BAB 4 ANALISA DATA
4.4 Analisa Kuesioner
4.4.1 Analisa Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Kerja
di Tembalang
Rekap data yang didapat dari kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4-12 Analisa Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi pada Proyek Pembangunan Gedung Poltekkes 5
Lantai di Tembalang
No Kelompok
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Penerapan
Sistem Kerja Manajemen Konstruksi ∑ Xi X IKR Keterangan R a n k ing 1 P ( P la n n in g ) / Per en ca n aa n 1 Keterlambatan pembuatan
gambar kerja 94 3,133 0,783 Berpengaruh 17
2
Kesalahan dalam perencanaan anggaran biaya (RAB) sehingga menyebabkan terjadinya pembengkakan biaya
3
Kejelasan dalam penentuan spesifikasi material pada RAB
93 3,100 0,775 Berpengaruh 18
4 Pekerjaan yang terjadwal
pada proyek 101 3,367 0,842 Berpengaruh 8 5
Spesifikasi teknis yang baik untuk diterapkan pada pelaksanaan 98 3,267 0,817 Berpengaruh 13 2 O ( Org a n iz in g ) / Pen g o rg an is asian 1 Kelengkapan dokumen
kontrak kerja 95 3,167 0,792 Berpengaruh 16
2
Rangkaian pekerjaan yang sesuai dengan urutan dan pembagiannya sehingga dapat berjalan lancar
99 3,300 0,825 Berpengaruh 10
3
Koordinasi yang baik antara jasa konstruksi yang terlibat dalam proyek
102 3,400 0,850 Berpengaruh 6
4
Tenaga ahli yang kurang berpengalaman dalam pengerjaan konstruksi
103 3,433 0,858 Berpengaruh 4
5
Birokrasi yang panjang saat menyelesaikan masalah yang terjadi di proyek 103 3,433 0,858 Berpengaruh 3 3 A ( A ctu a tin g ) / Pela k san aa n 1
Kurangnya tenaga kerja dalam proses pelaksanaan pekerjaan
102 3,400 0,850 Berpengaruh 7
2
Peralatan pekerjaan yang susah dicari untuk melakukan suatu pekerjaan yang
membutuhkan alat khusus
96 3,200 0,800 Berpengaruh 14
3
Kondisi cuaca yang buruk untuk melakukan proses kegiatan pembangunan 95 3,167 0,792 Berpengaruh 15 4 Kemajuan teknologi dalam penggunaan metode pelaksanaan 87 2,900 0,725 Berpengaruh 20 5 Kedatangan material / peralatan yang dibutuhkan tepat waktu 103 3,433 0,858 Berpengaruh 5 4 C ( C o n tr o llin g ) / Pen g en d alian 1
Hasil pekerjaan saat pelaksanaan yang sesuai dengan rencana awal
92 3,067 0,767 Berpengaruh 19
2 Tidak kesesuaian mutu
material yang digunakan 104 3,467 0,867 Berpengaruh 2
3
Keselamatan kerja para pekerja saat melakukan pekerjaan konstruksi selalu diperhatikan
100 3,333 0,833 Berpengaruh 9
4
Standar material yang disyaratkan tidak ada lagi di pasaran
5 Skedul waktu sesuai
dengan proses di lapangan 104 3,467 0,867 Berpengaruh 1 Rata - Rata (Mean) 98,4 3,280 0,820 Berpengaruh
Dari hasil analisa yang didapat diketahui bahwa sebagian besar pertanyaan yang diberikan memiliki pengaruh terhadap kepribadian diri responden masing-masing. Hal ini ditunjukkan dari nilai mean setiap pertanyaan yang diajukan, dari total pertanyaan sebanyak 20 pertanyaan (100%) memiliki nilai diatas 2,50 sedangkan yang memiliki nilai mean dibawah 2,50 hanya (0%).
