BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.8. Analisa Data
Setalah semua data terkumpul, maka akan didapatkan angka dari masing- masing pemeriksaan kadar kolesterol dan Vo2 maks, kemudian hasil tersebut akan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan SPSS versi 17. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi sederhana dan perbedaan rata-rata dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Memberikan skor hasil pretes dan postes kadar kolesterol dan Vo2 maks dengan metode continuous running dan interval running
2. Menguji normalitas data tes. Uji normalitas ditentukan dengan rumus chi-kuadrat (chi-square) sebagai berikut:
fc : Frekuensi yang diharapkan (Sudjana, 2002)
Selanjutnya 2hitung dibandingkan dengan 2tabel atau α 2 (dk = k-1) dengan α = 0,05 dan k = banyak kelas pada tabel frekuensi. Adapun kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika 2hitung ≥ 2tabel, maka data tidak berdistribusi normal Jika 2hitung < 2tabel, maka data berdistribusi normal
Pengujian normalitas pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji statistik One Kolmogorov Smirnov. Adapun rumusan hipotesisnya adalah:
H0 : Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : Data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Adapun kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika nilai sig. (p-value) < α, dengan α = 0,05 dan H0 diterima jika nilai sig. (p-value) > α (Siregar, 2014).
3. Menguji homogenitas varians skor tes yang bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki variansi-variansi yang sama atau tidak. Uji homogenitas menggunakan perbandingan varians terbesar dengan varians terkecil yang diperoleh dari kedua kelompok pembelajaran. Adapun rumusnya (Sudjana, 2002) sebagai berikut:
Fhitung =
Selanjutnya Fhitung dibandingkan dengan Ftabel atau αFdk1, dk2 dengan α = 0,05 dan dk = n-1 (n = banyak data), Adapun kriteria pengujian adalah:
Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka kedua kelompok tidak homogen Jika Fhitung < Ftabel, maka kedua kelompok homogen
Pada penelitian ini, uji homogenitas varians dilakukan dengan menggunakan uji Levene Statistics yang dihitung dengan bantuan soft SPSS versi 17. Adapun hipotesis yang diuji adalah:
Ha = Kedua kelas memiliki varians yang tidak homogen
Kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika nilai sig. (p-value) < α (α = 0,01) dan H0 diterima jika nilai sig. (p-value) > α (Siregar, 2014).
4. Setelah data memenuhi syarat normal dan homogen maka dilakukan uji perbedaan rata-rata skor tes dengan menggunakan uji-t, yaitu Independent sample t-test. Adapun hipotesis yang diuji adalah:
H0 : μ1 = μ2
Ha : μ1 ≠ μ2
Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, digunakan rumus:
t =
Dengan dk = n1 + n2 – 2, dan simpangan baku:
S2 =
(Sudjana, 2002)
Adapun kriteria pengujiannya adalah: Terima H0 jika -thitung ≤ ttabel ≤ thitung, atau H0 ditolak jika nilai sig. (p-value) < α/2, dengan α = 0,05 dan H0 diterima jika nilai sig.
(p-value) > α/2 (Siregar, 2014). Jika data tidak berdistribusi normal, maka pengujian menggunakan uiji non parametrik, yaitu uji Mann-Whitney.
70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1. 1 Analisis Vo2max Atlet Sepak Bola PPLP Aceh Sebelum Perlakuan dengan Metode Continuous Running dan Interval Running
Sebelum diberikan perlakuan dengan metode continuous running dan interval running terhadap atlet sepak bola PPLP Aceh pada kedua kelompok, masing-masing kelompok terlebih dahulu diberikan tes awal (pretest) dengan tujuan untuk mengetahui kesamaan vo2max awal atlet. Untuk mengetahui apakah vo2max kedua kelompok sebelum perlakuan sama atau tidak, maka dilakukan uji analisis statistik yang meliputi uji normalitas, homogenitas varians, dan perbedaan rata-rata.
a. Uji Normalitas Data Pretes Vo2max
Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah data pretes berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data pretes dalam penelitian ini digunakan uji kolmogorov-smirnov dengan perumusan hipotesis pengujian sebagai berikut:
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05, maka kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika nilai sig. (p-value) < α dan H0 diterima jika nilai sig. (p-value) > α (Siregar, 2014).
