• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini akan dipaparkan tentang penganalisaan dari seluruh data yang diperoleh selama penelitian, baik melalui studi kepustakaan wawancara maupun melihat dengan langsung fenomena yang ada kaitannya dengan Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan di lapangan, maka akan dilakukan analisa terhadap setiap data yang ada dan fakta yang didapat berdasarkan indikator penelitian implementasi kebijakan model Edward III, yakni sebagai berikut:

5.1. Struktur Birokrasi Pelaksana Kebijakan

Salah satu dari aspek struktur yang paling penting dari setiap organisasi adalah adanya rincian tugas dan prosedur pelayanan yang telah disusun oleh organisasi. Rincian tugas dan prosedur pelayanan menjadi pedoman bagi implementor dalam bertindak, sehingga para implementor dapat melakukan fungsinya dengan efektif.

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil telah mempersiapkan rincian- rincian tugas dan prosedur pelayanan yang dipaparkan dalam Rencana Strategis Dinas Periode 2009-2014. Rincian tugas yang disusun mencakup seluruh fungsi struktural organisasi. Dengan perincian seperti ini, aktifitas pegawai di Dinas Kependudukan dapat diarahkan dan dimonitor seturut tugasnya masing-masing. Di samping itu, dinas tersebut pun telah menyusun prosedur-prosedur pelayanan yang jelas yang dapat menjadi pedoman bagi aktifitas rutin pegawai.

Berdasarkan hasil wawancara sebelumnya, keberadaan dari rincian tugas dan prosedur pelayanan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Deli Serdang terbukti memberi sumbangsih yang cukup baik dalam mensukseskan implementasi kebijakan SIAK, walaupun tidak semuanya berjalan dengan baik mengingat adanya kendala-kendala teknis tak terduga di lapangan.

Edward III mengatakan bahwa kecenderungan struktur birokrasi pelaksana kebijakan adalah lemahnya fleksibilitas organisasi dalam menghadapi hal-hal yang diluar perencanaan awal. Penetapan rincian tugas dan prosedur dimulai dari menetapkan masalah atau tujuan dasar organisasi. Hal ini menyebabkan organisasi pemerintah cenderung kaku menghadapi masalah-masalah tak terduga. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Deli Serdang berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pun menghadapi masalah yang sama, dimana improvisasi dalam bekerja tetap terbatas dalam batasan rincian tugas yang telah ditetapkan sebelumya.

5.2. Komunikasi

Sebelum sebuah kebijakan diimplementasikan, pelaksana kebijakan harus menyadari bahwa suatu keputusan yang telah dibuat dan perintah untuk melaksanakannya telah dikeluarkan, sehingga mereka bekerja dengan memiliki wewenang masing-masing. Disini peran komunikasi sangat penting untuk mensinegikan setiap aktifitas. Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi yang akurat, jelas, konsisten, menyeluruh serta koordinasi antara instansi-instansi terkait dalam proses implementasi dan bentuk koordinasi yang dilakukan apakah koordinasi horizontal, vertikal, maupun diagonal.

Kemudian agar implementasi menjadi efektif, maka mereka yang tanggung jawabnya adalah untuk mengimplementasikan sebuah program mesti tahu apa yang seharusnya mereka kerjakan. Komunikasi dalam implementasi SIAK meliputi bagaimana suatu informasi ditransmisikan, bagaimana tingkat kejelasan dan konsistensi dari informasi tersebut.

Komunikasi yang berjalan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Deli Serdang berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, ditransmisikan secara formal dan non-formal dalam bentuk tulisan maupun lisan. Arah komunikasi berlangsung dua arah, yakni dari atas ke bawah (top-down) dan dari bawah ke atas (bottom-up) meski arus komunikasi dari bawah ke atas masih terkesan canggung. Kondisi transmisi komunikasi sedemikian rupa merupakan perihal yang cukup baik karena menunjukkan banyaknya pilihan dalam menyalurkan informasi di intern organisasi.

