• Tidak ada hasil yang ditemukan

Total 0.61 1.13 Sumber :Data primer diolah,

4. Analisa Faktor Internal

Analisa faktor lingkungan internal digunakan sebagai kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness).

a. Kekuatan (Strenghts)

Kekuatan (strengths) merupakan faktor strategi internal dari kawasan peternakan dan di luar kawasan peternakan sapi bali di Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah yang harus dimanfaatkan. Ada beberapa aspek yang dapat dijadikan kekuatan dalam pengembangan sapi bali yaitu : (1) iklim yang sesuai dan cocok dalam pengembangan sapi bali dengan bobot 0.08 dan sekor 0.36, (2) usia peternak tergolong usia yang masih produktif dengan bobot 0.08 dan sekor 0.24, (3) adanya lembaga yang mendukung dibidang peternakan dengan bobot 0.08 dan sekor 0.24, (4) adanya pelatihan bagi peternak dengan bobor 0.07 dan sekor 0.21 , (5) bibit sapi yang dipelihara merupakan bibit yang berasal dari sapi yang sehat dengan bobot 0.07 dan sekor 0.28, (6) adanya pengalaman beternak dari setiap peternak dengan bobot 0.06 dan sekor 0.12, (7) tersedianya lahan hijauan yang baik untuk ditanami hijauan pakan ternak dengan bobot 0.06 dan sekor 0.18, (8) bibit hijauan bersumber dari hijauan yang baik dan sehat dengan bobot 0.05 dan sekor 0.10, (9) akses jalan dapat dilaluai kendaraan 2, 3, 4 dan 6 dengan bobot 0.05 dan sekor 0.10.

Iklim yang sesuai untuk pengembangan sapi bali dapat dijadikan suatu kekuatan dalam pengembangan sapi bali di luar kawasan dan di dalam kawasan peternakan di Kecamatan Ling Kabupaten Aceh Tengah. Selain itu usia peternak yang masih tergolong didalam usia yang produktif merupakan peluang yang cukup baik dalam pengembangan sapi bali. Lokasi yang masih cukup luas merupakan potensi yang sangat mendukung dibidang peternakan sapi bali. dengan data tersebut dapat kita jelaskan bahwa strategi saat ini dalam mengambil keuntungan dari kekuatan yang dimiliki dan meminimalkan kelemahan internal pada tahap diatas rata-rata.

b. Kelemahan (Weaknesses)

Unsur kelemahan dalam pengembangan peternakan di luar kawasan dan di dalam kawasan peternakan sapi bali pada lokasi penelitian meliputi beberapa aspek diantaranya : (1) tingkat pendidikan yang relative rendah dengan bobot 0.07 dan sekor 0.28. (2) minimnya pelatihan yang dilakukan oleh peternak dengan bobot 0.07 dan sekor 0.21, (3) beternak merupakan usaha sampingan dengan bobot 0.06 dan sekor 0.81, (4) terbatasnya sarana dan prasarana dibidang peternakan dengan bobot 0.05 dan sekor 0.10, (5) kurang baiknya

pengawasan dari dinas terkait khususnya dinas peternakan dengan bobot 0.05 dan sekor 0.05, (6) kurang aktifnya penyuluh peternakan dilapangan dengan bobot 0.05 dan sekor 0.05.

Mortalitas dan penjualan ternak yang tidak sesuai harga dilokasi penelitian menjadi salah satu hambatan yang cukup besar bagi peternak karena terkadang mereka harus merugi akibat hal tersebut. Selain itu penguasaan teknologi masih sangat rendah oleh kalangan peternak baik di luar kawasan maupun di dalam kawasan peternakan merupakan hambatan. Dari hasil diskusi yang dilakukan dengan responden yang berada dilapangan menjelaskan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui penyuluhan dan pelatihan baik yang menyakut aspek pengetahuan dan keterampilan dalam manajemen pemeliharaan, pakan, dan kesehatan sapi.

