Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 60
BAB IV
ANALIS A
IV.1. Analisa Manusia
IV.1.1. Analisa Pelaku Kegiatan
Pelaku kegiatan dalam bangunan Apartemen dan pusat perbelanjaan ini terbagi menjadi beberapa kelompok (lihat tabel 3)
No. Pelaku Keterangan 1. Pengelola
Apartemen dan M al
- Sekelompok orang yang mengatur jalannya kegiatan di dalam pusat perbelanjaan dan pemeliharaan fasilitas di apartemen 2. Penghuni/Pemilik
Apartemen
- Orang-orang yang tinggal di unit-unit apartemen dan menggunakan fasilitas yang tersedia di apartemen
3. Pengunjung Pusat Perbelanjaan
- Orang yang datang ke pusat perbelanjaan untuk berbelanja, berekreasi, dan
memanfaatkan fasilitas yang ada di pusat perbelanjaan
IV.1.2. Analisa Sasaran penghuni apartemen
Seperti kita ketahui bahwa bangunan yang dirancang ini berlokasi di daerah Benhil tak jauh dari Jl. Jendral Sudirman yang merupakan pusat perkantoran di Jakarta, secara ekonomi merupakan daerah ekonomi menengah ke atas. Banyak sekali eksekutif-eksekutif muda yang bertempat tinggal di tepi Jakarta bahkan di luar Jakarta, jauh dari tempat kerja mereka yang berlokasi di Jl. Jendral Sudirman. Jauhnya jarak antara tempat tinggal
Tabel 3. Pelaku Kegiatan di Pusat perbelanjaan dan apartemen
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 61
dan tempat kerja merupakan kendala yang sulit dihindari, sehingga para eksekutif tersebut banyak menghabiskan waktu di jalan.
Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka dari itu perancangan apartemen di daerah benhil ini dimaksudkan untuk mewadahi para eksekutif- eksekutif muda yang memiliki tempat tinggal jauh dari tempat kerja mereka di daerah Sudirman dan sekitarnya. Dengan kehadiran pusat perbelanjaan berupa Shopping M al dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan sekunder(hiburan) dari penghuni apartemen.
IV.1.3. Analisa Kegiatan Pengguna Bangunan dan Kebutuhan Ruang Analisa kegiatan pengguna bangunan terdiri dari :
1. Penghuni Apartemen
Kegiatan penghuni apartemen adalah berhubungan dengan kegiatan sehari-hari yaitu :
Aktivitas Jenis Ruang
Persyaratan Ruang Karakter Ruang M akan, duduk-
duduk, bersantai, nonton.
Ruang Keluarga
-Cukup cahaya -Ada ventilasi
-Aksebilitasnya tinggi Private
M asak, cuci piring, makan
Ruang M akan
dan Dapur
-Bersih
-Cukup cahaya
-Nyaman, ada ventilasi Private
M andi, buang air
K.M andi
-Bersih dan Nyaman
Servis Tidur/ istirahat R.Tidur -Bersih dan Nyaman Private
Tabel 4. Kebutuhan Ruang Penghuni Apartemen
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 62
2. Pengunjung Pusat Perbelanjaan
3. Pengelola Apartemen dan Pusat Perbelanjaan
4. Ruang Fasilitas Penunjang Apartemen Aktivitas Jenis
Ruang
Persyaratan Ruang Karakter Ruang Berbelanja
Unit Retail
-aksesibilitas tinggi -bersih, menarik -nyaman
-pencahayaan dan pengudaraan buatan
Publik
M akan dan berkumpul bersama teman
Food Court
-Bersih
-Cukup cahaya
-Nyaman, ada ventilasi
Private buang air Toilet -Bersih dan Nyaman Servis
Aktivitas Jenis Ruang Persyaratan Ruang Karakter Ruang M engelola dan
mengatur
R. Kerja/Kantor
-bersih -nyaman
Private
M elayani Pembayaran
R. administrasi/
keuangan
-Bersih dan nyaman
Private Promosi R. M arketing -Bersih dan nyaman Public buang air Toilet -Bersih dan nyaman Servis M asak dan
minum Pantry Karyawan -ventilasi baik
- bersih Servis
Aktivitas Jenis Ruang Persyaratan Ruang
Karakter Ruang M enyimpan
peralatan Gudang -Bersih dan tidak
lembab Servis
M enjaga
Keamanan R. Security -Bersih dan
nyaman Private
M encuci
pakaian Laundry -Bersih dan higienis
Servis
Tabel 7. Kebutuhan Ruang Fasilitas Penunjang Apartemen Tabel 6. Kebutuhan Ruang Pengelola Apartemen dan Pusat Perbelanjaan
Tabel 5. Kebutuhan Ruang Pengunjung Pusat Perbelanjaan
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 63
5. Ruang Fasilitas Utilitas Apartemen
IV.1.4. Analisa Progam Ruang Hasil Studi Banding
Apartemen/Tipe
Ruang tidur Cosmo Terrace
Royal M editerania
Garden 2
Season City
Permata Regency Apartement
Rata-rata Berenang
Kolam Renang -aksesibilitas tinggi
- bersih Publik
Ganti Pakaian,
Bilas, Buang Air R. Bilas dan Wc
-Bersih
-pengudaraan alami baik
Servis Jogging Jogging Track -rekreatif Publik
Aktivitas Jenis Ruang Persyaratan Ruang Karakter Ruang Tempat
M enyimpan AHU
R. AHU -bersih
-ventilasi yang baik Servis M enyimpan
pipa-pipa
pembuangan R. Plumbing
-Efisiensi Tinggi -Bersih
-Berada pada daerah servis
Servis M enyimpan
Pompa R. Pompa -Bersih dan nyaman
-Akses rendah Servis M engontrol dan
M emperbaiki R. M & E
-Bersih dan nyaman - Berada pada daerah servis
Servis M enyimpan
peralatan Gudang
-Bersih dan nyaman - Berada pada daerah servis
Sevis M engelola
limbah
R. STP
-Bersih
-ventilasi yang baik - Berada pada daerah servis
Servis
Tabel 9. Studi Banding Dimensi Apartemen
Tabel 8. Kebutuhan Ruang Utilitas Apartemen
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 64
Studio 27,32 m
2- 27,25 m
2- 27,41 m
21 Bedroom 36,04 m
233,00 m
2- - 34,52 m
22 Bedroom 49,55/53,45 m
242 /53,5 m
241,50 m
237/39 m
242,51 m
23 Bedroom - 100/110 m
274,00 m
275/81 m
283 m
2Persentase Jumlah Tipe Unit Apartemen
Kesimpulan :
Dari hasil studi banding di atas maka dapat dilihat ada 2-3 tipe unit yang disediakan pada setiap apartemen, kemudian dari data-data di atas maka didapat rata-rata luasan unit dan persentase jumlah unit, untuk menjadi acuan terhadap perancangan apartemen di daerah Bendungan Hilir.
