• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa % HCl

Dalam dokumen Laporan Praktikum Kimia Analisa (1) (Halaman 25-34)

METODELOGI PRAKTIKUM 3.1.Alat dan Bahan

3.2. Cara Kerja

3.2.3 Analisa % HCl

1. Ditimbang 10 gram sampel dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer

2. Diambil 2 ml aquadest, dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi sampel

3. Ditambahkan 3 tetes indikator PP

4. Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai end point (berwarna pink) 5. Dihitung % kadar HCl

No . Sampel Cara Kerja Ket. Volume NaOH (ml) Ket. Kadar CO2 (ppm) I II I II 1. Air keran 5 ml air keran + 3 tetes indikator PP 1% Warna bening 0,3 0,4 Warna pink 5.180 7.040 2. Air mineral 5 ml air mineral + 3 tetes indikator PP1% Warna bening 0,1 0,1 Warna pink 1.760 1760

4.1.2 Analisa Konsentrasi NaOH dalam sampel

Tabel 4.2 Hasil Percobaan Analisa Konsentrasi NaOH dalam sampel No

. Sampel KerjaCara Ket. VolumeHCl (ml) Ket Kadar CO2(ppm) I II I II 1. Air garam 10 ml air garam + Thio + Indikator PP 1% Warna Pink 0,9 0,4 Ditamb ah MO warnab erubah menjad i pink 7.200 3.200 2. Air kolam 10 ml air kolam +Thio+ Indikator PP1% Warna Pink 1 1 Ditamb ah MO beruba h orange 8.000 8.000 4.1.3

Analisa Konsentrasi dalam Air Laut

27

Tabel 4.3 Hasil Percobaan Analisa Konsentrasi dalam Air Laut

No Cara Kerja Hasil Pengamatan

1 10 ml air laut + 3 tetes indikator K2CrO4

Larutan berwarna kuning 2 Dititrasi dengan AgNO3 - Menghasilkan titran

sebnayak 1,5 ml - Terdapat endapan

berwarna putih 3 Percobaan di atas diulangi dua

kali - Menghasilkan titran sebanyak 0,6 ml dan 1 ml - Terdapat endapan berwarna putih 4.1.3 Analisa % HCl

Tabel 4.4 Hasil Percobaan Analisa % HCl

No Cara Kerja Hasil Pengamatan

1 10 gram air keran + 2 ml aquadest + 3 tetes indikator PP

- Larutan berwarna bening 2 Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N - Menghasilk

an titran sebanyak 0,1 N - Terjadi perubahan warna merah muda

3 Air keran 10 gram + 2 ml aquadest + indikator PP sebanyak 3 tetes

Larutan berwarna bening 4 Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N Menghasilkan

titran sebanyak 0,25 ml

perubahan warna menjadi merah

muda 4.2

Pembahasan

Ketika 5 ml air keran dan 3 tetes indikator PP 1% dimasukkan ke dalam erlenmeyer diamati larutan berwarna bening. Hasil yang sama juga diperoleh saat 5 ml air mineral ditambah 3 tetes indikator PP 1%. Larutan kemudian dititrasi dengan menggunakan larutan NaOH 2N. Titrasi adalah metode analisis kimia secara kuantitatif untuk menentukan konsentrasi reaktan. Pada 5 ml air keran yang pertama volume titrasinya 0,3 ml dan yang kedua 0,4 ml. Sedangkan sampel air mineral volume titrasinya untuk kedua-duanya ialah 0,1 ml. Pada percobaan analisa konsentrasi CO2 setelah itu digunakan indikator untuk mengetahui penambahan titran berhenti. Indikator bertanggap pada adanya titran berlebih dengan berubah warna. Sehingga pada percobaan analisa konsentrasi CO2 setelah dititrasi dengan NaOH larutan yang telah bercampur dengan indikator PP 1% berubah warna menjadi merah muda. Pada saat belum ada penambahan NaOH ke dalam larutan titrat, larutan titrat masih berada dalam suasana netral, sehingga di dalam larutan masih banyak terdapat ion H+. Hal ini menyebabkan molekul indikator PP 1% di dalam larutan lebih banyak dari ionnya, sehingga warna larutan dipengaruhi oleh warna indikator PP 1%, yaitu tidak berwarna. Sedangkan pada saat titrasi dimulai, yang menyebabkan larutan yang berwarna merah muda pda pH larutan terus meningkat dengan adanya NaOH. Peningkatan pH larutan menyebabkan larutan menjadi semakin basa. Karena larutan menjadi semakin basa, jumlah ion H+ menjadi tidak ada dan jumlah ion OH- dalam larutan akan semakin banyak. Ion-ion akan meningkat dan mengikat ion H+, sehingga konsentrasi ion H+ akan berkurang dan keseimbangan adak bergeser ke kanan. Jadi dengan penmabahn NaOH, jumlah molekul indikator PP 1% jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah ionnya. Sehingga warna larutan dipengaruhi oleh warna ionnya dan warna larutan menjadi merah muda. Selain itu, indikator PP 1% akan berubah warna menjadi merah muda saat larutan mencapai pH 8,2