Faktor-faktor internal meliputi :

Faktor peluang dalam penambahan populasi sapi bali

a. Permintaan sapi semakin meningkat setiap tahunya dilihat dari data Dinas Peternakan Kabupaten Aceh Tengah. Indikasi semakin meningkatnya permintaan sapi ialah semakin tingginya permintaan masayarakat akan bakalan sapi bali, data dari Dinas Peternakan menjelaskan harga bakalan dapat mencapai 7 juta rupiah hal ini disebabkan kurangnya pembibitan sapi bali di Kabupaten Aceh Tengah sementara permintaan akan bakalan semangkin tinggi.

b. Kurangnya sapi impor masuk ke Kabupaten Aceh Tengah. data dari dinas Peternakan menjelaskan bahwa sapi impor yang masuk setiap tahunnya dibawah dari 3 % artinya sapi impor kurang diminati masyarakat baik untuk konsumsi maupun pemeliharaannya. c. Masih tersedianya sumber daya alam, data dari Badan Pusat Statistik Menjelaskan

bahwa kepadatan penduduk di Kecamatan Linge berkisar antara 19 jiwa/Km2

d. Masih terbukanya peluang pemasaran keluar daerah. Pada sekala nasional permintaan konsumsi protein hewani semakin lama semakin meningkat diimbagi pertumbuhan penduduk yang sangat pesat, maka peluang pemasaran ke luar daerah sangat besar sehingga faktor ini dianggap sebagai peluang dalam pengembangan sapi bali.

. Data ini menjelskan bahwa lokasi pengembangan sapi bali sangat layak dilakukan oleh masyaraka di Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah.

e. Induk unggul dapat diperoleh dengan mudah di luar daerah disebabkan sarana dan fasilitas jalan dan transportasi yang lancar akan memudahkan dalam pengangkutan induk sapi unggul dari luar daerah, selai itu Kabupaten Aceh Tengah telah menjalin kerjasama dalam bidang peternakan dengan Daerah Kalimantan dan Lampung.

f. Mudah dalam pemasaran. Kabupaten Aceh Tengah pada umumnya telah terjadi pergeseran pola kosumsi yang dulunya mengkonsumsi daging kerbau namun saat ini telah mengkonsumsi daging sapi. Dengan demikian faktor ini merupakan salah satu peluang dalam bidang peternakan.

g. Adanya teknologi IB yang sering diterapkan oleh masyarakat dengan mengharapkan anakan yang baik pula. Teknologi merupakan salah satu peluang dalam bidang peternakan.

Faktor ancaman dalam penambahan populasi sapi bali

a. Pejantan unggul sangat diperlukan dalam pengembangan sapi bali di lokasi penelitian kurangnya sapi unggul disebabkan masyarakat mengandalkan teknologi insiminasi buatan. Pejantan unggul harus ada di lokasi pengembangan sapi selai fungsinya sebagai pemacek juga berfungsi sebagai pendeteksi birahi pada sapi betina diharapkan faktor ancaman ini dapat sebagai pelajaran bagi peternak.

b. Semakin lama ternak yang ada dilokasi penelitian semakin kecil, ini disebabkan salah satunya faktor perkawinan inbreeding atau perkawinan sedarah sehingga berdampak terhadap perporman genarasi berikutnya, maka faktor inbreeding ini termasuk sebagai ancaman disektor budidaya sapi bali

c. Mulai dibukanya sektor tambang emas yang berdekatan dengan lokasi pengembangan sapi bali merupakan ancaman yang sangat serius di sektor budidaya sapi potong. Sehingga faktor ini menjadi ancaman dibidang peternakan.

d. Seringnya predator menyerang ternak masyarakat, dilihat dari laporan masyarakat setiap tahunya ternak yang diserang predator berkisar antara 5-8 ekor/tahunya.

e. Tengkulak merupakan ancaman bagi peternak lokal dilahat dilapangan hampir 85 % perdagangan ternak sapi dikuasai oleh tengkulak, dengan demikian tengkulak merupakan ancaman disektor peternakan.

