• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

D. Analisa Hasil pengukuran Kelelahan kerja

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden di bagian Winding, pada shift pagi terdapat tenaga kerja yang mengalami kelelahan normal sebesar 17,76%, mengalami kelelahan ringan sebesar 70,59%, mengalami kelelahan sedang sebesar 17,65%, dan mengalami kelelahan berat sebesar 0%. Pada shift sore tidak terdapat tenaga kerja yang mengalami kelelahan normal, mengalami kelelahan ringan sebesar 61,90%, mengalami kelelahan sedang sebesar 33,33%, dan mengalami kelelahan berat sebesar 4,76%. Pada shift malam tidak terdapat tenaga kerja yang mengalami kelelahan normal, mengalami kelelahan ringan sebesar 27,78%, mengalami kelelahan sedang sebesar 38,89%, dan mengalami kelelahan berat sebesar 33,33%.

Dari hasil pengukuran kelelahan kerja didapatkan hasil pada shift pagi terdapat 2 tenaga kerja dengan tingkat kelelahan kerja normal (17,76%), 12 tenaga kerja mengalami kelelahan ringan (70,59%), dan 3 tenaga kerja mengalami kelelahan sedang (17,65%). Pada shift pagi terjadi kelelahan

commit to user

ringan dan sedang tanpa kelelahan berat, hal ini dapat terjadi karena waktu tidur tenaga kerja lebih banyak.

Pada shift sore terdapat 13 tenaga kerja mengalami kelelahan ringan (61,90%), 7 tenaga kerja mengalami kelelahan sedang (33,33%), dan 1 tenaga kerja mengalami kelelahan berat (4,76%). Hal ini dapat terjadi karena pada

shift sore kondisi tubuh tenaga kerja menurun atau mulai turun karena

sebelum bekerja tenaga kerja telah melakukan aktivitas, sehingga beban kerja dan kelelahanpun meningkat.

Pada shift malam terdapat 5 tenaga kerja mengalami kelelahan ringan (27,78%), 7 tenaga kerja mengalami kelelahan sedang (38,89%), dan 6 tenaga kerja mengalami kelelahan berat (33,33%). Hal ini dikarenakan kondisi tubuh sudah menurun, suhu tubuh menurun setelah melakukan aktivitas di pagi hari dan di siang hari. Malam hari adalah waktu yang seharusnya digunakan tenaga kerja untuk tidur tetapi oleh tenaga kerja shift malam digunakan untuk bekerja, sehingga beban kerja dan kelelahan kerja terasa lebih berat dan cenderung meningkat.

Berdasarkan rata-rata kelelahan kerja, shift pagi = 326,41, shift sore = 393,32, shift malam = 483,00. Dapat diketahui bahwa rata-rata kelelahan kerja shift malam lebih besar daripada shift pagi dan shift sore, dan rata-rata kelelahan kerja shift sore lebih besar dari pada shift pagi atau kelelahan tenaga kerja pada shift malam lebih lelah daripada shift pagi dan shift sore.

Dari hasil pengolahan data dengan SPSS versi 17.0 menggunakan uji Non Parametrik Anova Kruskal-Wallis terdapat perbedaan tingkat kelelahan

commit to user

tenaga kerja antara shift pagi, shift sore, dan shift malam. Diketahui bahwa nilai p sebesar 0,001 yang berarti p < 0,01, maka Ho ditolak sehingga menunjukkan hasil yang sangat signifikan.

Berdasarkan pengukuran kelelahan kerja dengan menggunakan waktu reaksi didapatkan rata-rata untuk shift pagi = 326,41 milidetik, shift sore = 393,32 milidetik, dan shift malam = 483,00 milidetik. Rata-rata tenaga kerja

shift pagi mengalami kelelahan kerja ringan, rata-rata tenaga kerja shift sore

mengalami kelelahan kerja ringan, dan rata-rata tenaga kerja shift malam mengalami kelelahan sedang.

