IV.3. Analisa Bangunan
IV.3.1. Analisa Jenis Massa Bangunan
M assa bangunan terdiri dari 2 jenis yaitu:
1. M assa bangunan tunggal
Kesimpulan : massa yang cocok untuk lahan ini adalah massa Tunggal karena memerlukan lahan yang sedikit dan pemeliharaan yang lebih mudah, sehingga tapak dapat dimanfaatkan secara efektif dan efesien.
No. Aspek M assa Tunggal: M assa M ajemuk:
1. Sifat bangunan Terpusat menyebar dan memusat pada satu titik kegiatan 2. Bentuk condong
mengarah vertical
Pola letak massa
bangunan lebih dinamis 3. Kebutuhan lahan sedikit lebih luas
4. Pencapaian sirkulasi cepat dan efisien Lama dan tidak efisien 5. Pengawasan dan
pemeliharaan bangunan
mudah sulit 2. M assa bangunan majemuk
Gbr 46. M assa Tunggal Gbr 47. M assa M ajemuk
Tabel 18. Analisa Kelebihan dan Kekurangan Massa Tunggal dan Majemuk
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 86
IV.3.2. Analisa Bentuk Massa Bangunan
Secara umum bentuk dasar bangunan ada 3 yaitu adalah :
No. Kategori
1. Keuntungan • Bentuk halus dan bagus dilihat
• Orientasi ruang memusat
• statis
• Bentuk stabil dan berkarakter kuat
• Orientasi ruang pada tiap sudutnya
• Efisiensi tinggi, karena mudah
• Orientasi ruang Pada keempat sisi
pembatasnya 2. Kerugian • Efisiensi kurang,
karena sulit digabungkan dengan bentuk lain
• Layout ruang sulit dikembangkan
• Layout ruang sulit dikembangkan
• Kurang efisien
• Bentuk statis
Kesimpulan :
Dari ketiga bentuk diatas maka bentuk persegi panjang adalah bentuk yang paling cocok terhadap tapak, bentuk massa bangunan mengikuti bentuk tapak yang memanjang, sehingga dapat menggunakan lahan secara efektif dan efesien.
Tabel 19. Bentuk Dasar Bangunan
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 87
IV.3.3. Analisa Gubahan Massa
Kesimpulan :
Bentuk massa bangunan pusat perbelanjaan memanjang mengikuti tapak membentuk huruf ‘U’. Bentuk apartemen memanjang mengikuti bentuk pusat perbelanjaan, sehingga unit-unit apartemen mendapat view ke segala arah dan pencahayaan alami secara maksimal. Pemilihan massa tunggal pemilihan paling cocok pada tapak benhil karena tidak memerlukan lahan yang luas.
Bangunan apartemen terdiri dari 3 tower terletak di atas pusat perbelanjaan dan fasilitas penunjang seperti kolam renang dan jogging track berada diantara pada tower2 apartemen. Bentuk pusat perbelanjaan pada lantai 1 yang menjorok ke dalam dimaksudkan untuk mengundang orang-orang untuk masuk ke dalam bangunan mal.
Mal Apartemen
Gbr 48. Gubahan Massa
Gbr 49. Aksonometri Gubahan Massa
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 88
IV.3.4. Analisa Sirkulasi Dalam Bangunan
• Sirkulasi Horisontal
Sirkulasi yang berfungsi menghubungkan ruang-ruang pada lantai yang sama. Pada apartemen sirkulasi horizontal(koridor) berfungsi untuk menghubungan unit-unit apartemen ke sirukulasi vertikal(lift). Pada mal sirkulasi horizontal berupa koridor untuk menghubungkan retail 1 dengan retail lainnya.
Terdapat 2 jenis sirkulasi horisontal yaitu : a) Linier
- berupa jalan lurus yang dapat menjadi sirkulasi utama dari suatu deretan ruang dan jalan tersebut bisa melengkung, bercabang, memotong
- digunakan pada podium apartemen, untuk menghubungkan antara retail-retail serta fasilitas-fasilitas yang ada.