Tabel 18. Matriks EFAS (Eksternal Factors Analysis Sumari

Faktor-faktor Internal Bobot Ranting Skor

Di Dalam Kawasan Peternakan Peluang

1. Permintaan sapi semakin meningkat setiap tahunnya 0.08 4 0.32 Jika dilihat dari data dinas peternakan Kabupaten

Aceh Tengah

2. Kurangnya sapi impor masuk ke Aceh khususnya 0.07 3 0.21 Takengon, dilihat dari data dinas peternakan

KabupatenAceh Tengah

3. Masih tersedianya SDA untuk pengembangan 0.08 4 0.32 Peternakan yang dapat dilihat pada luas daerah di

Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah

4. Masih tebukanya peluang pemasaran keluar daerah 0.07 3 0.21 dilihat dilihat dari permintaan pasar yang tiap tahun

semakin meningkat

5. Induk sapi unggul dengan mudah diperoleh 0.06 2 0.12 disebabkan banyaknya peternak lokal dan luar

Takengonmenjual ternaknya

6. Mudah dalam pemasaran ternak sapi 0.06 3 0.18 Telah terjadinya pergeseran pola konsumsi daging

Ternak, dulunya masyarakat menyukai daging kerbau Namun saat ini sudah mengkonsumsi daging sapi Dengan demikian permintaan daging sapi meningkat Sehingga mudah dalam pemasaran

7. Adanya teknologi reproduksi (IB) 0.06 4 0.24 Semakin banyaknya yang dikirim oleh dinas terkait

Tentang pengembangan teknologi reproduksi Ancaman

1. Kurangnya pejantan unggul dilapangan 0.08 3 0.24 Dilihat dilapangan banyaknya pejantan yang tidak

Unggul yang dapat menggu kualitas anak sapi

2. Sering terjadinya in breeding 0.07 4 0.28 Dengan melihat banyaknya terjadi kasus dilapangan

Bahwasanya ternak semakin tahun semakin kecil yang merupakan dampak dari in breeding

3. Adanya pembukaan lahan disektor industry 0.07 4 0.28 Banyaknya dilokasi penelitian

yang membuka galian C

4. Sering terjadinya serangan predator 0.06 3 0.18 Lokasi penelitian dikelilingi dengan hutan,

sehinggasering terjadi serangan predator

5. Adanya tengkulak dalam pemasaran ternak 0.06 3 0.18

Total 0.82 2.75

Luar kawasan Peternakan Peluang

1. Pemasaran cukup mudah 0.07 4 0.35

2. Masih tersedianya SDA 0.02 3 0.22

3. Permintaan sapi bali cukup mudah 0.08 3 0.18 4. Harga daging terus meningkat 0.07 3 0.19 Ancaman

1. Musim kemarau 0.20 3 0.55

2. Adanya pembukaan lahan baru 0.15 3 0.30 3. Banyaknya tengkulak di lapangan 0.18 3 0.32

Total 0.77 2.11

Sumber : Data primer diolah, 2014 5. Analisa faktor eksternal

Analisa lingkungan eksternal digunakan untuk mengetahui peluang (Opportunities) dan ancaman (Thearts).

a. Peluang (Opportunities)

Dalam upaya pengembangan kawasan sapi bali mengenai unsur peluang meliputi aspek : (1) peningkatan sapi semakin meningkat dengan bobot 0.08 dan sekor 0.32 terutama saat hari besar, (2) kurangnya sapi impor yang masuk ke Aceh khususnya Takengon dengan bobot 0.07 dan sekor 0.21, (3) masih tersedianya sumber daya alam untuk pengembangan sapi bali dengan bobot 0.08 dan sekor 0.32, (4) masih terbukanya peluang pemasaran keluar daerah dengan bobot 0.07 dan sekor 0.21, (5) induk sapi bali unggul dengan mudah didapatkan dengan bobot 0.06 dan sekor 0.12, (6) sangat mudah dalam pemasaran sapi dengan bobot 0.06 dan sekor 0.18, (7) adanya teknologi reproduksi insiminasi buatan (IB) yang masih dapat di aplikasikan dilapangan dengan bobot 0.06 dan sekor 0.24.

b. Ancaman (Threats)

Penjelasan yang mendalam yang berkaitan dengan unsur-unsur ancaman adalah : (1) kerungnya pejantan unggul dilokasi penelitian dengan bobot 0.08 dan sekor 0.24, (2) sering terjadinya In breeding dengan bobot 0.07 dan sekor 0.28, (3) adanya pembukaan lahan dibidang industry dengan bobot 0.07 dan sekor 0.28, (4) sering terjadinya serangan predator terhadap ternak dengan bobot 0.07 dan sekor 0.18, (5) adanya tengkulak dalam pemasaran dengan bobot 0.06 dan sekor 0.18.