Apartemen/Tipe
Ruang tidur Cosmo Terrace
Royal M editerania
Garden 2
Season City
Permata Regency Apartement
Rata-rata
Studio 17 % - 10 % - 33 %
1 Bedroom 31 % 10 % - - 27 %
2 Bedroom 52 % 50 % 80 % 4 % 33 %
3 Bedroom - 40 % 10 % 96 % 7 %
Tabel 10. Studi Banding Persentase Jumlah Tipe Unit Apartemen
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 65
IV.1.5. Analisa Dimensi Ruang
1. Kompleks Bangunan Apartemen
• Tipe Studio
• Tipe 1 Kamar Tidur
• Tipe 2 Kamar Tidur
No. Kebutuhan Ruang Furnitur Luas
1. Kamar tidur Tempat tidur, lemari, nakas, meja 12 m
22. Dapur Kompor, bak cuci, kulkas 4,9 m
23. Kamar mandi Kloset, wastafel, shower 4 m
24. Balkon 3 m
2Total luas unit 23,9 m
2No. Kebutuhan Ruang Furnitur Luas
1. Kamar tidur Tempat tidur, lemari, nakas, meja 12 m
22. Ruang tamu Sofa, meja 7,7 m
23. Ruang makan M eja, kursi 3 m
23. Dapur Kompor, bak cuci, kulkas 4,5 m
24. Kamar mandi Kloset, wastafel, shower 4 m
25. Balkon 3 m
2Total luas unit 34,2 m
2No. Kebutuhan Ruang Furnitur Luas
1. Kamar tidur 1 Tempat tidur, lemari, nakas, meja 12 m
2Tabel 11. Dimensi Ruang Apartemen Tipe Studio
Tabel 12. Dimensi Ruang Apartemen Tipe 1 R.Tidur
Tabel 13. Dimensi Ruang Apartemen Tipe 2 R.Tidur
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 66
• Fasilitas Penunjang Apartemen
Kebutuhan Ruang n Standard Sumber Kapasitas Luas Lobby apartemen 1 0,65 m
2/org NAD 20 Orang 13 m
2Resepsionis,
R. tunggu
1 1 m
2/org NAD 8 Orang 8 m
2Ruang fitnnes 1 2,5 m
2/org - 10 org 25 m
2Kolam Renang 1 SB 300 m
2Toilet - Wastafel -Shower -Urinoir
2 2,16 m
2/org 0,5 m
2/org 0,8 m
2/org 0,9 m
2/org
NAD 10 orang
43,2 m
210 m
216 m
218 m
2Laundry 1 - SB 10 12 m
2Sirkulasi 20% x 445,2 89,04 m
2Total 534,24 m
2Ket : NAD = Neufert Architecture Data
AS = Asumsi
TSS = Times Saver Standard SB = Studi Banding
• Unit Utilitas Apartemen
Kebutuhan Ruang Dimensi (m x m) Sumber Luas
Ruang Pompa 4 x 5 SB 20 m
2Ruang STP 75 m
2/300 unit SB 75 m
2Ruang M &E 4 x 5 SB 20 m
2Ruang Panel 4 x 2,5 TSS 10 m
22. Kamar tidur 2 Tempat tidur, lemari, nakas, meja 9 m
22. Ruang tamu Sofa, meja 9 m
23. Ruang makan M eja, kursi 7,1 m
23. Dapur Kompor, bak cuci, kulkas 4,5 m
24. Kamar mandi Kloset, wastafel, shower 4 m
25. Balkon 3 m
2Total luas unit 48,6 m
2Tabel 14. Dimensi Ruang Penunjang Apartemen
Tabel 15. Dimensi Ruang utilitas Apartemen
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 67
Ruang Sampah 1 x 1/lantai AS 1 m
2Ruang Genset 3 x 3 SB 9 m
2Sirkulasi 20% x 135 27 m
2Total 162 m
22. Kompleks Bangunan Pusat Perbelanjaan
Kebutuhan Ruang n Kapa- sitas
Standart (m
2)
Sumber Luas (m
2)
Lobby mal 1 - - SB 62
Unit retail kecil Unit retail sedang Unit retail besar
23 55 15
- - -
15 54 130
SB SB AS
345 2970 1950
ATM 1 10 org NAD 20
Sitting area 4 - SB 24
Toilet Pria &
Wanita
8 7 org NAD 282
Sirkulasi 20% x 5653 1130,6
Total 6783,6
Perhitungan Kebutuhan Unit Apartemen
Dari analisa di atas maka dapat diperhitungkan kebutuhan tipe dan jumlah persentasi unit apartemen :
1 lantai apartemen memuat = 11 unit apartemen
1 tower memiliki = 11 unit x 9 lantai = 99 unit apartemen 2 tower memiliki = 99 unit x 2 = 198 unit apartemen 3 tower memiliki = 270 unit
Terdiri dari :
No. Tipe Luas Jumlah Persentase Luas 1 Lantai 1. Studio 23,9 / 25,2m
22 16 % 50,4 m
22. 1 Bedroom 34,2 / 37,1m
26 38 % 222,6 m
23. 2 Bedroom 48,6 / 53,6m
23 46 % 160,8 m
2Total luas apartemen 1 lantai 401,4 m
2Tabel 17. Luas Apartemen 1 Lantai Tabel 16. Dimensi Ruang Pusat Perbelanjaan
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 68
Luas apartemen dalam 1 tower = (433,8 m
2+ sirkulasi 20%) x 9 lantai
= (433,8 m
2+ 86,76 m
2) x 9 lantai
= 520,56 m
2x 9 lantai
= 4685,04 m
2Luas apartemen tower 2 = 4685,04 m
2Luas apartemen tower 3 = 615,06 m
2x 9 = 5540,4 m
2Luas apartemen 3 tower = (2 x 4685,04 m