Dari hasil analisa faktor tingkat kepentingan atau pengaruh penerapan manajemen kontruksi diatas dapat diketahui bahwa nilai rata - rata dari total 20 pertanyaan tersebut terhadap pengaruh dari responden dengan pertanyaan uji sebagai berikut :
1. Skedul waktu sesuai dengan proses di lapangan, memiliki IKR 0,867 dengan
nilai rata – rata (mean) 3,467 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Hal tersebut menunjukkan bahwa target pekerjaan dapat terpenuhi dan bisa selesai dengan tepat waktu serta dapat dijadikan kontrol dari kemajuan pengerjaan proyek.
2. Tidak kesesuaian mutu material yang digunakan, memiliki IKR 0,867 dengan
nilai rata – rata (mean) 3,467 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Mutu material yang baik akan menghasilkan pekerjaan yang berkualitas dan dapat dipertanggung jawabkan secara nyata melalui hasil tes / uji coba, misal : tes kuat tekan beton.
3. Birokrasi yang panjang saat menyelesaikan masalah yang terjadi di proyek,
memiliki IKR 0,858 dengan nilai rata – rata (mean) 3,433 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Penanganan masalah yang lama bisa menimbulkan banyak masalah yang lain juga terutama pekerjaan yang tidak akan dimulai sebelum solusi ditemukan sehingga menyebabkan pekerjaan lain terbengkalai.
4. Tenaga ahli yang kurang berpengalaman dalam pengerjaan konstruksi,
antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Hal tersebut menunjukkan dengan tenaga ahli yang kurang berpengalaman akan berpengaruh buruk dalam produktivitas hasil pekerjaan yang bisa menyebabkan keterlambatan pekerjaan maupun banyak masalah yang dihadapi karena tidak tahu cara menangani yang belum pernah dikerjakan sebelumnya.
5. Kedatangan material / peralatan yang dibutuhkan tepat waktu, memiliki IKR
0,858 dengan nilai rata – rata (mean) 3,433 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan
berpengaruh. Salah satu hal penting dalam suatu pekerjaan konstruksi yaitu
ketersediaan material, jika tidak ada material maka pekerjaan tersebut tidak akan terlaksana. Dengan terlambatnya kedatangan material maka pekerjaan pun akan terhambat serta dapat menghambat pekerjaan lain juga jika saling berhubungan antara pekerjaan yang satu dengan yang lainnya.
6. Koordinasi yang baik antara jasa konstruksi yang terlibat dalam proyek,
memiliki IKR 0,850 dengan nilai rata – rata (mean) 3,400 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Jasa konstruksi yang terlibat dalam proyek konstruksi perlu sering komunikasi / koordinasi untuk saling memberikan masukan maupun saran mengenai kondisi pekerjaan yang sedang dikerjakan sehingga dapat diterapkan hasil yang terbaik dari suatu pekerjaan konstruksi. 7. Kurangnya tenaga kerja dalam proses pelaksanaan pekerjaan, memiliki IKR
0,850 dengan nilai rata – rata (mean) 3,400 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan
berpengaruh. Suatu pekerjaan jika dikerjakan dengan banyak orang tentu akan
mempersingkat waktu pengerjaan dan dapat terselesaikan lebih cepat juga daripada menggunakan sedikit orang.
8. Pekerjaan yang terjadwal pada proyek, memiliki IKR 0,842 dengan nilai rata –
rata (mean) 3,367 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Hal ini menjadi salah satu bagian untuk mempersiapkan segala sesuatu mulai dari bahan dan tenaga kerja, sehingga akan didapatkan efektifitas waktu pekerjaan dan bahan – bahan yang digunakan sesuai jadwal kerja yang sudah direncanakan. Dalam
konstruksi banyak item pekerjaan yang saling berkesinambungan atau berurutan, misal pekerjaan lantai dikerjakan setelah atap dan langit – langit selesai dikerjakan.
