• Tidak ada hasil yang ditemukan

Grafik Uji Independens

5.1 ANALISA HASIL PENELITIAN

Analisis hasil penelitian perlu dilakukan untuk menelaah hasil yang telah diperoleh dari penelitian. Pada sub bab ini diuraikan mengenai analisis terhadap hasil pengumpulan dan pengolahan data penelitian.

5.1.1 Analisis Rancangan Alat Uji Geser

Rancangan alat uji geser dibuat dengan konsep perancangan berdasar identifikasi kebutuhan pengguna dan identifikasi kepeluan sesuai standar yang digunakan yaitu standar ASTM D5379-98. Kebutuhan rancangan alat uji geser berdasar pengguna didapat melalui hasil wawancara terhadap pengguna dalam hal ini Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta yang kemudian diterjemahkan menjadi variabel alternatif konsep untuk diambil sebagai fokus penelitian agar rancangan alat uji geser tetap memenuhi standar yang digunakan.

Proses perancangan alat uji geser dibuat sesuai rancangan ASTM D5379-98 (pengujian geser Iosipescu) namun memiliki perbedaan pada proses pergerakan

fixture ketika proses pengujian berlangsung. Jika pada rancangan ASTM D5379-

98 proses pengujian dilakukan dengan pembebanan secara vertikal, sedangkan rancangan alat uji geser yang peneliti buat bergerak secara melintang (horizontal). Proses desain hingga produksi pembuatan alat uji geser dibuat sesuai rancangan 3D desain konsep menggunakan software catia. Penggunaan softwarecatia untuk melakukan simulasi pergerakan fixture alat uji sangat membantu dalam menentukan kelancaran pergerakan pada saat proses pembebanan berlangsung, sehingga jika terjadi ketidaksesuaian dalam pergerakan maupun kendala teknis

commit to user

5.1.2 Analisis Bahan Penyusun Alat Uji Geser

Material yang digunakan sebagai penyusun part alat uji geser ditentukan melalui konstruksi dan perhitungan mekanika teknik. Part penyusun fixture alat uji geser terdiri dari delapan part utama, yaitu fixed grip, movable grip, base plate, adjustable jaw movable grip fix, Adjustable jaw movable grip, stopper, rail

dan bushing. Khusus pada bushing sebenarnya adalah bantalan gelinding dengan pergerakan linear, namun mempertimpangkan biaya pembelian bantalan gelinding linear yang harganya relatif mahal akhirnya diganti menggunakan bushing dengan pemilihan material kuningan. Sedangkan pada pemilihan material rail, menggunakan jenis material baja perlakuan panas yang natinya material mendapat proses heatreatment karena rail mendapat besar pembebanan paling tinggi.

5.1.3 Analisis Spesimen Alat Uji Geser

Analisis spesimen alat uji geser dilakukan dengan pertimbangan banyaknya variansi yang dihasilkan dari pengujian geser karena spesimen standar yang digunakan masih mengalami beberapa pengerjaan sebelum siap untuk dilakukan pengujian.

1. Proses pemotongan spesimen.

Proses pemotongan spesimen menggunakan mesin potong yang digunakan untuk memotong material yang berbahan dasar serbuk kayu. Untuk setiap pemotongan sering didapatkan geometri atau ukuran potong spesimen yang berbeda-beda.

2. Proses pembuatan V-notch 90o.

Proses pembuatan V-notch 90o pada tiap sisi tepi spesimen menggunakan mesin miling yang dilakukan secara konvensional. Pembuatan V-notch 90o menggunakan jig fixture sederhana yang terbuat dari kayu yang digunakan sebagai dudukan spesimen ketika dicekam pada ragum mesin miling.

3. Proses penyimpanan spesimen.

Proses penyimpanan spesimen dilakukan dengan tujuan untuk menjaga dan mempertahankan karakteristik spesimen supaya tetap sama ketika spesimen awal atau pertama kali diujikan. Namun pada penelitian ini, spesimen disimpan pada plastik hitam dan diletakkan diruang terbuka tanpa diberi silica gel.

5.1.4 Analisis Hasil Pengujian Geser

Proses pengujian alat uji geser dilakukan di Laboratorium Perencanaan dan Perancangan Produk (P3) Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tahap-tahap yang dilalui pada saat melakukan pengujian spesimen berurutan dan terus-menerus sama untuk tiap spesimen yang diujikan, dimulai dari setting awal

fixture alat uji geser, runningtest alat uji geser, proses pemasangan spesimen alat uji geser hingga proses pengujian spesimen. Sebelum dilakukan proses pengujian, dilakukan trial alat tanpa menggunakan spesimen (pergerakan awal alat uji geser) untuk menstabilkan pergerakan alat uji secara keseluruhan dan untuk mengetahui pergerakan alat uji tanpa adanya beban yang mengenai alat uji ketika alat uji dioperasikan karena alat uji bergerak secara melintang horizontal.