2)+ 5540,4 m
2= 14910, 48 m
2Kebutuhan luas Pusat Perbelanjaan lantai 1
= 3587,62 m
2< 6.160 m
2(KDB)
Kebutuhan luas Pusat Perbelanjaan 3 lantai = 3587,62 m
2+ 5181 m
2+ 5181 m
2(lantai 3) = 13949,64 m
2Kebutuhan luas total bangunan = 14910, 48 m
2+ 13949,64 m
2= 28860,12 m
2< 30800 m
2(KLB)
IV.1.6. Analisa Daya Tampung Kendaraan Bermotor/Parkir Luas mal 3 lantai = 13949,64 m
2parkir mobil di mal = 70 mobil (basement 1) Ratio parkir mobil untuk mal = 1 : 200
Parkir apartemen = 270 unit apartemen = 270 parkir mobil (basement 2&3) Total kebutuhan parkir = 270 + 70 = 340 parkir mobil
Kebutuhan area parkir motor = 119 parkir motor
Kesimpulan :
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 69
Dengan kebutuhan parkir sebesar 19.705 m
2melebihi luasan tapak 7700 m
2, sehingga akan dirancang lantai basement untuk menampung kendaraan pengunjung maupun penghuni.
IV.1.7. S kema Hubungan Ruang Makro
Skema hubungan makro menggambarkan bagaimana hubungan sirkulasi pengguna bangunan antara pengunjung bangunan mal, apartemen, fasilitas penunjang dan fasilitas utilitas.
Lobby Apartemen
Pusat Perbelanjaan
Pengelola
Servis
Lobby Fasilitas
Penunjang
M ain Entrance
Side Entrance M ain
Entrance Pengelola
Servis
Gbr 30. Skema Hubungan Makro
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 70
IV.1.8. S kema Hubungan Ruang Mikro
Apartemen
Pusat Perbelanjaan
Lobby Unit
Apartemen
Kantor Pengelola
Servis
M ain Entrance
Parkir Fasilitas
Apartemen
Parkir Entrance
Lobby
Pusat Perbelanjaan (retail)
Kantor Pengelola
Toilet
Parkir
Service
M ain Entrance
Parkir Entrance Side
Entrance
Entrance
Gbr 31. Skema Hubungan Mikro Apartemen
Gbr 32. Skema Hubungan Mikro Pusat Perbelanjaan
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 71
IV.2. Analisa Aspek Lingkungan
Perencanaan dan perancangan apartemen dan pusat perbelanjaan dimulai dengan analisa berbagai hal yang berkaitan dengan tapak dan potensi lingkungan, yang bertujuan untuk mencari solusi berbagai kendala dan masalah yang dapat terjadi di tapak. Solusi tersebut akan diterapkan dalam desain dan konsep bangunan yang akan dirancang.
IV.2.1. Analisa Kondisi Fisik Tapak
Lokasi tapak berada pada daerah Bendungan Hilir yang berhadapan langsung dengan jalan Jendral Sudirman. Berdekatan dengan pasar Bendungan Hilir, Hunian penduduk sekitar, dan banyaknya Gedung-gedung perkantoran(Wisma Sudirman, Sampoerna Strategic, Bank Resona Perdana, Plaza Sentral, dll). Dengan kondisi tapak tidak berkontur relatif rata.
Garis Sepadan Bangunan (G SB) : - Belakang : 6 m
- pinggir sungai : 3 m
- depan jalan Sudirman : 10 m
- samping jalan Benhil : 5 m
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 72
Batas Tapak : - Utara : Kali Krukut
- Selatan : Jl. bendungan hilir - Timur : Jl. Jendral Sudirman - Barat : Pertokoan
Dengan luasan sbb :
Luas bangunan yang boleh dibangun
= 80% x 7.700
= 6.160 m
2Total Luas Bangunan yang boleh dibangun
= 4 x 7.700
= 30800 m
2Ketinggian M aksimum yang boleh dibangun = 12 lantai
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 73
IV.2.2. Analisa Lingkungan Sekitar Tapak
Dari gambar diatas di atas dapat dilihat bangunan di sekitar tapak :
- Sebelah utara tapak terdapat bangunan : Plaza Semanggi(mal), Universitas Atmajaya(pendidikan), Plaza Sentral(kantor), Standart Chartered(kantor), Sampoerna Strategic(kantor).
- Sebelah timur tapak terdapat bangunan : Bank Resona Perdana(kantor), Bank Rakyat Indonesia(kantor), Pasar Bendungan Hilir.
- Sebelah barat tapak terdapat bangunan : Wisma Sudirman(kantor), Wisma Dharmala(kantor dan tempat pendidikan)
Foto (56). Bangunan Sekitar Tapak
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 74
- Sebelah Selatan tapak terdapat bangunan : Ruko-ruko yang menjual
bahan elektronik dan juga tempat print-printan.