9. Keselamatan kerja para pekerja saat melakukan pekerjaan konstruksi selalu diperhatikan, memiliki IKR 0,833 dengan nilai rata – rata (mean) 3,333 nilai
ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Penerapan keselamatan kerja dapat meningkatkan produktifitas pekerja yang meningkat karena merasa aman dan terjaga setiap waktu saat bekerja dan mencegah resiko kecelakaan yang berakibat fatal.
10. Rangkaian pekerjaan yang sesuai dengan urutan dan pembagiannya sehingga
dapat berjalan lancar, memiliki IKR 0,825 dengan nilai rata – rata (mean)
3,300 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Teratur dan tertata dalam urutan pekerjaan sangat berfungsi dalam mengetahui pekerjaan yang belum dikerjakan dan mengetahui proses dari proyek konstruksi yang sedang dilaksanakan, misal setelah pekerjaan plafond bisa melakukan pekerjaan lantai.
11. Kesalahan dalam perencanaan anggaran biaya (RAB) sehingga menyebabkan
terjadinya pembengkakan biaya, memiliki IKR 0,825 dengan nilai rata – rata
(mean) 3,300 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Pembengkakan biaya menimbulkan banyak kerugian pada pihak – pihak yang terkait sehingga dapat menghambat berjalannya konstruksi dan pelaksanaan konstruksi dihentikan karena dana yang kurang.
12. Standar material yang disyaratkan tidak ada lagi di pasaran, memiliki IKR 0,817 dengan nilai rata – rata (mean) 3,267 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan
berpengaruh. Hal ini menyebabkan suatu proyek konstruksi bisa tidak sesuai
dengan yang direncanakan sebelumnya, tetapi dapat dialihkan dengan material yang setara dan berbentuk sama sehingga pemilih yang bisa menentukan keputusan dengan dasar - dasar acuan yang diajukan dari MK, Kontraktor maupun Perencana.
13. Spesifikasi teknis yang baik untuk diterapkan pada pelaksanaan, memiliki IKR 0,817 dengan nilai rata – rata (mean) 3,267 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan
berpengaruh. Ketika bahan dan syarat teknis yang digunakan mempunyai mutu
yang baik dan syarat teknis yang baik maka diharapkan dapat menghasilkan bangunan yang berkualitas baik.
14. Peralatan pekerjaan yang susah dicari untuk melakukan suatu pekerjaan yang
membutuhkan alat khusus, memiliki IKR 0,800 dengan nilai rata – rata (mean)
3,200 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Pekerjaan khusus pada suatu konstruksi kadang sering terjadi karena bentuk bangunan yang rumit dan saat itu peralatan itu susah dicari bisa menyebabkan suatu pekerjaan terhenti. Misal pemasangan tiang pancang yang membutuhkan jack hammer yang kala itu di daerah terpencil yang ternyata susah dicari alat tersebut yang terpaksa harus menyewa di daerah lain sehingga harus menunggu dan menambah biaya lagi. 15. Kondisi cuaca yang buruk untuk melakukan proses kegiatan pembangunan,
memiliki IKR 0,792 dengan nilai rata – rata (mean) 3,167 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Kondisi cuaca menjadi salah satu faktor pertimbangan untuk dihentikannya pelaksanaan dalam suatu pekerjaan konstruksi. Misalkan hujan, bisa saja proses pengecoran diberhentikan karena mempengaruhi mutu beton karena masih basah dan juga keselamatan dan kesehatan para pekerja sehingga bisa menghambat pekerjaan tetapi bisa direlokasikan ke pekerjaan lain misal di dalam bangunan jika sudah terpasang atap.
16. Kelengkapan dokumen kontrak kerja, memiliki IKR 0,792 dengan nilai rata – rata (mean) 3,167 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Kelengkapan administratif menjadi pendukung terciptanya hasil kerja yang baik. Sehingga proses pekerjaan lancar karena tidak takut untuk dibayar maupun kesalahan pembangunan karena tidak ada ijin pembangunan.
