• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS BISNIS LOKA PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN BANJARBARU TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS BISNIS LOKA PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN BANJARBARU TAHUN"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS BISNIS

LOKA PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN BANJARBARU TAHUN 2020 – 2024

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN LOKA PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN BANJARBARU

(2)

i KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya, bahwa dengan segala keterbatasan pemahaman dan pengetahuan yang dapat kami serap tentang tata cara dan sistematika penyusunan Rencana Strategi Bisnis (RENSTRA) Tahun 2020 – 2024, Rencana Strategi Bisnis (RENSTRA) Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan Banjarbaru dapat kami sampaikan, mohon maaf jika masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam RENSTRA ini, karena seyogyanya kami menyadari bahwa kami masih memerlukan banyak arahan dan bimbingan untuk dapat merumuskan dan menyusun Rencana Strategi Bisnis yang lebih baik kedepannya. Semoga Rencana Strategi Bisnis LPFK Banjarbaru ini dapat memberikan gambaran tentang arah pengembangan yang ingin dicapai oleh LPFK Banjarbaru dalam 5 (lima) tahun periode RENSTRA ini kedepan, Amin.

Banjarbaru, 9 September 2019 Kepala

Yuni Irmawati, S.KM

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

RENCANA STRATEGIS BISNIS

LOKA PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN BANJARBARU

TAHUN 2020 – 2024

DISAHKAN OLEH:

KEPALA LOKA PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN BANJARBARU

YUNI IRMAWATI, SKM

NIP. 197806222002122001

(4)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v DAFTAR TABEL ... vi BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Tujuan RSB ... 4 1.3. Dasar Hukum ... 4 1.4. Sistematika Penyusunan RSB ... 5

BAB II KONDISI SATKER ... 6

2.1. Profil Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) Banjarbaru ... 6

2.2. Gambaran Kinerja ... 8

a) Kinerja Aspek Pelayanan ... 8

b) Kinerja Aspek Keuangan... 34

2.3. Tantangan Strategis ... 36

2.4. Benchmarking ... 37

2.5. Analisa SWOT ... 37

2.6. Diagram Kartesisus dan Prioritas Strategis ... 40

2.7. Analisa TOWS ... 42

2.8. Analisa dan MItigasi Risiko ... 44

a) Indetifikasi Resiko ... 44

b) Penilaian Tingkat Risiko ... 47

c) Rencana Mitigasi Risiko ... 51

BAB III ARAH DAN PROGRAM STRATEGIS ... 58

3.1. Rumusan Pernyataan Visi, Misi dan Tata Nilai ... 58

3.2. Arah dan Kebijakan Stakeholders Inti... 60

3.3. Rancangan Peta Strategi Balanced Scorecard (BSC) ... 63

(5)

iv

a) Matriks IKU ... 64

b) Kamus IKU ... 70

3.5. Roadmap 5 Tahun Kedepan ... 93

3.6. Program Kerja Strategis ... 96

BAB IV PROYEKSI KEUANGAN ... 100

4.1. Estimasi Pendapatan ... 100

4.2. Rencana Kebutuhan Anggaran... 100

a) Anggaran Kelangsungan Operasional ... 100

b) Anggaran Pengembangan ... 101

4.3. Rencana Pendanaan 2020 - 2024 ... 104

(6)

v DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1 Struktur Organisasi ... 7 Gambar II. 2 Diagram Kartesius SWOT ... 41

(7)

vi DAFTAR TABEL

Tabel II. 1 Kemampuan Pengujian dan Kalibrasi ... 10

Tabel II. 2 Data Perbandingan Capaian Indikator Kinerja LPFK Banjarbaru Tahun 2015-2019 ... 13

Tabel II. 3 Prosentase Tingkat Kepuasan Pelanggan Tahun 2015 – 2019. ... 15

Tabel II. 4 Jumlah Komplain Yang Di Tindaklanjuti Tahun 2015 – 2019 ... 16

Tabel II. 5 Produktifitas Alat Kesehatan Yang Terkalibrasi Tahun 2015 - 2019... 17

Tabel II. 6 Peningkatan Jenis Layanan Kalibrasi Tahun 2015 – 2019 ... 17

Tabel II. 7 Jumlah Tambahan Fasilitas Kesehatan Yang Terlayani Tahun 2015 – 2019 ... 18

Tabel II. 8 Data Jumlah sub laboratorium yang terakreditasi KAN Tahun 2015 - 2019 ... 19

Tabel II. 9 Data Cakupan Fasyankes Terlayani Tahun 2015 – 2019 ... 20

Tabel II. 10 Pelaksanaan Pengujian/Kalibrasi Sesuai Jadwal Tahun 2015 – 2019 ... 20

Tabel II. 11 Penerbitan Sertifikat/LHU Tahun 2015 – 2019 ... 21

Tabel II. 12 Data Tersertifikasi ISO 17025 Tahun 2015 – 2019 ... 22

Tabel II. 13 Jumlah SOP Yang Dibuat dan Diterapkan Tahun 2015 – 2019 ... 23

Tabel II. 14 Prosentase Temuan Audit Internal Yang Ditindaklanjuti Tahun 2015 - 2019 ... 23

Tabel II. 15 Prosentase Jumlah Audit Eksternal Yang Ditindaklanjuti Tahun 2015 - 2019 ... 24

Tabel II. 16 Ketepatan Kalibrasi Alat Ukur Sesuai Jadwal ... 25

Tabel II. 17 Prosentase Peningkatan Kompetensi Staf Tahun 2015 - 2019 ... 26

Tabel II. 18 Prosentase SDM Berkinerja Tahun 2015 – 2019 ... 26

Tabel II. 19 Perbandingan tambahan jumlah alat kalibrasi tahun 2015 – 2019 ... 27

Tabel II. 20 Daftar Peralatan Laboratorium ... 28

Tabel II. 21 Prosentase Literature Yang Diterapkan Tahun 2015 – 2019 ... 34

Tabel II. 22 Realisasi Penggunaan PNBP tahun 2015 – 2019 ... 35

Tabel II. 23 Realisasi Anggaran Belanja LPFK Banjarbaru Tahun 2015 – 2019 ... 36

Tabel II. 24 Faktor-Faktor yang membentuk Kekuatan dan Kelemahan ... 39

Tabel II. 25 Faktor-Faktor yang membentuk Peluang dan Ancaman ... 40

Tabel II. 26 Hasil Evaluasi Analisa SWOT ... 40

Tabel II. 27 Jenis Resiko Berdasarkan Sasaran Strategis ... 44

Tabel II. 28 Matriks Resiko Untuk Menentukan Tingkat Resiko ... 48

Tabel II. 29 Penentuan tingkat risiko ... 48

Tabel III. 1 Analisis Stakeholders ... 60

Tabel III. 2 Matriks IKU ... 65

(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Organisasi merupakan suatu tatanan untuk mencapai tujuan Dalam tata kelola sistem yang modern, organisasi publik selayaknya dirancang atas dasar misi dan tujuannya. Dalam kaitan tersebut, setiap organisasi publik perlu menyusun prioritas pengelolaan dan pengembangnya agar segenap komponen organisasi publik dan para mitra kerjanya bergerak searah dan sinergis menuju tujuan keseluruhan organisasi publik.

Rencana Strategis Bisnis (RSB) Satuan Kerja Unit Pelaksana Teknis Vertikal (Satker UPT Vertikal) Kementerian Kesehatan merupakan suatu dokumen perencanaan yang memuat arah dan kebijakan untuk lima tahun ke depan, yang disusun oleh tim dengan melibatkan seluruh manajemen puncak di Satker UPT Vertikal.

Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) bagi suatu organisasi pemerintah khususnya bagi Satker UPT Vertikal merupakan suatu kegiatan yang mesti dilakukan untuk mewujudkan sebuah dokumen yang mencerminkan suatu upaya mewujudkan tata kelola dalam sistem yang akuntabel dan modern (Good Governance). RSB merupakan salah satu perangkat strategis bagi pimpinan organisasi pemerintah yang memandu dan mengendalikan arah gerak serangkaian prioritas pengembangan organisasi, berbagai unit kerja di bawahnya, dan mitra kerjanya untuk bergerak searah dan bersinegis dalam mencapai tujuan organisasi. RSB berperan dan bertindak sebagai dasar dan arah dalam pengambilan keputusan di berbagai tingkatan organisasi untuk mengetahui kapan “bertahan di jalur” dan kapan perlu "mengubah jalur" strategi organisasi dalam menghadapi dinamika tuntutan stakeholders dan masyarakat dan ilmu pengetahuan.

Rencana Strategis Bisnis (RSB) bagi sebuah organisasi pemerintah juga merupakan perwujudan amanah dan aspirasi yang bersumber dari kepentingan stakeholders kuncinya, dan sekaligus sebagai bentuk tanggung jawab utama pimpinan organisasi pemerintah terhadap pemenuhan kepentingan stakeholders kuncinya. Karena itu, RSB organisasi seharusnya menjadi pedoman utama bagi setiap jajaran manajemen puncak dari suatu organisasi pemerintah dalam menilai kemajuan status pencapaian visinya dan target kinerja organisasi jangka pendek dan panjangnya serta sekaligus mengendalikan arah pengelolaan dan pengembangan roda organisasinya agar sejalan dengan tuntutan utama stakeholders.