Kesimpulan :
Dari data di atas maka diketahui bahwa 80% bangunan sekitar tapak adalah gedung-gedung perkantoran bertingkat tinggi, sehingga para executive muda yang tinggal di tepi Jakarta dan luar Jakarta sangat memerlukan tempat tinggal yang di daerah ini agar memudahkan mereka dalam pencapaian ke tempat kerja. Proyek apartemen dan pusat perbelanjaan di Bendungan Hilir ini merupakan jawaban bagi permasalahan executive muda yang memiliki tempat tinggal jauh dari tempat kerja mereka di kawasan Jalan Jendral Sudirman.
IV.2.3. Analisa Kemacetan Di Sekitar Tapak
Jl. Bendungan Hilir
Jl. Jendral Sudirman
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 75
Kemacetan tidak terjadi pada pagi hari di daerah tapak sehingga para penghuni apartemen di daerah Bendungan Hilir tidak perlu khawatir dengan kemacetan di pagi hari.
Pada sore hari kemacetan tampak terjadi pada Jl. Jendral Sudirman menuju Plaza Semanggi, dan juga pada Bendungan Hilir di depan Pasar, sedangkan pada Jl. Jendral Sudirman menuju Bundaran HI lancar.
Foto (57) Jumat, 28 Agustus 2009
Pk. 05.35
Foto (58) Senin, 31 Agustus 2009
Pk. 17.45
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 76
Sedangkan pada malam hari Jl. Jendral Sudirman dan Jl. Bendungan Hilir tampak ramai lancar.
Kesimpulan :
Pada lingkungan sekitar tapak terutama pada Jl. Jendral Sudirman menuju bundaran HI jarang terjadi kemacetan, sehingga tidak masalah jika dibuat entrance dan exit pada menuju daerah ini tapi kendalanya adalah daerah ini termasuk jalan wajib 3in1. Pada jalan Bendungan Hilir sering terjadi kemacetan pada sore hari terutama pada saat jam pulang kerja, kemacetan terjadi dikarenakan para pengendara menghindari jalan protokol karena wajib 3in1 dan sempitnya lebar jalan Bendungan Hilir.
IV.2.4. Analisa Pencapaian Menuju Tapak
Penentuan pencapaian tapak(entrance) ditentukan oleh beberapa aspek, yaitu : arus kendaraan terbanyak yang melewati tapak, lebar jalan yang melalui tapak, peraturan yang menentukan entrance pada tapak, dan kemacetan yang sering terjadi di dekat tapak, mudah dilihat dan dicapai.
Foto (59) Senin, 31 Agustus 2009
Pk. 20:13
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 77
Ket :
y Alternatif 1 Kelebihan :
- M ain Entrance menghadap jalan besar yaitu Jl. Jendral Sudirman, sehingga memudahkan pengunjung yang ingin menuju ke tapak ini karena mereka dapat melihat bangunan terlebih dahulu baru mencari entrance yang terletak di sudut menjauhi arah datangnya kendaraan.
- Side Entrance ditentukan dari Jalan Bendungan Hilir untuk memudahkan pengunjung maupun penghuni apartemen dalam mencapai tapak, dan menghindari daerah 3in1.
y Alternatif 1
= Side entrance dan exit
= entrance dan exit servis
= M ain Entrance dan Exit
Gbr 33. Alternatif 1 Entrance Gbr 34. Alternatif 2 Entrance
y Alternatif 2
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 78
- Jalur entrance dan exit servis diletakan di belakang, untuk memisahkan
dari tempat public.
Kekurangan :
- fasade yang terlihat sebelum masuk ke main entrance terlihat lebih kecil dibanding fasade dari arah Bendungan Hilir
yAlternatif 2 Kelebihan :
- Untuk menuju ke lokasi dan keluar tapak tidak perlu melalui daerah 3in1.
Kekurangan :
- Lebar jalan yang sempit untuk menuju Entrance.
- Letak entrance tidak terlihat secara luas sehingga pengunjung sulit mencapainya
y Alternatif 3 y Alternatif 4
Gbr 35. Alternatif 3 Entrance Gbr 36. Alternatif 4 Entrance
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 79
yAlternatif 3
Kelebihan :
- M ain Entrance menghadap jalan besar yaitu Jl. Jendral Sudirman, sehingga memudahkan pengunjung yang ingin menuju ke tapak ini karena mereka dapat melihat bangunan terlebih dahulu baru mencari entrance yang terletak di sudut menjauhi arah datangnya kendaraan.
- Adanya jalan keluar menuju Jl. Bendungan Hilir sehingga, pengunjung keluar tak harus melalui daerah 3in1 yaitu Jl. Jendral Sudirman.
Kekurangan :
- Fasade untuk menuju entrance tak seluas fasade di jl. Bendungan hilir.
- Tidak memiliki side entrance sehingga pengunjung harus melewati daerah 3in1 yaitu jalan Jendral Sudirman.
yAlternatif 4 Kelebihan :
- M ain Entrance menghadap jalan besar yaitu Jl. Jendral Sudirman, sehingga memudahkan pengunjung yang ingin menuju ke tapak ini karena mereka dapat melihat bangunan terlebih dahulu baru mencari entrance yang terletak di sudut menjauhi arah datangnya kendaraan.
- Pengunjung keluar tak harus melalui daerah 3in1 yaitu Jl. Jendral Sudirman.
Kesimpulan :
Alternatif 4 dikombinasikan untuk mendapatkan hasil yang baik dan
memudahkan pengunjung dalam mencapai tapak . Pengunjung tetap dapat
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 80
keluar masuk melalui jalan Bendungan Hilir mau pun jalan Jendral Sudirman. M ain entrance diletakan pada daerah Bendungan Hilir untuk menghindari 3in1 di jl. Jendral Sudirman.
IV.2.5. Analisa Sirkulasi Dalam Tapak
Sirkulasi dalam Tapak terbagi menjadi 2 yaitu sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki.
