• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.7. Analisa SWOT

4.7.3. Analisa Internal Strategic Factors Summary (IFAS)

Analisa strategi internal digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal apa saja yang dapat mempengaruhi perusahaan. Analisa strategi internal dilakukan dengan mengumpulkan data responden dari pegawai PT. Rolesya Group dengan menggunakan metode kuisioner. Adapun hasil dari kuisioner dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

1. Strong (Kekuatan)

A. Control dan monitoring pada kebun kelapa sawit yang dilakukan secara rutin. Merupakan faktor internal yang menjadi kekuatan perusahaan dalam melakukan pemantauan yang rutin pada seluruh kebun buah kelapa sawit. Untuk hasil kuisioner dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.

Gambar 4.20 Dashboard Control dan monitoring pada

kebun kelapa sawit yang dilakukan secara rutin Dari hasil analisa kuisioner Control dan monitoring pada kebun kelapa sawit yang dilakukan secara rutin adalah 53% responden memilih point sangat tinggi.

B. Penerapan pemantauan berkala yang menghasilkan kualitas panen yang baik. Merupakan faktor internal yang menjadi kekuatan perusahaan dalam mempertahankan

56

kualitas buah sawit yang dipasok ke pabrik pengolah buah. Untuk hasil kuisioner dapat dilihat dalam gambar berikut ini.

Gambar 4.21 Dashboard Penerapan pemantauan berkala

yang menghasilkan kualitas panen yang baik

Dari hasil analisa kuisioner Penerapan pemantauan berkala yang menghasilkan kualitas panen yang baik adalah 53% responden memilih point cukup.

C. Konsistensi terhadap kualitas buah sawit yang memenuhi standar permintaan pabrik. Merupakan faktor internal yang menjadi kekuatan perusahaan dalam menjaga kualitas buah yang memenuhi standar permintaan abrik pengolah buah sawit. Untuk hasil kuisioner dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4.22 Dashboard Konsistensi terhadap kualitas

57

Dari hasil analisa kuisioner Konsistensi terhadap kualitas buah sawit yang memenuhi standar permintaan pabrik adalah 53% responden memilih point tinggi.

D. Memiliki relasi dengan KUD yang bertugas sebagai penyortir buah sawit. Merupakan faktor internal yang menjadi kekuatan perusahaan dalam menjalin kerja sama dengan banyak KUD yang bertugas sebagai penyortir buah. Untuk hasil kuisioner dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.23 Dashboard Memiliki relasi dengan KUD

yang bertugas sebagai penyortir buah sawit

Dari hasil analisa kuisioner Memiliki relasi dengan KUD yang bertugas sebagai penyortir buah sawit adalah 53% responden memilih point tinggi.

E. Proses distribusi hasil panen buah sawit yang berjalan sesuai dengan standar prosedur pengiriman buah pada pabrik pengolah buah sawit. Merupakan faktor internal yang menjadi kekuatan perusahaan dalam melakukan distribusi pengiriman buah ke pabrik pengolah buah sesuai dengan standar prosedur pengiriman. Untuk hasil kuisioner dapat dilihat pada gambar berikut ini.

58

Gambar 4.24 Dashboard Proses distribusi hasil panen

buah sawit yang berjalan sesuai dengan standar prosedur pengiriman buah pada pabrik pengolah buah sawit

Dari hasil analisa kuisioner proses distribusi hasil panen buah sawit yang berjalan sesuai dengan standar prosedur pengiriman buah pada pabrik pengolah buah sawit adalah 53% responden memilih point sangat tinggi.

F. Menguasai market sale di Kabupaten Rokan Hulu Riau. Merupakan faktor internal yang dimiliki perusahaan yang menjadi kekuatan dalam melakukan bisnis pemasok buah dengan menguasai pasar permintaan buah sawit. Untuk hasil kuisioner dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4.25 Dashboard Menguasai market sale di kabupaten Rokan Hulu Riau

59

Dari hasil analisa kuisioner Menguasai market sale di Kabupaten Rokan Hulu Riau adalah 53% responden memilih point tinggi.

G. Menjadi perusahaan utama yang dikenal sebagai pemasok buah sawit terbaik. Merupakan faktor internal yang dimiliki perusahaan sebagai kekuatan karena PT. Rolesya Group dikenal sebagai perusahaan dengan kualitas buah yang dipasok sangat baik.

Gambar 4.26 Dashboard Menjadi perusahaan utama

yang dikenal sebagai pemasok buah sawit terbaik

Dari hasil analisa kuisioner Menjadi perusahaan utama yang dikenal sebagai pemasok buah sawit terbaik adalah 53% responden memilih point tinggi.