Prinsip-prinsip tata kelola organisasi modern (Good Governance) dapat dicapai dengan inisiatif strategis transformasi kelembagaan pemerintahan. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan memandang perlu disusun RSB guna efektifitas pelaksanaan penetapan kinerja bagi Satuan Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Vertikal yang mencakup

(9)

2 Rumah Sakit (umum dan khusus) Balai dan Loka yang di bawah binaan dan kendalinya (Keputusan Dirjen Yankes No HK.02.04/I/1568/12). Selain itu, Ditjen Yankes juga akan memantau dan mengendalikan mutu eksekusi RSB organisasi tersebut melalui penerapan sistem manajemen kinerja pada berbagai Rumah Sakit, Balai dan Loka di Lingkungan Ditjen Yankes.

Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), yang merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025 dalam tahapan ke–4 periode tahun 2020–2024 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Bidang Kesehatan yakni Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas telah mantap. Upaya kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan telah dapat dilaksanakan dengan mantap, serasi, bersinergi dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan dasar dan peningkatan upaya promotif dan prventif didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi.

Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 19 berbunyi “Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien dan terjangkau”, serta Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat kesehatan Pasal 12, menyatakan bahwa ”pengujian sediaan farmasi dan alat kesehatan dilakukan melalui pengujian laboratoris dan penilaian atas keamanan dan kemanfaatan dengan tata cara pengujian sediaan farmasi dan alat kesehatan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan”. Dimana bertujuan untuk memberi perlindungan terhadap pemberi dan penerima jasa pelayanan kesehatan, serta memberikan kepastian dan perlindungan hukum kepada masyarakat, petugas kesehatan dan institusi pelayanan kesehatan. Untuk itu diperlukan tersedianya alat kesehatan, sarana dan prasarana yang berkualitas pada fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta yaitu alat kesehatan yang terjamin ketelitian, ketepatan dan keamanan penggunaannya, melalui inspeksi, pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54 tahun 2015 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana Pelayanan Kesehatan Pasal 4 Ayat 1, menyatakan bahwa ”Setiap Alat Kesehatan yang digunakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Fasiitas Kesehatan lainnya harus dilakukan uji dan /atau kalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan atau Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan”. Pasal 8 Ayat 1 menyatakan

(10)

3 “Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan dilakukan secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. Pasal 9 Ayat 1 menyatakan “Alat Kesehatan yang telah memenuhi standar berdasarkan hasil Pengujian dan/atau Kalibrasi, harus diberikan Sertifikat dan Label Laik Pakai. Untuk itu, Kementerian Kesehatan berkewajiban menyusun kebijakan, standar, norma, pedoman, prosedur dan kriteria serta melaksanakan pembinaan dan pengawasan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 16, ayat (1) Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) meliputi peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai.

Ayat (2) Peralatan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang.

Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 919/MENKES/PER/V/2011 tentang Organisasi dan Tata kerja LPFK. merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Kesehatan melaksanakan pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi terhadap peralatan dan fasilitas kesehatan, sehingga peralatan dan fasilitas kesehatan memenuhi kualitas dan standar keselamatan dan keamanan. Peralatan dan fasilitas kesehatan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, untuk itu kondisi maupun fungsi alat kesehatan harus memenuhi persyaratan laik pakai, kebenaran nilai keluaran dan kinerjanya terkendali, keselamatan dan keamanan bagi pasien, petugas dan lingkungan sesuai ambang batas yang berlaku .

Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) Banjarbaru yang Kecenderungan permintaan dari fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan pengujian dan kalibrasi serta proteksi radiasi alat dan fasilitas kesehatan sangat siginifikan dalam rangka memenuhi persyaratan mutu pelayanan maupun akreditasi.

Meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka peralatan kesehatan menjadi semakin kompleks dan canggih, sehingga parameter dan metode kerja pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan menjadi semakin berkembang. Demikian juga untuk sarana dan prasarana banyak menggunakan teknologi tinggi. Hal ini tentunya perlu diimbangi dengan ketersediaan peralatan inspeksi, pengujian , kalibrasi, proteksi radiasi dan uji kualitas sarana dan prasarana yang cukup, serta dukungan sumber daya manusia kompeten yang memadai dan profesional.

Memperhatikan tantangan seperti tersebut di atas maka Pengelolaan sistem dan sumber daya yang dimiliki perlu dilakukan lebih kompeten, profesional, mandiri, efisien, dan efektif agar kinerja organisasi sesuai tugas pokok dan fungsi dapat ditingkatkan seiring dengan peningkatan jenis dan mutu pelayanan sehingga pencapaian secara optimal dalam

(11)

4 memenuhi tuntutan pelayanan prima dari pelanggan atau masyarakat. Adapun upaya yang akan dilakukan LPFK Banjarbaru dalam meningkatkan layanan dan kinerja dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki adalah dengan mengembangkan jenis pelayanan unggulan sesuai dengan kebutuhan fasilitas pelayanan kesehatan melalui inspeksi, kalibrasi, dosis perorangan radiasi, uji kesesuaian X-Ray dan uji kualitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.

Adapun Rencana Strategis Bisnis LPFK Banjarbaru ini disusun dengan mempertimbangkan kekuatan, kendala, peluang dan tantangan yang akan dihadapi ke depan di bidang pelayanan pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi serta pelayanan lainnya dibidang pengamanan fasilitas kesehatan dalam upaya meningkatkan akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan.

1.2. Tujuan RSB

Tujuan dari Rencana Strategi Bisnis Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan Banjarbaru adalah :

1. Panduan dalam menentukan arah strategis dan prioritas kegiatan selama periode lima tahunan yang sejalan dengan Rencana Aksi Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan 2. Pedoman strategis dalam pola penguatan dan pengembangan mutu kelembagaan

LPFK Banjarbaru

3. Dasar rujukan untuk menilai keberhasilan pemenuhan misi LPFK Banjarbaru dan pencapaian visi yang telah ditentukan

4. Salah satu rujukan untuk membangun arah jalinan kerjasama dengan para

stakeholders inti LPFK Banjarbaru.

1.3. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;

5. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit

6. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 919/MENKES/PER/V/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan.

(12)

5 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi

alat kesehatan..

1.4. Sistematika Penyusunan RSB

Rencana Strategis Bisnis LPFK Banjarbaru ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

- Bab I. Pendahuluan yang memuat Latar belakang, Tujuan RSB, Dasar hukum dan Sistematika Pelaporannya.

- Bab II. Gambaran Kinerja saat ini yang memuat Gambaran kinerja Aspek pelayanan dan Gambaran Kinerja Aspek keuangan.

- Bab III. Arah dan Prioritas Strategis yang memuat Rumusan pernyataan visi dan misi, Aspirasi Stakeholder Inti, Tantangan Stategis, Benchmarking, Analia SWOT, Diagram Kartesius Pilihan Prioritas Strategis, Analisa TOWS dan Rancangan Peta Strategi BSC.

- Bab IV.Indikator Kinerja Utama dan Program Kerja Strategis yang memuat Matriks IKU,Kamus IKU dan Program Kerja Strategis.

- Bab V. Analisa dan Mitigasi Resiko yang memuat Identifikasi Resiko, Penilaian Tingkat Resiko Dan Rencana Mitigasi Resiko.

- Bab VI. Proyeksi Finansial yang memuat Estimasi Pendapatan, Rencana Kebutuhan Anggaran dan Rencana Pendanaan.

(13)

6 BAB II

KONDISI SATKER

2.1. Profil Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) Banjarbaru

Mengingat kondisi geografis Indonesia yang luas diperlukan pemberian pelayanan di bidang pengamanan fasilitas kesehatan yang efektif dan efesien sehingga tuntutan untuk adanya pembentukan Institusi pengamanan fasilitas kesehatan di perlukan untuk penjaminan mutu layanan terhadap alat kesehatan yang ada di fasyankes yang tersebar di seluruh Indonesia baik millik pemerintah maupun swasta yang belum tertangani secara keseluruhan melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi untuk memenuhi kualitas dan standar keselamatan serta keamanan.

Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) Banjarbaru meruapakan salah satu yang dibentuk di Provinsi Kalimatan Selatan untuk menjawab kebutuhan institusi pengujian fasilitas kesehatan dalam upaya optimalisasi dalam layanan pengujian dan/atau kalibrasi, dalam perjalannya beberapa perubahan keorganisasian yakni :

1. Surat Keputusan Kepala Pusat Sarana, Prasarana dan peralatan Kesehatan, No : OT.01.01.XII.500.2007, tanggal 21 Juni 2007, tentang Penetapan Unit Fungsional Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan.

2. Surat Keputusan Kepala Pusat Sarana, Prasarana dan peralatan Kesehatan, No : OT.01.01.XII.816.2008, tanggal 05 Agustus 2008, Tim koordinasi Unit Pelaksana Fungsional Pengamanan Fasilitas Kesehatan (UPFPFK) Banjarmasin Regional Kalimantan.