Kesimpulan :
Sirkulasi kendaraan pada tapak berada pada sisi tepi tapak kemudian masuk ke basement untuk parkir, sedangkan untuk sirkulasi pejalan kaki pada tapak berada pada tepi bangunan yang dirancang untuk jalur pedestrian sehingga pejalan kaki dapat berjalan dengan nyaman dan aman. Untuk menarik pengunjung masuk ke dalam bangunan baru ini, pejalan kaki juga dapat melalui dalam bangunan karena dirancanng side entrance pada jl. Benhil dan pada Jl. Jend. Sudirman.
Gbr 37. Sirkulasi Kendaraan Pengunjung
Gbr 38. Sirkulasi Pejalan Kaki
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 81
IV.2.6. Analisa Kebisingan
IV.2.7. Analisa Matahari
Daerah pasar Benhil dan Jl. Jendral Sudirman merupakan daerah yang rawan menimbulkan kebisingan dikarenakan padatnya arus kendaraan pada daerah tersebut, terutama pada saat jam-jam sibuk seperti jam pulang kerja.
Salah satu cara untuk mengurangi kebisingan adalah dengan cara menempatkan buffer berupa vegetasi.
Matahari Terbit Matahari
Terbenam
Pergerakan matahari yang diagonal pada tapak sehingga bangunan harus di desain sebaik mungkin tidak menghadap ke arah timur dan barat, agar panas matahari tidak masuk secara langsung. Penggunaan kisi-kisi pada bangunan yang menghadap sisi timur dan barat juga bias untuk mengurangi radiasi matahari yang masuk ke dalam bangunan.
Gbr 39. Analisa Kebisingan
Gbr 40. Analisa Matahari
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 82
IV.2.8. Analisa Orientasi Bangunan
IV.2.9. Analisa Zoning
Orientasi ke arah luar agar view apartemen dapat ke segala arah, juga dimaksudkan untuk setiap ruang di apartemen mendapat sinar matahari secara maksimal pada siang hari.
Dengan memanfaatkan cahaya matahari pada siang hari maka bangunan ini dapat menghemat energi karena pada siang hari tidak memerlukan pencahayaan buatan.
PUBLIK P
U B L I K
P R I V A T SERVIS
Ruang-ruang yang berhubungan langsung ke luar dijadikan ruang publik, dimaksudkan untuk mengundang dan menarik pengunjung pusat perbelanjaan. Ruang-ruang yang tidak berhubungan ke luar dijadikan ruang servis dan ruang private, karena hanya kelompok tertentu yang dapat mengakses ke daerah tersebut(pengelola dan penghuni apartemen).
Gbr 41. Analisa Orientasi Bangunan
Gbr 42. Analisa Zoning Horizontal
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 83
Untuk zoning vertikal daerah publik seperti pusat perbelanjaan berada di bawah agar memudahkan pengunjung, sedangkan untuk daerah private berada di atas dan berada pada pinggir tapak menjauhi jalan Bendungan Hilir untuk menghindari kebisingan dari bunyi kendaraan bermotor.
IV.2.10. Analisa Tata Ruang Luar
Tata ruang Luar terbagi menjadi 2 jenis, yakni:
1. Tata Ruang Aktif, yaitu ruang terbuka yang mengandung unsur-unsur kegiatan manusia di dalamnya, dalam perancangannya dapat digunakan untuk jalur pedestrian untuk sirkulasi manusia, fasilitas penunjang seperti kolam renang, olahraga dan jalur akses sirkulasi kendaraan bermotor.
Publik Servis Servis Private
Jalan Bendungan Hilir Kali Krukut
Gbr 43. Analisa Zoning Vertikal
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 84
2. Tata Ruang Luar Pasif, yaitu ruang luar terbuka yang tidak mengandung
kegiatan manusia, dalam perancangannya dapat digunakan untuk area hijau, tempat penyerapan air hujan, penyaring kebisingan kendaraan dengan vegetasi, ruang penerima, dll.
Gbr 44. Jogging Track
Gbr 45. Vegetasi penyaring kebisingan
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 85
IV.3. Analisa Bangunan
IV.3.1. Analisa Jenis Massa Bangunan
M assa bangunan terdiri dari 2 jenis yaitu:
1. M assa bangunan tunggal
Kesimpulan : massa yang cocok untuk lahan ini adalah massa Tunggal karena memerlukan lahan yang sedikit dan pemeliharaan yang lebih mudah, sehingga tapak dapat dimanfaatkan secara efektif dan efesien.
No. Aspek M assa Tunggal: M assa M ajemuk:
1. Sifat bangunan Terpusat menyebar dan memusat pada satu titik kegiatan 2. Bentuk condong
mengarah vertical
Pola letak massa
bangunan lebih dinamis 3. Kebutuhan lahan sedikit lebih luas
4. Pencapaian sirkulasi cepat dan efisien Lama dan tidak efisien 5. Pengawasan dan
pemeliharaan bangunan
mudah sulit 2. M assa bangunan majemuk
Gbr 46. M assa Tunggal Gbr 47. M assa M ajemuk
Tabel 18. Analisa Kelebihan dan Kekurangan Massa Tunggal dan Majemuk
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 86
IV.3.2. Analisa Bentuk Massa Bangunan
Secara umum bentuk dasar bangunan ada 3 yaitu adalah :
No. Kategori
1. Keuntungan • Bentuk halus dan bagus dilihat
• Orientasi ruang memusat
• statis
• Bentuk stabil dan berkarakter kuat
• Orientasi ruang pada tiap sudutnya
• Efisiensi tinggi, karena mudah digabungkan dengan bentuk lain
• Layout ruang mudah
dikembangkan
• Orientasi ruang Pada keempat sisi
pembatasnya 2. Kerugian • Efisiensi kurang,
karena sulit digabungkan dengan bentuk lain
• Layout ruang sulit dikembangkan
• Layout ruang sulit dikembangkan
• Kurang efisien
• Bentuk statis
Kesimpulan :
Dari ketiga bentuk diatas maka bentuk persegi panjang adalah bentuk yang paling cocok terhadap tapak, bentuk massa bangunan mengikuti bentuk tapak yang memanjang, sehingga dapat menggunakan lahan secara efektif dan efesien.