17. Keterlambatan pembuatan gambar kerja, memiliki IKR 0,783 dengan nilai rata – rata (mean) 3,133 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti
faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan berpengaruh. Dengan terlambatnya gambar kerja untuk di lapangan bisa membuat pekerjaan di lapangan tertunda karena tidak ada acuan dasar dari pembuatan pekerjaan konstruksi, misal pemasangan dinding jika tidak ada gambar akan bingung untuk memasang dinding di sebelah mananya.
18. Kejelasan dalam penentuan spesifikasi material pada RAB, memiliki IKR 0,775 dengan nilai rata – rata (mean) 3,100 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan
berpengaruh. Hal ini menjadi salah satu yang berpengaruh untuk memudahkan
dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Spesifikasi material yang jelas memudahkan dalam mencari material dan sesuai dengan keinginan pemilik. 19. Hasil pekerjaan saat pelaksanaan yang sesuai dengan rencana awal, memiliki
IKR 0,767 dengan nilai rata – rata (mean) 3,067 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan
berpengaruh. Fungsi dari perencanaan yaitu mengetahui hasil dari bangunan
sebelum dilaksanakan. Jadi hasil pekerjaan yang dilaksanakan tetap mengacu dari perencanaan sehingga saat sudah jadi berharap tidak jauh beda dari perencanaan dari suatu bangunan konstruksi yang sudah direncanakan sejak awal.
20. Kemajuan teknologi dalam penggunaan metode pelaksanaan, memiliki IKR 0,725 dengan nilai rata – rata (mean) 2,900 nilai ini termasuk antara lain 2,50 ≤ X < 3,50 yang berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepengaruhan
Berikut penjelasan faktor yang paling berpengaruh dalam penerapan sistem kerja manajemen konstruksi yang dikelompokkan menurut fungsi manajemen :
1. P ( Planning ) / Perencanaan
Tabel 4-13 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi menurut Fungsi P (Planning) / Perencanaan
berdasarkan Peringkat Ranking
Kelompok
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Kerja Manajemen
Konstruksi ∑ Xi X IKR Keterangan R a nk ing P ( P la n n in g ) / Per en ca n aa n
1 Pekerjaan yang terjadwal pada
proyek 101 3,367 0,842 Berpengaruh 8
2
Kesalahan dalam perencanaan anggaran biaya (RAB) sehingga menyebabkan terjadinya pembengkakan biaya
99 3,300 0,825 Berpengaruh 11
3 Spesifikasi teknis yang baik untuk
diterapkan pada pelaksanaan 98 3,267 0,817 Berpengaruh 13 4 Keterlambatan pembuatan gambar
kerja 94 3,133 0,783 Berpengaruh 17
5 Kejelasan dalam penentuan
spesifikasi material pada RAB 93 3,100 0,775 Berpengaruh 18 Rata - Rata (Mea ) 97,0 3,233 0,808 Berpengaruh
Menurut Tabel 4-13, pada pembahasan perencanaan terdapat 5 (lima) pertanyaan yang semuanya memiliki nilai mean antara 2,50 ≤ X < 3,50, artinya pertanyaan tersebut berpengaruh dalam faktor pengaruh di penerapan sistem kerja manajemen konstruksi dalam pembangunan gedung Poltekkes 5 lantai di Tembalang dengan faktor yang mempunyai peringkat paling tinggi dalam fungsi manajemen perencanaan (planning) adalah pekerjaan yang terjadwal pada proyek, karena hal tersebut menunjukkan bahwa target pekerjaan dapat terpenuhi dan bisa selesai dengan tepat waktu serta dapat dijadikan kontrol dari kemajuan pengerjaan proyek.
