• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KONDISI SATKER

2.5. Analisa SWOT

Analisis SWOT merupakan bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada, upaya mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada, kemudian upaya mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. Sebelum dilakukan Analisis SWOT, perlu melakukan pendalaman profil LPFK Banjarbaru dan kondisi saat ini berikut permasalahan yang dihadapi, membaca aspek teknologi pengujian dan Kalibrasi yang ada di Indonesia dan teknologi masa depan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh, mengetahui hasil analisis

38 Demand dan membaca hasil-hasil survei. Analisis SWOT dimulai dengan me-review kembali VISI dan MISI LPFK Banjarbaru yang ada saat ini, kemudian menuliskan tambahan elemen-elemen Visi dan Misi untuk mendefinisikan kembali Visi dan Misi LPFK Banjarbaru yang baru, yang nantinya akan digunakan sebagai tujuan/sasaran akhir LPFK Banjarbaru.

Selanjutnya dilakukan inventarisasi semua elemen faktor Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threat (Ancaman) dari LPFK Banjarbaru baik meliputi sektor kelembagaan, Sistem Prosedur, sarana dan prasarana, SDM (faktor internal) maupun faktor teknologi, peralatan standar, regulasi, lingkungan di Kementerian Kesehatan, pasar dan persaingan (faktor eksternal). Semua elemen SWOT diberi bobot berdasarkan nilai strategisnya, Faktor Kelemahan dan Ancaman diberi nilai minus, sedangkan faktor Kekuatan dan Peluang diberi nilai plus. Hasil pembobotan digunakan untuk mencari posisi LPFK Banjarbaru saat ini dalam sistem 4 kuadran SWOT. Dengan mengetahui posisi tersebut, maka dapat ditentukan strategi yang tepat yang harus diambil.

Selanjutnya, dengan langkah strategis yang tepat dapat dipastikan posisi LPFK Banjarbaru akan bergerak menuju ke arah yang positif dan diharapkan akan mencapai sasaran/tujuan dalam Visi dan Misi LPFK Banjarbaru.

LPFK Banjarbaru menjadi Lembaga yang berkontribusi dalam menjamin pengamanan fasilitas kesehatan melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi, yang didukung SDM pengujian dan/atau kalibrasi yang berkualitas dan peralatan yang terjamin mutunya dan layanannya terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).

Faktor Internal dan Eksternal

Faktor internal terdiri terdiri dari Kekuatan dan Kelemahan. Kekuatan dan kelemahan adalah faktor atau elemen yang sepenuhnya dalam kendali manajemen (faktor internal yang dapat dikontrol). Kekuatan adalah faktor-faktor yang selama LPFK Banjarbaru berdiri berhasil dikendalikan dan memberi dampak positif serta memberikan nilai lebih bagi perkembangan LPFK Banjarbaru ke depan. Kelemahan adalah sebaliknya, yaitu faktor-faktor internal yang sulit dikendalikan sehingga memberikan dampak negatif dan berakibat pada penurunan kinerja LPFK Banjarbaru.

Faktor eksternal terdiri dari Peluang dan Ancaman. Peluang dan ancaman adalah faktor atau elemen yang sepenuhnya diluar kendali manajemen (faktor eksternal dan tidak dapat dikontrol). Peluang adalah potensi dan kesempatan yang menjanjikan suatu sukses bagi LPFK Banjarbaru bila diupayakan untuk dilaksanakan. Sedangkan Ancaman adalah segala sesuatu yang berpotensi menggagalkan upaya pencapaian Visi sertammisi dan mengancam kelangsungan LPFK Banjarbaru seperti misalnya persaingan pasar, aspek geografi/demografi, Peraturan Pemerintah yang tidak mendukung, dan lainnya.

39 Setelah mengelompokkan faktor internal dan faktor eksternal, analisis SWOT dapat dimulai dengan membandingkan antar faktor internal dan membandingkan antar faktor eksternal. Penentuan besar bobot terhadap setiap faktor yang menentukan peluang LPFK Banjarbaru dalam kurun waktu periode RSB, dan total bobot berbagai factor pembentuk peluang adalah 100%. Untuk besar rating untuk seiap faktor pembentuk peluang adalah berkisar antara 0 – 100. Dan untuk nilai terbobot untuk setiap factor yang menentuka peluang, dengan cara mengalikan besar bobot dan besar rating.