Adnya tengkulak dilokasi peternakan dapat menurunkan nilai harga jual sapi, dikarnakan jalur pemesaran yang relatip tinggi sehingga harga dapat turun berkisar antara 20- 25 % dari harga normalnya. Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya pendapatan peternak yang berada di luar kawasan peternakan maupun di dalam kawasan peternakan.

Tabel 19. Matriks SWOT strategi pengembangan sapi bali di dalam kawasan peternakan FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL Kekuatan (Strenghts)

1. Lahan hijauan yang baik

untuk ditanami hijauan 2. Ternak sehat dan tidak cacat 3. Bibit hijauan yang di berikan

merupakan bibit yang unggul 4. Akses jalan dapat dilalui

kendaraan roda 2, 3, 4 dan 6

5. Usia peternak merupakan

usia produktif

6. Iklim yang baik dan sesuai untuk beternak sapi bali

Kelemahan (Weaknes)

1. Tingkat pendidikan yang

relatif rendah

2. Kurangnya pelatihan

pada bidang peternakan

3. Beternak merupakan

usaha sampingan

4. Terbatasnya sarana dan

prasarana dalam bidang peternakan

5. Kurangnya pengawasan

dari dinas terkait

6. Kurang aktifnya tenaga

penyuluh dilapangan

Peluang (Opportunuties)

1. Permintaan sapi smakin

meningkat setiap tahunnya

2. Kurangnya sapi import

yang masuk ke Aceh khususnya Aceh Tengah

3. Masih tersedianya SDA

dalam pengembangan sapi

4. Masih terbukanya peluang

untuk pemasaran keluar daerah

5. Adanya lembaga

pendukung dibidang peternakan

6. Kebutuhan induk sapi

unggul dapat diperoleh setiap waktu

7. Pemasaran sapi relatif mudah

8. Adanya teknologi

reproduksi (IB)

Strategi S-O

1. Pemanfaatan SDA yang

lebih efektif dan efisien (S1, 3, O1)

2. Penyuluhan untuk

menambah pengetahuan semangat beternak ( S6, 2, O5, 8)

3. Adanya lembaga yang

mendukung dalam bidang peternakan (S5, 4, O4, 2)

Strategi W-O

1. Memberikan pelatihan

dan penerapan teknologi kepada peternak (W1, 2, O1, 2, 4, 8)

2. Menerapkan

pengawasan yang epektif oleh dinas terkait(W2, 3, 4, 5, O1, 3,5) 3. Mengaktifkan peranan penyuluh peternakan dilapangan (W1, 2, 4, 5, O5, 8) Ancaman (Threats) 1. Kurangnya pejantan unggul dilapangan 2. Sering terjadinya perkawinan in breeding

3. Adanya pembukaan lahan

disektor industry 4. Sering terjadi serangan

predator di lapangan

5. Banyaknya tengkulak

dalam pemasaran ternak

Strategi S-T

1. Lebih banyak lahan yang

tersedia ditanami hijauan (S3,6, T3)

2. Pemutusan rantai penjualan

ternak kepasar ternak (S1, 4, 5, T1, 3, 4)

3. Untuk memenfaatkandan

memperbaiki reproduksi pada ternak sapi (S2, 6, T1, 2, 4)

Strategi W-T

1.Meningkatkan pelatihan untuk meyakinkan peternak untuk beternak sebagai usaha utama (W1, 2, 4, T2, 3,4) 2.Fasilitas sarana dan

prasarana dapat lebih ditingkatkan yang langsung bersentuhan dengan peternak (W4, 5, 6 ,T 2,4, 5 )

3.Mengajak peternak

untuk beternak menjadi usaha utama (W3, 4, 6, T3, 4, 5)

Sumber : Data primer diolah, 2014

FAKTOR

Dokumen terkait