Transmisi komunikasi yang baik tidak cukup bila informasi yang disampaikan tidak dapat dipahami dengan baik oleh si penerima informasi. Kejelasan dan konsistensi informasi juga merupakan faktor penting dalam menciptakan komunikasi yang baik. Hal yang serupa terjadi di lapangan, sesuai dengan data yang telah dikumpulkan bahwa para penerima informasi dapat memahami dengan jelas informasi yang mereka terima, sehingga dapat segera menanggapi dan melaksanakan informasi ataupun instruksi yang mereka terima.

Arus komunikasi yang baik dapat meningkatkan koordinasi antar fungsi dan antar bidang dalam organisasi. Arus komunikasi yang berjalan dengan baik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Deli Serdang berhasil menciptakan koordinasi serupa di dalam pelaksanaan tugas dan aktifitasnya. Koordinasi yang terbangun oleh pihak dinas bahkan tidak hanya berlangsung secara intern organisasi, tetapi dengan pihak-pihak di luar organisasi, lembaga tertentu dan masyarakat.

Komunikasi yang dibangun oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Deli Serdang dapat dinyatakan baik dan sangat mendukung keberhasilan

implemetasi program SIAK. Namun masih ada sedikit kekurangan yang terjadi. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan sebelumnya, masih ada masyarakat yang belum mendapat sosialisasi program SIAK. Padahal masyarakat merupakan salah satu elemen penting mengingat tujuan SIAK adalah menciptakan tata administrasi kependudukan yang akurat dan lengkap.

5.3. Sumber Daya

Di samping standar pelaksanaan dan sasaran implementasi SIAK, yang perlu mendapat perhatian dalam proses implementasi adalah masalah sumber daya. Sumber daya merupakan faktor utama dalam melaksanakan dan merealisasikan jalannya suatu program, tidak terkecuali dengan dana yang dibutuhkan, peralatan yang akan digunakan selama proses implementasi hingga sumber daya manusia yang tergolong mampu dan cakap dalam melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya tahapan pelaksanaan, manfaat apa yang diterima oleh masyarakat serta apa yang menjadi hambatan pelaksanaan implementasi ini.

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan untuk melihat kondisi sumber daya organisasi, yakni staf (street level bureacrat), dana, dan fasilitas. Staf dapat dilihat dari jumlah dan kualitas kompetensi pegawai operasional yang dimiliki organisasi, dana dari keuangan organisasi, serta fasilitas dari ketersediaan sarana dan prasaran yang dibutuhkan.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil memiliki staf dalam jumlah yang terbatas. Untuk mengatasi hal itu, pihak dinas menerima pegawai honorer yang mampu mendukung kegiatan operasional bersama-sama dengan staf di bawah arahan masing-masing kepala seksi. Staf di masing-masing bidang dalam dinas memiliki kompetensi yang cukup baik. Mereka menguasai bidang pekerjaan mereka, dan mampu melaksanakan tugas-tugas dengan baik. Pihak dinas juga mengadakan pelatihan untuk staf dalam bidang-bidang tertentu, supaya pelaksanaan program SIAK yang berbasis teknologi informasi dapat berjalan dengan baik.

Selain staf, dana juga merupakan aspek yang penting untuk diperhatikan sebagai sumber daya organisasi. Dana yang dimiliki oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil berdasarkan data yang telah dikumpulkan, sejalan dengan anggaran yang sebelumnya telah direncanakan. Ketersediaan dana seperti ini tentu saja sangat mendukung keberlangsungan program SIAK di Deli Serdang.

Fasilitas yang dimiliki oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil cukup memadai. Sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan program SIAK khususnya dapat ditemukan di ruangan dan di lingkungan dinas. Komputer sebagai alat paling mendasar tersedia dalam jumlah yang cukup dan siap digunakan beserta mesin printer dan server data yang bisa menampung seluruh database kependudukan Deli Serdang. Ada pula fasilitas WiFi yang berfungsi sebagai sarana komunikasi data (online communication), yang merupakan sarana kunci dari pelaksanaan SIAK.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa kondisi sumber daya di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Deli Serdang sudah cukup baik. Kekurangannya, staf dengan kompetensi khusus berjumlah terbatas, dan hal ini bisa menjadi masalah organisasi bila staf yang dimaksud mengalami masalah secara pribadi. Selain itu, semua aspek dikondisikan dengan baik dan sangat mendukung pencapaian terlaksananya program SIAK.