- memberikan orientasi yang baik (terarah) ke dalam bangunan.
- memberikan kemudahan pencapaian - membentuk sirkulasi yang sederhana b) Radial
- Berupa jalan yang berkembang pada satu titik pusat.
- Terbagi menjadi 2 yaitu, radial memusat dan menyebar
- Digunakan pada lantai-lantai hunian yang menghubungkan sirkulasi antara core dan unit hunian, dengan pola ini penghuni Apartemen akan lebih mudah untuk mencapai unit huniannya.
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 89
- Pelayanan yang merata kesegala arah
- M emusatkan aktifitas ruang - Pencapaian yang efisisen
Sirkulasi horizontal (koridor) dalam bangunan Apartemen, terbagi menjadi beberapa jenis, yakni:
a) Double loaded
Sirkulasi yang diapit oleh unit-unit hunian/retail-retail.
b) Single Loaded
Koridor untuk penataan ruang-ruang hunian yang memiliki satu koridor untuk melayani satu deret unit hunian.
c) Rectangular Tower
Koridor untuk penataan unit hunian yang memiliki core/inti sebagai pusat dari servis seperti sirkulasi vertical, ruang mesin, toilet, ruang AHU dll.
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 90
Kesimpulan :
Pada bangunan mal menggunakan sirkulasi liner dan koridor double loaded berupa jalan lurus menjadi sirkulasi utama sehingga membentuk sirkulasi yang sederhana dan tidak membingungkan bagi pengunjung shopping mal, Sedangkan untuk sirkulasi pada bangunan Apartemen menggunakann sistem Tower plan sehingga letak tangga darurat dan lift berada pada tengah2 bangunan.
• Sirkulasi Vertikal
Digunakan untuk menghubungkan ruang yang satu dengan ruang lainnya yang berada pada lantai berbeda. Pada bangunan apartemen dan pusat perbelanjaan sirkulasi vertikal sangat penting karena untuk mencapai unit-unit hunian di atas. Bentuk sirkulasi vertikal dapat berupa lift, escalator dan tangga.
Lift/Elevator
Lift merupakan sarana sirkulasi vertical untuk mencapai unit-unit apartemen yang berada di atas., dengan daya angkut setiap lift = 10-20
Retail Retail
Koridor pengunjung
Gbr 50. Double Loaded Corridor
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 91
orang. Lift dibedakan menurut fungsinya, lift untuk penghuni dan lift untuk servis.
Perhitungan kebutuhan Lift Apartemen
Dik : h = 2,6 m s = 1 m/s n = 9 lantai m = 16 orang Dit: N (jumlah lift)?
Jawab :
T = (2h + 4s) (n - 1) + s (3 m + 4) detik s
= (2.3 + 4.1) (12 – 1) + 1 (3.16 + 4) detik 1
= (6 + 4) (11) + 1 (48 +4) detik = 110 + 52
= 162 detik
N = L. Netto . n . P. T 300. PB. M
= 559,5 m2 . 12 . 0,03. 162 detik 300 . 3 . 16
Gbr 51. Lift
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 92
= 32.630,04
14.400
= 2.2~ 2 lift per tower apartemen Tangga dan escalator
Sirkulasi vertikal selain lift adalah tangga dan escalator. Tangga biasanya digunakan pada saat keadaan darurat maka dari itu letak tangga harus mudah dijangkau dan jarak maksimum 30m, sedangkan dalam keadaan biasa saja maka akan digunakan escalator agar pengunjung tidak kelelahan dalam pencapaian tiap lantai pada apartemen maupun pusat perbelanjaan.
Kesimpulan :
Pada 1 tower bangunan apartemen akan memiliki 2 lift penghuni dengan kapasitas 16 orang/lift dan 1 lift barang. Untuk Pusat perbelanjaan juga memiliki 2 lift pengunjung kapasitas 12 orang, 1 lift barang, dan escalator untuk pencapaian ke retail-retail dalam bangunan.