2. O ( Organizing ) / Pengorganisasian
Tabel 4-14 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi menurut Fungsi O ( Organizing ) / Pengorganisasian
berdasarkan Peringkat Ranking
Kelompok
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sistem
Kerja Manajemen Konstruksi
∑ Xi X IKR Keterangan R a nk ing O ( Org a n iz in g ) / Pen g o rg an is asian 1
Birokrasi yang panjang saat menyelesaikan masalah yang terjadi di proyek
103 3,433 0,858 Berpengaruh 3
2
Tenaga ahli yang kurang berpengalaman dalam pengerjaan konstruksi
103 3,433 0,858 Berpengaruh 4
3
Koordinasi yang baik antara jasa konstruksi yang terlibat dalam proyek
102 3,400 0,850 Berpengaruh 6
4
Rangkaian pekerjaan yang sesuai dengan urutan dan pembagiannya sehingga dapat berjalan lancar
99 3,300 0,825 Berpengaruh 10
5 Kelengkapan dokumen kontrak
kerja 95 3,167 0,792 Berpengaruh 16
Rata - Rata (Mean) 100,4 3,347 0,837 Berpengaruh
Menurut Tabel 4-14, pada pembahasan pengorganisasian terdapat 5 (lima) pertanyaan yang semuanya memiliki nilai mean antara 2,50 ≤ X < 3,50, artinya pertanyaan tersebut berpengaruh dalam faktor pengaruh di penerapan sistem kerja manajemen konstruksi dalam pembangunan gedung Poltekkes 5 lantai di Tembalang dengan faktor yang mempunyai peringkat paling tinggi dalam fungsi manajemen pengorganisasian (organizing) adalah birokrasi yang panjang saat menyelesaikan
masalah yang terjadi di proyek, karena hal tersebut menyebabkan penanganan
masalah yang lama dan bisa menimbulkan banyak masalah yang lain juga terutama pekerjaan yang tidak akan dimulai sebelum solusi ditemukan sehingga menyebabkan pekerjaan lain terbengkalai.
3. A ( Actuating ) / Pelaksanaan
Tabel 4-15 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi menurut Fungsi A ( Actuating ) / Pelaksanaan
berdasarkan Peringkat Ranking
Kelompok
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sistem
Kerja Manajemen Konstruksi
∑ Xi X IKR Keterangan R a nk ing A ( A ctu a tin g ) / Pela k san aa n
1 Kedatangan material / peralatan
yang dibutuhkan tepat waktu 103 3,433 0,858 Berpengaruh 5 2 Kurangnya tenaga kerja dalam
proses pelaksanaan pekerjaan 102 3,400 0,850 Berpengaruh 7
3
Peralatan pekerjaan yang susah dicari untuk melakukan suatu pekerjaan yang membutuhkan alat khusus
96 3,200 0,800 Berpengaruh 14
4
Kondisi cuaca yang buruk untuk melakukan proses kegiatan pembangunan
95 3,167 0,792 Berpengaruh 15
5 Kemajuan teknologi dalam
penggunaan metode pelaksanaan 87 2,900 0,725 Berpengaruh 20 Rata - Rata (Mean) 96,6 3,220 0,805 Berpengaruh
Menurut Tabel 4-15, pada pembahasan pelaksanaan terdapat 5 (lima) pertanyaan yang semuanya memiliki nilai mean antara 2,50 ≤ X < 3,50, artinya pertanyaan tersebut berpengaruh dalam faktor pengaruh di penerapan sistem kerja manajemen konstruksi dalam pembangunan gedung Poltekkes 5 lantai di Tembalang dengan faktor yang mempunyai peringkat paling tinggi dalam fungsi manajemen pelaksanaan (actuating) adalah kedatangan material / peralatan yang dibutuhkan
tepat waktu, karena jika tidak ada material maka pekerjaan tersebut tidak akan
terlaksana. Dengan terlambatnya kedatangan material maka pekerjaan pun akan terhambat serta dapat menghambat pekerjaan lain juga jika saling berhubungan antara pekerjaan yang satu dengan yang lainnya.