5.4. Disposisi

Disposisi implementor memiliki pengaruh yang cukup besar dari terlaksananya suatu program. Disposisi dapat dilihat dari proses rekrutmen dan insentif yang diadakan oleh organisasi pelaksana. Disposisi yang baik dapat mewujudkan proses implementasi yang baik, dan sebaliknya, disposisi yang buruk dapat menjadi hambatan terealisasinya suatu kebijakan.

Di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Deli Serdang, para pegawai direkrut melalui penerimaan CPNS yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat.

Para pelamar yang lolos ujian kemudian akan melalui diklat pra-jabatan sebelum ditetapkan secara sah menjadi pegawai negeri sipil. Kemudian para pegawai baru akan dialokasikan oleh Badan Kepegawaian Nasional ke instansi-instansi pemerintah yang sebelumnya telah mengirimkan data kebutuhan pegawai. Dengan model rekrutmen seperti ini, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil bisa mendapatkan pegawai-pegawai yang memiliki kompetensi yang diharapkan.

Para pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Deli Serdang berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, memiliki komitmen dan semangat kerja yang baik. Hal ini berpotensi menciptakan suasana kerja yang baik dan tanggap dalam merespon instruksi dan informasi-informasi yang diterima oleh para pegawai. Di samping itu, pihak dinas juga memberikan insentif kepada pegawai berdasarkan kinerjanya. Hal ini dapat meningkatkan motivasi kerja para pegawai, terutama dalam mengimplementasikan program SIAK.

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa disposisi implementor dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Deli Serdang sudah cukup baik dan berpotensi mendukung terlaksananya program SIAK. Hal ini dapat dilihat dari sifat para pegawai yang positif mendukung kebijakan melalui kinerja yang baik dan tanggap.

BAB VI PENUTUP

Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab-bab sebelumnya maka pada bagian ini penulis mencoba mengambil beberapa kesimpulan dari penelitian di lapangan yang penulis amati selama ini serta menberikan saran atau masukan sebagai langkah terakhir dalam penulisan hasil penelitian ini.

6.1. Kesimpulan

Kebijakan tentang Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah pusat dalam meningkatkan dan menjaga ketepatan dan ketersediaan data-data tentang penduduk yang lengkap, untuk dilaksanakan oleh segenap perangkat pemerintah di tingkat daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil diharapkan mampu mengimplementasikan kebijakan tersebut di masing-masing daerah hukumnya.

Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Deli Serdang, dapat dilihat dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah adanya struktur birokrasi pelaksana kebijakan, ketersediaan berbagai sumber daya yang dibutuhkan, komunikasi yang terbangun, serta disposisi para pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Berdasarkan dari data-data yang telah dikumpulkan dan analisa yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa implementasi SIAK di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Deli Serdang berlangsung baik meski masih memiliki beberapa kekurangan. Implementasi yang berjalan diatur dengan jelas dalam rincian tugas dan prosedur pelayanan yang ditetapkan oleh dinas. Rincian tugas yang dimaksud dipaparkan dengan jelas dan prosedur pelayanan menyentuh

semua bidang pekerjaan di dinas, termasuk yang menyangkut SIAK. Sumber daya yang ada juga cukup memadai dan mampu mendukung pelaksanaan tugas-tugas dan prosedur pelayanan yang ditetapkan. Sumber daya yang dimiliki mencakup SDM yang cukup, dana yang cukup, serta fasilitas yang memenuhi standar pelaksanaan implementasi SIAK. Komunikasi yang terbangun juga cukup baik, informasi-informasi tersalur secara horizontal dan vertikal, transmisi dapat dipahami dengan jelas, sehingga instruksi-instruksi tidak mengalami penyimpangan. Kemudian, disposisi atau sikap dari para pegawai yang positif terhadap implementasi SIAK juga mendukung terlaksananya program SIAK dengan baik.