3. Permenkes No 919/Menkes/Per/2011 tanggal 05 Mei 2011 tentang organisasi dan tata kerja Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK).

Kedudukan LPFK Banjarbaru

Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) adalah unit pelaksana teknis dilingkungan Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan.

Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) secara administratif dibina oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dan secara teknis fungsional dibina oleh Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan Ditjen Yankes Kemenkes RI.

Tugas Pokok LPFK Banjarbaru

Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) mempunyai tugas melaksanakan pengamanan fasilitas kesehatan meliputi sarana, prasarana dan peralatan kesehatan melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi di lingkungan pemerintah maupun swasta.

(14)

7 Dalam melaksanakan tugas tersebut, Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) menyelenggarakan fungsi yakni :

1. Pengujian dan kalibrasi alat kesehatan.

2. Pengujian dan kalibrasi sarana dan prasarana kesehatan. 3. Pengamanan dan pengukuran paparan radiasi

4. Pelayanan monitoring dosis radiasi personal dan

5. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.

LPFK dalam menyelenggaran tugas dan fungsinya selalu mengupayakan penjaminan dan peningkatan mutu layanan, kemampuan dan cakupan pengamanan fasilitas kesehatan secara terus menerus ditingkatkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan.

Gambar II. 1 Struktur Organisasi

Untuk susunan organisasi, kepala dibantu oleh :

- Urusan Tata Usaha, mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, perlengkapan dan rumah tangga Loka serta memberikan dukungan pelayanan teknis.

- Instalasi, mempunyai tugas melakukan pelayanan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan, pengamanan dan pengukuran paparan radiasi,

(15)

8 pelayanan monitoring dosis radiasi personal dan pengukuran luaran radiasi. Instalasi terdiri dari:

a. Instalasi laboratorium pengujian dan kalibrasi alat kesehatan b. Instalasi laboratorium pengujian pemantauan dosis personel c. Instalasi laboratorium uji kesesuaian proteksi radiasi

d. Instalasi laboratorium sarana dan prasarana

- Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) Banjarbaru bertempat di Jl. Banua Praja Utara Rt 03 Rw 01 Kelurahan Cempaka Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan. Untuk menunjang tugas pokok dan fungsinya selain didukung peralatan dan prasarana maka perlu ditunjang sarana berupa Gedung kantor dan laboratorium Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) Banjarbaru, yang di tahun 2019 sudah mulai dibangun pada lahan dengan Luas Tanah : 1000 M2, untuk Luas bangunan : 762 M2, yang diperoleh melalui proses hibah dari Direktorat Jenderal P2PM-PL Kemenkes RI, yang pencatatan assetnya di BBTKL-PP Banjarbaru, adapun Dasar penggunaan sebagian tanah BBTKL-PP Banjarbaru tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No HK.01.07/II/725/2019, tanggal 22 Februari 2019.

2.2. Gambaran Kinerja

a)

Kinerja Aspek Pelayanan

Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) Banjarbaru memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat dengan lingkup melaksanakan pengamanan fasilitas kesehatan meliputi sarana, prasarana dan peralatan kesehatan melalui pengujian, kalibrasi, dan proteksi radiasi di lingkungan pemerintah maupun swasta.

Dalam melakukan pengujian dan/atau kalibrasi alat kesehatan, LPFK Banjarbaru harus mengacu pada metode kerja pengujian dan/atau kalibrasi, disamping itu juga didukung alat ukur/analyzer, alat uji dan alat kalibrasi yang terjamin mutunya sesuai dengan jenis pengujian dan/atau kalibrasi alat kesehatan. Jenis layanan laboratorium yang ada di Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) Banjarbaru meliputi :

1. Laboratorium pengujian dan/atau kalibrasi

Sesuai permenkes No.54 Tahun 2015; definisi pengujian adalah keseluruhan tindakan yang meliputi pemeriksaan fisik, dan pengukuran untuk membandingkan alat yang diukur dengan standar, atau untuk menentukan besaran atau kesalahan pengukuran.Sedangkan definisi kalibrasi adalah kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai

(16)

9 penunjukkan alat ukur dan/atau bahan ukur. Adapun alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, perkakas, dan/atau implan, reagen in vitro dan kalibratornya, perangkat lunak, bahan atau material yang digunakan tunggal atau kombinasi, untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan, dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh, menghalangi pembuahan, desinfeksi alat kesehatan, dan pengujian in vitro terhadap spesimen dari tubuh manusia, dan dapat mengandung obat yang tidak mencapai kerja utama pada tubuh manusia melalui proses farmakologi, imunologi atau metabolisme untuk dapat membantu fungsi/kinerja yang diinginkan.

Hasil dari pengujian dan kalibrasi adalah pernyataan tertulis yang menerangkan bahwa alat kesehatan tersebut laik pakai atau tidak laik pakai.Adapun pengertian laik pakai adalah alat kesehatan tersebut aman untuk digunakan, sedangkan tidak laik artinya alat tersebut tidak aman dan memerlukan tindakan perbaikan.

2. Laboratorium uji kesesuaian x ray dan proteksi radiasi

Kegiatan pelayanan ini meliputi pengujian, paparan radiasi dan Uji Kesesuaian, yaitu pengujian yang dilakukan secara terjadwal untuk memastikan pesawat x-ray di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan standard dan memenuhi persyaratan operasional regulasi.

3. Laboratorium pengujian dan Pemantauan dosis personal, yaitu evaluasi pemantauan dosis radiasi yang dipakai oleh petugas yang bekerja di lingkungan radiasi. LPFK Banjarbaru melayani evaluasi pemantauan dosis perorangan untuk film badge dan `thermoluminescent dosemeter (TLD) badge

4. Laboratorium sarana dan prasarana alat kesehatan

Menteri Kesehatan RI No 24 tahun 2016 tentang persyaratan teknis bangunan dan prasarana RS. Prasarana RS adalah utilitas yang terdiri atas alat, jaringan dan system yang membuat suatu bangunan RS bisa berfungsi. Inspeksi sarana dan prasarana dilakukan untuk memastikan kesesuaian suatu instalasi sarana dan prasarana terhadap standart dan persyaratan yang berlaku.

Berikut adalah kemampuan pelayanan pengujian dan/atau kalibrasi serta capaian volume kegiatan layanan LPFK Banjarbaru pada kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel dan Gambar berikut ini :

(17)

10 Tabel II. 1 Kemampuan Pengujian dan Kalibrasi

KEMAMPUAN PENGUJIAN DAN KALIBRASI

LOKA PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN (LPFK) BANJARBARU Website : bpfk-banjarbaru.org

TARIF PENGUJIAN KALIBRASI ALAT KESEHATAN PER PEMERIKSAAN SETIAP ALAT

(Dikutip dari PP No.64 Tahun 2019, tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Kementerian Kesehatan)

No. Nama Alat Tarif No. Nama Alat Tarif

Kalibrasi

1 Flow Meter Rp 192,000.00 47 Defiblitator With ECG With

SPO2 Rp 400,000.00

2 Thermometer Klinik Rp 216,000.00 48 Heart Rate Monitor Rp 300,000.00 3 Vaporizer ( tanpa gas

anaesthesi ) Rp 396,000.00 49 Infant Warmer Rp 240,000.00 4 Vaporizer dg gas

Desflurane Rp 2,076,000.00 50 Infusion Pump Rp 288,000.00 5 Vaporizer dg gas

Enflurane Rp 2,076,000.00 51 Laboratorium Incubator Rp 252,000.00 6 Vaporizer dg gas

Halothane Rp 2,076,000.00 52 Laboratorium Refrigerator Rp 252,000.00 7 Vaporizer dg ga

Isoflurane Rp 2,076,000.00 53 Laboratorium Rotator Rp 144,000.00 8 Vaporizer dg gas

Sevoflurane Rp 2,076,000.00 54

Mesin Anaesthesi tanpa

Vaporizer tanpa Ventilator Rp 228,000.00 9 Timbangan Bayi Rp 180,000.00 55 Oven Rp 396,000.00 10 Mikropipet Fix Rp 288,000.00 56 Paraffin Bath Rp 252,000.00 11 Mikropipet Multi

Channel Rp 288,000.00 57 Pulse Oximetri/ SPO2 Monitor Rp 180,000.00 12 Mikropipet Variabel Rp 384,000.00 58 Short Wave Diathermi Rp 312,000.00 13 Analytical Balance Rp 180,000.00 59 Sphygmomanometer Rp 84,000.00

Pengujian 60 Tensimeter Digital / Blood

Pressure Monitor (BPM) Rp 162,000.00 14 Film Badge Rp 50,000.00 61 Spirometer Rp 156,000.00 15 TLD Rp 150,000.00 62 Sterilisator Basah Rp 204,000.00 16 Head Lamp Rp 144,000.00 63 Sterilisator Kering Rp 204,000.00 17 Examination Lamp Rp 144,000.00 64 Syringe Pump Rp 288,000.00 18 Lampu Operasi Rp 192,000.00 65 Traksi Rp 168,000.00

(18)