29

atau melewatinya. Setelah didapat volume titrasi dan hasil pengamatan dapatlah dihitung kadar CO2 yang terdapat di dalam air keran dan air mineral. Pada sampel air keran volume titrasi yang pertama dan kedua 5280 ppm dan yang kedua 7040 ppm. Sedangkan air mineral yang pertama dan kedua volume titrasinya 1760 ppm. Hasil yang berbeda-beda disebabkan karena perbedaan volume titrasi pula. Volume titrasi yang berbeda-beda disebabkan karena metode yang digunakan yaitu dengan metode visual (titik akhir pada saat berubah warna). Perubahan warna ini dapat atau tidak terjadi tepat pada saat titik akhir titrasi. Dalam percobaan ini satuan yang digunakan adalah ppm. Sebab ppm merupakan penyataan konsentrasi untuk larutan yang sangat encer.

Kadar CO2 yang diperoleh dalam percobaan ini dapat menajdi cara kita untuk mengetahui sampel mana yang baik dikonsumsi, sebab kadar CO2 yang tinggi menamdakan bahwa air itu kurang baik untuk dikonsumsi. Sehingga dalam percobaan ini air mineral lebih layak konsumsi daripada air keran. Jumlah CO2

yang terdapat dalam air yang ideal adalah 103 mg/liter (ppm).

Sedangkan untu k analisa konsentrasi NaOH dalam braine ketika 10 ml air garam ditambahkan indikator PP 1% dicampurkan larutan berwarna bening disebbakan oleh banyak terdapat ion H+ sehingga warna larutan dipengaruhi oleh warna indikator PP 1% yaitu tidak berwarna. Hal sama juga dihasilkan sampel air keran kemudian kedua sampel larutan dititrasi dengan thio 0,1N dan menghasilkan perubahan wrana menajdi keruh. Perubahan warna menjadi tanda titik akhir titrasi. Titrasi sampel air garam pertama memiliki volume 0,9 ml dan yang kedua 0,4 ml. Sedangkan volume titrasi air kolam yang sama untuk percobaan pertama dan kedua yaitu sebesar 1 ml. Titrasi ini merupakan titrasi asam kuat (HCl). Indikator PP 1% memiliki trayek 8,0 – 9,6. Pada percobaan ini indikator PP 1% mengalami disosiasi menjadi ion-ionnya. Pada larutan masih banyak mengandung ion H+, sehingga warna arutan dipengaruhi warna indikatormya. Air kolam juga mengalami hal yang sama. Stelah itu kedua larutan diteteskan 3 tetes metal orange menghasilkan perubahan warna untuk dikedua sampel orange. Hal tersebut terjaid karena metal orange merupakan indikator yang memiliki trayek pH 3,7 – mendekati netral. Sehingga tidka mampu menyesuaikan pH dengan lingkungannya yang bersifat asam.

Setelah didapat volume titrasi diketahui kadar NaOH yang tekandung dalam sampel. Di dalam sampel air garam pada percobaan pertama terdapat 7200 ppm dan yang kedua 3200 ppm. Untuk air kolma kadarnya 8000 ppm untuk kedua percobaanya. Volume titrasi yang berbeda-beda disebabkan karena metode visual (melihat titik akhit berdasarkan perubahan warna larutan). Peubahan warna dapat atau tidak terjadi tepat saat titrasi. Sama halnya dengan analisa konsentrasi CO2 dalam air, satuan yang dipakai adalah ppm menyatakan konsentrasi larutan yang sangat encer.

Pada percobaan ini sampel yang digunakan adalah air laut. Ketika air laut ditambahkan dengan indikator K2Cr2O4, larutan berwarna kuning, perubahan menjadi kuning pada larutan ini disebabkan oleh penambahan senyawa K2Cr2O4 yang apabila ditambahkan dengan senyawa apapun akan merubah sebuah senyawa atau larutan menjadi kuning. Hal ini dikarenakan sifat dari unsur yang terdapat dalam senyawa K2Cr2O4 berawarna kuning. Kemudian larutan dititrasi dengan AgNO3 dan menghabiskan volume titrasi sebanyak 1,5 ml yang kemudian terbentuk endapan. Terbentuknya endapan menandakan bahwa titik akhir titrasi telah terjadi. Pada percobaan ini, penambahan indikator berguna untuk mempercepat terjadinya reaksi dan perubahan pada larutan. Kemudian percobaan diulangi, ternyata pada percobaan kedua volume titrasi yang dihabiskan lebih sedikit dibandingkan volume titrasi pada percobaan pertamayaitu sebanyak 0,6 ml. Begitu pula saat pengulangan percobaan ketiga larutan menghabiskan volume titrasi sebanyak 1 ml. sama halnya dengan percobaan pertama, percobaan kedua maupun ketiga menghasilkan endapan berwarna putih,. Endapan tersebut merupakan tanda titik akhir atau end point titrasi. Perbedaan banyaknya volume titrasi yang digunakan berpengaruh terhadap konsentrasi larutan yang diperoleh. Semakin besar volume titrasi yang terjadi, maka semakin tinggi konsentrasi NaCl, sebaliknya semakin sedikit volume titrasi yang digunakan, maka semakin sedikit pula konsentrasi NaCl tersebut.

