelaksanaan sita dan menyampaikannya kepada kepala seksi penagihan.

Kepala seksi penagihan menerima surat pengantar salinan berita acara pelaksanaan sita kemudian kepala seksi penagihan meneliti dan memaraf konsep surat pengantar salinan berita acara pelaksanaan sita dan menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP).Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatanagani konsep surat pengantar salinan berita acara pelaksanaan sita,kemudian jurusita meanatausahakan dan mengirimkan surat pengantar berita acara pelaksanaan sita dan salinan berita acara pelaksanaan sita kepada penanggung pajak dan kepolisian (untuk barang bergerak yang kepemilikannya terdaftar).

- Penyitaan terhadap kekayaan penanggung pajak berupa barang tidak bergerak

Berdasarkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan(SPMP) yang telah diterbitkan, jurusita pajak memperlihatkan kartu tanda pengenal jurusita pajak, menyampaikan SPMP kepada penanggung pajak, dan memberitahukan tentang maksud dan tujuan penyitaan. Dalam hal penanggung pajak menolak menerima SPMP atau tidak hadir, penyitaan teetap dilaksanakan dengan ketentuan ada salah satu saksi yang berasal dari pemerintah daerah setempat, serendah-rendahnya setingkat seketaris kelurahan atau seketaris desa.Penolakan penanggung pajak dicantumkan dalam berita pelaksanaan sita.Jurusita meminta bantuan kepada pihak kepolisian, apabila jurusita pajak mengalami kesulitan untuk memasuki pekarangan objek sita.

Jurusita melakukan inventarisasi dan membuat rincian tentang barang tidak bergerak beserta kepemilikannya dalam suatu daftar yang merupakan lampiran berita acara pelaksanaan sita, membuat dan menandatangani berita acara pelaksanaan sita serta menyampikannya kepada penanggung pajak. Kemudian penanggung pajak meneliti dan menandatangani berita acara pelaksanaan sita dan menyampaikannya kepada saksi-saksi.Dalam hal penanggung pajak menolak menandatangani berita acara

pelaksanaan sita jurusita pajak harus mencantumkan penolakan tersebut dalam berita acara pelaksanaan sita.

Saksi-saksi meneliti dan menandatangani Berita Acara Pelaksanaan Sita (BAPS) dan menyampikannya kepada jurusita pajak, lalu jurusita pajak menempelkan stiker sita berdasarkan berita acara pelaksanaaan sita pada pintu masuk dan /atau tempat lain yang dianggap diketahui oleh banyak umum mengenai penyitaan dalam barang sita begerak tersebut.

Langkah selanjutnya jurusita pajak membuat konsep surat pengantar salinan berita acara pelaksanaan sita dan menyampaikannya kepada Kepala seksi penagihan.Kemudian Kepala seksi penagihan meneliti dan memaraf konsep surat pengantar salinan berita acara pelaksanaan sita dan menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak(KPP).setelah Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui konsep surat tersebut , kemudian jurusita menatausahakan dan mengirimkan salinan berita acara pelaksanaan sita dan surat pengantarnya kepada :

a. Penanggung pajak,

b. Badan pertahanan nasional,untuk tanah kepemilikannya sudah terdaftar dan

c. Pemerintah daerah dan pengadilan negeri setemapat, untuk tanah yang

kepemilikannya belum terdaftar melalui bagian umum.Dalam hal objek sita berupa tanah, jurusita berdasarkan surat / bukti kepemilikan, melakukan konfirmasi status kepemilikan tanah dan /atau bangunan kepada badan pertahanan sesuai wilayah kerja objek sita pajak.Setelah mendapat jawapan konfirmasi mengenai bukti kepemilikan hak atas tanah/ bangunan, jurusita pajak membuat papan pengumuman mengenai penyitaan terhadap tanah dan/bangunan berdasrkan berita acara pelaksanaan sita.

- Penyitaan terhadap kekayaan penanggung pajak berupa piutang

Jurusita pajak melaksanakan penyitaan berdasrkan SPMP yang telah diterbitkan (SOP tata cara penerbitan SPMP) dengan terlebih dahulu memperlihatkan kartu tanda pengenal jurusita pajak, memberitahukan tentang maksud tujuan penyitaan,dan menyampaikan SPMP.Kemudian jurusita pajak melakukan inventarisasi dan membuat rincian tentang jenis dan jumlah piutang yang disita dalam suatu daftar yang merupakan lampiran berita acara pelaksanaan sita, membuat berita acara pelaksanaan sita dan membuat berita acara persetujuan pengalihan hak, menandatangani berita acara pelaksanaan sita dan berita acara persetujuan pengalihan hak atas dan menyampaikannya kepada penanggung pajak.

Penanggung pajak meneliti dan menandatangani berita acara pelaksanan sita dan berita acara persetujuan pengalihan hak dan menyampikannya kepada penanggung pajak. Dalam hal penanggung pajak menolak untuk menandatanganinya, penyitaan tetap dapat dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk surat perjanjian utang/piutang yang tidak diperdagangkan di bursa efek, maka berita acara pelaksanaan sita ditandatangani oleh jurusita pajak dan dua orang saksi dimana salah seorang saksi dari pemerintah daerah setempat sekurang-kurangnya seketaris kelurahan atau seketaris desa.

b. Untuk surat perjanjian utang-piutang yang diperdagangkan di bursa efek , mka berita acara pelaksanaan sita ditandatangni oleh jurusita pajak dan dua orang saksi dimana salah seorang saksi dari badan pengawas pasar modal atau kustodian.