4. C ( Controlling ) / Pengendalian
Tabel 4-16 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi menurut Fungsi C ( Controlling ) / Pengendalian
berdasarkan Peringkat Ranking
Kelompok
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sistem
Kerja Manajemen Konstruksi
∑ Xi X IKR Keterangan R a nk ing C ( C o n tr o llin g ) / Pen g en d alian
1 Skedul waktu sesuai dengan
proses di lapangan 104 3,467 0,867 Berpengaruh 1 2 Tidak kesesuaian mutu material
yang digunakan 104 3,467 0,867 Berpengaruh 2 3
Keselamatan kerja para pekerja saat melakukan pekerjaan konstruksi selalu diperhatikan
100 3,333 0,833 Berpengaruh 9
4
Standar material yang disyaratkan tidak ada lagi di pasaran
98 3,267 0,817 Berpengaruh 12
5
Hasil pekerjaan saat pelaksanaan yang sesuai dengan rencana awal
92 3,067 0,767 Berpengaruh 19
Rata - Rata (Mean) 99,6 3,320 0,830 Berpengaruh
Menurut Tabel 4-16, pada pembahasan pengendalian terdapat 5 (lima) pertanyaan yang semuanya memiliki nilai mean antara 2,50 ≤ X < 3,50, artinya pertanyaan tersebut berpengaruh dalam faktor pengaruh di penerapan sistem kerja manajemen konstruksi dalam pembangunan gedung Poltekkes 5 lantai di Tembalang dengan faktor yang mempunyai peringkat paling tinggi dalam fungsi manajemen pengendalian (Controlling) adalah skedul waktu sesuai dengan proses di lapangan, karena hal tersebut menunjukkan bahwa target pekerjaan dapat terpenuhi dan bisa selesai dengan tepat waktu serta dapat dijadikan kontrol dari kemajuan pengerjaan proyek.
Berdasarkan analisa data tersebut semua dapat diketahui nilai paling berpengaruh dan paling rendah dalam faktor – faktor yang berpengaruh dalam penerapan sistem kerja manajemen konstruksi berdasarkan peringkat rankingnya dengan penjelasannya sebagai berikut :
1. Skedul waktu sesuai dengan proses di lapangan , merupakan faktor yang berpengaruh dalam penerapan sistem kerja manajemen konstruksi dengan peringkat ranking tertinggi.
2. Kemajuan teknologi dalam penggunaan metode pelaksanaan, merupakan faktor yang berpengaruh dalam penerapan sistem kerja manajemen konstruksi dengan peringkat ranking terendah.
Sedangkan pada hasil analisis menurut fungsi manajemen mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi, dapat diketahui bahwa total nilai rata-rata dari Perencanaan (Planning), Organisasi (Organizing), Pelaksanaan (Actuating), dan Pengendalian (Controlling) semuanya memiliki total nilai rata-rata diatas 3. Untuk data keseluruhan total nilai rata-rata di tampilkan pada table berikut ini :
Tabel 4-17 Nilai Pengaruh Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Konstruksi menurut Fungsi Manajemen
No Fungsi Manajemen Nilai Rata - Rata Keterangan
1 Perencanaan (Planning) 3,233 Berpengaruh
2 Organisasi (Organizing) 3,347 Berpengaruh
3 Pelaksanaan (Actuating) 3,220 Berpengaruh
4 Pengendalian (Controlling) 3,320 Berpengaruh
Dari hasil analisis mengenai faktor – faktor yang berpengaruh dalam penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi yang sudah di kelompokan diantara ke 4 kelompok fungsi tersebut, bahwa fungsi manajemen Organisasi (Organizing) memiliki nilai faktor paling berpengaruh dalam penerapan Sistem Kerja Manajemen Konstruksi ini, karena faktor dari fungsi organisasi berpengaruh dalam menata pekerjaan agar berjalan dengan lancar, kemudian dilanjutkan dengan Pengendalian (Controlling), Perencanaan (Planning) dan Pelaksanaan (Actuating).
4.4.2 Analisa Tindakan – Tindakan yang Dilakukan agar Berjalan dengan Baik