71
Hasil analisis normalitas data pretes vo2max dengan uji kolmogorov-smirnov disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Pretes Vo2max
Berdasarkan tabel 4.1 di atas terlihat bahwa hasil pretes vo2max kedua kelompok memiliki nilai sig. lebih besar dari nilai α= 0,05, yaitu 0,06 > 0,05 dan 0,2 > 0,05. Akibatnya H0 diterima atau dengan kata lain data pretes vo2max kedua kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Kenormalan data pretes vo2max kedua kelompok juga dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.1 Normal Q-Q Plot Data Pretes Vo2max Kedua Kelompok
72
b. Uji Homogenitas Varians Data Pretes Vo2max
Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah data pretes vo2max kedua kelompok yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini memiliki varians yang sama atau tidak. Uji homogenitas varians diuji dengan Levene’s Test dengan perumusan hipotesis pengujian sebagai berikut.
H0 : Kedua kelas memiliki varians yang homogen Ha : Kedua kelas memiliki varians yang tidak homogen
Adapun kriteria pengujiannya pada taraf signifikan α = 0,05 adalah H0 ditolak jika nilai sig. (p-value) < α (α = 0,05) dan H0 diterima jika nilai sig. (p-value) > α (Siregar, 2014).
Hasil dari analisis homogenitas varians untuk data pretes vo2max kedua kelompok disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.2 Uji Homogenitas Varians Data Pretes Vo2max
Berdasarkan tabel 4.2 di atas terlihat bahwa nilai sig. pretes vo2max kedua kelompok tersebut lebih dari α = 0,05, yaitu 0,101 > 0,05. Akibatnya H0 diterima atau dengan kata lain data pretes vo2max kedua kelompok memiliki varians yang homogen.
c. Uji Perbedaan Rata-Rata Data Pretes Vo2max
Hasil pengujian sebelumnya menunjukkan bahwa data pretes vo2max kedua kelompok berdistribusi normal dan variansi kedua kelompok juga
73
rata-rata kedua sampel adalah uji parametrik yaitu uji-t dua pihak. Uji perbedaan rata-rata skor pretes dilakukan untuk membuktikan apakah terdapat perbedaan ataupun sama antara kedua kelompok terhadap vo2max awal atlet. Adapun kriteria pengujiannya pada taraf signifikan α/2 = 0,025 adalah H0 ditolak jika nilai sig. (p-value) < α/2, dan H0 diterima jika nilai sig. (p-value) > α/2 (Siregar, 2014)
Hipotesis pengujiannya adalah sebagai berikut.
H0 : Tidak terdapat perbedaan antara rata-rata pretes vo2max metode continuous running dengan rata-rata pretes vo2max metode interval running
H1 : Terdapat perbedaan antara rata-rata pretes vo2max metode continuous running dengan rata-rata pretes vo2max metode interval running
Secara ringkas analisis hasil uji perbedaan rata-rata pretes vo2max disajikan dalam tabel berikut.
Tabel. 4.3 Uji Perbedaan Rata-rata Pretes Vo2max
Tabel 4.3 Menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) data pretes vo2max adalah 0,895 yang berarti lebih dari α/2 = 0,025, sehingga H0 diterima. Disamping itu, tabel di atas juga menunjukkan bahwa nilai thitung = 0,133 terletak diantara -2,06 dan 2,06 (ttabel = 2,06). Hal ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata pretes vo2max metode continuous running dengan
rata-74
rata pretes vo2max metode interval running. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok ini memiliki vo2max awal yang sama.