Kemudian saksi-saksi menandatangani berita acara pelaksanaan sita dan berita acara persetujuan pengalihan hak serta menyampaikannya kepada jurusita pajak.Selanjutnya jurusita pajak membuat konsep surat pemberitahuan penyitaan piutang dan surat

penagantar salinan berita acara pelaksanaan sita serta menyampaikannya kepada kepla seksi penagihan.

Setelah kepala seksi penagihan menerima pengantar salinan berita acara pelaksanaan sita kemudian kepala seksi penagihan meneliti dan memaraf konsep surat pemberitahuan penyitaan piutang dan surat pengantar salinan berita acara pelaksanaan sita serta menyampaikannya kepada kepala pelayanan pajak.Kepala Kantor Pelayanan Pajak(KPP) menyetujui dan menandatangani konsep surat pemberitahuan penyitaan piutang dan surat pengantar salinan berita acara pelaksanaan sita.Selanjutnya jurusita pajak menatausahakan dan mengirimkan surat pengantar dan salinan berita acara pelaksanaan sita,serta salinan berita acara persetujuan pengalihan hak kepada penanggung pajak dan surat pemberitahuan penyitaan piutang, salinan berita acara pelaksanaan sita,serta salinan berita acara persetujuan pengalihan hak kepada debitur (pihak yang berkewajiban membayar utang)melalui sub bagian umum.

4) Melaksanakan penyanderaan berdasarkan surat perintah penyanderaan.

a. Kepala seksi Penagiahn menerima izin penyanderaan dari menteri keuanagan

yang diteruskan dari Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan yang telah di disposisi Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan menugaskan pelaksana seksi penagihan untuk membuat konsep surat perintah penyanderaan.

b. Jurusita Pajak membuat konsep surat perintah penyanderaan dan menyampaikan

konsep surat tersebut kepada Kepala Seksi Penagihan.

c. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep surat perintah

penyanderaan dan meneruskan konsep surat tersebut kepada Kepala Kantor Pelayan Pajak.

d. Kepala Kantor Pelayan Pajak menyetujui dan menandatanagni surat perintah

e. Jurusita Pajak setelah menerima surat perintah penyanderaan kemudian menyampaikan surat perintah tersebut langsung kepada penanggung pajak dengan disaksikan oleh dua (2) orang penduduk Indonesia yang telah dewasa dikenal oleh Jurusita Pajak dan dapat diprcaya(Kepala Seksi Penagihan atau Aparat Desa/ Kelurahan),dan dibantu oleh minimal 2(dua) orang anggota kepolisian.

f. Dalam hal penanggung pajak yang akan disandra tidak dapat

ditemukan,bersembunyi atau melarikan diri, Jurusita Pajak melalui Kepala Kantor Pelayanan Pajak(KPP) atau atasannya,dapat meminta bantuan kepolisian atau kejaksaan untuk menghadirkan penanggung pajak yang tidak dapat ditemukan tersebut dengan membuat konsep surat permintaan bantuan pelaksanaan penyanderaan dan menyampaikannya kepada kepala seksi penagihan.

g. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep surat permintaan bantuan

pelaksanaan penyanderaan dan menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak(KPP)

h. Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) menyetujui dan menandatangani surat

permintaan bantuan pelaksanaan penyanderaan.

i. Jurusita Pajak menatausahakan dan menyampaikan surat permintaan bantuan

pelaksanaan penyanderaan kepolisian atau kejaksaan melalui sub bagiaan umum.

j. Dalam hal penanggung pajk yang disandra menolak untuk menerima surat

perintah penyanderaan, Jurusita pajak meninggalkan surat perintah penyanderaan dimaksud ditempat kedudukan penaggung pajak(tempat tinggal atau tempat bekerja) dan mencatatnya dalam berita acara penyampaian surat perintah penyanderaan bahwa penanggung pajak tidak mau menerima surat perintah penyanderaan, dan surat perintah penyanderaan dianggap telah diterima ,serta sah dan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.

k. Jurusita Pajak Menyampaikan salinan surat perintah penyanderaan kepada kepala rumah tahanan negara dan menitipkan penaggung pajak yang disandra dirumah tahanan negara,serta membuat berita acara penitipan penyanderaan dan berita acara pelaksanaan penyanderaan yang ditandatangani oleh jurusita pajak, kepala rumah tahanan negara dan saksi-saksi

l. Jurusita pajak menatausahakan dokumen terkait dan menyampaikan salinan berita

acara pelaksanaan penyanderaan kepada:

a) Kepala Rumah Tahanan Negara

b) Penaggung Pajak yang disandera

c) Bupati/Walikota Kepala Daerah dimana penaggung pajak yang disandra

bertempt tinggal (sesuai KTP/Paspor), melalui sub bagian umum.

Penyanderaan adalah Pengekangan sementara waktu kebebasan Penanggung Pajak dengan menempatkannya ditempat tertentu.Penyanderaan hanya dapat dilakukan terhadap Penanggung Pajak yang tidak melunasi utang pajak setelah lewat jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal Surat Paksa diberitahukan kepada Penaggung Pajak.

Penyanderaan hanya dapat dilakukan terhadap penaggung pajak yang mempunyai utang pajak sekurang-kurangnya Rp 100.000.000 (sertus juta rupiah) dan diragukan itikad baiknya dalam melunasi Utang Pajak.

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI

Dokumen terkait