11

19 Nebulizer Rp 288,000.00 66 Treadmill Rp 168,000.00 20 O2 Concentrator Rp 288,000.00 67 Ultrasound Therapy Rp 216,000.00 21 Photo Therapy Unit /

Blue Light Rp 204,000.00 68 USG Rp 300,000.00 22 UV Lamp Rp 156,000.00 69 Vacuum Extractor Rp 168,000.00 23 UV Sterilizer Rp 180,000.00 70 Ventilator Rp 396,000.00

Pengujian dan Kalibrasi 71 Water Bath Rp 216,000.00

24 Alat Hisap Medik /

Suction Pump Rp 144,000.00 72 Centrifuge Refrigerator Rp 420,000.00 25 Suction Wall Rp 96,000.00 73 Stirer Rp 156,000.00 26 Autoclave Rp 312,000.00 74 EEG Rp 420,000.00 27 Treadmill With ECG Rp 250,000.00 75 Blood Warmer Rp 216.000.00 28 Anaesthesi Ventilator Rp 396,000.00 76 Medical Freezer Rp 396.000.00 29 Audiometer Rp 396,000.00 Pengujian, Kalibrasi &

Proteksi Radiasi

30 Baby Incubator /

Inkubator Perawatan Rp 3000,000.00 77 General Purpose Rp 1,032,000.00 31 Bedside Monitor/

Patient Monitor Rp 588,000.00 78 Mobile X Ray Rp 876,000.00 32 Blood Bank Rp 252,000.00 79 Dental X Ray Rp 950,000.00 33 Centrifuge Rp 240,000.00 80 Dental Panoramic Rp 600,000.00 34 CPAP Rp 396,000.00 81 Dental Panoramic with

Chepalometric Rp 700,000.00 35 Defibrillator Rp 156,000.00 82 CT Scan Rp 1,044,000.00 36 Defibrillator With ECG Rp 300,000.00 Pelayanan Penggantian Alat

37 Defibrillator Monitor Rp 300,000.00 83 Penggantian Holder Rp 275,000.00 38 Dental Unit Rp 168,000.00 Pelayanan Uji Kesesuaian

39 Doppler / Fetal

Detector Rp 156,000.00 84 General Purpose Rp 1,872,000.00 40 ECG Recorder Rp 180,000.00 85 Mobile X Ray Rp 1,400,000.00 41 Elektro Stimulator /

EST Rp 288,000.00 86 Dental X Ray Rp 1,400,000.00 42 Cardiotocograph

(CTG) Rp 168,000.00 87 Dental Panoramic Rp 1,400,000.00 43 ESU Rp 348,000.00 88 CT Scan Rp 2,634,000.00 44 Haemodialisa Rp 216,000.00 Pelayanan Inspeksi

(19)

12 45 Bedside With

Defibilator Rp 620,000.00 89 Instalasi Listrik Medis Rp 1,100,000.00 46 Blood Solution

(20)

13 Tabel II. 2 Data Perbandingan Capaian Indikator Kinerja LPFK Banjarbaru Tahun 2015-2019

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019

Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) 1 Terwujudnya kepuasan stakeholder 1 Prosentase tingkat kepuasan pelanggan 65% 70,79 108,9% 70% 98% 140% 80% 99% 124% 88% 90% 102% 90% 92% 100% 2 Jumlah komplain

yang ditindak lanjuti 20 20 100% 20 20 100% 25 26 100% 21 21 100% 10 10 100%

2 Terwujudnya Institusi penguji berdaya Saing 1 Produktifitas alat kesehatan yang terkalibrasi 3000 3253 107% 4000 5084 127% 5500 6291 114% 6500 7766 119,4 % 12700 14583 114% 2 Peningkatan jenis layanan kalibrasi 62 64 108,4% 75 75 100% 80 80 100% 85 85 100% 90 90 100% 3 Terwujudnya peningkatan cakupan Fasilitas terlayani 1 Jumlah tambahan fasilitas kesehatan yang terlayani 20 21 105% 35 35 100% 50 52 104% 65 65 100% 75 97 129% 4 Terwujudnya Institusi penguji yang terakreditasi 1 Jumlah Sub. Laboratorium yang terakreditasi KAN 2 1 50% 5 1 20% 8 5 63% 9 11 122,2 % 15 15 100% 5 Terwujudnya kerjasama dengan pasar potensial

1 Jumlah order yang

terlayani 110 194 172,7% 150 207 138% 200 342 171% 210 330 157,2 % 350 484 138% 2 Pelaksanaan pengujian / kalibrasi sesuai jadwal - - - 45 52 100% 55 97 176% 100 111 111% 150 229 152% 3 Penerbitan Sertifkat / LHU - - - 10 9,4 - 9 7 78% 8 8 100% 5 5 100% 6 Terwujudnya system jaminan mutu 1 Tersertifikasi ISO 17025 - - - 5 5 100% 8 9 113% 9 11 122,2 % 15 15 100%

(21)

14 2 Jumlah SOP yang

dibuat dan diterapkan 10 28 280% 10 13 130% 20 20 100% 25 25 100% 35 36 102%

3

Prosentase temuan audit internal yang

ditindak Lanjuti

50% 100% 200% 60% 100% 167% 75% 100% 133% 85% 85% 100% 95% 100% 102%

4

Prosentase temuan audit eksternal yang

ditindak Lanjuti

- - - 60% 100% 167% 75% 100% 133% 85% 100% 117,6

% 95% 95% 100%

5

Ketepatan kalibrasi alat ukur sesuai

jadwal - - - 25 28 112% 40 65 163% 60 97 161,67 % 80 100 126% 7 Terwujudnya SDM yang berkompeten dan berkinerja 1 Prosentase peningkatan kompetensi staf 20 % 35% 175% 40% 71% 178% 60% 60% 100% 70% 100% 142,85 % 85% 85% 100% 2 Prosentase SDM berkinerja - - - 70% 100% 143% 80% 100% 125% 85% 85% 100% 95% 95% 100% 8 Terwujudnya peningkatan fasilitas penguji pelayanan

1 Tambahan jumlah alat

kalibrasi 30 42 140% 30 30 100% 20 20 100% 10 36 360% 7 38 100%

9

Terwujudnya ketersediaan referensi dan acuan

teknis terkait pengamanan Fasilitas kesehatan

1 Prosentase literatur

(22)

15 Uraian kinerja dari masing-masing sasaran, indikator dan capaiannya adalah sebagai berikut :

1. Terwujudnya kepuasan stakeholder a. Prosentase tingkat Kepuasan Pelanggan

Indikator ini merupakan prosentase tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan pengamanan fasilitas kesehatan yang diberikan oleh Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan Banjarbaru. Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan dilakukan dengan membagikan kuesioner tentang pelayanan LPFK Banjarbaru kepada Fasyankes yang sudah terlayani.

Adapun table pencapaian indicator kinerja dibawah ini mengggambarkan, adanya kenaikan tingkat kepuasan pelanggan yang diukur dari komitmen waktu, mutu maupun biaya, Peningkatan kepuasan pelanggan ini dapat dilihat juga dari adanya peningkatan jumlah perjanjian kerjasama/MOU layanan pengujian dan kalibrasi sebagai upaya menjaga kesinambungan layanan dan peningkatan cakupan pelayanan dengan penambahan SDM dan peralatan.

Tabel II. 3 Prosentase Tingkat Kepuasan Pelanggan Tahun 2015 – 2019. Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian

Terwujudnya kepuasan Stakeholder Prosentase tingkat Kepuasan Pelanggan 65% 70,79 % 70% 98% 80% 90% 88% 90% 92% 92%

(23)

16

b.

Jumlah komplain yang ditindaklanjuti

Indikator ini menggambarkan hasil tindak lanjut dari pengaduan yang masuk baik secara tertulis ataupun lisan. Tindak lanjut atas pengaduan yang disampaikan sesegera mungkin langsung direspon untuk meningkatkan layanan ke pelanggan.

Adapun table pencapaian indicator kinerja di bawah ini, menggambarkan semua complain telah diselesaikan dengan selalu menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik antara manajemen LPFK Banjarbaru dengan pelanggan dalam mencari akar permasalahan dan menemukan solusi bersama atas permasalahan yang ada.

Tabel II. 4 Jumlah Komplain Yang Di Tindaklanjuti Tahun 2015 – 2019 Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Terwujudnya kepuasan Stakeholder Komplain yang di tindaklanjuti 20 20 20 20 25 26 12 12 10 10

Grafik II. 2 Jumlah Komplain Yang Di Tindaklanjuti Tahun 2015 – 2019

2. Terwujudnya institusi penguji berdaya saing

Adapun indikator kinerja untuk mencapai sasaran ini, sebagai berikut: a. Produktifitas alat kesehatan yang terkalibrasi

Indikator ini menggambarkan capaian alat kesehatan yang telah diuji dan dikalibrasi di wilayah kerja LPFK Banjarbaru. Adapun tabel pencapaian indikator kinerja dibawah ini menggambarkan pencapaian produktifitas alat kesehatan yang di lakukan pengujian dan kalibrasi semakin meningkat, seiring meningkatnya kesadaran fasyankes di wilayah kerja LPFK Banjarbaru terkait kebutuhan pengujian dan kalibrasi secara rutin, sebagai upaya menjamin ketersediaan alat kesehatan sesuai standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, manfaat, keselamatan dan laik pakai.