4.1.2 Analisis Kolesterol Atlet Sepak Bola PPLP Aceh Sebelum Perlakuan dengan Metode Continuous Running dan Interval Running
Sebelum diberikan perlakuan dengan metode continuous running dan interval running terhadap atlet sepak bola PPLP Aceh pada kedua kelompok, masing-masing kelompok terlebih dahulu diberikan tes awal (pretest) dengan tujuan untuk mengetahui kesamaan kadar kolesterol awal atlet. Untuk mengetahui apakah kolesterol kedua kelompok sebelum perlakuan sama atau tidak, maka dilakukan uji analisis statistik yang meliputi uji normalitas, homogenitas varians, dan perbedaan rata-rata.
a. Uji Normalitas Data Pretes Kolesterol
Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah data pretes berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data pretes dalam penelitian ini digunakan uji kolmogorov-smirnov dengan perumusan hipotesis pengujian sebagai berikut:
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05, maka kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika nilai sig. (p-value) < α dan H0 diterima jika nilai sig. (p-value) > α (Siregar, 2014).
Hasil analisis normalitas data pretes kolesterol dengan uji kolmogorov-smirnov disajikan dalam tabel berikut.
75
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Pretes Kolesterol
Berdasarkan tabel 4.4 di atas terlihat bahwa hasil pretes kolesterol kedua kelompok memiliki nilai sig. lebih besar dari nilai α= 0,05, yaitu 0,2 > 0,05.
Akibatnya H0 diterima atau dengan kata lain data pretes kolesterol kedua kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Kenormalan data pretes kolesterol kedua kelompok juga dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.2 Normal Q-Q Plot Data Pretes Kolesterol Kedua Kelompok b. Uji Homogenitas Varians Data Pretes Kolesterol
Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah data pretes kolesterol kedua kelompok yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini
76
memiliki varians yang sama atau tidak. Uji homogenitas varians diuji dengan Levene’s Test dengan perumusan hipotesis pengujian sebagai berikut.
H0 : Kedua kelas memiliki varians yang homogen Ha : Kedua kelas memiliki varians yang tidak homogen
Adapun kriteria pengujiannya pada taraf signifikan α = 0,05 adalah H0
ditolak jika nilai sig. (p-value) < α (α = 0,05) dan H0 diterima jika nilai sig. (p-value) > α (Siregar, 2014).
Hasil dari analisis homogenitas varians untuk data pretes kolesterol kedua kelompok disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.5 Uji Homogenitas Varians Data Pretes Kolesterol
Berdasarkan tabel 4.5 di atas terlihat bahwa nilai sig. pretes kolesterol kedua kelompok tersebut lebih dari α = 0,05, yaitu 0,298 > 0,05. Akibatnya H0 diterima atau dengan kata lain data pretes kolesterol kedua kelompok memiliki varians yang homogen.
c. Uji Perbedaan Rata-Rata Data Pretes Kolesterol
Hasil pengujian sebelumnya menunjukkan bahwa data pretes kolesterol kedua kelompok berdistribusi normal dan variansi kedua kelompok juga homogen, sehingga uji statistik yang akan digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata kedua sampel adalah uji parametrik yaitu uji-t dua pihak. Uji perbedaan rata-rata skor pretes dilakukan untuk membuktikan apakah terdapat perbedaan
77
kriteria pengujiannya pada taraf signifikan α/2 = 0,025 adalah H0 ditolak jika nilai sig. (p-value) < α/2, dan H0 diterima jika nilai sig. (p-value) > α/2 (Siregar, 2014)
Hipotesis pengujiannya adalah sebagai berikut.
H0 : Tidak terdapat perbedaan antara rata-rata pretes kolesterol metode continuous running dengan rata-rata pretes kolesterol metode interval running
H1 : Terdapat perbedaan antara rata-rata pretes kolesterol metode continuous running dengan rata-rata pretes kolesterol metode interval running
Secara ringkas analisis hasil uji perbedaan rata-rata pretes kolesterol disajikan dalam tabel berikut.