Kemudian jumlahkan semua faktor internal (sumbu x) dan eksternal (sumbu Y). untuk mendapatkan dimanakah posisi organisasi, sehingga dapat ditentukan strategi yang diterapkan untuk lebih mengembangkan organisasi.

Tabel II. 24 Faktor-Faktor yang membentuk Kekuatan dan Kelemahan

FAKTOR KEKUATAN FAKTOR KELEMAHAN

Dukungan peraturan pemerintah terkait pentingnya pengujian dan kalibrasi sarana, prasarana dan peralatan kesehatan

Status kelembagaan belum meningkat

Memiliki legalitas sebagai institusi pengujian dan kalibrasi pemerintah

Kemampuan SDM belum merata di seluruh layanan yang dimiliki

Layanan laboratorium yang terakreditasi KAN Jumlah SDM masih belum optimal, sehingga masih ada permintaan layanan yang tidak bisa dipenuhi

Memiliki SDM yang berkompeten dalam bidang inspeksi, pengujian dan kalibrasi alat kesehatan.

Belum optimalnya penggunaan teknologi sistem informasi untuk menunjang fungsi pelayanan secara prima

Memiliki peralatan kalibrasi yang berteknologi terkini dan terjamin mutunya

Belum semua alat kesehatan yang ada di Permenkes 54/2015 bisa dilayani LPFK Banjarbaru

Merupakan satu-satunya Institusi dengan tupoksi pengamanan fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah yang bertempat di Kalimantan

Jumlah perralatan masih belum optimal , sehingga masih ada permintaan layanan yang tidak bisa dipenuhi

Memiliki tarif yang terjangkau dengan parameter pelayanan yang memenuhi standar uji/kalibrasi.

Belum meratanya peningkatan kualifikasi pendidikan petugas laboratorium

40 Tabel II. 25 Faktor-Faktor yang membentuk Peluang dan Ancaman

FAKTOR PELUANG FAKTOR ANCAMAN

Adanya regulasi yang mewajibkan fasyankes menyediakan sarana prasarana dan alat kesehatan yang harus memenuhi stándar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai.

Belum optimalnya penerapan dan sanksi atas kebijakan/regulasi terkait kepatuhan fasilitas pelayanan kesehatan.dalam menyediakan sarana prasarana dan alat kesehatan yang terjamin mutunya melalui inspeksi, pengujian dan kalibrasi.

Bertambahnya jumlah fasyankes yang membutuhkan pelayanan pengujian kalibrasi untuk kebutuhan akreditasi.

Sebaran Wilayah Cakupan yang sangat luas dengan kondisi geografis beberapa fasyankes yang cukup sulit dijangkau, sehingga menyebabkan lamanya perjalanan untuk mencapai fasyankes tersebut.

Perkembangan teknologi kesehatan sehingga cakupan layanan juga meningkat

Penyelenggara pelatihan kompetensi teknis laboratorium pengujian dan kalibrasi masih terbatas

Menjadi tempat rujukan untuk pelatihan/pembelajaran teknis terkait pengelolaan sarana prasarana dan peralatan kesehatan di fasyankes,

Tempat rekalibrasi alat standar yang tertelusur masih terbatas.

Menjadi tempat rujukan rekalibrasi alat standar pengujian dan kalibrasi yang dimiliki fasilitas pelayanan kesehatan

Penyelenggara kegiatan uji profisiensi sebagai media penjaminan mutu layanan laboratorium masih terbatas

Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan.

Pengembangan pendidikan lanjutan untuk tenaga teknis laboratorium terbatas karena belum adanya institusi/perguruan tinggi pemerintah yang sesuai di wilayah Kalimantan Selatan Banyaknya stakeholder yang dapat menjadi

mitra

Adanya Institusi Pengujian dan Kalibrasi sejenis

Dokumen terkait