(24)

17 Tabel II. 5 Produktifitas Alat Kesehatan Yang Terkalibrasi Tahun 2015 - 2019

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Terwujudnya institusi penguji berdaya saing Produktifitas alat kesehatan yang terkalibrasi 3000 3253 4000 5084 5500 6291 6500 7766 12700 14583

Grafik II. 3 Produktifitas Alat Kesehatan Yang Terkalibrasi Tahun 2015 - 2019

b. Peningkatan jenis layanan kalibrasi

Indikator ini menggambarkan peningkatan jenis kemampuan layanan pengujian dan kalibrasi sejak tahun 2015-2019.

Adapun table indicator kinerja dibawah ini menggambarkan, Pencapaian peningkatan kemampuan layanan pengujian dan kalibrasi, sehingga makin banyak cakupan alat kesehatan yang sudah diuji dan dikalibrasi, dalam rangka menjamin ketersediaan alat kesehatan sesuai standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, manfaat, keselamatan dan laik pakai. LPFK Banjarbaru akan selalu mengupayakan progress peningkatan kemampuan layanan di setiap tahunnya sesuai Permenkes 54/2015 dengan penambahan peralatan uji dan kalibrasi disertai peningkatan kompetensi SDM.

Tabel II. 6 Peningkatan Jenis Layanan Kalibrasi Tahun 2015 – 2019 Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Terwujudnya institusi penguji berdaya saing Peningka tan jenis layanan kalibrasi 62 64 75 75 80 80 85 85 90 90

(25)

18 Grafik II. 4 Peningkatan Jenis Layanan Kalibrasi Tahun 2015 – 2019

3. Terwujudnya peningkatan cakupan fasilitas terlayani

Adapun indikator kinerja untuk mencapai sasaran ini, sebagai berikut: a. Jumlah tambahan fasilitas kesehatan yang terlayani.

Indikator ini menggambarkan peningkatan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang terlayani di wilayah kerja LPFK Banjarbaru.

Adapun tabel pencapaian indicator kinerja dibawah ini, menggambarkan disetiap tahunnya terdapat progress penambahan peningkatan fasyankes baru yang meminta layanan pengujian dan kalibrasi dan diharapkan LPFK Banjarbaru dapat mempertahankan fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah terlayani untuk tetap melakukan kegiatan pengujian dan kalibrasi secara rutin tiap tahunnya, dan menambah cakupan fasyankes yang terlayani pengujian dan/atau kallibrasi.

Tabel II. 7 Jumlah Tambahan Fasilitas Kesehatan Yang Terlayani Tahun 2015 – 2019 Sasaran

Strategis Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Terwujudnya peningkatan cakupan fasilitas terlayani Jumlah tambahan fasilitas kesehatan yang terlayani 20 21 35 35 50 52 65 65 75 97

(26)

19 4. Terwujudnya institusi penguji yang terakreditasi

Adapun indikator kinerja untuk mencapai sasaran ini, sebagai berikut: a. Jumlah sub laboratorium yang terakreditasi KAN

Indikator ini menggambarkan jumlah lingkup laboratorium pengujian dan kalibrasi yang telah terakreditasi KAN. Pencapaian yang diperoleh, menggambarkan LPFK Banjarbaru selalu berupaya meningkatkan lingkup sub laboratorium yang terakreditasi KAN di setiap tahunnya. Akreditasi dari KAN ini merupakan pengakuan dari pihak eksternal atas jaminan mutu layanan pengujian dan/atau kalibrasi yang ditaeapkan berdasarkan ISO/IEC 17025:2017.

Tabel II. 8 Data Jumlah sub laboratorium yang terakreditasi KAN Tahun 2015 - 2019 Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian

Terwujudnya institusi penguji yang terakreditasi Jumlah sub laboratoriu m yang terakredita si KAN 2 1 5 1 8 5 9 11 15 15

Grafik II. 6 Data Jumlah sub laboratorium yang terakreditasi KAN Tahun 2015 - 2019

5. Terwujudnya kerjasama dengan pasar potensial

Adapun indikator kinerja untuk mencapai sasaran ini, sebagai berikut: a. Jumlah order yang terlayani

Indikator ini menggambarkan jumlah permintaan layanan pengujian dan kalibrasi yang terlayani. Pencapaian yang diperoleh, menggambarkan semakin meningkatnya order layanan pengujian dan kalibrasi disetiap tahunnya, yang berasal dari fasyankes yang sudah rutin maupun fasyankes tambahan.

(27)

20 Tabel II. 9 Data Cakupan Fasyankes Terlayani Tahun 2015 – 2019

Grafik II. 7 Data Cakupan Fasyankes Terlayani Tahun 2015 – 2019

b. Pelaksanaan pengujian / kalibrasi sesuai jadwal

Sasaran indikator ini menggambarkan jumlah kegiatan pelaksanaan pelayanan pengujian dan kalibrasi yang tepat sesuai jadwal yang telah disepakati dengan pelanggan, laboratorium selalu mengupayakan ketepatan waktu untuk penjadwalan yang sudah disepakati, untuk memberikan kepuasan layanan dari sisi komitmen waktu.

Tabel II. 10 Pelaksanaan Pengujian/Kalibrasi Sesuai Jadwal Tahun 2015 – 2019

Indikator Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Pelaksanaan Pengujian/Kalibr asi Sesuai Jadwal - - - 45 52 100 55 97 150 229 Sasaran Strategis Indikator Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Terwujudnya kerjasama dengan pasar potensial Jumlah order yang terlayani 110 208 150 223 200 342 210 330 350 486

(28)

21 Grafik II. 8 Pelaksanaan Pengujian/Kalibrasi Sesuai Jadwal Tahun 2015 – 2019

c. Penerbitan Sertifikat/ LHU

Indikator ini menggambarkan jumlah hari penerbitan sertifikat/LHU, terhitung sejak penerimaan hasil kegiatan pengujian dan kalibrasi sampai penerbitan sertifikat. Pencapaian pada indicator ini menggambarkan, laboratorium dengan keterbatasan SDM dan jadwal layanan in situ yang padat, selalu mengupayakan tepat waktu sesuai waktu mutu yang telah ditetapkan dalam penyelesaian sertifikat

Tabel II. 11 Penerbitan Sertifikat/LHU Tahun 2015 – 2019 Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target capaian Terwujudnya kerjasama dengan pasar potensial Penerbitan sertifikat/LHU - - 10 9,4 9 7 8 8 5 5

Grafik II. 9 Penerbitan Sertifikat/LHU Tahun 2015 – 2019

6. Terwujudnya system jaminan mutu

Adapun indikator kinerja untuk mencapai sasaran ini, sebagai berikut: a. Tersertifikasi ISO 17025

(29)

22 Indikator ini menggambarkan banyaknya lingkup laboratorium yang tersertifikasi SNI ISO 17025 oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). LPFK Banjarbaru selalu berupaya untuk pencapaian lingkup akreditasi yang diperoleh setiap tahun terus meningkat, sehingga saat ini bisa mencapai lingkup kalibrasi pada alat Sphygmomanometer, Centrifuge, Oven, Laboratorium Inkubator, rotator, suction pump sterilisator, suction wall, infuse pump, syringe pump sedangkan pada laboratorium pengujian pada alat Dental X ray, Dental X ray Panoramic, General Purpose, Mobile X ray dan film dan TLD badge. Kegiatan akreditasi penting untuk mendapatkan pengakuan dari pihak luar organisasi dalam hal ini Komite Akreditasi Nasional terkait hasil kegiatan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan yang dilakukan LPFK Banjarbaru, sebagai upaya dalam penjaminan mutu layanan pengujian dan kalibrasi.

Tabel II. 12 Data Tersertifikasi ISO 17025 Tahun 2015 – 2019 Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Terwujudnya system jaminan mutu Tersertifikasi ISO 17025 - - 5 5 8 9 9 11 15 15

Grafik II. 10 Data Tersertifikasi ISO 17025 Tahun 2015 – 2019

b. Jumlah SOP yang dibuat dan diterapkan

Indikator ini menggambarkan jumlah standar operasional porsedur (SOP) kegiatan laboratorium yang telah dibuat dan diterapkan secara konsekuen dalam pelayanan pengamanan fasilitas kesehatan. Pencapaian indicator ini menggambarkan selalu ada pembaharuan dari SOP yang sudah diterapkan dan di evaluasi kesesuaiannya melalui kegiatan audit bulanan dan audit internal serta kaji ulang manajemen. Pembaharuan ini mutlak diperlukan untuk pemantauan bahwa SOP yang dibuat masih sesuai untuk

(30)

23 diterapkan pada kegiatan pengujian dan kalibrasi, baik lingkup teknis maupun manajemen.