Tabel. 4.6 Uji Perbedaan Rata-rata Pretes Kolesterol
Tabel 4.6 Menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) data pretes kolesterol adalah 0,151 yang berarti lebih dari α/2 = 0,025, sehingga H0 diterima. Disamping itu, tabel di atas juga menunjukkan bahwa nilai thitung = -1,481 terletak diantara -2,06 dan 2,06 (ttabel = 2,06). Hal ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata pretes kolesterol metode continuous running dengan rata-rata pretes kolesterol metode interval running. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok ini memiliki kolesterol awal yang sama.
78
4.1.3 Analisis Vo2max dan Kolesterol Atlet Sepak Bola PPLP Aceh Setelah Perlakuan dengan Metode Continuous Running dan Interval Running Setelah diberikan perlakuan dengan metode continuous running dan interval running terhadap atlet sepak bola PPLP Aceh pada kedua kelompok, kemudian masing-masing kelompok diberikan tes akhir (postest) dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan vo2max dan kolesterol atlet setelah perlakuan.
Untuk mengetahui apakah vo2max dan kolesterol kedua kelompok setelah perlakuan berbeda atau tidak, maka dilakukan uji analisis statistik yang meliputi uji normalitas, homogenitas varians, dan perbedaan rata-rata.
a. Uji Normalitas Data Postes Vo2max
Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah data postes berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data postes dalam penelitian ini digunakan uji kolmogorov-smirnov. Hasil analisis normalitas data postes vo2max dengan uji kolmogorov-smirnov disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Postes Vo2max
Berdasarkan tabel 4.7 di atas terlihat bahwa hasil postes vo2max kedua kelompok memiliki nilai sig. lebih besar dari nilai α = 0,05, yaitu 0,2 > 0,05.
Akibatnya H0 diterima atau dengan kata lain data postes vo2max kedua kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Kenormalan data postes vo2max
79
Gambar 4.3 Normal Q-Q Plot Data Postes Vo2max Kedua Kelompok b. Uji Homogenitas Data Postes Vo2max
Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah data postes vo2max kedua kelompok yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini memiliki varians yang sama atau tidak. Hasil dari analisis homogenitas varians untuk data postes vo2max kedua kelompok disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.8 Uji Homogenitas Varians Data Postes Vo2max
Berdasarkan tabel 4.8 di atas terlihat bahwa nilai sig. postes vo2max kedua kelompok tersebut lebih dari α = 0,05, yaitu 0,476 > 0,05. Akibatnya H0 diterima atau dengan kata lain data postes vo2max kedua kelompok memiliki varians yang homogen.
80
c. Uji Normalitas Data Postes Kolesterol
Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah data postes berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data postes dalam penelitian ini digunakan uji kolmogorov-smirnov. Hasil analisis normalitas data postes kolesterol dengan uji kolmogorov-smirnov disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data Postes Kolesterol
Berdasarkan tabel 4.9 di atas terlihat bahwa hasil postes kolesterol kedua kelompok memiliki nilai sig. lebih besar dari nilai α = 0,05, yaitu 0,2 > 0,05dan 0,128 > 0,05. Akibatnya H0 diterima atau dengan kata lain data postes kolesterol kedua kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Kenormalan data postes kolesterol kedua kelompok juga dapat dilihat pada gambar berikut.
81
d. Uji Homogenitas Data Postes Kolesterol
Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah data postes kolesterol kedua kelompok yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini memiliki varians yang sama atau tidak. Hasil dari analisis homogenitas varians untuk data postes kolesterol kedua kelompok disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.10 Uji Homogenitas Varians Data Postes Kolesterol
Berdasarkan tabel 4.10 di atas terlihat bahwa nilai sig. postes kolesterol kedua kelompok tersebut lebih dari α = 0,05, yaitu 0,773 > 0,05. Akibatnya H0
diterima atau dengan kata lain data postes kolesterol kedua kelompok memiliki varians yang homogen.