Pengujian dilakukan menggunakan material medium density fiberbord

(MDF) keluaran PT Sumalindo sebagai spesimen yang dapat digunakan sebagai standar untuk mengetahui tingkat kepresisian alat uji geser. Dimensi awal material MDF adalah 2440 mm × 1220 mm × 12 mm kemudian dipotong-potong menjadi persegi panjang ukuran 76 mm × 20 mm x 12 mm.

Pengujian statistik diperlukan untuk mengetahui kemampuan alat uji geser apakah mampu membedakan beban yang diterima alat uji geser dari hasil pengujian terhadap spesimen komposit, dan apakah alat uji geser mampu menunjukkan hasil atau nilai kekuatan yang dihasilkan dari beberapa treatment

atau perlakuan yang dikenakan pada ketebalan spesimen. Dalam pengujian statistik, peneliti menggunakan uji ANOVA untuk menganilisa dua data, yaitu

shear load dan shear strength. Untuk shear load data langsung dapat ditampilkan oleh weighting indicator sedangkan untuk shear strength didapat dari pembagian nilai shear load dengan luas bidang penekanan permukaan spesimen yang akan diuji. Sebelum diuji dengan ANOVA, data-data hasil pengujian perlu dilakukan pengujian karakteristik data yang terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas, dan uji independensi. Setelah data memenuhi kriteria pengujian karekteristik diatas maka selanjutnya dilakukan pengujian ANOVA baik shear load maupun shear strength.

commit to user

didapatkan Lhitung 0.223, ketebalan 11 mm didapatkan Lhitung 0.093, pada ketebalan 9 mm didapatkan 0.153. Nilai-nilai yang diperoleh dari uji normalitas pembebanan (load) lebih kecil daripada Ltabel 0.24 sehingga H0 diterima. Sedangkan pada uji normalitas kekuatan (strength) uji geser didapatkan Lhitung 0.223 pada ketebalan 12 mm, ketebalan 11 mm didapatkan Lhitung 0.098, pada ketebalan 9 mm didapatkan 0.172. Nilai-nilai yang diperoleh dari uji normalitas kekuatan (strength) lebih kecil daripada Ltabel 0.24 sehingga H0 juga diterima.

Pada uji homogenitas pembebanan (load) uji geser didapatkan nilai Fhitung 1.445 dan Fhitung kekuatan (strength) uji geser 1.988. Masing-masing Fhitung lebih kecil dari Ftabel yang bernilai 3.10 yang berarti data yang dihasilkan bersifat homogen. Syarat homogenitas adalah Fhitung harus lebih kecil daripada Ftabel.

Sedangkan pada uji independensi masing-masing jenis pengolahan data (pembebanan maupun kekuatan) diperoleh nilai residual yang tersebar di sekitar garis nol dan tidak membentuk pola khusus, sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil eksperimen memenuhi syarat independensi. Pengujian independensi eksperimen juga dilakukan dengan uji run test (uji deret) melalui sotfware SPSS. Berdasarkan pengujian independensi yang dilakukan menggunakan software

SPSS (uji run test) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,289 lebih besar dari taraf nyata yang dipilih yaitu a= 0,05, dengan demikian Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwadata observasi bersifat acak.

Pengujian analisis variansi (ANOVA) dilakukan terhadap pembebanan dan kekuatan geser untuk mengetahui apakah faktor ketebalan yang diteliti berpengaruh signifikan terhadap variabel respon tersebut. Dari hasil pengujian ANOVA terhadap pembebanan geser didapatkan nilai Fhitung sebesar 165.35 yang berarti bahwa hasil pengujian pembebanan spesimen ditolak karena Fhitung lebih besar daripada Ftabel yaitu 3.101 yang kemudian bisa ditarik kesimpulan bahwa faktor ketebalan berpengaruh terhadap hasil pengujian pembebanan spesimen, sedangkan hasil pengujian ANOVA terhadap kekuatan geser didapatkan nilai Fhitung sebesar 2.93 yang berarti bahwa hasil pengujian kekuatan spesimen diterima karena Fhitung lebih kecil daripada Ftabel yaitu 3.101 yang kemudian bisa ditarik kesimpulan bahwa faktor ketebalan tidak berpengaruh terhadap hasil pengujian kekuatan spesimen.

Dokumen terkait