Adapun sedikit kekurangan yang dimaksud sebelumnya adalah terbatasnya jumlah staf dengan kompetensi khusus, yakni di bidang teknologi informasi di lingkungan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Deli Serdang. Kondisi ini berpotensi menghambat aktifitas organisasi di bidang yang membutuhkan kompetensi khusus tersebut apabila ada hal-hal tak terduga yang terjadi pada pegawai yang tersedia. Kekurangan juga terjadi dalam struktur birokrasi yang ada, di mana kurangnya fleksibilitas pegawai dalam menghadapi masalah-masalah tak terduga. Dari sisi komunikasi, sosialisasi pihak dinas ke masyarakat belum maksimal karena masih ada beberapa masyarakat yang belum mendapatkan informasi yang jelas mengenai implementasi SIAK tersebut.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis tekait Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Deli Serdang, maka penulis ingin memberikan masukan atau saran, yaitu :

1) Sebaiknya dilakukan penambahan jumlah pegawai dengan kompetensi yang baik di bidang teknologi informasi, melalui penerimaan pegawai baru atau pengadaan pelatihan yang lebih intens terhadap pegawai yang ada.

2) Sebaiknya penyampaian informasi ke masyarakat lebih ditingkatkaan supaya dapat menjangkau seluruh masyarakat di daerah.

3) Komunikasi dan koordinasi dengan instansi-instansi lainnya seperti pemerintah tingkat kecamatan, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Puskesmas, unit pelaksana distribusi bahan pangan subsidi, pihak pengembangan jaringan internet, dan berbagai unit lain yang mampu membantu ataupun membutuhkan data kependudukan dari dinas. 4) Sebaiknya ada pembinaan dan arahan yang jelas dari pimpinan dinas

mengenai fleksibilitas atau improvisasi dalam bertugas, mengingat adanya kemungkinan munculnya masalah-masalah tidak terduga di tengah pelaksanaan kebijakan SIAK.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Khoirul. 2004. Aplikasi Sistem Informasi Manajemen bagi Pemerintahan di Era Otonomi Daerah. Malang: Pustaka Pelajar

Buku:

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Kumorotomo, Wahyudi. 1994. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Nawawi. 1990. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada Press

Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta: PT. Grasindo

Samodra, Yuyun dan Agus. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Singarimbun, Masri dan Efendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES Soenarko SD, H. 2003. Public Policy, Pengertian Pokok Untuk Memahami dan

Menganalisa Kebijakan Publik. Surabaya: Airlangga University Press Subarsono, AG.2005. Analisis Kebijakan Publik Konsep,Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Bisnis. Jakarta: Prenada Media

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Prenada Media

Syaukani, Gaffar dan Rasyid, M. Ryaas. 2002. Otonomi Daerah dalam Negara Kesatuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tangkilisan, Hesel Nogi S. 2003A. Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta: YPAPI dan Lukman Offset

_____. 2003B. Implementasi Kebijakan Publik Transformasi Pikiran George

Edwards. Yogyakarta: YPAPI

Wahab, Solichin, Abdul. 1990. Pengantar Analisis Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Rineka Cipta

_____. 1991, Analisis Kebijaksanaan: Dari formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, Jakarta: Bumi Aksara.

Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo

Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Undang-Undang dan Peraturan:

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Administrasi Kependudukan

http://www.deliserdangkab.go.id/ diakses 1 Maret 2013 Situs Internet dan Lain-Lain:

http://www.waspada.co.id/index.php?option=article&catid=15:sumut&id=17337:j umlah-pemilih-di-deli-serdang-amburadul diakses 14 Mei 2013

http://www.sumutinfo.com/2013/03/pilgubsu-2013-bobrok-dan-tidak.html diakses 14 Mei 2013

http://harianandalas.com/Berita-Utama/Jumlah-Pemilih-Pilgubsu-Bengkak-2-Juta diakses 14 Mei 2013

Dokumen terkait