4.1.4 Pengujian Hipotesis a. Hipotesis 1
H0 : Tidak ada perbedaan secara keseluruhan antara latihan countinous running dengan interval running terhadap VO2Maks atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh
Ha : Terdapat perbedaan secara keseluruhan antara latihan countinous running dengan interval running terhadap VO2Maks atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh
Hasil pengujian sebelumnya menunjukkan bahwa data vo2max dengan metode countinous running dan interval running berdistribusi normal dan variansi kedua kelas juga homogen, sehingga uji statistik yang akan digunakan
82
untuk menguji perbedaan rata-rata kedua sampel adalah uji parametrik yaitu uji-t.
Uji perbedaan rata-rata skor vo2max dilakukan untuk membuktikan apakah secara keseluruhan terdapat perbedaan latihan countinous running dengan interval running terhadap vo2maks atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh. Adapun kriteria pengujiannya adalah: Terima H0 jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, atau H0 ditolak jika nilai sig. (p-value) < α/2, dengan α = 0,05 dan H0 diterima jika nilai sig. (p-value)
> α/2 (Siregar, 2014).
Secara ringkas analisis hasil uji perbedaan rata-rata data vo2max dengan metode countinous running dan interval running disajikan dalam tabel berikut.
Tabel. 4.11 Uji Perbedaan Rata-rata Data Vo2max dengan Metode Continous Running dan Interval Running
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) data Vo2max adalah 0,001 yang berarti kurang dari α/2 = 0,025. Disamping itu, tabel di atas juga menunjukkan bahwa nilai thitung = 3,582 tidak terletak diantara -2,06 dan 2,06 (ttabel
= 2,06). Sehingga H0 ditolak, akibatnya Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara keseluruhan antara latihan continous running dengan interval running terhadap Vo2maks atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh.
Berdasarkan hasil rata-rata Vo2max dari kedua latihan fisik tersebut, menunjukkan bahwa latihan fisik dengan metode continous running lebih baik
83
dari pada latihan fisik dengan metode interval running untuk meningkatkan Vo2max para atlet. Hal ini dikarenakan rata-rata Vo2max dengan latihan metode continous running adalah 61,9 lebih baik dari pada rata-rata Vo2max dengan latihan metode interval running adalah 54,9.
b. Hipotesis 2
H0 : Tidak terdapat perbedaan pengaruh antara latihan countinous running dengan interval running terhadap VO2Maks atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol tinggi
Ha : Terdapat perbedaan pengaruh antara latihan countinous running dengan Interval running terhadap VO2Maks atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol tinggi
Hasil pengujian sebelumnya menunjukkan bahwa data vo2max dan kadar kolesterol dengan metode countinous running dan interval running berdistribusi normal dan variansi kedua kelas juga homogen, sehingga uji statistik yang akan digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata kedua sampel adalah uji parametrik yaitu uji-t. Uji perbedaan rata-rata skor vo2max yang memiliki kadar kolesterol tinggi dilakukan untuk membuktikan apakah terdapat perbedaan pengaruh antara latihan countinous running dengan interval running terhadap VO2Maks atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol tinggi.
Adapun kriteria pengujiannya adalah: Terima H0 jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, atau H0
ditolak jika nilai sig. (p-value) < α/2, dengan α = 0,05 dan H0 diterima jika nilai sig. (p-value) > α/2 (Siregar, 2014).
84
Secara ringkas analisis hasil uji perbedaan pengaruh antara latihan countinous running dengan interval running terhadap VO2Maks atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol tinggi disajikan dalam tabel berikut.
Tabel. 4.12 Uji Perbedaan Pengaruh antara Latihan Metode Countinous Running dan Interval Running Terhadap Vo2max Atlet yang Memiliki Kadar Kolesterol Tinggi
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) data Vo2max atlet yang berkolesterol tinggi adalah 0,022 yang berarti kurang dari α/2 = 0,025.