Tabel II. 13 Jumlah SOP Yang Dibuat dan Diterapkan Tahun 2015 – 2019 Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Terwujudnya system jaminan mutu Jumlah SOP yang dibuat dan diterapkan 10 28 10 13 20 20 25 23 35 36

Grafik II. 11 Jumlah SOP Yang Dibuat dan Diterapkan Tahun 2015 – 2019

c. Prosentase temuan audit internal yang ditindaklanjuti

Indikator ini menggambarkan prosentase penyelesaian temuan audit internal yang dilakukan oleh tim audit internal LPFK Banjarbaru. Audit internal secara rutin dilakukan sekali dalam setahun untuk pemantauan implementasi laboratorium sesuai standar SNI ISO/IEC 17025:2017. Pencapaian indicator ini menggambarkan, laboratorium selalu berupaya menerapkan segala ketentuan yang ada di SNI ISO/IEC 17025:2017, meskipun saat audit masih ada ketidaksesuaian yang ditemukan, pihak laboratorium selalu menindaklanjuti secara tuntas atas ketidaksesuaian tersebut

Tabel II. 14 Prosentase Temuan Audit Internal Yang Ditindaklanjuti Tahun 2015 - 2019 Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Terwujudn ya system jaminan mutu Prosentase Temuan audit internal yang di tindak lanjuti 50% 100% 60% 100% 75% 100% 85% 100% 95% 100%

(31)

24 Grafik II. 12 Prosentase Temuan Audit Internal Yang Ditindaklanjuti Tahun 2015 - 2019

d. Prosentase jumlah audit eksternal yang ditindaklanjuti

Indikator ini menggambarkan prosentase penyelesaian temuan audit eksternal yang sudah dilakukan oleh tim assessor baik dari KAN maupun Bapeten. Kegiatan audit eksternal ini dilakukan saat adanya Kegiatan surveilen maupun penambahan ruang lingkup akreditasi. Pencapaian indicator ini menggambarkan, laboratorium selalu berupaya menerapkan segala ketentuan yang ada di SNI ISO/IEC 17025:2017, meskipun saat audit dari pihak KAN / Bapeten masih ada ketidaksesuaian yang ditemukan, pihak laboratorium selalu menindaklanjuti secara tuntas atas ketidaksesuaian tersebut dan efektifitas pemantauan atas tindakan perbaikan yang telah ditetapkan.

Tabel II. 15 Prosentase Jumlah Audit Eksternal Yang Ditindaklanjuti Tahun 2015 - 2019 Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Terwujud nya system jaminan mutu Prosentase Temuan audit eksternal yang di tindak lanjuti - - 60% 100% 75% 100% 85% 100% 95% 100%

(32)

25 e. Ketepatan kalibrasi alat ukur sesuai jadwal

Indikator ini menggambarkan ketepatan kalibrasi alat standar sesuai jadwal sebelum atau sesuai dengan tanggal sertifikat rekalibrasi terakhir, sebagai salah satu upaya penjaminan mutu layanan pengujian dan kalibrasi. Pencapaian indicator ini menggambarkan upaya laboratorium untuk selalu melaksanakan kegiatan penjaminan mutu layanan internal yakni penjaminan mutu layanan melalui penggunaan alat standar yang terjamin mutunya dan tertelusur.

Tabel II. 16 Ketepatan Kalibrasi Alat Ukur Sesuai Jadwal Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Terwujud nya system jaminan mutu Ketepatan kalibrasi alat ukur sesuai jadwal - - 26 28 40 65 60 97 80 100

Grafik II. 14 Ketepatan Kalibrasi Alat Ukur Sesuai Jadwal

7. Terwujudnya SDM yang berkompeten dan berkinerja

Adapun indikator kinerja untuk mencapai sasaran ini, sebagai berikut: a. Prosentase peningkatan kompetensi staff

Indikator ini menggambarkan prosentase peningkatan kompetensi yang dimiliki staff baik yang dilakukan melalui in house training maupun mengikuti pelatihan di tempat penyelenggara. Dimana setelah mengikuti pelatihan, menyampaikan laporan pelatihannya dan paparan kepada pimpinan untuk kemudian diberikan penilaian. Pencapaian indicator ini menggambarkan, organisasi selalu berupaya meningkatkan kompetensi SDM nya sesuai arah perkembangan organisasi.

(33)

26 Tabel II. 17 Prosentase Peningkatan Kompetensi Staf Tahun 2015 - 2019

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Terwujudnya SDM yang berkompeten dan berkinerja Prosentase peningkatan kompetensi staf 20% 35% 40% 71% 60% 60% 70% 100% 85% 100%

Grafik II. 15 Prosentase Peningkatan Kompetensi Staf Tahun 2015 - 2019

b. Prosentase SDM berkinerja

Indikator ini menggambarkan prosentase jumlah pegawai LPFK Banjarbaru yang menyelesaikan tugas dan target kinerja yang tercantum dalam SKP dengan tepat waktu. Pencapaian dalam indicator ini menggambarkan, organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi perlu didukung sumber daya yang ada, sehingga saat pendelegasian tugas-tugas organisasi ke para pegawai, sesuai tugas-tugas pokok dan fungsi organisasi tersebut dan setiap karyawan mempunyai peranannya masing-masing dalam mencapai tujuan organisasi tersebut

Tabel II. 18 Prosentase SDM Berkinerja Tahun 2015 – 2019 Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Terwujudnya SDM yang berkompeten dan berkinerja Prosentase SDM berkinerja - - 70% 100% 60% 100% 85% 85% 95% 100%

(34)

27 Grafik II. 16 Prosentase SDM Berkinerja Tahun 2015 – 2019

8. Terwujudnya peningkatan fasilitas penguji pelayanan

Adapun indikator kinerja, untuk mencapai sasaran ini, sebagai berikut: a. Tambahan jumlah alat kalibrasi

Indikator ini menggambarkan tambahan jumlah alat kalibrasi baik dari hasil pengadaan, transfer atau hibah, yang digunakan untuk penambahan set alat standard dan peningkatan daftar kemampuan serta cakupan layanan pengujian dan kalibrasi di wilayah kerja LPFK Banjarbaru.

Tabel II. 19 Perbandingan tambahan jumlah alat kalibrasi tahun 2015 – 2019 Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian Capaian Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Terwujudnya peningkatan fasilitas penguji pelayanan Tambahan jumlah alat kalibrasi 30 42 30 30 20 20 10 36 7 58

(35)

28 Tabel II. 20 Daftar Peralatan Laboratorium

Laboratorium : Flow dan Volume

No. Nama Alat Pengujian dan Kalibrasi Jumlah Kondisi Keterangan 1 Gas Flow Analyzer dan Smart Lung 4 Baik -

3 Syringe Calibrator 3 Baik -

4 Anaesthesi Gas Analyzer 2 Baik -

5 Oxygen Analyzer 2 Baik -

6 Hemodialisa Analyzer 1 Baik -

7 Infusion Device Analyzer 1 Channel 1 Baik - 8 Infusion Device Analyzer 4 Channel 3 Baik -

9 Pippette Calibration Balance 2 Baik -

10 Stopwatch 1 Baik -

11 Thermometer 1 Baik -

JUMLAH 17

No. Nama Alat Ukur Jumlah Kondisi Keterangan

1 Thermo/ Hygro/ Barometer 1 Baik -

JUMLAH 1

No Nama Artefak Jumlah Kondisi Keterangan

1 Infusion Pump 1 Baik -

2 Syringe Pump 1 Baik -

3 Anaesthesi Ventilator 1 Baik -

4 Spirometer 1 Baik -

5 CPAP 1 Baik -

6 Mikropipet 3 Baik -

JUMLAH 8

Laboratorium : Kelistrikan

No. Nama Alat Pengujian dan Kalibrasi Jumlah Kondisi Keterangan

1 Digital Multimeter 2 Baik -

2 Electro Surgical Analyzer 3 Baik -

3 Patient Simulator 2 Baik -

4 EEG Simulator 2 Baik -

(36)

29

6 Diathermy Analyzer 2 Baik -

7 Ultrasound Wattmeter 2 Baik -

8 Electrocardiograph Simulator 1 Baik -

9 Digital Caliper 2 Baik -

10 Defibrilator Analyzer 3 Baik -

11 Multiparameter Simulator 2 Baik -

12 Vital Sign Simulator 2 Baik -

13 Precision Resistance Box 1 Baik -

14 Electrical Safety Analyzer 7 Baik -

JUMLAH 31

No. Nama Alat Ukur Jumlah Kondisi Keterangan

1 Thermohigrolight Meter 1 Baik -

JUMLAH 1

No Nama Artefak Jumlah Kondisi Keterangan

1 Bed Side Monitor 1 Baik -

2 ECG Recorder 1 Baik -

3 Electro Surgery Unit 1 Baik -

4 Defibrilator Monitor 1 Baik -

JUMLAH 4

Laboratorium : Optik dan Akustik

No. Nama Alat Pengujian dan Kalibrasi Jumlah Kondisi Keterangan

1 Baik -

2 Fetal Simulator 4 Baik -

3 Digital Lux Meter 3 Baik -

4 General Purpose Multi-Tissue Ultrasound Phantom

2 Baik -

5 UV Radiometer 3 Baik -

6 SpO2 Simulator 2 Baik -

7 Audiometer Analyzer 2 Baik -

8 Phototherapy Radiometer 2 Baik -

(37)

