• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. ANALISIS DATA

5.4. Analisa Kasus

Starategi adaptasi rumah tangga karyawan yang dirumahkan PTPN IV bahbutong dalam mempertahankan social ekonomi keluarga informan I, II, III

Pada awalnya sebelum informan I dirumahkan, penghasilan dalam memenuhi kebutuhan keluarga informan I sehari-sehari masih sangat cukup dan bahkan informan I masih bisa

menabung sebagian dari gaji yang diterima tiap bulannya, karena suami informan I juga bekerja sebagai karyawan. Dengan gaji suami istri yang bila diakumulasikan berjumlah hampir 3 juta perbulannya beserta dengan bonus dan THR yang diterima sekali dalam setahunnya keluarga informan dalam kondisi ekonomi masih terbilang mapan, karena dalam pemenuhan kebutuhan keluarga seperti makan, pendidikan, sosial, asuransi, dan lain-lain masih bisa dipenuhi. Namun, setelah informan I dirumahkan dan hanya 1 orang saja yang bekerja yaitu suami maka kondisi ekonomi keluarga informan I berubah drastis, dengan penghasilan Rp.1.500.000,- perbulannya dan digunakan untuk membiayai kehidupan keluarga setiap harinya dirasa sangatlah kurang ditambah lagi 2 orang anak informan I telah mengenyam pendidikan di bangku SMA dan di bangku kuliah jadi sangat membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena masalah ekonomi tersebut pada akhirnya anak ke 2 yang telah tamat dari bangku sekolah SMK tidak dapat

tidak cukup, pada akhirnya anak kedua tersebut harus pergi merantau untuk mencari kerja. Begitu juga dengan inforaman I, untuk membantu kondisi ekonomi keluarga pada akhirnya informan I mencari pekerjaan dan akhirnya menjadi buruh tani diladang-ladang tuan tanah yang ada di sekitar tempat tinggalnya.

Bekerja sebagai buruh tani merupakan satu-satunya pekerjaan yang ada di sekitar tempat tinggal informan I, dengan upah Rp.45.000,-perharinya, namun pekerjaan ini tidak bisa ada setiap harinya dan ada hanya saat masa panen kopi dan ketika rumput diladang tuan tanah telah banyak, oleh karena itu untuk menyesuaikan pengeluaran dan pemasukan keuangan keluarga maka informan I memangkas pengeluaran rumahtangga seperti memakan daging hanya sekali dalam sebulan pada saat suami informan I menerima upah bulanan, memasak dengan menggunakan kayu bakar, menanam sayuran di pekarangan rumah agar tidak membeli sayur, memelihara ayam agar telur dan ayamnya dapat dijual. Disamping itu juga, informan I beserta suaminya mengolah lahan kosong yang ada di pinggir sungai untuk dijadikan ladang. Namun walaupun demikian, segala usaha yang telah dilakukan hanyalah membantu sedikit saja ekonomi keluarga dan terus mencari cara agar ekonomi keluarga informan I bisa dapat terpenuhi setiap harinya ditambah lagi segala harga kebutuhan pokok bertambah naik.

Tidak jauh berbeda dengan keadaan informan I, informan II juga memiliki masalah ekonomi keluarga yang hampir sama, pada awalnya sebelum informan II dirumahkan kebutuhan rumahtangganya masih dapat terpenuhi setiap harinya, dengan penghasilan 2 orang yang bekerja yaitu suami dan istri dengan rata-rata penghasilan lebihkurang 2,5 juta perbulannya .beserta dengan bonus yang diterima setiap tahunnya. Namun setelah informan II dirumahkan, keadaan ekonomi keluarga informan II berubah drastis sehingga harus menyesuaikan pendapatan keluarga dengan pengeluaran keluarga, informan II sebagai ibu rumahtanga berinisiatif

memangkas pengeluaran keluarga dimana pada awalnya hampir setiap hari keluarga informan II mengkonsumsi ikan basah harus ditukar dengan ikan yang lebih murah seperti ikan asin dan telur dan hanya mengkonsumsi ikan basah sekali dalam seminggu serta memakan daging hanya sekali dalam sebulan yaitu saat gajian, selain itu informan II juga mengurangi uang jajan untuk anaknya yang masih SMA dan mengurangi uang bulanan untuk anaknya yang sedang kuliah.

Seperti informan I, informan II juga mencari pekerjaan untuk menambah penghasilan keluarga dan bekerja sebagai buruh tani di ladang milik tuan tanah yang ada di kampung sebelah yang berjarak hampir 15 km dari tempat tinggal informan II dengan upah Rp. 45.000/bulan. Walaupun demikian, dengan penghasilan 45rbu perharinya hanya sedikit membantu ekonomi keluarga ditambah lagi pekerjaan sebagai buruh tani tidak ada setiap harinya dan hanya dibutuhkan disaat masa panen dan apabila rumput diladang telah banyak dan waktunya untuk di bersihkan, oleh karena itu keluarga informan II masih mengalami masalah ekonomi dan berpengaruh terhadap kehidupan sosial keluarga informan II seperti harus mengurangi keaktifan di perkumpulan marga dan arisan karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan hanya mengikuti arisan dan perkumpulan marga yang terpenting saja seperti marga suami dan istri dan untuk marga dari orang tua tidak terlalu aktif.

Kasus informan III sedikit berbeda dengan informan I dan II, di awal informan III dirumahkan memang mengalami masalah ekonomi yang sangat pelik, informan III menceritakan bahwa sebelum dirumahkan dan masih bekerja sebagai karyawan di PTPN IV mereka masih bisa menyisihkan sebagian dari gaji kerena ketiga anaknya masih kecil dan yang paling besar masih duduk di bangku SMP sehingga mereka dapat membeli beberapa bidang ladang dan tapak rumah, ladang yang di beli langsung di olah dengan ditanami kopi ateng dan juga informan III memiliki beberapa rante sawah dari pembagian harta warisan dari orang tua suaminya.

Setelah informan III dirumahkan, kehidupan keluarga informan III berubah drastis dimana pada awalnya segala kebutuhan ekonomi keluarga dapat terpenuhi setiap harinya namun setelah dirumahkan kebutuhan tersebut sedikit banyaknya tidak dapat lagi dipenuhi secara keseluruhan, seperti memberi uang jajan lebih kepada anak, memakan makanan yang enak setiap hari, bertamasya setiap hari minggu dan lain sebagainya. Ditambah lagi ladang dan sawah belum bisa menghasilkan dan bahkan sawah harus disewakan kepada orang lain karena tidak punya biaya untuk mengolah sendiri sementara ladang yang ditanami kopi ateng belum menghasilkan dan masih membutuhkan pupuk setiap bulan. Sebelum dirumahkan ladang yang dimiliki informan III di urus oleh orang lain yang di beri gaji setiap hari bila bekerja, setelah dirumahkan maka ladang tersebut di olah sendiri oleh informan III karena tidak memiliki uang untuk menggaji orang lain untuk mengolah ladangnya. Namun tahun berikutnya keadaan berubah dimana suami informan III diangkat menjadi mandor di pengolahan daun teh dan secara otomatis gaji yang diterima tiap bulannya bertambah serta mendapat uang tunjangan lainnya, sedikit banyaknya kebutuhan ekonomi keluarga informan III mulai tercukupi ditambah lagi ladang kopi yang dimiliki informan III telah menghasilkan dan panen 2 kali dalam sebulannya dan dapat menghasilkan rata-rata Rp.500.000,- sekali panen.

Dokumen terkait