Tabel 19. Bentuk Dasar Bangunan
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 87
IV.3.3. Analisa Gubahan Massa
Kesimpulan :
Bentuk massa bangunan pusat perbelanjaan memanjang mengikuti tapak membentuk huruf ‘U’. Bentuk apartemen memanjang mengikuti bentuk pusat perbelanjaan, sehingga unit-unit apartemen mendapat view ke segala arah dan pencahayaan alami secara maksimal. Pemilihan massa tunggal pemilihan paling cocok pada tapak benhil karena tidak memerlukan lahan yang luas.
Bangunan apartemen terdiri dari 3 tower terletak di atas pusat perbelanjaan dan fasilitas penunjang seperti kolam renang dan jogging track berada diantara pada tower2 apartemen. Bentuk pusat perbelanjaan pada lantai 1 yang menjorok ke dalam dimaksudkan untuk mengundang orang-orang untuk masuk ke dalam bangunan mal.
Mal Apartemen
Gbr 48. Gubahan Massa
Gbr 49. Aksonometri Gubahan Massa
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 88
IV.3.4. Analisa Sirkulasi Dalam Bangunan
• Sirkulasi Horisontal
Sirkulasi yang berfungsi menghubungkan ruang-ruang pada lantai yang sama. Pada apartemen sirkulasi horizontal(koridor) berfungsi untuk menghubungan unit-unit apartemen ke sirukulasi vertikal(lift). Pada mal sirkulasi horizontal berupa koridor untuk menghubungkan retail 1 dengan retail lainnya.
Terdapat 2 jenis sirkulasi horisontal yaitu : a) Linier
- berupa jalan lurus yang dapat menjadi sirkulasi utama dari suatu deretan ruang dan jalan tersebut bisa melengkung, bercabang, memotong
- digunakan pada podium apartemen, untuk menghubungkan antara retail-retail serta fasilitas-fasilitas yang ada.
- memberikan orientasi yang baik (terarah) ke dalam bangunan.
- memberikan kemudahan pencapaian - membentuk sirkulasi yang sederhana b) Radial
- Berupa jalan yang berkembang pada satu titik pusat.
- Terbagi menjadi 2 yaitu, radial memusat dan menyebar
- Digunakan pada lantai-lantai hunian yang menghubungkan sirkulasi
antara core dan unit hunian, dengan pola ini penghuni Apartemen
akan lebih mudah untuk mencapai unit huniannya.
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 89
- Pelayanan yang merata kesegala arah
- M emusatkan aktifitas ruang - Pencapaian yang efisisen
Sirkulasi horizontal (koridor) dalam bangunan Apartemen, terbagi menjadi beberapa jenis, yakni:
a) Double loaded
Sirkulasi yang diapit oleh unit-unit hunian/retail-retail.
b) Single Loaded
Koridor untuk penataan ruang-ruang hunian yang memiliki satu koridor untuk melayani satu deret unit hunian.
c) Rectangular Tower
Koridor untuk penataan unit hunian yang memiliki core/inti
sebagai pusat dari servis seperti sirkulasi vertical, ruang mesin,
toilet, ruang AHU dll.
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 90
Kesimpulan :
Pada bangunan mal menggunakan sirkulasi liner dan koridor double loaded berupa jalan lurus menjadi sirkulasi utama sehingga membentuk sirkulasi yang sederhana dan tidak membingungkan bagi pengunjung shopping mal, Sedangkan untuk sirkulasi pada bangunan Apartemen menggunakann sistem Tower plan sehingga letak tangga darurat dan lift berada pada tengah2 bangunan.
• Sirkulasi Vertikal
Digunakan untuk menghubungkan ruang yang satu dengan ruang lainnya yang berada pada lantai berbeda. Pada bangunan apartemen dan pusat perbelanjaan sirkulasi vertikal sangat penting karena untuk mencapai unit-unit hunian di atas. Bentuk sirkulasi vertikal dapat berupa lift, escalator dan tangga.
Lift/Elevator
Lift merupakan sarana sirkulasi vertical untuk mencapai unit-unit apartemen yang berada di atas., dengan daya angkut setiap lift = 10-20
Retail Retail
Koridor pengunjung
Gbr 50. Double Loaded Corridor
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 91
orang. Lift dibedakan menurut fungsinya, lift untuk penghuni dan lift untuk servis.
Perhitungan kebutuhan Lift Apartemen
Dik : h = 2,6 m s = 1 m/s n = 9 lantai m = 16 orang Dit: N (jumlah lift)?
Jawab :
T = (2h + 4s) (n - 1) + s (3 m + 4) detik s
= (2.3 + 4.1) (12 – 1) + 1 (3.16 + 4) detik 1
= (6 + 4) (11) + 1 (48 +4) detik = 110 + 52
= 162 detik
N = L. Netto . n . P. T 300. PB. M
= 559,5 m
2. 12 . 0,03. 162 detik 300 . 3 . 16
Gbr 51. Lift
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 92
= 32.630,04
14.400
= 2.2~ 2 lift per tower apartemen Tangga dan escalator
Sirkulasi vertikal selain lift adalah tangga dan escalator. Tangga biasanya digunakan pada saat keadaan darurat maka dari itu letak tangga harus mudah dijangkau dan jarak maksimum 30m, sedangkan dalam keadaan biasa saja maka akan digunakan escalator agar pengunjung tidak kelelahan dalam pencapaian tiap lantai pada apartemen maupun pusat perbelanjaan.
Kesimpulan :
Pada 1 tower bangunan apartemen akan memiliki 2 lift penghuni dengan kapasitas 16 orang/lift dan 1 lift barang. Untuk Pusat perbelanjaan juga memiliki 2 lift pengunjung kapasitas 12 orang, 1 lift barang, dan escalator untuk pencapaian ke retail-retail dalam bangunan.