30

No. Nama Alat Ukur Jumlah Kondisi Keterangan

1 Thermohigrolight Meter 1 Baik -

JUMLAH 1

No Nama Artefak Jumlah Kondisi Keterangan

1 Audiometer 1 Baik -

2 USG 1 Baik -

3 CTG 1 Baik -

JUMLAH 3

Laboratorium : Suhu

No. Nama Alat Pengujian dan Kalibrasi Jumlah Kondisi Keterangan

1 Incubator Analyzer 6 Baik -

2 Digital Thermometer, immerse 2 Baik -

3 Temperature Recorder 3 Baik -

4 Temperature Datalogger 10 Baik -

5 Pressure Datalogger 10 Baik -

6 Microbath 1 Baik -

JUMLAH 29

No. Nama Alat Ukur Jumlah Kondisi Keterangan

1 Thermohigrolight Meter 3 Baik -

2 Thermo/ Hygro/ Barometer 1 Baik -

3 Thermohygrometer 1 Baik -

4 Thermometer Digital 1 Baik -

JUMLAH 6

No Nama Artefak Jumlah Kondisi Keterangan

1 Oven 1 Baik -

JUMLAH 1

Laboratorium : Tekanan

No. Nama Alat Pengujian dan Kalibrasi Jumlah Kondisi Keterangan

1 Digital Pressure Gauge 1 Baik -

(38)

31

3 NIBP Simulator 2 Baik -

4 Vital Sign Simulator 1 Baik -

JUMLAH 13

No. Nama Alat Ukur Jumlah Kondisi Keterangan

1 Thermohygrometer 1 Baik -

JUMLAH 1

No Nama Artefak Jumlah Kondisi Keterangan

1 Sphygmomanometer Mercury 2 Baik -

2 Suction Pump 1 Baik -

3 Blood Pressure Monitor 1 Baik -

JUMLAH 4

Laboratorium : Gaya dan Massa

No. Nama Alat Pengujian dan Kalibrasi Jumlah Kondisi Keterangan

1 Anak Timbangan 10 Baik -

2 Stopwatch 3 Baik -

3 Digital Force Gauge 3 Baik -

4 Digital Tachometer 4 Baik -

JUMLAH 20

No. Nama Alat Ukur Jumlah Kondisi Keterangan

1 Thermo/ Hygro/ Barometer 1 Baik -

JUMLAH 1

No Nama Artefak Jumlah Kondisi Keterangan

1 Centrifuge 1 Baik -

2 Timbangan Bayi 1 Baik -

JUMLAH 2

Laboratorium Sarana Prasarana

No. Nama Alat Uji Jumlah Kondisi Keterangan

1 Multifuntion Meter 1 Baik -

(39)

32

3 Geo Earth Clamp Meter 1 Baik -

4 Earth Ground Clamp 1 Baik -

5 Power Cuality 1 Baik -

6 Earth resistance 1 Baik -

7 Meteran 100m 1 Baik -

JUMLAH 7

Laboratorium Pengujian Pemantauan Dosis Personil (PPDP)

No Alat Ukur Jumlah Kondisi Keterangan

1 Digital pH Meter 2 Baik -

2 Dehumidifer 1 Baik -

3 Hygrothermograph 1 Baik -

4 Timer 1 Baik -

JUMLAH 5

No Sarana Jumlah Kondisi Keterangan

1 Nuerator Film Badge 2 Baik -

2 Bak Cuci Film 1 Baik -

3 Film Processing Tank 1 Baik -

4 Hanger Film 4 Baik -

5 Safe Light 1 Baik -

JUMLAH 9

No Alat Pengujian Jumlah Kondisi Keterangan

1 Densitometer 3 Baik -

2 TLD 1 Baik -

JUMLAH 4

Laboratorium : Uji Kesesuaian dan Proteksi Radiasi

No. Nama Alat Pengujian Jumlah Kondisi Keterangan

1 Survey Meter 5 Baik -

2 Multimeter X-Ray 2 Baik -

3 Lux Meter 1 Baik -

(40)

33

No. Nama Alat Ukur Jumlah Kondisi Keterangan

1 Digital Personal Dosimeter 5 Baik -

2 Colimator Test Tool 1 Baik

3 Beam Allignment Test Tool 1 Baik

4 HVL Set 1 Baik

5 Beam Allignment And Centering Test Tool 1 Baik

6 Grid Allignment Test Tool 1 Baik

7 AAPM CT Performance 1 Baik

8 Phantom CTDI 1 Baik

9 Thermohygrometer 2 Baik

10 Penggaris 1 Baik

11 Waterpass 1 Baik

12 Stand HVL 1 Baik

13 Meteran 1 Baik

14 Phantom Mammography 1 Baik

15 Phantom AEC 1 Baik

16 Phantom Fluro4 1 Baik

17 Sensitometer 1 Baik

JUMLAH 22

Laboratorium Sarana dan Prasarana Alat Kesehatan

No Nama Alat Sarana Jumlah Kondisi Keterangan

1 Kacamata Pb 2 Baik -

2 Step Wedge 1 Baik -

3 JUMLAH 3

9. Terwujudnya ketersediaan referensi dan acuan teknis terkait pengamanan fasilitas kesehatan

Adapun indikator kinerja, untuk mencapai sasaran ini, sebagai berikut: a. Prosentase literature yang diterapkan

Indikator ini menggambarkan prosentase literature yang diterapkan dalam proses pemenuhan akreditasi KAN sesuai standar ISO/IEC I17025. Pencapaian indicator ini, menggambarkan adanya peningkatan jumlah literature yang diterapkan dalam kegiatan pengujian dan kalibrasi, sejalan dengan meningkatnya lingkup layanan akreditasi.

(41)

34 Tabel II. 21 Prosentase Literature Yang Diterapkan Tahun 2015 – 2019

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian Capaian Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Terwujudnya ketersediaan referensi dan acuan teknis terkait pengamanan Fasilitas kesehatan Prosentase literatur yang diterapkan 10 % 33,33% 20% 54% 30% 54% 45% 45% 55% 100%

Grafik II. 18 Prosentase Literature Yang Diterapkan Tahun 2015 – 2019

b)

Kinerja Aspek Keuangan

LPFK Banjarbaru dalam menjalankan operasional kegiatannya dibiayai dari dana Rupiah Murni (RM) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

a. Pendapatan PNBP

Realisasi PNBP Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan Banjarbaru adalah pendapatan dari penerimaan pola tarif pelayanan kegiatan pengujian dan/atau kalibrasi. Total pendapatan LPFK Banjarbaru dari tahun 2015 sampai dengan 2019 mengalami peningkatan dan dapat mencapai sesuai yang sudah ditargetkan. Peningkatan tersebut dikarenakan adanya penambahan peralatan standar dan SDM pelaksana laboratorium sehingga dapat meningkatkan kemampuan layanan pengujian dan kalibrasi serta peningkatan cakupan fasyankes yang terlayani.

Prosentase pencapaian PNBP dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :

(42)

35 Tabel II. 22 Realisasi Penggunaan PNBP tahun 2015 – 2019

Grafik II. 19 Perbandingan Target dan Realisasi PNBP

b. Belanja

Belanja Sesuai dengan ketentuan dalam Standar Akuntansi Pemerintah (PP 24 tahun 2005) di Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan Banjarbaru terdiri atas :

1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang 3. Belanja Modal

Belanja yang diproyeksikan disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan dalam rangka pemberian layanan dengan mengedepankan efesiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya.

500,000,000 1,000,000,000 1,500,000,000 2,000,000,000 2,500,000,000 3,000,000,000 2015 2016 2017 2018 2019

Capaian PNBP Tahun 2015 -2019

Target PNBP Realisasi PNBP TAHUN Target PNBP (Ribu) Realisasi PNBP (Ribu) Realisasi Penggunaan (Ribu) Persentase Penggunaan (%) 2015 550.000.000 583.714.961 0 0 2016 911.850.000 768.571.000 0 0 2017 920.870.000 1.245.040.000 497.585.133 39,96 2018 1.101.550.000 1.031.925.000 311.699.576 30,20 2019 1.554.250.000 2.866.771.597 1.312.521.597 45,99

(43)

36 Tabel II. 23 Realisasi Anggaran Belanja LPFK Banjarbaru Tahun 2015 – 2019

No Uraian Th 2015 Th 2016 Th 2017 Th 2018 Th.2019 (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 1 Belanja Pegawai 632.138.482 724.372.693 1.041.028.960 1.771.784.454 2,403,164,231 2 Belanja Barang 1.563.426.866 1.272.882.942 1.923.711.697 2.811.891.070 4,808,021,291 3 Belanja Modal 4.915.774.451 7.380.090.544 3.279.942.000 2.216.254.738 8,751,386,097 JUMLAH 7.111.339.799 9.377.346.179 6.244.682.657 6.799.930.262 15,962,571,619

Grafik II. 20 Perbandingan Target dan Realisasi Rupiah Murni

2.3. Tantangan Strategis

Sejalan dengan perkembangan LPFK Banjarbaru, terdapat isu-isu strategis yang akan dihadapi, dimana jika tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, namun jika tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk pencapaian visi dan misi dalam jangka panjang.