H. Keuntungan perusahaan yang terus meningkat. Merupakan faktor internal yang menjadi kekuatan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan usaha yang terus meningkat. Untuk hasil kuisioner dapat dilihat pada gambar berikut.

60

Gambar 4.27 Dashboard Keuntungan perusahaan yang

terus meningkat

Dari hasil analisa kuisioner Keuntungan perusahaan yang terus meningkat adalah 53% responden memilih point cukup.

I. Tingkat kepercayaan pihak Bank kepada perusahaan. Merupakan faktor internal yang menjadi kekuatan perusahaan sebagai perusahaan yang sudah dipercaya dengan baik oleh pihak bank. Untuk hasil kuisioner dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.28 Dashboard Tingkat kepercayaan pihak

Bank kepada perusahaan

Dari hasil analisa kuisioner tingkat kepercayaan pihak Bank kepada perusahaan adalah 53% responden memilih point cukup.

61

J. Stabilitas keuangan, Merupakan faktor internal yang menjadi kekuatan perusahaan dalam menjaga stabilitas keuangan yang konstan agar jalannya proses bisnis perusahaan tetap teraga. Untuk hasil kuisioner dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4.29 Dashboard Stabilitas keuangan

Dari hasil analisa kuisioner Stabilitas keuangan adalah 53% responden memilih point cukup.

62

2. Weakness (Kelemahan)

A. Proses koordinasi pengawasan yang belum optimal. Merupakan faktor internal yang menjadi kelemahan perusahaan dikarenakan proses koordinasi pengawasan kebun kelapa sawit yang belum optimal. Untuk hasil kuisioner dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.30 Dashboard Proses koordinasi

pengawasan yang belum optimal

Dari hasil analisa kuisioner Proses koordinasi pengawasan yang belum optimal adalah 53% responden memilih point cukup.

B. Petugas lapangan yang masih sedikit. Merupakan faktor internal yang menjadi kelemahan perusahaan yaitu karyawan yang bertugas sebagai pengawas lapangan masih sedikit. Untuk hasil dashboard dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.

63

Gambar 4.31 Dashboard Petugas lapangan yang

masih sedikit

Dari hasil analisa kuisioner Petugas lapangan yang masih sedikit adalah 53% responden memilih point cukup.

C. Laporan hasil pengawasan sering terlambat. Merupakan faktor internal yang menjadi kelemahan perusahaan dalam hal pengiriman hasil pemantauan pengawasan kebun yang sering terlambat. Untuk hasil kuisioner dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.

Gambar 4.32 Dashboard Laporan hasil pengawasan

sering terlambat

Dari hasil analisa kuisioner Laporan hasil pengawasan sering terlambat adalah 53% responden memilih point kurang.

64

D. Kondisi buah sawit yang mudah busuk dan belum matang menghambat proses filterisasi. Merupakan faktor internal yang menjadi kelemahan perusahaan yaitu masih adanya buah sawit yang busuk dan belum matang pada saat panen. Untuk hasil kuisioner dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.

Gambar 4.33 Dashboard Kondisi buah sawit yang

mudah busuk dan belum matang menghambat proses filterisasi

Dari hasil analisa kuisioner Kondisi buah sawit yang mudah busuk dan belum matang menghambat proses filterisasi adalah 53% responden memilih point cukup.

E. Pemanfaatan buah yang tidak terpakai masih belum optimal. Merupakan faktor internal yang menjadi kelemahan perusahaan dalam melakukan pemanfaatan buah yang tidak terpakai masih belum optimal. Untuk hasil kuisioner dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.,

65

Gambar 4.34 Dashboard Pemanfaatan buah yang

tidak terpakai masi belum optimal

Dari hasil analisa kuisioner Pemanfaatan buah yang tidak terpakai masih belum optimal adalah 53% responden memilih point cukup.

F. Ketepatan waktu pengiriman buah sawit ke pabrik pengolah buah sawit yang tidak tepat waktu. Merupakan faktor internal yang menjadi kelemahan perusahaan dalam melakukan pengiriman buah ke pabrik masih belum optimal. Untuk hasil kuisioner dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.35 Dashboard Ketepatan waktu

pengiriman buah sawit ke pabrik pengolah buah sawit yang tidak tepat waktu

66

Dari hasil analisa kuisioner Ketepatan waktu pengiriman buah sawit ke pabrik pengolah buah sawit yang tidak tepat waktu adalah 53% responden memilih point cukup.

G. Ketahanan buah sawit yang mudah busuk. Merupakan kelemahan perusahaan dalam menjaga kualitas buah sawit yang mudah busuk dikarenakan ketahanan buah yang tidak lama. Untuk hasil kuisioner dapat dilihat pada gambar seperti berikut.