IV.3.5. Analisa Sistem S truktur dan Konstruksi Bangunan
Pemilihan system pada struktur pada perencanaan bangunan M al dan Apartemen didasarkan pada beberapa kriteria, yakni:
- Bahan bangunan yang dapat digunakan dan tersedia.
- Kemudahan dalam pelaksanaanya.
- Faktor kekakuan, kekuatan, kestabilan, keamanan terhadap kebakaran.
Struktur bangunan terbagi atas 2 bagian yaitu:
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 93
1. Sub-Structure
M erupakan bagian struktur yang berhubungan langsung dengan tanah dan menyalurkan beban-beban yang bekerja diatasnya ke tanah. Faktor pertimbangan : jenis tanah, kedalaman, daya dukung tanah, beban dari atas yang harus disalurkan ke tanah secara merata, pertimbangan biaya pelaksanaan, bahan bangunan yang digunakan dan tersedia.
Jenis pondasi yang digunakan pada bangunan apartemen dan mal ini adalah pondasi dengan tiang pancang mudah pengerjaannya, lebih efektif dan efesien terhadap waktu.
2. Upper-structure
M erupakan bagian struktur yang berfungsi menyalurkan beban dari atas berupa beban hidup maupun beban mati ke bawah hingga ke pondasi.
No. Struktur beton bertulang Struktur baja 1. Resiko berkarat pada bahan
rendah.
Resiko karat pada bahan tinggi.
2. Waktu relatif lama karena dicor dicor dan dicetak di tempat.
Waktu pelaksanaan relatif cepat karena telah dicetak di pabrik.
3. Bentuk dan ukuran mudah disesuaikan dengan kebutuhan
Bentuk dan ukuran sudah dirancang dari pabrik sehingga tidak fleksibel pada
pemasangan
Pemilihan upper strukture yang cocok untuk perancangan bangunan apartemen dan pusat perbelanjaan adalah konstruksi struktur beton bertulang/Frame/RangkaKaku,dengan pertimbangan bahwa perancangan
Tabel 20. Kelebihan dan Kekurang an Pada Struktur Beton Bertulang dan Baja
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 94
bangunan M al dan Apartemen yang menggunakan bahan beton bertulang akan lebih kuat terhadap tekan, tidak mudah berkarat, dan lebih fleksibel terhadap bentuk rancangan.
IV.3.6.Analisa Utilitas Bangunan
Sistem utilitas merupakan faktor yang membantu dalam pencapaian keamanan dan kenyamanan pemakai bangunan. Dalam pencapaian keamanan dan kenyamanan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu temperature suhu, cahaya, kebisingan, dan keamanan.
Sistem komunikasi
Terdapat 2 jenis system komunikasi:
1. Sistem komunikasi satu arah, alat yang digunakan adalah Loud Speaker dan CCTV.
2. System komunikasi dua arah, alat yang digunakan adalah PABX (Private Automatic Branch Exchange), Direct Line (Telkom), LAN, PC atau beberapa PC maupun notebook yang digabung dalam satu server dan terkoneksi ke internet melalui jaringan kabel maupun wireless.
Sistem penanggulangan Kebakaran
No. Aspek Keterangan
1. Evakuasi - Tangga darurat dilengkapi dengan Blower
- pintu, dinding tangga serta railing dibuat dari bahan yang dapat menahan api dan panas
- lampu darurat otomatis menyala
- penunjuk arah exit/keluar otomatis menyala
- sistem komunikasi darurat, mematikan sarana
Tabel 21. Penanggulangan Kebakaran
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 95
secara otomatis apabila mendeteksi adanya kebakaran
- pintu keluar menuju ruang terbuka 2. Deteksi -TPM berupa tombol yang ditekan manual
-detector : heat untuk panas, smoke untuk asap, dan flame untuk lidah api
3. Pemadam kebakaran
-sprinkler, menyemprot air atau zat pemadam api (tingkat awal bekerja pada suhu 135-160
oF) jarak 6-9 meter
-Fire Hydrant, jarak maksimum adalah 30 meter -pylar hydrant, di luar bangunan digunakan oleh pemadam kebakaran
Gbr 52. Sistem sprinkler
Tangga
Akses tangga
Foto (62). Sprinkler
Foto (60). Alat Deteksi Gbr (61). Hydrant dan APAR
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 96
IV.3.7. Analisa Sistem Pencahayaan
Pencahayaan merupakan salah satu aspek yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dan kenyamanan spatial dan estetika. Terdapat dua sistem penerangan yakni: penerangan alami dan buatan.
1. Pencahayaan buatan
Pada bangunan sumber daya untuk pencahayaan buatan ini berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), genset atau diesel yang dipergunakan apabila listrik dari PLN padam.
2. Pencahayaan alami
Dalam penerapan konsep hemat energi pencahayaan alami merupakan peranan penting karena sumber daya berasal dari matahari. Untuk mendapatkan cahaya matahari maka bangunan perlu diberi bukaan, sehingga pencahayaan buatan hanya dipakai pada saat malam hari.
IV.3.8. S istem Pembuangan Limbah A. Limbah S ampah
Pembuangan sampah berupa sistem pengumpulan dari bangunan ke bak penampungan yang disediakan dan kemudian akan diangkut dengan truk sampah ke lokasi pembuangan akhir.
B. Limbah Cair dan Padat
Limbah cair berupa air hujan, air kotor pada kamar mandi semuanya
diteruskan melalui talang vertikal yang tertanam di dinding disalurkan ke
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 97
riol saluran bawah dan di lanjutkan ke riol kota, tiap jarak tertentu mempunyai bak control, Sedangkan limbah padat di salurkan melalui proses penetralan di STP dan diurai oleh bakteri.