Analisis yang dilakukan terhadap isu-isu strategis diperoleh baik berasal dari analisis internal berupa identifikasi permasalahan terkait mutu kelembagaan/organisasi maupun analisis eksternal berupa kondisi yang menciptakan peluang dan ancaman di masa lima tahun mendatang, maka disimpulkan sejumlah Tantangan Strategis yang tengah dan akan

7 ,1 1 1 ,3 3 9 ,7 9 9 9 ,3 7 7 ,3 4 6 ,1 7 9 6 ,2 4 4 ,6 8 2 ,6 5 7 6 ,7 9 9 ,9 3 0 ,2 6 2 1 5 ,9 6 2 ,5 7 1 ,6 1 9 8 ,4 6 9 ,2 9 7 ,0 0 0 1 1 ,2 0 2 ,6 7 3 ,0 0 0 1 3 ,5 2 5 ,8 2 4 ,0 0 0 1 0 ,8 7 9 ,5 7 4 ,0 0 0 1 9 ,5 3 8 ,5 7 3 ,0 0 0 T H 2 0 1 5 T H 2 0 1 6 T H 2 0 1 7 T H 2 0 1 8 T H . 2 0 1 9 Anggaran Realisasi

(44)

37 menentukan pencapaian visi LPFK Banjarbaru dan realisasi misi LPFK Banjarbaru, disamping itu juga memperhatikan harapan dan kekhawatiran stakeholders yang telah dipaparkan di atas.

Adapun Tantangan Strategis LPFK Banjarbaru adalah sebagai berikut:

1. Sebaran Wilayah Cakupan yang sangat luas dengan kondisi geografis beberapa fasyankes yang cukup sulit dijangkau

2. Pesatnya Peningkatan Permintaan Pelayanan pengujian dan kalibrasi 3. Tuntutan Akreditasi Laboratorium pengujian dan kalibrasi

4. Tidak adanya institusi perguruan tinggi yang sesuai di wilayah Kalimantan Selatan untuk pemenuhan kualifikasi pendidikan lanjutan bagi personil teknis laboratorium 5. Keterbatasan Jumlah dan Minimnya Kompetensi SDM

6. Keterbatasan Peralatan Standar untuk pemenuhan cakupan kemampuan layanan sesuai permenkes 54/2015

7. Tidak Optimalnya Anggaran pengujian dan kalibrasi Kalibrasi di Fasyankes. 8. Perkembangan Teknologi informasi yang semakin pesat

2.4. Benchmarking

LPFK Banjarbaru dalam mencapai visinya melihat pencapaian kinerja BPFK dan LPFK yang memiliki tugas pokok dan fungsi yang sama. Dalam pencapaian kinerjanya BPFK dan LPFK telah menggunakan system informasi/aplikasi yang dapat memudahkan dalam memberikan pelayanan ke fasyankes. Dari segi pelayanan, adanya pengembangan laboratorium alat standard, penyelenggara uji profisiensi dan pelatihan. Dari gambaran ini menjadi rujukan bagi LPFK Banjarbaru untuk pengembangan organisasi ke depannya, dimana tetap membangun sinergi dengan pemerintah daerah di wilayah kerja sehingga kegiatan pengujian dan kalibrasi bisa selalu berkesinambungan dan peningkatan kompetensi personil teknis laboratorium baik melalui proses tugas belajar maupun pelatihan, sehingga kualifikasi personil dapat terpenuhi dan pemenuhan peningkatan cakupan pelayanan dan pengembangan laboratorium bisa dipenuhi.

2.5. Analisa SWOT

Analisis SWOT merupakan bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada, upaya mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada, kemudian upaya mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. Sebelum dilakukan Analisis SWOT, perlu melakukan pendalaman profil LPFK Banjarbaru dan kondisi saat ini berikut permasalahan yang dihadapi, membaca aspek teknologi pengujian dan Kalibrasi yang ada di Indonesia dan teknologi masa depan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh, mengetahui hasil analisis

(45)

38 Demand dan membaca hasil-hasil survei. Analisis SWOT dimulai dengan me-review kembali VISI dan MISI LPFK Banjarbaru yang ada saat ini, kemudian menuliskan tambahan elemen-elemen Visi dan Misi untuk mendefinisikan kembali Visi dan Misi LPFK Banjarbaru yang baru, yang nantinya akan digunakan sebagai tujuan/sasaran akhir LPFK Banjarbaru.

Selanjutnya dilakukan inventarisasi semua elemen faktor Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threat (Ancaman) dari LPFK Banjarbaru baik meliputi sektor kelembagaan, Sistem Prosedur, sarana dan prasarana, SDM (faktor internal) maupun faktor teknologi, peralatan standar, regulasi, lingkungan di Kementerian Kesehatan, pasar dan persaingan (faktor eksternal). Semua elemen SWOT diberi bobot berdasarkan nilai strategisnya, Faktor Kelemahan dan Ancaman diberi nilai minus, sedangkan faktor Kekuatan dan Peluang diberi nilai plus. Hasil pembobotan digunakan untuk mencari posisi LPFK Banjarbaru saat ini dalam sistem 4 kuadran SWOT. Dengan mengetahui posisi tersebut, maka dapat ditentukan strategi yang tepat yang harus diambil.

Selanjutnya, dengan langkah strategis yang tepat dapat dipastikan posisi LPFK Banjarbaru akan bergerak menuju ke arah yang positif dan diharapkan akan mencapai sasaran/tujuan dalam Visi dan Misi LPFK Banjarbaru.

LPFK Banjarbaru menjadi Lembaga yang berkontribusi dalam menjamin pengamanan fasilitas kesehatan melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi, yang didukung SDM pengujian dan/atau kalibrasi yang berkualitas dan peralatan yang terjamin mutunya dan layanannya terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).

Faktor Internal dan Eksternal

Faktor internal terdiri terdiri dari Kekuatan dan Kelemahan. Kekuatan dan kelemahan adalah faktor atau elemen yang sepenuhnya dalam kendali manajemen (faktor internal yang dapat dikontrol). Kekuatan adalah faktor-faktor yang selama LPFK Banjarbaru berdiri berhasil dikendalikan dan memberi dampak positif serta memberikan nilai lebih bagi perkembangan LPFK Banjarbaru ke depan. Kelemahan adalah sebaliknya, yaitu faktor-faktor internal yang sulit dikendalikan sehingga memberikan dampak negatif dan berakibat pada penurunan kinerja LPFK Banjarbaru.

Faktor eksternal terdiri dari Peluang dan Ancaman. Peluang dan ancaman adalah faktor atau elemen yang sepenuhnya diluar kendali manajemen (faktor eksternal dan tidak dapat dikontrol). Peluang adalah potensi dan kesempatan yang menjanjikan suatu sukses bagi LPFK Banjarbaru bila diupayakan untuk dilaksanakan. Sedangkan Ancaman adalah segala sesuatu yang berpotensi menggagalkan upaya pencapaian Visi sertammisi dan mengancam kelangsungan LPFK Banjarbaru seperti misalnya persaingan pasar, aspek geografi/demografi, Peraturan Pemerintah yang tidak mendukung, dan lainnya.

Gambar

Gambar II. 1 Struktur Organisasi
Grafik II. 1 Prosentase Tingkat Kepuasan Pelanggan Tahun 2015 –  2019
Tabel II. 4 Jumlah Komplain Yang Di Tindaklanjuti Tahun 2015 –  2019
Grafik II. 3 Produktifitas Alat Kesehatan Yang Terkalibrasi Tahun 2015 -  2019
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan penyajian Informasi dalam bentuk tabel dan grafik serta antar– muka yang memudahkan pihak eksekutif dalam memahami data yang ditampilkan, diharapkan pihak

ISMAIL ARISANDY, Jurusan Kehutanan Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur Identifikasi dan Sebaran Tumbuhan Buah Di Kebun dan Hutan Pendidikan STIPER Kecamatan Karangan Desa

Evaluasi yang didapatkan dari tindakan keperawatan selama 3x24 jam resiko infeksi adalah data subjektif klien mengatakan rasa panas pada luka jahitan sudah berkurang,

Gelatin merupakan sistem koloidal padat (protein) dalam cairan (air) sehingga pada suhu dan kadar air yang tinggi gelatin mempunyai kemampuan cairan, yaitu

terjangkaunya harga ponsel, maka perlu untuk mengoptimalkan fungsi SMS menjadi SMS gateway yang hanya diperlukan sebuah sistem terpusat berupa database server

Tujuan dari tugas akhir ini adalah merancang produk S-LUCY agar dapat dikontrol secara online serta jarak jauh dengan menggunakan tiga modul pendukung sebagai

Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Surabaya sebagai institusi penguji dan kalibrasi alat, sarana dan prasarana kesehatan dengan wilayah kerja dan bimbingan teknis mencakup

Adapun tabel pencapaian indicator kinerja dibawah ini, menggambarkan disetiap tahunnya terdapat progress penambahan peningkatan fasyankes baru yang meminta layanan pengujian