Gambar 4.36 Dashboard Ketahanan buah sawit

yang mudah busuk

Dari hasil analisa kuisioner Ketahanan buah sawit yang mudah busuk adalah 53% responden memilih point cukup.

H. Proses koordinasi pengiriman yang lama. Merupakan faktor internal yang menjadi kelemahan perusahaan dalam melakukan koordinasi pengiriman masih belum optimal. Untuk hasil kuisioner dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.

67

Gambar 4.37 Dashboard Proses koordinasi

pengiriman yang lama

Dari hasil analisa kuisioner Proses koordinasi pengiriman yang lama adalah 53% responden memilih point tinggi.

I. Harga standar buah sawit yang tidak stabil. Merupakan faktor internal yang menjadi kelemahan perusahaan dalam menentukan harga dikarenakan standar harga buah yang selalu berubah-ubah. Untuk hasil kuisioner dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.

Gambar 4.38 Dashboard Harga standar buah sawit

yang tidak stabil

Dari hasil analisa kuisioner Harga standar buah sawit yang tidak stabil adalah 53% responden memilih point tinggi.

68

J. Proses pembayaran dari pabrik dilakukan tidak setiap hari. Merupakan faktor internal yang menjadi kelemahan perusahaan dalam menerima hasil pembayaran yang dilakukan oleh pabrik pengolah buah sawit tidak dilakukan setiap hari. Untuk hasil kuisioner dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.

Gambar 4.39 Dashboard Proses pembayaran dari

pabrik dilakukan tidak setiap hari

Dari hasil analisa kuisioner Proses pembayaran dari pabrik dilakukan tidak setiap hari adalah 53% responden memilih point cukup.

Dari hasil seluruh analisa Strong dan Weakness yang menjadi faktor internal yang mempengaruhi perusahaan selanjutnya dibuat menjadi tabel IFAS sebagai tabel yang berfungi untuk menghitung pembobotan dan hasil akhir point IFAS. Untuk tabel analisa IFAS dapat dilihat pada tabel berikut ini.

No Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot*Rating

1

Strong

Control dan monitoring pada kebun kelapa sawit yang dilakukan secara rutin.

20 5 100

2

Penerapan pemantauan berkala yang menghasilkan kualitas panen yang baik.

19 3 57

3

Konsistensi terhadap kualitas buah sawit yang memenuhi standar permintaan pabrik.

69

4

Memiliki relasi dengan KUD yang bertugas sebagai penyortir buah sawit.

17 4 68

5

Proses distribusi hasil panen buah sawit yang berjalan sesuai dengan standar prosedur pengiriman buah pada pabrik pengolah buah sawit.

16 5 80

6 Menguasai market sale di

kabupaten Rokan Hulu Riau 15 4 60

7

Menjadi perusahaan utama yang dikenal sebagai pemasok buah sawit terbaik

14 4 56

8 Keuntungan perusahaan yang terus

meningkat 13 3 39

9 Tingkat kepercayaan pihak Bank

kepada perusahaan 12 3 36

10 Stabilitas keuangan 11 3 33

Total Strong 155 601

1

Weakness

Proses koordinasi pengawasan yang

belum optimal 10 3 30

2 Petugas lapangan yang masih

sedikit 9 3 27

3 Laporan hasil pengawasan sering

terlambat 8 2 16

4

Kondisi buah sawit yang mudah busuk dan belum matang menghambat proses filterisasi

7 3 21

5 Pemanfaatan buah yang tidak

terpakai masih belum optimal 6 3 18

6

Ketepatan waktu pengiriman buah sawit ke pabrik pengolah buah sawit yang tidak tepat waktu

5 3 15

7 Ketahanan buah sawit yang mudah

busuk 4 3 12

8 Proses koordinasi pengiriman yang

lama 3 4 12

9 Harga standar buah sawit yang

tidak stabil 2 4 8

10 Proses pembayaran dari pabrik

dilakukan tidak setiap hari 1 3 3

Total Weakness 55 162

Total IFAS 3.63

Tabel 4.5Internal Strategic Factors Summary (IFAS)

70

Dalam analisis strategi internal terdapat lima skala yang digunakan untuk menentukan nilai totao dari analisa strategi internal yaitu (1) sangat rendah, (2) rendah, (3) sedang, (4) tinggi, dan (5) sangat tinggi. Total IFAS ditentukan dengan menjumlahkan total bobot*rating pada Strong dan Weakness dibagi dengan total bobot pada Strong dan Weakness.

Dokumen terkait