31

Pada percobaan ini sampel yang diganakan adalah air keran. Pada saat air keran ditambahkan aquadest dan juga ditambahkan 3 tetes indikator PP menghasilkan larutan bening. Hal tersebut terjadi karena larutan bersifat netral sehingga tidak merubah warna dasar dan sifat larutan yang terdiri atas air keran, aquadest dan indikator yang tidak berwarna atau bening. Setelah larutan dititrasi dengan NaOH 1 N dan menghasilkan warna larutan berubah menjadi merah muda. Perubahan warna larutan terjadi karena larutan telah berubah menjadi asam dengan pH dibawah 7. Kemudian melalui titrasi tersebut diperoleh volume titrasi sebanyak 0,2 ml. perubahan warna larutan juga menandakan bahwa titik akhir titrasi telah terjadi.

Kemudian percobaan analisa % HCl pengulangan sebanyak 2 kali dengan prosedur kerja yang sama. Pada pengulangan keduan dihasilkan volume titrasi 0,25 ml dan pada pengulangan ketiga didapat volume titrasi sebanyak 0,2 ml. sama halnya pada percobaan pertama, larutan berubah warna dari larutan bening menjadi merah muda. Sebab titrasi adalah metode analisa kimia untuk menentukan konsentrasi suatu reaktan. Untuk mengetahui penambahan titran telah berhenti, digunakan indikator yang bertanggap terhadap titran berlebih terhadap perubahan warna. Titik titrasi pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir, oleh karena itu pada percobaan analisa % HCl ini larutan berubah warna menjadi merah muda.

Melalui percobaan ini diketahui volume kadar % HCl pada volume titrasi 0,2 ml adalah 0,000728%. Pada volume titrasi 0,25 ml % HCl yaitu 0,000091125%. Sedangkan konsentrasi NaCl pada percobaan analisa konsentrasi dalam air laut adalah 0,8775N untuk volume titrasi 1,5 ml dan pada volume titrasi 0,6 ml kadar NaCl sebanyak 0,351N dan yang terakhir pada percobaan yang menghasilkan volume titrasi sebanyak 1 ml menghasilkan kadar NaCl 0,085N.

1. Volume titrasi untuk menentukan kadar CO2 dalam air keran adalah 0,3 ml dan 0,4 ml. Sedangkan untuk menentukan kadar CO2 dalam air mineral 0,1 ml

2. Saat dititrasi dengan dengan NaOH air keran dan air mineral berubah warna menjadi merah muda

3. Jika kadar CO2 tinggi dalam air, maka air tersebut tidak baik untuk dikonsumsi

4. Perubahan warna setelah dititrasi oleh indikator PP 1 % adalah bening 5. Kadar CO2 dalam air keran 5280 ppm dan 7040 ppm. Sedangkan dalam

air mineral 1760 ppm.

6. Volume titrasi air garam untuk menentukan konsentrasi NaOH 0,9 ml dan 0,4 ml. Sedangkan volume titrasi air kolam 1 ml

7. Kadar NaOH yang terdapat dalam air garam 7200 ppm dan 3200 ppm. Sedangkan dalam air kolam 8000 ppm

8. Penambahan indikator PP 1 % akan mengubah warna sampel dan akan mempermudah titik akhir titrasi

9. Terbentuknya endapan pada percobaan analisa konsentrasi NaCl dalam air laut menunjukkan bahwa titik akhir titrasi telah dicapai.

10. Terjadinya perubahan warna larutan pada percobaan analisa % HCl menandakan bahwa titik akhir titrasi telah tercapai.

11. Dalam percobaan ini digunakan indikator K2CrO4 dan indikator PP yang berguna untuk mempercepat terjadinya reaksi pada larutan.

12. Semakin besar volume titrasi yang dihabiskan, maka semakin tinggi pula konsentrasinya, sebaliknya semakin sedikit volume titrasi yang dihabiskan, maka semakin rendah pula konsentrasinya.

4.2 Saran

Dalam percobaan analisa konsentrasi selain menggunakan metode analisis titrimetri. Dikenal juga metode analisa gravimetri. Gravimetri pada tahap pengukuran dalam metodenya adalah penimbangan. Analitnya secar fisik dipisahkan dari semua komponen lain dari sampel itu maupun dari pelarutnya.

33

Pengendapan merupakan teknik yang paling luas penggunaannya untuk memisahkan analit dari pengganggunya. Tetapi dalam percoabaan ini, sampel dan kadar yang masih akan ditentukan kadarnya berbentuk sangat cair sehingga digunakan metode titrasi.

1.1 Judul Praktikum : Analisa Dengan Peralatan Instrument

Dalam dokumen Laporan Praktikum Kimia Analisa (1) (Halaman 25-34)

Dokumen terkait