Disamping itu, tabel di atas juga menunjukkan bahwa nilai thitung = 2,620 tidak terletak diantara -2,06 dan 2,06 (ttabel = 2,06). Sehingga H0 ditolak, akibatnya Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara latihan countinous running dengan interval running terhadap Vo2maks atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol tinggi.
Berdasarkan hasil rata-rata Vo2max dari kedua latihan fisik bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol tinggi, juga menunjukkan bahwa rata-rata latihan fisik dengan metode continous running bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol tinggi lebih baik dari pada latihan fisik dengan metode interval running bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol tinggi untuk meningkatkan Vo2max para atlet. Hal ini dikarenakan rata-rata Vo2max dengan latihan metode continous running bagi atlet
85
Vo2max dengan latihan metode interval running bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol tinggi adalah 57,1.
c. Hipotesis 3
H0 : Tidak terdapat perbedaan pengaruh antara latihan countinous running dengan interval running terhadap VO2Maks atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol rendah
Ha : Terdapat perbedaan pengaruh antara latihan countinous running dengan interval running terhadap VO2Maks atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol rendah
Hasil pengujian sebelumnya menunjukkan bahwa data vo2max dan kadar kolesterol dengan metode countinous running dan interval running berdistribusi normal dan variansi kedua kelas juga homogen, sehingga uji statistik yang akan digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata kedua sampel adalah uji parametrik yaitu uji-t. Uji perbedaan rata-rata skor vo2max yang memiliki kadar kolesterol rendah dilakukan untuk membuktikan apakah terdapat perbedaan pengaruh antara latihan countinous running dengan interval running terhadap VO2Maks atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol rendah.
Adapun kriteria pengujiannya adalah: Terima H0 jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, atau H0 ditolak jika nilai sig. (p-value) < α/2, dengan α = 0,05 dan H0 diterima jika nilai sig. (p-value) > α/2 (Siregar, 2014).
Secara ringkas analisis hasil uji perbedaan pengaruh antara latihan countinous running dengan interval running terhadap VO2Maks atlet sepakbola
86
PPLP Provinsi Aceh bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol rendah disajikan dalam tabel berikut.
Tabel. 4.13 Uji Perbedaan Pengaruh antara Latihan Metode Countinous Running dan Interval Running Terhadap Vo2max Atlet yang Memiliki Kadar Kolesterol Rendah
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) data Vo2max atlet yang berkolesterol rendah adalah 0,023 yang berarti kurang dari α/2 = 0,025.
Disamping itu, tabel di atas juga menunjukkan bahwa nilai thitung = 2,609 tidak terletak diantara -2,06 dan 2,06 (ttabel = 2,06). Sehingga H0 ditolak, akibatnya Ha
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara latihan countinous running dengan interval running terhadap VO2Maks atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol rendah.
Berdasarkan hasil rata-rata Vo2max dari kedua latihan fisik bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol rendah, juga menunjukkan bahwa rata-rata latihan fisik dengan metode continous running bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol rendah lebih baik dari pada latihan fisik dengan metode interval running bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol rendah untuk meningkatkan Vo2max para atlet.
Hal ini dikarenakan rata-rata Vo2max dengan latihan metode continous running bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol rendah adalah 60,9 lebih baik dari pada rata-rata Vo2max dengan latihan metode interval running bagi atlet yang
87
4.2 Pembahasan
4.2. 1 Analisis Vo2max Atlet Sepak Bola PPLP Aceh Sebelum Perlakuan
dengan Metode Continuous Running dan Interval Running
Dari analisis nilai Vo2max Atlet Sepak Bola PPLP Aceh Sebelum
Dari analisis nilai Vo2max Atlet Sepak Bola PPLP Aceh Sebelum