Berikut ini adalah analisa perbedaan tingkat kelelahan tenaga kerja antara shift pagi, shift sore, dan shift malam :

1. Shift pagi dan shift sore

Tenaga kerja shift pagi dan shift sore sama-sama mengalami kelelahan ringan, hal ini sesuai dengan penelitian Purwanto (2010) dengan uji statistik yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan yaitu p = 0,471 yang dapat disimpulkan bahwa tidak ada beda antara shift sore dan shift pagi.

PT. Iskandartex memberlakukan sistem rotasi pendek dengan pergantian satu minggu setiap shift kerja. Sehingga mengakibatkan gangguan tidur tenaga kerja yang hampir sama antara shift pagi, shift sore,

dan shift malam. Hal ini juga dinyatakan oleh Kuswadji (1997), bahwa

pada pekerja dengan shift kerja dengan rotasi kerja jangka pendek

commit to user

kejadian gangguan tidur pada shift pagi dan shift sore hampir sama dengan kejadian tidur pada shift malam.

2. Shift Sore dan Shift Malam

Terdapat perbedaan tingkat kelelahan kerja yaitu shift sore mengalami kelelahan ringan dan shift malam mengalami kelelahan sedang, hal ini dapat disebabkan karena pada saat shift sore dengan keadaan yang masih dapat ditoleransi untuk bekerja berbeda dengan shift malam. Meskipun telah sama-sama dapat beradaptasi namun kelelahan tenaga kerja pada shift malam lebih tinggi daripada shift sore. Karena malam hari adalah waktu untuk beristirahat bagi tubuh.

Adanya perbedaan kelelahan antara shift sore dengan shift malam tersebut sesuai dengan penelitian Djati (2010) ada perbedaan kelelahan sesudah bekerja antara shift sore dengan shift malam dengan signifikansi sebesar 0,015.

Sesuai dengan teori yang sudah ada yang dikemukakan oleh Granjean (1993) dalam Tarwaka (2004) bahwa secara fungsional seluruh organ tubuh pada siang hari adalah dalam keadaan siap beraktivitas

(ergotropic phase), sedangkan pada malam hari adalah sebaliknya

(trophotropic phase) yaitu fungsi tubuh secara alamiah akan beristirahat

untuk penyegaran.

3. Shift Pagi dan Shift Malam

Terdapat perbedaan tingkat kelelahan kerja yaitu shift pagi mengalami kelelahan ringan dan shift malam mengalami kelelahan sedang,

commit to user

hal ini dapat disebabkan karena waktu yang seharusnya digunakan untuk tidur bagi tenaga kerja shift malam harus digunakan untuk bekerja, berbeda dengan keadaan tenaga kerja di pagi hari yang memang pada saat pagi hari adalah keadaan yang siap untuk bekerja. Hal tersebut di atas sesuai dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Normawati (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “perbedaan tingkat kelelahan kerja antara shift 1 dan shift 2 di departemen production finishing PT. Panasonic Gobel Energy Indonesia (PECGI) Bekasi” yang mana hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa ada perbedaan kelelahan subyektif antara tenaga kerja shift pagi dan shift malam. Sedangkan menurut Silaban (1997) yang menyimpulkan bahwa shift kerja malam hari lebih merasakan lelah dibanding dengan shift kerja pagi dan shift kerja sore.

Menurut Kepmenakertrans RI Nomor : KEP. 224/MEN/2003 tentang Kewajiban Pengusaha yang Mempekerjakan Pekerja atau Buruh Perempuan Antara Pukul 23.00 WIB sampai dengan 07.00 WIB menyatakan bahwa pengusaha yang mempekerjakan pekerja atau buruh perempuan antara pukul 23.00 WIB sampai dengan 07.00 WIB berkewajiban untuk memberikan makanan dan minuman bergizi dan menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja. Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja atau buruh perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 WIB sampai dengan 05.00 WIB.

commit to user

Dokumen terkait