IV.3.9. S istem Penyediaan Air Bersih
Sumber air bersih yang berasal dari Perusahaan Air M inum (PAM ) ditampung di reservoir atas berupa tanki penyimpanan air, kemudian didistribusikan ke ruang-ruang yang memerlukan.
Kebutuhan air dingin/ hari = 135/225Lt/ orang
Bangunan Jumlah unit
Jumlah penghuni
Total penghuni (orang)
Hunian tipe studio
54 1 org 54
Hunian tipe 1 kamar
90 2 org 180
Hunian tipe 2 kamar
168 3org 504
Total 738
Volume = (135 x 738)+(225 x 738) 2
= 132.840 Lt/hari untuk bangunan apartemen Kebutuhan air panas/ hari = 45Lt/ orang
Volume = 45 x 738= 33.210 Lt/hari untuk bangunan apartemen
Tabel 22. Total penghuni apartemen
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 98
IV.3.10. S istem Penghawaan
1. Pengudaraan buatan
• Pengudaraan buatan pada bangunan mal menggunakan AC Central, karena ruangan pada pusat perbelanjaan besar sehingga penggunaan AC Central lebih efektif daripada AC Split.
Gbr 54. AC Central Gbr 53. Jaringan air bersih
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 99
• Pengudaraan buatan pada unit-unit apartemen menggunakan AC Split, karena ruangan yang kecil pada unit-unit apartemen sehingga penggunaan AC Split sangat efektif dan sistem ini dapat mengatur temperatur udara yang diinginkan.
2. Pengudaraan alami
Koridor apartemen diberi bukaan sehingga pengudaraannya hanya mengandalkan ventilasi alami. Pada ruang-ruang unit dirancang terdapat bukaan untuk ventilasi alami, tetapi untuk daerah pusat perbelanjaan tidak memakai ventilasi alami tapi AC Central.
IV.3.11. S istem Penangkal Petir
Penangkal petir merupakan salah satu sistem yang berfungsi untuk menangkal petir yang menyambar dengan menyalurkannya ke dalam tanah.
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sistem penangkal petir yaitu faktor ekonomis, memperhatikan keserasian arsitekturnya dengan tetap menjaga keamanan teknis, serta ketahanan
Gbr 55. AC Split
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 100
terhadap mekanis dan terhadap korosi. Salah satu sistem yang digunakan adalah sistem faraday dengan menghubungkan kawat tembaga ke saluran arde didalam tanah, sistem ini efisien namun memerlukan biaya yang cukup mahal.
No. Kriteria Nilai indeks
1. M acam/jenis bangunan apartemen dan mal dimana merupakan bangunan yang berisi sangat banyak orang.
2
2. Bahan konstruksi adalah beton bertulang, kerangka besi dan atap bukan logam.
2
3. Tinggi bangunan (35-50 meter) 6
4. Situasi bangunan di tanah datar pada semua ketinggian
0 5. Jumlah hari guruh (75-100/tahun) 6
Total 16
Nilai Perkiraan bahaya Pengamanan
<11 Diabaikan Tidak perlu
11 Kecil Tidak perlu
12 Sedang Agak perlu
>12 Agak besar perlu
Gbr 56. Skematik Sistem Penangkal Petir Sangkar Faraday Tabel 23. Perkiraan Bahaya Petir Pada bangunan Tinggi
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 101
14 Besar Sangat perlu
>14 Sangat besar diharuskan
Dari analisa diatas maka bangunan apartemen dan pusat perbelanjaan ini sangat memerlukan penangkal petir dengan perkiraan bahaya sangat besar.
IV.3.12. Analisa Hemat Energi
Penghematan energi melalui rancangan bangunan mengarah pada
penghematan penggunaan listrik, baik bagi pendinginan udara, penerangan
buatan, maupun peralatan listrik lain. Dengan strategi perancangan tertentu,
bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi iklim
ruang yang nyaman tanpa banyak mengonsumsi energi listrik. Kebutuhan
energi dapat ditekan jika secara nasional bangunan dirancang dengan
konsep hemat energi. M elalui perancangan pasif bangunan dapat dijadikan
bangunan yang dapat menghemat energi. Ada beberapa cara untuk
menciptakan bangunan hemat energi, yaitu :
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 102
• Orientasi bangunan di mengarah pada sisi utara dan selatan, tidak searah orientasi matahari dari timur ke barat sehingga bangunan tidak secara langsung menerima panas matahari yang mengakibatkan naiknya suhu di dalam bangunan secara signifikan. Dengan naiknya suhu bangunan secara signifikan maka dibutuhkan penghawaan buatan yang besar untuk menormalkan suhu di dalam bangunan agar para pemakai gedung dapat beraktifitas dengan nyaman.
• Penggunaan skylight pada bangunan Mal untuk penghematan energi listrik, sehingga mengurangi pemakaian energi listrik(penerangan buatan) untuk kenyamanan secara visual.
• Gedung ini menggunakan sirip-sirip di setiap bukaan(jendela) untuk mengurangi panas matahari yang masuk ke dalam ruangan, Sehingga dapat menghemat penggunaan energi listrik untuk penghawaan buatan.
Foto 63. Puri Mal
Foto 64. Gedung S. Widjojo Gbr 57. Orientasi Bangunan
Binus University-Architecture Major 2010 Apartment And Mall in Central Jakarta | 103
• Dapat juga dengan menggunakan selubung pada bangunan agar panas matahari tidak masuk secara langsung ke dalam bangunan.
Kesimpulan :
Dengan memanfaatkan kelebihan dari iklim tropis lembab di Indonesia kita dapat menekan pemakaian energi untuk kenyamanan dan keamanan aktifitas di dalam bangunan.Terdapat berbagai cara untuk merancang bangunan dengan konsep hemat energi, kemudian kita dapat menerapkan cara-cara diatas untuk melakukan penghematan terhadap energi.
Tabel 24. Jenis selubung bangunan sumber: Ir. Daryanto, MSA – FTSP Universitas Trisakti